37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan datanya dibuat dengan cara memberikan respon kepada objek (responden) atau pengaruh sehingga responden memperoleh pengaruh dari respon yang diberikan. Artinya, untuk mendapatkan pengaruh dari model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle terhadap hasil belajar siswa, peneliti menerapkan model dan metode tersebut dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil penelitian yang diperoleh berupa skor hasil belajar siswa, yang diperoleh melalui tes hasil belajar. Sebelum kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan, kedua kelas diberikan pretest kemudian setelah diberi perlakuan, maka kedua kelas tersebut baik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif diberikan posttest. Tabel 9 Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pretest 0 2 2 0 2 2 0 3 1 2 0
Posttest 22 43 26 26 44 39 29 34 27 45 24
38
12 13 14 15 16 17 18
3 0 2 0 5 3 9
22 44 39 35 35 36 33
\ Tabel 10 Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pretest 0 0 0 5 2 2 2 0 0 0 0 1 1 1 2 1 1
Posttest 17 2 16 16 18 43 43 8 10 13 17 29 34 14 20 37 21
Nilai pretest dan posttest pada masing-masing item soal dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa skor hasil belajar pada kelas eksperimen mendapatkan jumlah skor rata-rata 33,5 sedangkan kelas kontrol mendapatkan jumlah skor rata-rata adalah 21,05. Hal ini dapat dilihat lengkap pada tabel data skor hasil belajar pada lampiran 7. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model inkuiri metode
39
pictorial riddle lebih tinggi skor hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran kooperatif . 4.1.1 Analisis Data 1. Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji Chi Kuadrat, data yang akan diuji normalitasnya adalah data hasil belajar siswa posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses numerik untuk pengujian normalitas data ini dapat dilihat pada lampiran 8. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga ߯2 untuk kelas eksperimen adalah χ2hitung = 2,3508, sedangkan untuk kelas kontrol χ2hitung = 7,2182. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa χ2hitung < χ2tabel, karena nilai yang ditunjukkan dalam tabel distribusi ߯2 adalah 11,070 untuk taraf α = 0,05 dan dk = 5. Dengan hasil analisis diperoleh bahwa χ2hitung < χ2tabel maka data skor tes hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. 2. Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas merupakan hal yang sangat mutlak untuk dipenuhi. Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji Barlet, dengan ketentuan χ2hitung < χ2tabel. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memiliki varians yang homogen atau tidak. Proses numerik untuk pengujian homogenitas varians ini dapat dilihat pada lampiran 10. Setelah
40
dilakukan uji homogenitas di peroleh hasil uji yakni χ2hitung =7,1398 ˂ χ2tabel = 11,07, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. 3. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pengujian normalitas dan uji homogenitas, bahwa data tesebut berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis, dalam hal ini dilakukan uji analisis kovarian (Anakova) . Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada siswa kelas eksperimen dan halsil belajar siswa kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 11 diperoleh bahwa harga ܨ௧௨ = 10,572 dan ܨ௧ = 4,15. Karena ܨ௧௨ > ܨ௧ , maka hipotesis H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperiment dan kelas kontrol dengan persentase yang diperoleh dengn ratarata skor untuk tiap butir soal. Persentase skor rata-rata hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 11.
41
Tabel 11 Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Pretest Dan Posttest Kelas Eksperiment Dan Kelas Kontrol Untuk Tiap Butir Soal. Butir soal NO
Kelas Eksperiment Pretest Posttest
Kelas Kontrol Pretest Posttest
Aspek Kognitif
1 5,55 83,33 2,94 70,59 C1 2 14,81 96,3 27,45 72,55 C1 3 5,55 100 2,94 82,35 C1 4 11,11 38,89 0 14,71 C3 5 0 77,78 0 80,39 C1 6 0 61,11 0,73 11,76 C3 7 0 74,07 0 43,14 C1 8 0 94,44 0 17,65 C2 9 0 33,33 0 23,53 C3 10 11,1 58,3 0 61,8 C3 11 0 30,3 0,53 33,16 C3 Perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model inkuiri metode pictorial riddle dan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif lebih rinci dapat ditampilkan pada gambar histogram pretest dan histogram posttest butir soal nomor 1 sampai s
Persentase Skor Hasil Belajar
dengan butir soal nomor 11 sebagai berikut :
Pretest 30 25 20 15 10 5 0
Eksperimen Kontrol 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
Butir Soal
Gambar 6 : Persentase Rata-Rata Skor Pretest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Masing-Masing Masing Item Test
42
Berdasarkan Gambar 6 tampak bahwa rata-rata skor hasil belajar pretest siswa pada masing-masing item test untuk kelas eksperimen sebesar 5,55%, 14,81%, 5,55%, 11,11%, 0% , 0% ,0% , 0%, 0%, 11,1%, 0%. Dan untuk kelas kontrol sebesar 2,94% , 27,45% , 2,94%, 0%, 0%, 0,73%, 0% , 0%, 0%, 0%, 0,53%. Hasil perolehan pretest sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas, terlihat bahwa butir soal tentang aspek pengetahuan yang diwakilkan oleh no soal 1 dan 3 skor rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen hasilnya lebih tinggi dari hasil yang diperoleh kelas kontrol. Untuk soal nomor soal 2 skor yang diperoleh kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. Soal nomor 5 dan 7, skor yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Aspek pemahaman diwakili no 8 skor rata-rata hasil yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama perolehannya. Pada aspek penerapan diwakili nomor 4 dan 10 skor rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen hasilnya lebih tinggi dari hasil yang diperoleh kelas kontrol. Nomor 6 dan 11 skor yang diperoleh kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. Nomor 9 skor rata-rata hasil yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama perolehannya (dapat dilihat pada tabel 11). Untuk kegiatan posttest, rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada gambar
Persentase Skor Hasil Belajar
43
Post test 100 80 60 40
Eksperimen
20
Kontrol
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
Butir Soal
Gambar 7 : Persentase Persen Rata-Rata Skor Posttest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Masing-Masing Masing Item Test Hasil perolehan posttest setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle pada kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif pada kelas kontrol yaitu butir soal tentang aspek pengetahuan diwakilkan oleh no soal 1, 2, 3 dan 7 terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu masing – masing memperoleh hasil 83,33%, 96,3%, 100%, dan 74,07% untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 70,59% , 72,55% , 82,35% , 43,14%. Sedangkan edangkan pada butir soal no 5 hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 77,78% untuk kelas eksperimen dan 80,39% untuk kelas kontrol.. Selanjutnya untuk aspek pemahaman diwakili no 8 hasil yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 94,44% dan pada kelas kontrol hasil yang diperoleh yaitu 17,65% terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol untuk aspek pemahaman. Pada aspek penerapan yang diwakili oleh no 4, 6 dan 9 hasil belajar siswa yang diperoleh kelas eksperimen
44
lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 38,89%, 61,11% ,33,33% dan kelas kontrol 14,71%, 11,76%, 23,53%. Untuk nomor 10 dan 11 hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol k yaitu 58,3% ,30,3% untuk kelas eksperimen dan 61,8%, 33,16%.untuk kelas kontrol. kontrol Dengan demikian pada setiap item nomor soal, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil belajar yang diperoleh memiliki perbedaan. Untuk rata-rata rata skor hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajarn inkuiri berbasis metode pictorial riddle dan an kelas
yang
menggunakan model pembelajaran embelajaran kooperatif pada kegiatan pretest untuk setiap
persentase Pretest hasil belajar siswa
ranah kognitif dapat dilihat pada gambar 8 :
7 6 5 4
Eksperimen
3
Kontrol
2 1 0 Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Gambar 8 : Persentase Rata-Rata Skor Pretest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Setiap Ranah Kognitif
Gambar 8 menunjukkan bahwa pada kegiatan pretest,, persentase rata-rata rata skor hasil belajar untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
45
inkuiri berbasis pictorial riddle untuk tingkat pengetahuan sebesar 5%, tingkat pemahaman sebesar 0% dan tingkat penerapan sebesar 4,4%. Sedangkan untuk kelas las kontrol yang menggunakan model pembelajarn kooperatif untuk tingkat pengetahuan sebesar 6,6%, tingkat pemahaman sebesar 0% dan tingkat penerapan 0,25%. Pada kegiatan posttest, persentase rata-rata rata rata skor hasil belajar siswa yang dicapai oleh kelas eksperimen eksperimen dan kelas kontrol pada tingkat kognitif untuk aspek
Persentase Posttest hasil belajar siswa
pengetahuan, pemahaman dan penerapan dapat dilihat pada gambar :
100 90 80 70 60 Eksperimen
50
Kontrol
40 30 20 10 0 Pengetahuan Pemahaman
Penerapan
Gambar 9 : Persentase sentase Rata-Rata Skor Posttest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Setiap Ranah Kognitif Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa pada kegiatan posttest, persentase rata-rata rata skor hasil belajar untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri inkui berbasis pictorial riddle untuk tingkat pengetahuan sebesar 86,29%, tingkat pemahaman sebesar 94,44% dan tingkat penerapan sebesar 44,38%. Sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan model
46
pembelajarn kooperatif untuk tingkat pengetahuan sebesar 69,8%, tingkat pemahaman sebesar 17,65% dan tingkat penerapan 28,99%. Dengan demikian berdasarkan perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tiap ranah kognitif aspek pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek penerapan untuk Pretest dan Posttest hasil belajar siswa memiliki perbedaaan. Melihat rata-rata hasil belajar siswa pada pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji hipotesis yang diperoleh, di mana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle secara signifikan lebih tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan kriteria pengujian pada taraf signifikan α = 5% menggunakan statistik uji F pengujian diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 10,57 > 4,15. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen, proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle . Pembelajaran seperti ini tentunya akan membuat siswa lebih mudah memahami karena selain siswa di berikan bimbingan dalam pelaksanaan praktikum, siswa juga di suguhi permainan berupa riddle atau teka-teki yang membuat siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan lebih mudah untuk memahami materi yang di ajarkan.