BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan meliputi 20 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Adapun unit analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ASII AUTO BATA BRAM DLTA GDYR GGRM HMSP INDF INTP KLBF LION LMSH MLBI MRAT SCCO SMGR
Nama Emiten PT. Astra International Tbk PT. Astra Otoparts Tbk PT. Sepatu Bata Tbk PT. Indo Kordsa Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. HM Sampoerna Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. IndocementTunggal Prakarsa Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT. Lion Metal Works Tbk PT. Lionmesh Prima Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mustika Ratu Tbk PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 43
44
18 19 20
SMSM TSPC UNVR
PT. Selamat Sempurna Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
4.1.1
Perkembangan Return On Assets (ROA) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan
dalam mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. ROA yang tinggi menunjukkan bahwa total asset perusahaan menghasilkan laba bersih yang tinggi bagi para pemegang saham biasa. Data untuk variabel ROA diperoleh dari laporan keuangan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berikut ini kondisi ROA masing-masing perusahaan periode 2008-2012 : Tabel 4.2 Return On Assets (ROA) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 No
Kode
1
ASII
2
Nama Emiten
2008
2009
2010
2011
2012
PT. Astra International Tbk
19.03
18.44
18.64
16.79
15.31
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
19.39
20.39
24.96
18.02
14.22
3
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
56.92
17.2
17.46
15.22
12.89
4
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
9.62
9.92
14.33
7.41
8.43
5
DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk
8.24
8.77
12.25
12.44
10.62
6
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0.65
15.02
6.75
2.39
6.26
7
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
11.03
17.73
18.32
16.92
9.96
8
HMSP
35.93
40.72
42.62
56.31
43.62
9
INDF
6.57
10.06
11.49
11.85
8.77
10
INTP
PT. HM Sampoerna Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT..IndocementTunggal Prakarsa Tbk
20.67
28.59
27.68
25.94
27.42
11
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
22.55
20.65
22.69
25.18
19.1
12
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
22.54
16.58
16.54
18.37
18.44
45
22.67
5.34
13.19
15.45
35.45
33.35
47.56
52.25
55.74
52.71
8.98
7.9
8.53
8.69
5.08
2.23
1.93
7.15
9.97
12.47
33.85
35.94
30.35
25.89
23.66
SMSM
PT. Lionmesh Prima Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mustika Ratu Tbk PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Selamat Sempurna Tbk
15.45
19.74
19.19
24.59
4.61
19
TSPC
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
14.86
14.73
17.54
17.41
14.98
20
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
53.01
56.76
52.16
53.18
39.46
Maksimal
56.92
56.76
52.25
56.31
52.71
Minimal
0.65
1.93
6.75
2.39
4.61
Rata-rata 20.88 20.70 21.70 Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
21.89
19.17
13
LMSH
14
MLBI
15
MRAT
16
SCCO
17
SMGR
18
Tabel 4.2 menunjukkan perkembangan perusahaan sektor manufaktur selama periode 2008-2012, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada tahun 2008 rata-rata perkembangan Return On Assets (ROA) perusahaan sebesar 20.88%, perusahaan yang memiliki tingkat ROA tertinggi yaitu PT. Sepatu Bata Tbk sebesar 56.92%. Artinya kemampuan perusahaan dalam meningkatkan prfofitabilitas cukup baik sehingga mampu meyakinkan investor untuk menanamkan sahamnya. Sedangkan yang memiliki nilai
ROA terendah yaitu PT. Goodyear
Indonesia Tbk dengan tingkat sebesar 0.65%. Penyebab rendahnya ROA dikarenakan yaitu modal sendiri yang menurun pada perusahaan tersebut. Sehingga rendahnya profitabilitas akan mengakibatkan rendahnya pula kepercayaan investor pada perusahaan tersebut. Sedangkan disisi lain, investor mengharapkan profitabilitas pada perusahaan selalu mengalami peningkatan, karena peningkatan tersebut artinya
46
semakin tinggi laba yang akan didapatkan oleh investor dalam berinvestasi. Modal sendiri investor relatif stabil walaupun ROA menurun. Pada tahun 2009 rata-rata perkembangan perusahaan sebesar 20.70% yang meningkat dari tahun sebelumnya, perusahaan yang memiliki tingkat ROA tertinggi yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 56.76%. Sedangkan yang memiliki nilai ROA terendah yaitu PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk sebesar 1.93%. Pada tahun 2010 rata-rata perkembangan ROA perusahaan sebesar 21.70%, perusahaan yang memiliki tingkat ROA tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 52.25% yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan yang memiliki nilai terendah yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk dengan tingkat profitabilitas sebesar 6.75% yang menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 rata-rata perkembangan perusahaan sebesar 21.89%, perusahaan yang memiliki tingkat ROA tertinggi yaitu PT. HM Sampoerna Tbk sebesar 56.31% yang yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Sedangkan yang memiliki nilai terendah yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk dengan tingkat sebesar 2.39%, walaupun nilai rendah akan tetapi menunjukkan kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang disebabkan kenaikan modal sendiri. Pada tahun 2012 rata-rata perkembangan perusahaan sebesar 19.173%, perusahaan yang memiliki tingkat ROA tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 52.71%. Sedangkan yang memiliki nilai ROA terendah yaitu PT.
47
Selamat Sempurna Tbk dengan tingkat ROA sebesar 4.61%, walaupun nilai profitabilitas rendah akan tetapi menunjukkan kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat digambarkan kondisi ROA secara keseluruhan periode 2008-2012 dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 4.1 Return On Assets (ROA) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 60
50
40 2008 2009
30
2010 2011
20
2012 10
UNVR
TSPC
SMSM
SMGR
SCCO
MRAT
MLBI
LMSH
LION
KLBF
INTP
INDF
HMSP
GGRM
GDYR
DLTA
BRAM
BATA
AUTO
ASII
0
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
Dilihat pada gambar 4.1, menunjukkan nilai Return On Assets (ROA) industri manufakturrelatif stabil walaupun PT. Multi Bintang Indonesia Tbk menunjukkan kenaikan tingkat profitabilitasnya. Kenaikan tingkat profitabilitas perusahaan disebabkan oleh jumlah perolehan laba yang tinggi sebanding dengan modal sendiri yang tinggi nilainya. Sedangkan yang cenderung menurun adalah PT. Goodyear
48
Indonesia Tbk hal ini disebabkan oleh jumlah perolehan laba yang rendah dibandingkan dengan modal sendiri yang tinggi nilainya serta besarnya perolehan saham yang rendah. Secara keseluruhan pada kurun waktu 5 tahun industri yang memperoleh paling tinggi PT. Multi Bintang Indonesia Tbk di tahun 2010 dan PT. H.M Sampoerna Tbk tahun 2011 sedangkan yang terendah adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk. Walau demikian rata-rata perusahaan mengalami kenaikan lebih baik dibandingkan rata-rata tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan dari perubahannya seluruh perusahaan mengalami fluktuatif. 4.1.2
Perkembangan Return On Equity (ROE) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Salah satu indikator profitabilitas suatu perusahaan adalah ditunjukkan oleh
besarnya Return On Equity (ROE) perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya investor akan mempertimbangkan penanaman investasi sahamnya dalam suatu perusahaan dengan melihat besarnya ROE, karena ROE tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan investor. Data untuk variabel ROE diperoleh dari laporan keuangan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berikut ini kondisi ROE masingmasing perusahaan periode 2008-2012 :
49
Tabel 4.3 Return On Equity (ROE) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 No
Kode
Nama Emiten
2008
2009
2010
2011
2012
1
ASII
PT. Astra International Tbk
46.44
41.11
42.65
33.98
31.06
2
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
29.09
29.51
36.11
26.57
23.03
3
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
83.76
23.79
25.51
22.18
19.34
4
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
16.12
13.64
19.94
10.24
11.95
5
DLTA
15.11
13.14
17.42
11.37
10.22
6
GDYR
2.23
40.76
18.65
6.64
14.84
7
GGRM
PT. Delta Djakarta Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Gudang Garam Tbk
17.12
26.38
26.57
26.94
15.86
8
HMSP
72.03
68.95
85.65
106.95
91.99
9
INDF
30.59
40.02
32.37
20.1
15.03
10
INTP
27.44
35.54
32.49
29.92
32.13
11
KLBF
PT. HM Sampoerna Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. IndocementTunggal Prakarsa Tbk PT. Kalbe Farma Tbk
34.21
32.52
34.13
32.95
23.63
12
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
28.36
19.75
19.34
22.25
21.36
13
LMSH
37.09
9.79
22.05
26.48
44.68
14
MLBI
91.22
449.09
126.09
128.33
184.1
15
MRAT
10.49
9.12
9.77
10.24
5.99
16
SCCO
7.06
5.36
19.54
27.95
29.9
17
SMGR
44.48
45.65
39.33
34.83
34.61
18
SMSM
26.29
37.33
39.43
41.69
8.2
19
TSPC
19.72
19.95
24.17
24.3
20.71
20
UNVR
PT. Lionmesh Prima Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mustika Ratu Tbk PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Selamat Sempurna Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk
111.23
114.74
112.19
151.45
96.01
maksimal
111.23
449.09
126.09
151.45
184.1
minimal
2.23
5.36
9.77
6.64
5.99
39.768
36.732
rata-rata 37.504 53.807 39.17 Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
Tabel 4.3 menunjukkan perkembangan perusahaan sektor manufaktur selama tahun 2008-2012, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
50
Pada tahun 2008 rata-rata perkembangan Return On Equity (ROE) perusahaan sebesar 37.50%, perusahaan yang memiliki tingkat tertinggi yaitu PT. Unilever Indonesia
Tbk
sebesar
111.23%.
Artinya
kemampuan
perusahaan
dalam
meningkatkan laba cukup baik sehingga mampu meyakinkan investor untuk menanamkan sahamnya. Sedangkan yang memiliki nilai terendah yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk dengan tingkat sebesar 2.23%. Pada tahun 2009 rata-rata perkembangan Return On Equity (ROE) perusahaan sebesar 53.81% yang meningkat sebesar 16.30% dari tahun sebelumnya, perusahaan yang memiliki tingkat tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 449.09%. Sedangkan yang memiliki nilai Return On Equity (ROE) terendah yaitu PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk sebesar 5.36%. Pada tahun 2010 rata-rata perkembangan Return On Equity (ROE) perusahaan sebesar 39.17%, perusahaan yang memiliki tingkat tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 126.09%. Sedangkan yang memiliki nilai Return On Equity (ROE) terendah yaitu PT. Mustika Ratu Tbk dengan tingkat sebesar 9.77% yang menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 rata-rata perkembangan perusahaan sebesar 39.77%, perusahaan yang memiliki tingkat Return On Equity (ROE) tertinggi yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 151.45%. Sedangkan yang memiliki nilai Return On Equity (ROE) terendah yaitu PT. Sekar PT. Goodyear Indonesia Tbk dengan tingkat Return On Equity (ROE) sebesar 6.64%.
51
Pada tahun 2012 rata-rata perkembangan Return On Equity (ROE) perusahaan sebesar 36.73%, perusahaan yang memiliki tingkat Return On Equity (ROE) tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia sebesar 184.1%. Sedangkan yang memiliki nilai Return On Equity (ROE) terendah yaitu PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 5.99%. Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat digambarkan kondisi ROE secara keseluruhan periode 2008-2012 dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 4.2 Return On Equity (ROE) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 500 450 400 350 300
2008
250
2009 2010
200
2011
150
2012
100 50 UNVR
TSPC
SMSM
SMGR
SCCO
MRAT
MLBI
LMSH
LION
KLBF
INTP
INDF
HMSP
GGRM
GDYR
DLTA
BRAM
BATA
AUTO
ASII
0
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
Dilihat pada gambar 4.2, menunjukkan nilai Return On Equity (ROE) industri manufaktur relatif stabil walaupun PT. Multi Bintang Indonesia Tbk menunjukkan kenaikan tingkat diatas rata-rata perusahaan lainnya. Kenaikan tingkat Return On
52
Equity (ROE) perusahaan, dalam hal ini disebabkan oleh jumlah perolehan laba yang tinggi sebanding dengan modal sendiri yang tinggi nilainya. Sedangkan yang cenderung menurun adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk, hal ini disebabkan oleh jumlah perolehan laba yang rendah dibandingkan dengan modal sendiri yang tinggi nilainya serta besarnya perolehan saham yang rendah. Secara keseluruhan pada kurun waktu 5 tahun industri yang memperoleh Return On Equity (ROE) paling tinggi PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dari perubahannya seluruh perusahaan mengalami fluktuatif. 4.1.3 Perkembangan Economic Value Added (EVA) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Economic Value Added (EVA) merupakan suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Data diperoleh dari laporan keuangan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berikut ini kondisi EVA masing-masing perusahaan periode 2008-2012 : Tabel 4.4 Economic Value Added (EVA) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 No
Kode
1
ASII
2
Nama Emiten
2008
2009
2010
2011
2012
PT. Astra International Tbk
6.07
6.05
6.47
5.31
6.42
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
5.35
6.77
6.54
5.38
7.57
3
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
5.45
7.11
6.61
5.43
5.61
4
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
5.23
6.11
6.11
5.58
6.21
5
DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk
5.90
6.95
6.78
5.66
6.71
6
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
6.14
7.12
6.66
5.26
6.64
7
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
5.61
5.89
6.75
5.36
6.40
53
6.21
6.94
6.79
5.62
6.67
6.71
7.16
6.86
6.08
6.74
6.64
6.29
6.94
6.07
6.82
KLBF
PT. HM Sampoerna Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. IndocementTunggal Prakarsa Tbk PT. Kalbe Farma Tbk
6.40
6.85
6.29
5.35
6.41
12
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
5.62
7.36
6.40
5.45
6.55
13
LMSH
PT. Lionmesh Prima Tbk
6.08
6.25
6.50
5.23
6.35
14
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
6.07
6.83
6.72
5.90
6.72
15
MRAT
7.11
7.40
6.77
6.14
6.41
16
SCCO
6.11
6.51
5.45
6.55
3.61
17
SMGR
6.95
6.58
5.23
6.35
4.20
18
SMSM
PT. Mustika Ratu Tbk PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Selamat Sempurna Tbk
5.61
6.72
5.90
6.72
3.40
19
TSPC
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
6.21
6.77
6.14
6.41
3.57
20
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
8
HMSP
9
INDF
10
INTP
11
6.71
4.04
4.22
4.27
4.32
Maksimal
7.11
7.40
6.94
6.72
7.57
Minimal
5.23
4.04
4.22
4.27
3.40
6.31
5.71
5.87
Rata-rata 6.11 6.58 Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
Tabel 4.4 menunjukkan perkembangan Economic Value Added (EVA) perusahaan sektor Manufaktur selama Periode 2008-2012, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada tahun 2008 rata-rata perkembangan Economic Value Added (EVA) perusahaan sebesar 6.11%, perusahaan yang memiliki tingkat Economic Value Added (EVA) tertinggi yaitu PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 7.11%. Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan cukup baik sehingga mampu meyakinkan investor untuk menanamkan sahamnya. Sedangkan yang memiliki nilai Economic Value Added (EVA) terendah yaitu PT. Indo Kordsa Tbk dengan tingkat sebesar 5.23%.
54
Pada tahun 2009 rata-rata perkembangan Economic Value Added (EVA) perusahaan sebesar 6.58%, perusahaan yang memiliki tingkat tertinggi yaitu PT. Mustika Ratu Tbk yaitu sebesar 7.40%. Sedangkan yang memiliki nilai Economic Value Added (EVA) terendah yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk dengan tingkat Economic Value Added (EVA) sebesar 4.04%. Pada tahun 2010 rata-rata perkembangan Economic Value Added (EVA) perusahaan sebesar 6.31%, perusahaan yang memiliki tingkat Economic Value Added (EVA) tertinggi yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 6.94%. Sedangkan yang memiliki nilai Economic Value Added (EVA) terendah yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk dengan tingkat sebesar 4.22%. Pada tahun 2011 rata-rata perkembangan Economic Value Added (EVA) perusahaan sebesar 5.71%, perusahaan yang memiliki tingkat Economic Value Added (EVA) tertinggi yaitu PT. Selamat Sempurna Tbk sebesar 6.72%, Sedangkan yang memiliki nilai terendah yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk dengan tingkat Economic Value Added (EVA) sebesar 4.27%. Pada tahun 2012 rata-rata perkembangan Economic Value Added (EVA) perusahaan sebesar 5.87%, perusahaan yang memiliki tingkat Economic Value Added (EVA) tertinggi yaitu PT. Astra Otoparts Tbk sebesar 7.57%. Sedangkan yang memiliki nilai Economic Value Added (EVA) terendah yaitu PT. Selamat Sempurna Tbk dengan tingkat Economic Value Added (EVA) sebesar 3.40%. Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat digambarkan kondisi EVA secara keseluruhan periode 2008-2012 dalam bentuk grafik sebagai berikut :
55
Gambar 4.3 Economic Value Added (EVA) pada Industri manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 8 7 6 5
2008
4
2009 2010
3
2011 2
2012
1 UNVR
TSPC
SMSM
SMGR
SCCO
MRAT
MLBI
LMSH
LION
KLBF
INTP
INDF
HMSP
GGRM
GDYR
DLTA
BRAM
BATA
AUTO
ASII
0
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
Dilihat pada Gambar 4.3, selama kurun waktu 5 tahun memiliki nilai rata-rata Economic Value Added (EVA) yang cenderung stabil, kecuali PT. Unilever Tbk yang mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai dengan 2012. Industri yang memperoleh nilai EVA tertinggi adalah PT. Mustika Ratu Tbk.
4.1.4
Perkembangan Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012
56
Return saham ditentukan melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Return saham dalam penelitian ini adalah harga pasar saham pada periode 2008-2012. Berikut ini adalah return saham pada periode 2008-2012 di sektor Industri Manufaktur : Tabel 4.5 Perkembangan Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 No
Kode
Nama Emiten
2008
2009
2010
2011
2012
1
ASII
PT. Astra International Tbk
38,200
34,700
54,550
74,000
7,600
2
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
5,550
5,750
13,950
3,400
3,700
3
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
31,000
36,000
67,600
55,000
60,000
4
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
1,200
1,450
2,400
2,150
3,000
5
DLTA
3,250
3,250
3,400
3,500
3,500
6
GDYR
8,500
9,600
12,500
9,550
12,300
7
GGRM
PT. Delta Djakarta Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Gudang Garam Tbk
20,650
21,550
40,000
62,050
56,300
8
HMSP
15,500
10,400
28,150
39,000
59,900
9
INDF
4,500
3,550
4,875
4,600
5,850
10
INTP
16,800
13,700
15,950
17,050
22,450
11
KLBF
PT. HM Sampoerna Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. IndocementTunggal Prakarsa Tbk PT. Kalbe Farma Tbk
400
1,300
3,250
3,400
3500
12
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
1,500
2,100
3,800
5,250
10,400
13
LMSH
2,400
2,400
4,800
5,000
10,500
14
MLBI
145,000
177,000
274,950
359,000
740,000
15
MRAT
400
395
650
500
490
16
SCCO
1,520
1,310
1,950
3,125
4,050
17
SMGR
8,500
7,550
9,450
11,450
15,850
18
SMSM
PT. Lionmesh Prima Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mustika Ratu Tbk PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Selamat Sempurna Tbk
750
750
1,070
1,360
2,525
19
TSPC
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
600
730
1,710
2,550
3,725
20
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
8,550
11,050
16,500
18,800
20,850
Maksimal
145,000
177,000
274,950
359,000
740,000
57
Minimal
400
395
Rata-rata Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali) 15,739
17,227
650
500
490
28,075
34,037
52,325
Tabel 4.5 menunjukkan perkembangan return saham perusahaan sektor manufaktur selama tahun 2008-2012, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada tahun 2008 rata-rata return saham perusahaan sebesar 15,739, perusahaan yang memiliki return saham tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 145.000. Return saham yang meningkat menunjukkan perusahaan mendapatkan keuntungan, sehingga dapat menambah kepercayaan investor untuk menanamkan sahamnya kembali. Tinggi rendahnya return saham pada perusahaan tersebut disebabkan terjadinya kenaikan dan penurunan pada faktor yang mempengaruhinya yaitu (ROA, ROE dan EVA). Sedangkan yang memiliki return saham terendah yaitu PT. Kalbe Farma Tbk dengan nilai 400. Return saham yang rendah
dapat
pula
menarik
minat
investor
asalkan
perusahaan
mampu
meningkatkannya, akan tetapi return saham yang rendah biasanya kurang diminati, hal ini karena menunjukkan perubahan profitabilitas tersebut yang rendah pula. Pada tahun 2009 rata-rata return saham perusahaan sebsear 17.227 perusahaan yang memiliki return saham tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 274.950 perusahaan ini mengalami kenaikan dibanding Periode sebelumnya, hal ini disebabkan oleh kenaikan profitabilitas. Sedangkan yang memiliki return saham terendah yaitu PT. Mustika Ratu Tbk. dengan return saham 395 dan mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya.
58
Pada tahun 2010 rata-rata return saham perusahaan sebesar 28.075, perusahaan yang memiliki return saham tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 274.950, hal ini disebabkan peningkatan ROE dan EVA. Sedangkan yang memiliki return saham terendah yaitu PT. Mustika Ratu Tbk dengan return saham sebesar 650, walaupun memiliki return saham yang rendah tetapi return saham mengalami kenaikan, kenaikan ini disebabkan meningkatnya profitabilitas. Return saham yang rendah dapat pula menarik minat investor asalkan perusahaan mampu meningkatkan profitabilitasnya. Pada tahun 2011 rata-rata return saham perusahaan sebesar 34.037 perusahaan yang memiliki return saham tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 359.000, peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan EVA dan ROE. Sedangkan yang memiliki return saham terendah yaitu PT. Mustika Ratu Tbk dengan return saham 500 dan mengalami penurunan, penyebab turunnya return saham karena penurunan ROE dan EVA. Pada tahun 2012 rata-rata return saham perusahaan sebesar 52.325, perusahaan yang memiliki return saham tertinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk hal ini disebabkan oleh kenaikan ROE dan EVA yaitu sebesar 740.000. Sedangkan yang memiliki return saham terendah yaitu PT. Mustika Ratu Tbk dengan return saham sebesar 490, return saham perusahaan tidak mengalami kenaikan maupun penurunan dibanding tahun sebelumnya, akan tetapi ROA, ROE dan EVA mengalami kenaikan
59
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat digambarkan kondisi return saham secara keseluruhan periode 2008-2012 dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 4.4 Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2011 800000 700000 600000 500000
2008
400000
2009 2010
300000
2011 2012
200000 100000
UNVR
TSPC
SMSM
SCCO
SMGR
MRAT
MLBI
LMSH
LION
KLBF
INTP
INDF
HMSP
GGRM
GDYR
DLTA
BRAM
BATA
AUTO
ASII
0
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah kembali)
Berdasarkan pada gambar 4.4 jelas terlihat bahwa return saham selama lima tahun yang menunjukkan perubahan sekaligus peningkatan return saham khususnya bagi PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dan PT. Mustika Ratu Tbk. Hal ini sangat perlu diperhatikan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya, karena para investor ingin mananamkan sahamnya pada perusahaan yang memiliki prospek return saham yang terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan perusahaan perlu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dan mampu menarik investor yang dapat
60
meningkatkan return sahamnya. Perubahan return saham ditentukan oleh besarnya tingkat profibilitas perusahaan tersebut. Bila dikaitkan dengan analisis sebelumnya maka dapat dilihat bahwa meningkat atau menurunnya ROE, ROA dan EVA dapat mempengaruhi return saham. Dengan demikian berdasarkan gambar 4.4 ROE, ROA dan EVA memiliki hubungan, dimana apabila ROE, ROA dan EVA naik maka akan berdampak naik pula pada return saham, sebaliknya apabila ROE, ROA dan EVA mengalami penurunan belum tentu return saham menurun. 4.2
Pembahasan Penelitian
4.2.1
Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.6 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
20
,79
1,71
1,2416
,26773
ROE
20
,96
2,29
1,4808
,31722
EVA
20
5,64
6,98
6,3509
,38409
SAHAM
20
2,69
5,53
3,8952
,67096
Valid N (listwise)
20
Sumber : Data sekunder (diolah)
Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari variabel independen maupun variabel dependen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, EVA dan return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel berjumlah 100 yang diperoleh dari 20 perusahaan dikalikan periode tahun pengamatan (5 tahun). Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif dari data yang digunakan dalam penelitian ini :
61
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.6 diatas diketahui bahwa Return On Assets (ROA) diperoleh rata-rata sebesar 1,2416. Hal ini berarti bahwa rata-rata perolehan laba bersih adalah sebesar 1,2416 kali dari total aset yang dicapai perusahaan. Nilai maksimal sebesar 1,71 kali yang berarti bahwa laba bersih tertinggi dapat mencapai 1,71 kali dari total aset yang dicapai PT. Sepatu Bata Tbk pada tahun 2008, sedangkan nilai minimal ROA sebesar 0,79 kali yang merupakan ROA dari PT. Goodyear Indonesia Tbk pada tahun 2008 dan PT. Supreme Cable Manufacturing & Corporation Tbk pada tahun 2009. Return On Equity (ROE) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,4808. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 1,4808 kali dari total ekuitas yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai minimal yaitu sebesar 0,96 kali yang berarti sampel terendah yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk pada tahun 2008 yang hanya mendapatkan laba bersih dari penggunaan seluruh total ekuitas yang dimiliki sebesar 0,96. Nilai maksimal diketahui sebesar 2,29 kali yang merupakan ROE dari PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2009 dan PT. Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2010. Economic Value Added (EVA) menunjukkan rata-rata sebesar 6,3509. Hal ini berarti rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 6,3509 kali dari biaya modal (cost of capital) yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai maksimal EVA sebesar 6,98 kali yang dimiliki PT. Sepatu Bata Tbk pada tahun 2012 dan nilai minimal sebesar 5,64 kali merupakan EVA dari PT. Selamat sempura Tbk pada tahun 2012.
62
Return saham yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,8952. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mengembalikan nilai saham sebesar 3,8952 kali lebih besar dari nilai penutupan saham perusahaan. Nilai minimal sebesar 2,69 yang dimilki PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2008, sedangkan nilai maksimal return saham sebesar 5,53 kali yang dimiliki PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2012. 4.2.2
Analisis Verifikatif
4.2.2.1 Pengujian Asumsi Klasik
Dalam pengujian regresi linier berganda, untuk memperoleh penelitian yang akurat diperlukan pengujian dengan asumsi klasik yaitu : a.
Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-
Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan Menurut Sulaiman (2003:40) adalah dibawah 0,05. Dengan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov: 1) Jika Asymp, Sig Residual < 0,05 maka, variabel tidak berdistribusi normal. 2) Jika Asymp, Sig Residual > 0,05 maka, variabel berdistribusi normal. Hasil penjelasan SPSS versi 18 ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Normalitas Variabel (ROA, ROE dan EVA) dan Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012
63
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ROA N
ROE
EVA
SAHAM
20
20
20
20
Mean
1.2416
1.4808
6.3509
3.8952
Std. Deviation
.26773
.31722
.38409
.67096
Absolute
.096
.204
.124
.114
Positive
.096
.204
.124
.114
Negative
-.095
-.084
-.063
-.076
Kolmogorov-Smirnov Z
.431
.912
.555
.510
Asymp. Sig. (2-tailed)
.992
.377
.918
.957
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Data uji normalitas menunjukkan ketiga variabel berdistribusi normal karena nilai Asymp, Sig Residual > 0,05. Dengan demikian data tersebut dapat dilanjutkan untuk dilakukan penelitian. b.
Autokorelasi Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi lainnya. Uji gejala autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Durbin-Watson. Seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Variabel ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
64
Periode 2008-2012 b
Model Summary Model R 1
R Square .741
a
.549
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .465
Durbin-Watson
.49098
1.694
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, ROE b. Dependent Variable: SAHAM
Berdasarkan tabel di atas, nilai Durbin-Watson test diperoleh sebesar 1.694. Dengan menggunakan derajat kepercayaan (α) 5%, maka nilai Durbin-Watsontest tersebut tidak menunjukkan adanya autokorelasi positif. Hal tersebut terlihat dari nilai DW sebesar 1.694 yang berada di antara batas bawah 1,65 dan batas atas 2.79 atau 1.65< 1.694<2.79, sehingga nilai durbin-watson tidak terdapat autokoleasi. c.
Multikolinieritas Multikolinieritas memiliki arti antara variabel bebas yang satu dengan variabel
bebas yang lain dalam model regresi terjadi hubungan yang mendekati sempurna. Multikolinieritas hampir selalu ada dalam model persamaan regresi yang menggunakan lebih dari variabel bebas. Berikut ini hasil pengujian tersebut :
Tabel 4.9
65
Uji Multikolinieritas Variabel ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Std. B 1
Error
(Constant)
1.578
2.149
ROA
-.453
.891
ROE
1.898
EVA
.011
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
.734
.473
-.181
-.509
.618
.223
4.488
.765
.897
2.481
.025
.216
4.640
.305
.006
.036
.972
.922
1.084
a. Dependent Variable: SAHAM
Dari nilai VIF yang telah diperoleh dalam tabel diatas, menunjukkan bahwa data pada variabel bebas tidak mengandung adanya gejala korelasi yang kuat antara sesama variabel bebas, karena semua nilai VIF yang dihitung lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,1 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel bebas. d.
Uji Heterokesdastisitas Berikut adalah uji heteroskedastisitas, dimana dalam analis regresi, varians
dari residual tidak sama atau tidak memiliki pola tertentu dari satu pengamatan ke pengamatan lain, yang ditunjukan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians dari residual dengan besarnya varians antar residual tidak homogen, sedangkan apabila terdapat gejala varians sama disebut homokedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastis pada penelitian iniseperti pada gambar berikut ini :
66
Gambar 4.5 Uji Heterokesdastisitas Variabel ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012
Berdasarkan diagram pencar, maka dapat dilihat bahwa penyebaran residual tidak homogen. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan hasil demikian terbukti bahwa tidak terjadi gejala homoskedastis atau persamaan regresi memenuhi asumsi non–heteroskedastis.
67
4.2.3
Rancangan Pengujian Hipotesis
4.2.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap return saham secara simultan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1
a
Std. Error
(Constant)
1.578
2.149
ROA
-.453
.891
ROE
1.898
EVA
.011
Beta
t
Sig. .734
.473
-.181
-.509
.618
.765
.897
2.481
.025
.305
.006
.036
.972
a. Dependent Variable: SAHAM
Model diatas regresi linier berganda yang biasa dibentuk dari variabel yang ada pada tabel 4.10 dapat diformulasikan dalam model persamaan sebagai berikut : Y = 1.578 - 0.453X1 + 1.898X2 + 0.011X2 Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap return saham sebagai berikut :
68
a.
Nilai konstanta bertanda positif 1.578, yang menunjukkan apabila variabel ROA, ROE dan EVA tidak ada perubahan atau sama dengan 0 maka akan meningkatkan return saham sebesar 1.578.
b.
Return On Assets (ROA) memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.453, hal ini berarti apabila nilai X1 (Return On Assets) meningkat 1 satuan dengan asumsi variabel-variabel lain adalah tetap, maka akan menurunkan return saham sebesar 0.453.
c.
Return On Equity (ROE) memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1.898, hal ini berarti apabila nilai X2 (Return On Equity) meningkat 1 satuan dengan asumsi variabel-variabel lain adalah tetap maka akan meningkatkan return saham sebesar 1.898.
d.
Economic Value Added (EVA) memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.011, hal ini berarti apabila nilai X3 (Economic Value Added) meningkat 1 satuan dengan asumsi variabel-variabel lain adalah tetap, maka akan meningkatkan return saham sebesar 0.011.
1. Analisis Korelasi Berganda / Multiple Correlation Berdasarkan hasil pengolahan data pada SPSS versi 18 didapatkan hasil uji korelasi berganda sebagai berikut :
69
Tabel 4.11 Koefisien Korelasi Berganda Pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Model
Std. Error of the R 1
R Square .741
a
Adjusted R Square
.549
.465
Estimate .49098
a. Predictors: (Constant), EVA, ROE, ROA b. Dependent Variable: Saham
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keeratan hubungan antara Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap return saham secara simultan, maka penulis melakukan pengujian dengan analisis korelasi berganda. Adapun hasil analisis korelasi berganda tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11, hasil perhitungan koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0.741. Hal ini menunjukkan keeratan hubungan antara variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap return saham termasuk kriteria kuat. 2. Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Adapun hasil analisis koefisien determinasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 koefisien determinasi multiple (R2) = 0,549 = 54.9%. Ini berarti 54% variasi dari return saham dijelaskan oleh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Besarnya
70
kontribusi seluruh variabel terhadap return saham menyebabkan return saham terpengaruh secara signifikan oleh ketiga variabel tersebut. 4.2.3.2 Uji Simultan (uji F)
Pengujian secara simultan digunakan untuk mengetahui nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersamasama. Kita dapat menguji secara simultan apakah regresi berganda yang telah didapatkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham atau tidak ada pengaruh. Adapun hasil pengujian secara simultan / uji F statistik dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Uji Simultan Pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 b
ANOVA Model
Sum of Squares
1
df
Mean Square
Regression
4.697
3
1.566
Residual
3.857
16
.241
Total
8.554
19
F 6.494
Sig. .004
a
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, ROE b. Dependent Variable: SAHAM
Pengujian dilakukan dengan uji statistik F, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis statistik Hipotesis Simultan
71
H0 : R1 = R2 = 0
Tidak ada pengaruh antara ROA, ROE dan EVA terhadap return saham (Y).
H1 = R1= R2 ≠ 0
Jika salah satu dari variabel ROA, ROE dan EVA berpengaruh terhadap return saham (Y).
b.
Menentukan tingkat signifikan sebesar α = 5% dengan derajat kebebasan (db = n – k – 1) = 20 – 3 – 1 = 16 r = nilai koefisien korelasi partial n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas
c.
Mencari nilai F hitung yang didapat hasilnya dari tabel output ANOVA di atas, yaitu 0,047
d.
Menentukan penerimaan dan penolakan dugaan atas hipotesis yang diajukan, dengan kriteria pengujian : 1) Ho ditolak jika F hitung ≥ Ftabel 2) Ho diterima jika F hitung ≤ Ftabel Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbandingan F
hitung
dengan F
tabel
adalah Ho ditolak karena: F hitung 6.494 > Ftabel 3.1274. Atau pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi : 1) F sig < α, maka Ho ditolak, berarti variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) F sig > α, maka Ho diterima, berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
72
Maka hasil yang diperoleh dari perbandingan tingkat signifikansi adalah Ho ditolak karena : F sig 0.004 < 0.05, yang dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.6 Daerah penerimaan dan penolakan Ho (Uji F) pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 2011
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
ftabel 3.1274.fhitung 6.494.
Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan sektor industri Manufaktur pada periode 2008-2012, variabel ROA, ROE dan EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4.2.3.3 Analisis Jalur (Path Analysis) pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap
Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Pada analisis ini akan dijelaskan hasil persamaan analisis jalur untuk menghitung pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham sektor industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Berdasarkan data yang didapat tersebut ditentukan bahwa Return On Assets (X1), Return On Equity (X2) dan
73
Economic Value Added (X3) merupakan variabel independen, sedangkan Return Saham (Y) merupakan variabel dependen. 1. Persamaan struktural Persamaan struktural atau juga disebut model struktural, yaitu apabila setiap variable terikat/endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variable bebas/eksogen (X). Berikut ini persamaan struktural untuk variable X1 terhadap X2 : Tabel 4.13 Persamaan structural antara Return On Assets (ROA) terhadap Return On Equity (ROE) Coefficients Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B
1 (Constant) ROA
a
Std. Error
Beta
t
Sig.
.165
.168
1.103 .285
.135
.132
.881 7.895 .000
a. Dependent Variable: ROE
Berikut ini persamaan struktural untuk variable X1,X2, terhadap X3 :
74
Tabel 4.14 Persamaan struktural antara Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Economic Value Added (EVA) Coefficients
a
Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
Coefficients
Std. Error
(Constant)
.145
.894
ROA
.135
.539
ROE
-.280
.455
Beta
t
Sig.
20.034
.000
.134
.265
.794
-.289
-.573
.574
a. Dependent Variable: EVA
Berikut ini persamaan struktural untuk variable X1, X2, X3 terhadap Y : Tabel 4.15 Persamaan struktural antara Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap Return saham Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1
a
Std. Error
(Constant)
1.578
2.149
ROA
-.453
.891
ROE
1.898
EVA
.011
Beta
t
Sig.
.734
.473
-.181
-.509
.618
.765
.897
2.481
.025
.305
.006
.036
.972
a. Dependent Variable: SAHAM
Persamaan yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan dengan menggunakan program SPSS 18, diperoleh persamaan strukturnya yaitu : Pyx1+ Pyx2+ Pyx3+ Py+€
75
2. Diagram Jalur Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dengan variabel akibat. Berdasarkan Tabel diatas, maka diperoleh diagram jalur antara sebagai berikut : Gambar 4.7 Struktur Hubungan Kausal ROA, ROE dan EVA Terhadap Return Saham
ROA
0.2255
0.135
0.226
-0.453
ROE
-0.280
Return Saham
1.898
0.11
EVA
3. Koefisien Jalur Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogenus ke variabel endogenus tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur dari eksogenus ke endogenus. Berdasarkan gambar 4.10 di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Y = x1x2 + x1x3+ x2x3+Pyx1+ Pyx2+ Pyx3 + €
76
1) Nilai x1x2 sebesar 0.135 2) Nilai x1x3 sebesar 0.226 3) Nilai x2x3 sebesar -0.280 4) Nilai yx1 sebesar -0.453 5) Nilai yx2 sebesar 1.898 6) Nilai yx3 sebesar 0.11 7) Nilai € sebesar 0.2255 Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua variabel eksogenus, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga berupa pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen yang lainnya. Berdasarkan gambar 4.7 di atas, maka variabel eksogenus terhadap variabel endogenus dapat dihitung sebagai berikut : 1) Pengaruh langsung ROA terhadap Return Saham yx1 x yx1 = -0.453 x -0.453 = 0.205 (20.52%) Besarnya pengaruh langsung variabel ROA terhadap ROE x1x2 x x1x2 = 0.135 x 0.135 = 0.018 (1.82%) Besarnya pengaruh langsung variabel ROA terhadap EVA x1x3 x x1x3 = 0.226 x 0.226 = 0.051 (5.10%) Total pengaruh ROE terhadap Return Saham [yx1 + x1x2 + x1x3] = [20.52% + 1.82% + 5.10%] = 27.44%
77
2) Pengaruh langsung ROE terhadap Return Saham yx2 x yx2 = 0.1898 x 0.1898 = 0.036 (3.60%) Besarnya pengaruh langsung variabel ROE terhadap ROA x1x2 x x1x2 = 0.135 x 0.135 = 0.018 (1.82%) Besarnya pengaruh langsung variabel ROE terhadap EVA x2x3 x x2x3 = -0.280 x -0.280 = 0.078 (7.84%) Total pengaruh ROE terhadap Return Saham [yx2 + x1x2 + x1x3] = [3.60% + 1.82% + 7.84%] = 13.26% 3) Pengaruh langsung EVA terhadap Return Saham yx3 x yx3 = 0.11 x 0.11 = 0.0121 (1.21%) Besarnya pengaruh langsung variabel EVA terhadap ROA x1x3 x x1x3 = 0.226 x 0.226 = 0.051 (5.10%) Besarnya pengaruh langsung variabel EVA terhadap ROE x2x3 x x2x3 = -0.280 x -0.280 = 0.078 (7.84%) Total pengaruh EVA terhadapr Return Saham [yx3 + x1x3 + x2x3] = [1.21% + 5.10% + 7.84%] = 14.15% 4) Besarnya pengaruh total variabel X1, X2, X3 terhadap Y [yx1 + x1x2 + x1x3] + [yx2 + x1x2 + x1x3] + [yx3 + x1x3 + x2x3] 27.44% + 13.26% + 14.15% = 54.85%
78
Tabel 4.16 Pengujian Koefisien Jalur Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1
a
Std. Error
(Constant)
1.578
2.149
ROA
-.453
.891
ROE
1.898
EVA
.011
Beta
t
Sig.
.734
.473
-.181
-.509
.618
.765
.897
2.481
.025
.305
.006
.036
.972
a. Dependent Variable: SAHAM
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, maka diperoleh hasil masing-masing variabel terhadap return saham sebagai berikut : 1. Koefisien beta pertama = -0.181, diperoleh nilai t hitung sebesar -0.509 sementara nilai t table sebesar 1.999, yang berarti bahwa t hitung < t table atau juga signifikansi t hitung untuk x1 atau pelayanan sebesar 0.618 dibandingkan dengan sebesar 0.05 maka signifikansi t > , ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh sebesar -18.1% terhadap return saham. 2. Koefisien beta kedua = 0.897, diperoleh nilai t hitung sebesar 2.481 sementara nilai t table sebesar 1.999, yang berarti bahwa t hitung > t tabel atau juga signifikansi t hitung untuk x2 atau ROE sebesar 0.025 dibandingkan dengan sebesar 0.05 maka signifikansi t < , ini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh sebesar 89.7% terhadap return saham.
79
3. Koefisien beta ketiga = 0.006, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.036 sementara nilai t table sebesar 1.999, yang berarti bahwa t hitung < t tabel atau juga signifikansi t hitung untuk x3 atau fasilitas sebesar 0.972 dibandingkan dengan sebesar 0.05 maka signifikansi t <, ini menunjukkan bahwa EVA berpengaruh 0.6% terhadap return saham. Dari hasil perhitungan SPSS untuk analisis jalur, koefisien yang dipergunakan adalah koefisien beta atau koefisien standar (Standard Coefficients). Kriteria penolakan Ho, jika sig t >sig , dengan = 5%. Untuk lebih jelasnya dalam menentukan pengaruh variable return on assets, return on equity dan economic value added terhadap return saham, dapat dijelaskan pada tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Koefisien
Sig.*
Jalur
T hitung
-0.181
0.509
0.618
0.897
2.481
0.025
0.006
0.036
0.972
Hipotesis
ROE (X1) mempunyai pengaruh terhadap return saham (Y) ROE (X2) mempunyai pengaruh terhadap retrun saham (Y) EVA (X3) mempunyai pengaruh terhadap retrun saham (Y)
Kesimpulan
Hipotesis (H1) ditolak, tidak terdapat pengaruh ROA (X1) terhadap retrun saham (Y) Hipotesis (H1) diterima, terdapat pengaruh ROE (X2) terhadap retrun saham (Y) Hipotesis (H1) ditolak, tidak terdapat pengaruh EVA (X3) terhadap return saham (Y)
80
Oleh karena itu kita cukup indikasi bahwa sebaiknya dilakukan ”Teori Trimming”, yaitu dengan cara membuang variabel yang kurang bermakna. Dari tabel diatas dapat diperoleh secara jelas bahwa struktur hubungan kausal (pengaruh sebab akibat) hanya berlaku untuk koefisien PYX2 atau ROE berpengaruh terhadap return saham. 4.2.3.4 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return Saham dapat dijelaskan oleh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA). Namun dari seluruh variabel independen hanya Return On Equity (ROE) saja yang berpengaruh positif terhadap Return Saham. Penjelasan masing-masing variabel sebagai berikut : 1. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) terhadapr Return Saham secara parsial. a. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham. Return On Asset (ROA) secara statistik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham, hal tersebut ditunjukan dengan nilai thitung -0.509 < ttable 1.999. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Lestari dan Sugiharto (2007), Pertiwi (2010), dan Wardan (2012) yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
81
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan rata-rata ROA tahun 2010 sebesar 21.70% dan tahun 2011 sebesar 21.89% mengalami kenaikan yang tidak begitu pesat, artinya kenaikan ROA setiap tahunnya sebesar 1%. Hal ini tidak sejalan dengan pertumbuhan rata-rata retun saham yang kenaikannya begitu pesat pada tahun 2010 sebesar 28.07% dan tahun 2011 sebesar 34.03%. Pertumbuhan harga saham dipengaruhi oleh Price Earning Ratio (PER), berdasarkan data menunjukan bahwa pertumbuhan PER sejalan dengan pertumbuhan harga saham dimana dalam 20 perusahan terdapat 13 perusahaan yang PER industri lebih besar dibandingkan dengan PER perusahaan. b. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham. Return On Equity (ROE) secara statistik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham, hal tersebut ditunjukan dengan nilai thitung 2.481 > ttable 1.999. Penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian sebelumnya yang dilakukan Retno Widya Sasanti dan Nurfauziah (2005), Brigham dan Houston (2010), serta Kasmir (2012) yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan rata-rata ROE tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 53.08% dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 37.50%, sama halnya dengan pertumbuhan ratarata retun saham yang mengalami kenaikan pada tahun 2009 sebesar
82
17.27% dibandingkan tahun 2008 sebesar 15.73%. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki dampak terhadap return saham, karena semakin tinggi nlai Return On Equity (ROE) maka perusahaan mampu memberikan keuntungan bagi pemegang saham, maka saham tersebut diinginkan untuk dibeli yang pada akhirnya meningkatkan return saham. c. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham. Economic Value Added (EVA) secara statistik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham, hal tersebut ditunjukan dengan nilai thitung 0.036 < ttable 1.999. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Wilopo dan mayangsari (2002) dan Van Horne dan John M Wachowich (2007) dan Pertiwi (2010) yang menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) yang menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan EVA selama lima tahun menunjukkan nilai rata-rata di bawah 6% yang berbeda jauh dengan pertumbuhan return saham selma lima tahun yang dimulai dari tahun 2008 sebesdar 15% sampai 2012 sebesar 52%. Dengan demikian Economic Value Added (EVA) menunjukkan kontribusi yang lemah terhadap return saham. Hal ini menunjukkan karena investor masih menganggap bahwa metode perhitungan Return On Equity (ROE) masih
83
efektif dalam memperkirakan tingkat keuntungan saham dimasa yang akan datang. 2. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) terhadapr Return Saham secara simultan. Secara simultan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) memiliki pengaruh terhadap Return Saham. Berdasarkan uji f didapat nilai fhitung 6.494 > ftabel 3.1274 artinya Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2008-2012. Selain ftabel, kesimpulan dapat diperoleh dari perbandingan probabilitas. hasil yang diperoleh dari perbandingan probabilitas dengan tingkat signifikan adalah H0 ditolak karena nilai sig. kurang dari 0,05, yaitu 0,004 < 0,05.