BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Limboto, dengan 2 kelas yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ,dimana satu kelas dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas XI- IPA2 dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang dan kelas yang satu dijadikan sebagai kelas kontrolyaitu kelas kelas XI- IPA1 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Berdasarkan dua kelas yang diambil dalam penelitian ini maka data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua perangkat data yakni (1) data hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan (2) data hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas kontol sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pada penelitian ini, diperoleh data melalui pengumpulan data dengan menggunakan instrument tes berupa objektif terdiri dari 19 butir soal diberikan kepada dua kelompok kelas pada sampel penelitian dengan jumlah soal yang sama, kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistika yang ditentukan. Hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (pre-test) dari kedua kelas digunakan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima pelajaran, hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (pre-test) dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Statistika Jumlah Nilai 214 Eksperimen Kontrol
145
Rata-rata 6,48 6,59
Berdasarkan hasil statistika pada Tabel 7, dapat dilihat untuk kelas eksperimen diperoleh jumlah nilai pre-test sebesar 214 dengan rata-rata sebesar 6,48 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh jumlah nilai sebesar 145 dengan rata-rata sebesar 6,59. Dari hasil pemberian pre-test tersebut diperoleh nilai ratarata kedua kelas yang sangat rendah sehingga dapat disimpulkan kedua kelas memiliki pemahaman yang sama. Setelah diketahui kemampuan awal kedua kelas tersebut maka dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Hads Together melalui pendekatan problem solving pada kelas eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol, pemberian perlakuan dilakukan sebanayak empat kali pertemuan untuk kedua kelas. Selanjutnya pada akhir pembelajaran diberikan posttes dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa setelah menerima pelajaran. Hasil post-tes secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Data post-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Statistika Jumlah Nilai 442 Eksperimen Kontrol
255
Rata-rata 13,39 11,59
Berdasarkan hasil statistika pada Tabel 8, dapat dilihat untuk kelas eksperimen diperoleh jumlah nilai posttes sebesar 442 dengan rata-rata sebesar 13,39 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh jumlah nilai sebesar 255 dengan rata-rata sebesar 11,59. Dari hasil pemberian post-tes tersebut diperoleh nilai ratarata kedua kelas yang sangat berbeda dimana kelas eksperimen lebih tinggi. 1.1.1
Analisis Inferensial Analisi inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, adalah
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Pada pengugujian hipotesis mempunyai syarat dalam penggujiannya dimana kedua kelompok pada penelitian harus berasal dari kelompok yang homogen atau memiliki varians yang homogen dan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan syarat tersebut maka sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan terlebih dahulu analisis homogenitas varians dan normalitas sebagai berikut: 1.1.2
Pengujian Homogenitas Varian Data Uji homogenitas varians ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua
sampel
pada penelitian ini mempunyai varians yang homogen atau tidak,
pengujian homogenitas varians dilakukan sebelum kedua sampel diberikan perlakuan (pre-testt) dan setelah kedua sampel diberikan perlakuan (post-testt). Berdasarkan jumlah kelompok pada penelitian ini, maka uji homogenitas varians pada penelitian ini menggunakan uji F (varians terbesar dibagi dengan varias terkecil). Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut :
H0 : σଵଶ = σଶଶ : populasi yang mempunyai varians yang homogen H1 : σଵଶ ≠ σଶଶ : populasi yang mempunyai varians tidak homogen Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel dan H0 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel pada taraf signifikan α (0,05) yang dipilih dengan derajat bebas (db) pembilang dan derajar bebas penyebut masing-masing n-1, pada keadaan lain terima Ho. Berdasarkan hasil tes belajar sebelum diberi pelakuan (pre-testt) dan sesudah diberi perlakuan (post-tes) pada (Lampiran 7) dari kedua kelompok sampel kemudian dihitung masing-masing homogen variansnya dengan menggunakan rumus diatas. Berdasarkan perhitungan homogen varians untuk data pre-test kelas dan data post-test pada (Lampiran 8), diperoleh varians data seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Homogenitas Varians Pre-test dan Post-test Data Varians Sampel Fhitung Ftabel
Kesimpulan
Eksperimen Kontrol Pre-test
3,132
2,919
1,073
1,99
Homogen
Post-test
7,246
6,634
1,092
1,99
Homogen
Hasil pengujian homogen varians pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung 1,073 < Ftabel 1,99 dan data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung 1,092 < Ftabel 1,99. Dengan demikian dapat disimpulkan data pre-test serta data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen.
1.1.3
Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui jenis statistik apa
yang digunakan pada pengujian hipotesis. Jika data yang terkumpul dan dianalis berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik. Sebaliknya jika data yang terkumpul tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non parametrik. Untuk uji normalitas data pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji Lilisfor, dengan kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika L0 ≤ Ltabeldan tolak H0 jika L0 > Ltabel pada taraf nyata α = 0,05. Berdasarkan perhitungan normalitas data pre-test
kelas ksperimen dan kelas
kontrol dan data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada (Lampiran 9), diperoleh data normalitas data pada Tabel 10 . Tabel 10. Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Eksperimen dan Kontrol No Data Kelas Lhitung Ltabel Kesimpulan 1. Pre-test Eksperimen 0,1328 0,1542 Normal Kontol 0,1740 0,1832 2. Post-test Eksperimen 0,1227 0,1542 Normal Kontol 0,1776 0,1832 Dari uji normalitas pada Tabel 10, untuk data pre-test kelas eksperimen diperoleh L0 0,1328 < Ltabel 0,1542 dan kelas kontrol diperoleh L0 0,1740 < Ltabel 0,1832. Sedangkan untuk data post-tes kelas eksperimen diperoleh L0 0,227< Ltabel 0,1542 dan untuk kelas kontrol diperoleh L0 0,1776 < Ltabel 0,1832. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan post-tes dari kedua kelas berdistribusi normal, sehinnga unutk hipotesisnya dapat menggunakan hipotesis parametik dengan menggunakan uji t.
1.1.4
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua
rata-rat dengan menggunakan uji t. Pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan hasil yang berbeda, hipotesis sttistika yang dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut : H0: µଵ = µଶ Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving dan yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. H1: µଵ ≠ µଶ Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving dan yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan pengujian pada (Lampiran 10), diperoleh data pengujian hipotesis yang digambarkan pada Tabel 11. Tabel 11. Pengujian Hipotesis Kelas Standar Mean Eksperimen 274,73 Kontrol
98,95
T hitung
ݐ௧
2,609
2,007
Kesimpulan H1 Diterima
Dari dat pengujian hipotesis pada Tabel 11, diperoleh nilai thitung
=
2,609
dan ttabel = 2,007, sehingga -ttabel > thitung > ttabel yaitu -2,007 > 2,609 > 2,007. Dengan demikian maka thitung ≠ tdaftar atau dengan kata lain thitung tidak berada pada daerah penerimaan H0 sehingga H0 ditolak dan menerima H1. 1.2
Pembahasan Pada penelitian ini sebelum dilaksanakan pengumpulan data terlelebih
dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas instrumen untuk mengetahui kelayakan dari istrumen yang digunakan. Utuk validasi instrument ada dua tahap yakni validasi konstruksi (validitas isi) dan pengujian soal (validasi butir). Validitas Kontruksi dilakukan oleh dosen ahli, indikator penilaian yang digunakan adalah dari segi isi dan bahasa yang digunakan dengan jumlah soal 22 butir. Dari segi isi indikator yang didasarkan pada isi tes relevan dengan indicator pembelajaran yang akan dicapai, sedangkan dari segi bahasa ialah bahasa yang digunakan sudah komunikatif dan dipahami oleh siswa. Selanjutnya dihitung presentasenya, pada pengujian validasi ini diperoleh persen valid sebesar 100% yan diuraikan pada (Lampiran 5). Validasi isi pengujiannya diberikan pada siswa diluar sampel, kemudian dianalisis soalnya valid atau tidak menngunakan rumus korelasi product moment pada (Lampiran 5) dengan menggunakan taraf nyata α = 0,05 dan N = 23 dengan kriteria interval kepercayaan 95% maka diperoleh harga rdaftar = rሺαሻሺ୬ሻ = 0,413. Dengan membandingkan harga rdaftar dengan r hitung setiap item pada (Lampiran 5) diperoleh tidak semua soal valid dari 22 soal yang diuji coba 19 soal valid dan 3
soal lainya tidak valid tersebut tidak lagi digunakan pada pre-test dan post-test. Koefisien validasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Koefisien Validasi dan Status Validasi Koefisien Validasi No. Resp. rhitung rtabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,48 0,47 0,43 - 0,11 0,03 0,44 0,47 0,52 0,48 0,56 0,44 0,46 0,44 0,57 0,48 0,47 0,58 0,43 0,49 -0,05 0,66 0,47
0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 0,413
Status Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Sedangkann untuk reliabilitas, karene instrument yang digunakan objektif maka digunakan rumus KR-20 dan diperoleh nilai r = 0.833 pada (Lampiran 6). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa test ini reliabel sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah dibuktikan instrument yang digunakan bisa digunakan sebagai alat pengumpulan data melalui validitas dan reliabelitas kemudian selanjutnya kedua
kelas yang dipilih sebagai sampel penelitian diberikan pre-test, dari pemberian pre-test dengan jumlah soal sebanyak 19 nomor dibuat dalam 2 paket yakni paket A dabn B, diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 6,48 dan untuk kelas kontrol sebersar 6,59. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa kedua kelas mempunyai pemahaman yang sama terhadap materi kelarutan dan hasil kalai kelarutan. Selanjutnya kedua kelas diberikan perlakuan, untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Number Heads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan yang berbeda berupa pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua sampel diberikan post-test dengan jenis soal yang sama pada pre-testt. Setelah diperoleh data pre-test dan post-test kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui hipotesis penelitian diterima atau tidak, tetapi sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu uji homogenitas varians dan normalitas data sebagai syarat dalam melakukan uji hipotesis. Berdasarkan daftar nilai pre-test dan post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol pada (Lampiran 7) kemudian diuji homogen varians untuk mengetahui kedua sampel baik eksperimen dan kontrol memiliki varians berasal dari populasi yang sama (homogen). Untuk pengujian homogenitas pre-test diperoleh Fhitung 1,073 < Ftabel 1,99 dan untuk pengujian homogenitas data posttest diperoleh Fhitung 1,092 < Ftabel 1,99. Dengan demikian dapat disimpulkan data pre-test serta data post-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen.
Setelah melakukan uji homogenitas varians, selanjutnya dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui data pre-test dan post-test berdistribusi normal atau tidak, setelah dilakukan uji normalitas pre-test dan post-test eksperimen dan kontrol pada (Lampiran 9) kedua kelas berdistribusi normal. Berdasarka hasil perhitungan homogenitas varians dan normalitas data pre-test dan post-test bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen dan berdistribusi normal maka syarat pengujian hipotesis terpenuhi dalam artian pengujian hipotesis dapat dilakukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t , dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk= 33 + 22-2 =53. Adapun hipotesis yang di uji adalah adalah tolak H0 jika -ttabel > tHitung > ttabel untuk taraf nyata α = 1- ½ (0,05). Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 . Kurva Penerimaan H0 dan Penolakan H0 Berdasarkan Gambar 1, dapat dilhat bahwa pengujian hipotesis memenuhi kriteria pengujian, dimana -ttabel > thitung > ttabel yaitu -2,007 > 2,609 > 2,007. Dengan demikian thitung ≠ ttabel dan ini berarti
ditolak H0 atau H1 diterima.
Dengan penolakan berarti hipotesis penelitian diterima, dengan bunyi hipotesis terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Number Hads Together melalui pendekatan problem solving dan yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Hads
Together melalui pendekatan problem solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil belajar dari kedua kelas mengalami peningkatan setelah masingmasing masing diberi perlakuan, dimana dapat dilihat dari nilai rata-rata rata kedua kelas yang mengalami peningkatan dari nilai pre-testtnya. nya. Pada kelompok eksperimen yang diberikan pelakuan berupa model pembelajran kooperatif tipe Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving mengalami peningkatan dari 6,48 menjadi 13,39, sedangkan kelompok kontrol yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran konvensional dari 6,59 menjadi 11,63. Peningkatan
Rata-Rata
hasil belajara kedua sampel dapat digambarkan pada Gambar 2. 16 14 12 10 8 6 4 2 0
13,39
6,48
11,64 6,59
Pre-Test Test Pos--Test
Eksperimen Kontrol Hasil Belajar Gambar 2. Diagram rata-rat rata hasil asil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Dari diagram hasil belajar siswa pada Gambar 2, dapat dilihat bahwa ratarata nilai pre-test kelas eksperimen 6,48 rendah dibandingkan dengan ratarata rata nilai pre-test kelas kontrol 6,59, dan rata-rata nilai post-test kelas eksperimen 13,39 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata rata nilai post-test test kelas kontrol 11,64. Serta terdapat peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol.
Peningkatan hasil
belajar yang
lebih
baik
pada
kelas
eksperimen
disebabkan dalam pembelajran dengan model Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving siswa aktif berpikir dalam mencari solusi atau jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan yang diberikan dalam pembelajran. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, lebih terarah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, serta adanya kerjasama yang baik antara kelompok dengan memberikan ide-ide yang baik. Perlakuan yang diberikan pada kelas Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving mengalami sedikit hambatan diawal pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pada pertemuan selanjutnya, perlahan-lahan hambatan-hambatan yang terjadi dapat berkurang karena para siswa merasa tertarik dengan pembelajaran Number Hads Together (NHT) melalui pendekatan problem solving. Siswa merasa senang bekerja dan menyelesaikan tugas-tugas secara kelompok, terlebih lagi dengan pembagian tugas berdasarkan nomor yang dipegang oleh masingmasing individu. Sehingga tidaka ada siswa yang saling mengharapkan dalam menyelesaikan soal yang diberikan, serta dalam presentasinya tidak ditentukan terlebih dahulu siapa yang bertanggung jawab mempresentasikan hasil kelompok melainkan ditunjuk langsung oleh guru dengan menyebutkan nomor yang nantinya siswa mencocokan nomor yang ditunjuk dengan nomor yang dipengang oleh masing-masing siswa.