BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan. A. Hasil Penelitian 1. Siklus I a.
Perencanaan Pembelajaran Tahap perencanaan pada siklus I adalah menetapkan jadwal mata
pelajaran IPA untuk penelitian hari Senin tanggal 30 Mei 2011. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penelaahan terhadap program pengajaran berdasarkan KTSP. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penelaahan terhadap program pengajaran berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP), untuk mempersiapkan silabus pembelajaran IPA yang sesuai dengan materi. Adapun materi yang akan disampaikan pada siklus I ini adalah mengenai : Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
38
39
Kompetensi Dasar : 8.1
Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifatsifatnya.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian energi panas. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas yang terdapat dilingkungan sekitar. Tujuan Pembelajaran,siswa mampu: 1) Menjelaskan pengertian energi panas. 2) Menyebutkan 2 sumber energi panas. 3) Menjelaskan manfaat energi panas matahari dalam kehidupan seharihari bagi makhluk hidup. 4) Menyebutkan 2 contoh sumber energi panas yang dihasilkan dari gesekan benda. 5) Menyebutkan 2 contoh alat rumah tangga yang dapat menghasilkan energi panas. Pembelajaran direncanakan akan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 70 menit yang terbagi atas pendahuluan selama 10 menit, kegiatan inti 50 menit dan penutup 10 menit. Sistematika RPP yang disusun untuk pembelajaran IPA materi energi panas dengan mengaplikasikan model pendekatan keterampilan proses yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
40
Langkah-langkah Pembelajaran, Alat dan Bahan, Sumber Pembelajaran dan Penilaian. Tetapi dalam RPP ini ada kekhususannya yaitu tahap-tahap pembelajarannya yang harus dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1)
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan dan menyajikan masalah.
2) Siswa dapat mengamati dari permasalahan yang dimunculkan. 3) Siswa membuat hipotesis. 4) Siswa dapat mengajukan pertanyaan. 5) Siswa dapat merencanakan penelitian. 6) Siswa melakukan percobaan dan meramalkan (memprediksi) hasil dari percobaan tersebut. 7) Siswa menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan dan menjelaskan
hasil penelitian atau menggunakan konsep yang
telah dimiliki. 8) Siswa
mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi
kelompok. 9) Siswa membuat kesimpulan 10) Kegiatan evaluasi dilaksanakan pada akhir pembelajaran.
41
b. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan pada hari senin tanggal 30 Mei 2011, dimulai dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.10 WIB. Semua peserta didik hadir, dan tim observer sebanyak 1 orang. Kegiatan pembelajaran terbagi atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
1. Kegiatan pendahuluan berupa: a) Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami siswa yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan. b) Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
2. Pelaksanaan proses belajar mengajar atau kegiatan inti berupa : a) Guru bertanyajawab dengan siswa untuk menemukan masalah untuk mengamati mengenai sumber-sumber energi panas. b) Guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan dengan permasalahan, melalui media gambar.
42
c) Siswa menyimak penjelasan guru tentang energi panas dan guru memotivasi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. d) Siswa dikelompokkan, yang setiap kelompoknya beranggotakan 7 atau 8 orang untuk merencanakan penelitian. e) Guru membagikan LKS sebagai pedoman untuk melakukan diskusi kelompok dan meramalkan (memprediksi) dari hasil penelitian yang dilakukan. f) Siswa
menerapkan
konsep
yang
telah
dikuasai
untuk
memecahkan dan menjelaskan hasil penelitian atau menggunakan konsep yang telah dimiliki dengan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. g) Setiap kelompok mengkomunikasikan hasil penelitian pada kelompok lain serta memberikan tanggapan. h) Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi dan
mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan. 3. Penutup a)
Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan serta merumuskan hasil yang telah diperolehnya.
b) Mengadakan tes akhir atau pos tes c) Memberikan tugas-tugas lain.
43
Namun pada saat pelaksanaan diperoleh temuan sebagai berikut : 1)
Hasil Observasi Aktivitas Guru : (a) Guru
kesulitan
pada
saat
membimbing
siswa
untuk
mengidentifikasi masalah dari materi pembelajaran. (b) Media pembelajaran yang digunakan kurang memadai, sehingga siswa masih tampak pasif. (c) Pada saat menyimpulkan hanya dilakukan oleh guru tanpa melibatkan siswa. 2)
Hasil Observasi Aktivitas Siswa : (a) Proses pembelajaran sangat kaku, karena siswa masih kesulitan memunculkan masalah dan membuat hipotesis. (b) Kerja kelompok yang dilakukan oleh siswa kurang kondusif karena beberapa siswa masih terlihat mengobrol dengan temannya, sehingga kurang adanya kerjasama dalam kelompok.
c. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran Pra PTK (Pra Siklus) nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dari pra siklus adalah 50,68. Nilai 40 adalah nilai terbanyak yang diperoleh peserta didik yaitu 32%. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa pada umumnya peserta didik belum mencapai penguasaan materi yang baik.
44
Sedangkan hasil akhir siklus I dapat dikemukakan nilai hasil tes akhir siklus I sebagai berikut : a. Hasil nilai tes diperoleh rata-rata sebesar 63,63. b. siswa yang mendapatkan nilai ≥ 67 berjumlah 28 orang. c. Persentase ketuntasan individual (≥ 67) sebesar
ଶ଼ ସସ
x 100% = 63%.
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Siklus I
No
Rata-rata Nilai Tes Akhir
Persentase Siswa yang Mencapai KKM
63,63
63%
Persentase Siswa yang belum Mencapai KKM 37%
Cukup
Tuntas
Belum Tuntas
1.
Tafsiran : Data di atas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan siklus I baru mencapai 63% dari KKM = 67, sedangkan rata-rata nilai baru mencapai 63,63. Dengan demikian pembelajaran pada siklus I belum tuntas, sehingga perlu dilakukan siklus II untuk perbaikan pembelajaran dan hasilnya.
45
Rata-rata nilai tes akhir
70 60 50 40 Rata-rata nilai
30 20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Diagram 4.1 Perbandingan Rata-Rata Rata Nilai Tes Akhir pada Pra Siklus dan Siklus I
70 60 50 40
% siswa yang mencapai KKM
30
% siswa yang belum mencapai KKM
20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Diagram 4.2 Perbandingan Persentase KKM pada Pra Siklus dan Siklus I
46
d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan deskripsi hasil tindakan, dapat dipaparkan refleksi sebagai berikut : Pembelajaran pada tindakan siklus I difokuskan agar siswa dapat mengetahui sumber-sumber energi panas. Tetapi hasilnya menunjukkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM 37%, ini dikarenakan peserta didik yang masih kurang aktif dan ada beberapa orang peserta didik yang masih tidak fokus dan mengobrol saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehubungan dengan data-data di atas dapat diketahui kelemahankelemahan yang muncul dalam pembelajaran dan belum tercapainya KKM dimungkinkan oleh hal-hal sebagai berikut : a.
Guru kurang maksimal dalam membimbing siswa sehingga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan (mengobrol).
b.
Jumlah siswa dalam pembagian kelompok yang setiap kelompoknya terlalu banyak, sehingga saat melakukan penelitian dan diskusi kelompok tidak efektif.
c.
Guru dan peserta didik kurang interaktif saat melakukan penelitian, sehingga siswa mengalami kesulitan.
d.
Guru kurang maksimal dalam menggunakan media dan alat peraga.
47
Hasil refleksi di atas, menjadi acuan untuk perbaikan pembelajaran di siklus II, yaitu : a.
Sebaiknya guru dapat lebih maksimal membimbing siswa dalam proses belajar mengajar.
b.
Sebaiknya pembagian kelompok dengan anggota yang heterogen dari segi prestasi, dan jenis kelamin. Setiap kelompoknya berjumlah 4 atau 5 orang untuk melakukan peelitian dan diskusi kelompok.
c.
Sebaiknya guru lebih interaktif kepada semua siswa saat melakukan penelitian.
d.
Sebaiknya guru memberikan dan menggunakan media dan alat peraga yang lebih maksimal.
2. Siklus II Pelaksanaan siklus II meliputi kegiatan peencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran, analisis dan refleksi. a. Perencanaan Setelah menganalisis, observasi, dan refleksi tindakan siklus I, disusun skenario pembelajaran IPA berdasarkan hasil refleksi untuk dilaksanakan pada tindakan siklus II. Tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai pada siklus II adalah siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari cara perpindahan
panas.
Materi
pokok
mempraktekan 3 cara perpindahan panas.
yang
disampaikan
adalah
48
RPP yang disusun dalam siklus II sistematikanya adalah sama dengan RPP yang disusun pada siklus I.
Kegiatan pembelajaran rencananya
dilaksanakan selama 3 jam pelajaran atau 105 menit yang terbagi atas kegiatan pendahuluan 10 menit, kegiatan inti 85 menit, kegiatan penutup 10 menit Namun demikian berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka perlu dilakukan revisi pada RPP siklus II. Revisi tersebut berkenaan dengan
mengelompokkan siswa dengan anggota yang
heterogen dari segi prestasi, dan
jenis kelamin. Setiap kelompoknya
berjumlah 4 atau 5 orang untuk melakukan penelitian dan diskusi kelompok, mengoptimalkan alat peraga dan guru harus lebih memotivasi siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun materi yang akan disampaikan pada siklus II ini adalah mengenai perpindahan panas, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar masih sama dengan siklus I, sedangkan indikator beserta tujuan pembelajarannya adalah sebagai berikut: Indikator : 1. Menyebutkan cara perpindahan panas 2. Mengidentifikasi perbedaan dari perpindahan panas. 3. Menyebutkan contoh-contoh dari perpindahan panas.
49
Tujuan Pembelajaran, siswa mampu : 1. Menyebutkan 3 cara perpindahan panas 2. Menjelaskan perbedaan dari perpindahan panas dengan cara radiasi, konduksi dan konveksi. 3. Menyebutkan contoh perpindahan panas dengan cara radiasi dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menyebutkan contoh perpindahan panas dengan cara konduksi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari selasa tanggal 7 Juni 2011. dimulai pada pukul 07.00-08.45 WIB. Semua siswa hadir, dan seorang observer. Pembelajaran pada dasarnya dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah disusun, namun pada saat pelaksanaannya diperoleh temuan sebagai berikut : 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru a)
Guru menyampaikan apersepsi dengan baik
b)
Kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses sudah maksimal. Mulai dari guru membimbing mengidentifikasi masalah, mengamati, membuat bertanya,
merencanakan
siswa
hipotesis,
penelitian, meramal(memprediksi),
mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan.
50
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa a)
Sebagian besar siswa dengan penuh percaya diri menjawab pertanyaan ketika guru menyampaikan apersepsi.
b)
Suasana proses belajar mengajar semakin interaktif. siswa terlihat antusias dalam mengidentifikasi hipotesis,
bertanya,
masalah, mengamati, membuat
merencanakan
penelitian,
meramal
(memprediksi), mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan. c)
Dengan
dikondisikan 9 kelompok yang
jumlah anggota setiap
kelompoknya 4 atau 5 siswa dimana ketua kelompok memberikan tugas masing-masing kepada setiap anggota kelompok, sehingga semua siswa ikut terlibat dalam kerja kelompok dan mempunyai tanggung jawab masing- masing. c. Hasil Pembelajaran Hasil akhir siklus II dapat dikemukakan nilai tes akhir siklus II adalah sebagai berikut : 1) Hasil nilai tes diperoleh rata-rata sebesar 83,18 2) Siswa yang mendapat nilai ≥ 67 berjumlah 44 orang. ସସ
3) Persentase ketuntasan individual (≥ 67) sebesar ସସ x 100% = 100 %.
51
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Siklus II
No
83,18
Persentase Siswa yang Mencapai KKM 100%
Persentase Siswa yang Tidak Mencapai KKM 0
Baik
Berhasil(Tuntas)
-
Rata-rata Nilai Tes Akhir
1.
Tafsiran : Data di atas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan siklus II bahwa 100% siswa yang telah mengalami ketuntasan individual, maka pelaksanaan siklus II yang sudah mencapai 100% dikatakan berhasil atau tuntas. d.
Analisis dan Refleksi Berdasarkan deskripsi hasil tindakan II maka dapat dipaparkan analisis
sebagai berikut : Pembelajaran pada siklus II difokuskan agar siswa dapat mengidentifikasi perbedaan 3 cara perpindahan panas. Hasilnya menunjukkan peningkatan sangat baik dengan jumlah siswa yang mencapai KKM mencapai 100%. Berdasarkan hasil observasi dari observer dan serangkaian pembelajaran siklus II ditemukan beberapa hal sebagai berikut : 1) Guru telah berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama.
52
2) Suasana belajar lebih interaktif, siswa terlihat lebih antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru oleh guru. 3) Kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses telah lah maksimal. 4) Guru telah berusaha agar siswa yang kurang aktif, berani bertanya dan mengeluarkan pendapat. Adapun untuk menggambarkan hasil perkembangan dari pelaksanaan pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagaram di bawah ini :
90 Rata-rata Nilai Tes Akhir
80 70 60 50 Rata Rata-rata nilai
40 30 20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Diagram 4.3 Perbandingan Rata-rata Rata rata Nilai Tes Akhir Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
53
100 90
Persentase KKM
80 70 60 % Siswa yang Mencapai KKM
50 40
% Siswa yang belum mencapai KKM
30 20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Diagram 4.4 Perbandingan Persentase KKM Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Bertolak dari gambar diagram tersebut, maka dapat diketahui perolehan ratarata rata hasil nilai tes akhir siswa dimana setiap siklus mengalami peningkatan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan siklus I dilakukan berdasarkan hasil analisis pra siklus dengan menelaah program pengajaran berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP)
54
untuk membuat silabus dan RPP yang mengacu pada Pendekatan Keterampilan Proses. Materi yang akan disampaikan adalah energi panas dan sumber-sumber energi panas. Adapun tujuan
pembelajarannya adalah agar siswa dapat
menyebutkan pengertian energi panas dan 2 sumber energi panas, dengan langkah pembelajaran diawali untuk mengidentifikasi masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 7 atau 8 siswa. Setiap kelompok diberikan alat, bahan dan LKS agar dapat menyebutkan pengertian energi panas dan 2 sumber energi panas. Dalam
pelaksanaan pembelajarannya Pendekatan Keterampilan Proses
lebih menekankan agar siswa dapat aktif dalam melakukan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator saja, namun ditemukan hal-hal berikut ini saat dilapangan yaitu
guru kesulitan pada saat
membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah dari materi pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan kurang memadai, sehingga siswa masih tampak pasif., pada saat menyimpulkan hanya dilakukan oleh guru tanpa melibatkan siswa, proses pembelajaran sangat kaku, karena siswa masih kesulitan memunculkan masalah dan membuat hipotesis, kerja kelompok yang dilakukan oleh siswa kurang kondusif karena beberapa siswa masih terlihat mengobrol dengan temannya, sehingga kurang adanya kerjasama dalam kelompok.
55
Hasil pembelajaran pra PTK (Pra Siklus) nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dari pra siklus adalah 50,68. Nilai 40 adalah nilai terbanyak yang diperoleh peserta didik yaitu 32%. Sedangkan hasil akhir siklus I nilai tes diperoleh rata-rata sebesar 63,63, yang mendapatkan nilai ≥ 67 berjumlah 22 orang dengan pencapaian KKM 63%. Antara pra siklus dan siklus I mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 31%, tetapi belum dikatakan berhasil karena masih ada siswa yang belum mencapai KKM dan perlu dilakukan siklus II agar dapat memperbaiki hasil siklus I. Dari hasil refleksi tersebut pada akhirnya menjadi acuan untuk melalukan perbaikan pembelajaran di siklus II, yaitu : 1) Sebaiknya guru dapat lebih maksimal membimbing siswa dalam proses belajar mengajar, 2) Pada pembagian kelompok dengan anggota yang heterogen dari segi prestasi, dan jenis kelamin. Setiap kelompoknya berjumlah 4 atau 5 orang untuk melakukan peelitian dan diskusi kelompok, 3) sebaiknya guru lebih interaktif kepada semua siswa saat melakukan penelitian, 4) sebaiknya guru memberikan dan menggunakan media dan alat peraga yang lebih maksimal, sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenagkan bagi siswa. Perencanaan siklus II dengan membuat RPP yang disusun dari hasil refleksi siklus I. Adapun materi yang akan disampaikan pada siklus II ini adalah mengenai perpindahan panas. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa mampu menyebutkan 3 cara perpindahan panas, menjelaskan perbedaan dari perpindahan panas dengan cara radiasi, konduksi dan konveksi dan menyebutkan
56
contoh perpindahan panas dengan cara radiasi, konduksi, dan konveksi dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan penelitian pada siklus II Pembelajaran pada dasarnya dilaksanakan berdasarkan RPP
yang telah
disusun, namun pada saat
pelaksanaannya diperoleh temuan sebagai berikut: 1) guru dapat menyampaikan apersepsi dengan baik, 2) kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses pada proses belajar mengajar sudah maksimal, mulai dari guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah, mengamati, membuat hipotesis,
bertanya,
merencanakan
penelitian,
meramal(memprediksi),
menerapkan, mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan, 3) sebagian besar siswa
dengan
penuh
percaya
diri
menjawab
pertanyaan
ketika
guru
menyampaikan apersepsi, 4) suasana proses belajar mengajar semakin interaktif, 5) siswa terlihat antusias dalam mengidentifikasi masalah, mengamati, membuat hipotesis,
bertanya,
merencanakan
penelitian,
meramal
(memprediksi),
menerapkan, mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan, walaupun pada saat mengerjakan banyak hal yang mereka tanyakan kepada guru, tetapi secara keseluruhan mereka mampu melakukannya sendiri, 6) dalam kegiatan kelompok semua siswa ikut terlibat dalam kerja kelompok dan mempunyai tanggung jawab masing- masing.
57
Hasil pembelajaran pada akhir siklus II, yaitu nilai tes diperoleh rata-rata sebesar 83,18. Siswa yang mendapat nilai ≥ 67 berjumlah 44 orang. Persentase ketuntasan individual siswa mencapai 100 %. maka pelaksanaan siklus II yang sudah mencapai 100% dikatakan berhasil atau tuntas dan peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya. Berdasarkan deskripsi hasil tindakan II maka dapat dipaparkan refleksi dan analisis bahwa guru telah berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama, suasana belajar lebih interaktif, siswa terlihat lebih antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru oleh guru, kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses telah maksimal, guru telah berusaha agar siswa yang kurang aktif, berani bertanya dan mengeluarkan pendapat. Agar lebih jelasnya kita dapat melihat grafik pencapaian rata-rata nilai dan pencapaian persentase KKM, berikut ini :
Rata-rata Nilai
58
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Grafik Pencapaian Rata-rata Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.1 Pencapaian Rata-rata Nilai Tes Akhir Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
120 100 80 60
Grafik Persentase Pencapaian KKM
40 20 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.2 Pencapaian Persentase KKM Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
59
Tabel 4.3 Rekapitulasi Rata-rata Nilai dan KKM No
Rekapitulasi
1
Rata-rata nilai
2
Pra 50,68
siklus I 63,63
II 83,18
Cukup
Cukup
Baik
32%
63%
100%
Belum tuntas
Belum tuntas
Tuntas
% KKM
Tabel 4.4 Pencapaian Aspek Pendekatan Keterampilan Proses
Aspek No Pendekatan Keterampilan Proses 1 Mengamati
2
3
Siklus I
Hanya sebagian siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru sehingga siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi masalah Membuat Hipotesis Antusias siswa sangat baik namun siswa mengalami kesulitan dan kurang mengerti Mengajukan Pertanyaan Hanya beberapa orang siswa yang aktif bertanya
II Semua siswa aktif menjawab pertanyaan dan sudah mampu mengidentifikasi masalah
Siswa sudah dapat memahami dan mengerti
Hampir seluruh siswa sudah mulai berani bertanya dan mengajukan pendapat
60
4
Merencanakan Penelitian
Anggota kelompok terlalu banyak sehingga siswa kurang serius saat melakukan penelitian
Dengan anggota kelompok yang heterogen dan jumlah anggota kelompok yang lebih sedikit, sehingga semua siswa ikut terlibat dalam melakukan penelitian
5
Meramalkan (memprediksi)
Siswa masih kurang mengerti dalam meramalkan atau memprediksi dari hasil penelitian
Siswa sudah mampu dan mengerti dalam meramalkan atau memprediksi dari hasil penelitian
6
Menerapkan
Siswa belum mampu menerapkan konsep untuk memecahkan dan menjelaskan hasil penelitian
Siswa mampu menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan dan menjelaskan hasil penelitian atau menggunakan konsep yang telah dimiliki.
7
Mengkomunikasikan
Semua kelompok dapat mengkomunikasi kan hasil penelitian dan hasil diskusi kelompok. Hanya pada saat menyimpulkan masih dilakukan oleh guru.
Semua kelompok dapat mengkomunikasikan hasil penelitian dan hasil diskusi kelompok, dan semua siswa mampu menyimpulkan hasil diskusi dan penelitian.
61
Penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tilil 3 Bandung tahun pelajaran 2010-2011. Berdasarkan data diatas bahwa penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tilil 3 Bandung tahun pelajaran 2010-2011, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan penelitian ini didukung oleh beberapa teori atau hasil penelitian yang relevan dimana Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14). Dalam pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang mengembangkan keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan disini adalah kemampuan fisik dan mental yang mendasar kemampuan-kemampuan lain dalam individu.
sebagai penggerak
62
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan keterampilan proses merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemungkinan dalam menerapkan keterampilan proses dalam pokok bahasan yang berbeda dan di kelas yang sama dapat dilakukan juga dengan maksimal. Tidak hanya itu, menerapkan dalam mata pelajaran yang lainpun kemungkinan akan memperoleh hasil belajar siswa lebih maksimal lagi. Karena tujuan Pendekatan Keterampilan Proses, antara lain sebagai berikut : 1.
Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa dipicu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2.
Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari siswa, karena hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut.
3.
Untuk mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan hidup di masyarakat, sehingga antara teori dengan kenyataan hidup akan serasi.
4.
Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup didalam masyarakat sebab siswa telah terlatih untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah.
5.
Mengembangkan
sikap
percaya
diri,
tanggung
jawab,
dan
kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.
rasa
63
Dari
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pendidikan
keterampilan proses semata-mata menekankan pada keterampilan mengelola, memproses, menemukan serta merumuskan atau dengan kata lain keterampilan proses menuntut kreatifitas yang ada dalam diri siswa untuk digali dan dikembangkan.