BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan tentang perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan diskusi kelompok dengan cooperative learning. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif didapat dari nilai pretes dan postes. Sedangkan data kualitatif didapat dari angket respon siswa terhadap pembelajaran. A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Untuk mengukur hasil belajar siswa, diberikan tes berupa tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dengan 4 pilihan jawaban. Tes tersebut diberikan sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran. Adapun rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa terlihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata Pretes, Postes, Dan Gain Tabel
Rata-rata Gain
Jigsaw
STAD
Diskusi
Pretes
Postes
Pretes
Postes
Pretes
Postes
26,50
77,50
28,75
77,63
30,12
55,63
51
48,88
39
25,51
40
Dari tabel tersebut terlihat terdapat peningkatan nilai hasil belajar siswa, baik dari kelas jigsaw, STAD maupun maupun diskusi kelompok. Meski demikian, terdapat perbedaan gain atau penambahan nilai dari rata-rata rata rata pretes dengan ratarata rata postes. Pada kelas jigsaw diperoleh nilai gain sebesar 51, pada kelas STAD diperoleh nilai gain 48,88, sedangkan pada kelas diskusi diperoleh diperole nilai gain sebesar 25,51. Apabila bila tabel tersebut disajikan ke dalam diagram diperoleh hasil seperti gambar 4.1 berikut.
80 70 60 50 Pretes
40
Postes 30 20 10 0 Jigsaw
STAD
Diskusi
Gambar 4.1 Diagram rata-rata rata rata pretes, postes dan gain Pengujian lebih lanjut mengenai hasil belajar yang diperoleh dari data gain yang ada dapat dilakukan melalui pengujian sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Gain Untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0
:
Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
41
H1
:
Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Pengujian normalitas menggunakan software SPSS menunjukkan hasil
sebagai berikut: Tabel 4.2 Tes normalitas menggunakan SPSS Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
kelas jigsaw
.276
40
.000
.803
40
.000
kelas stad
.414
40
.000
.682
40
.000
.347
40
.000
.698
40
.000
kelas diskusi kelompok a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel uji normalitas tersebut terlihat nilai dari semua sampel adalah 0,00. Dengan demikian diketahui ketiga sampel dari hasil penelitian tidak berdistribusi normal. b. Uji Hipotesis Berdasarkan uji normalitas yang menunjukkan data tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji friedman. Hasil dari uji friedman terhadap data gain penelitian adalah sebagai berikut. Pada uji friedman menggunakan software SPSS diperoleh nilai sig. < 0,05, maka ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak, atau dengan kata lain sekurang-
42
kurangnya nilai salah satu jenis tes mendapat penilaian lebih besar dibandingkan dengan sekurang-kurangnya nilai salah satu tes yang lain. Untuk mengetahui pada bagian sampel mana yang memiliki perbedaan, maka dilakukan uji wilcoxon sebanyak tiga kali. 1. Uji wilcoxon STAD - Jigsaw Dengan nilai sig. >0,05, maka ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima, atau dengan kata lain kedua kelompok memiliki mutu/penilaian yang sama. 2. Uji wilcoxon jigsaw – diskusi, dan STAD - diskusi Dengan nilai sig. < 0,05, pada kedua tabel diatas maka ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak, dari hasil penelitian tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak atau dengan kata lain terdapat perbedaan rata-rata gain antara kelas eksperimen dan kelas control.
2. Hasil Angket a. Hasil Angket Respons Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Hasil pengisian angket respons siswa terhadap pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw disajikan dalam Tabel dibawah ini : Tabel 4.7 angket respons siswa terhadap pembelajaran jigsaw No.
Pernyataan
Persentase jawaban ya
1
Biologi merupakan mata pelajaran yang menyenangkan
94,29
tidak 5,71
43
No.
Pernyataan
Persentase jawaban ya
2
Kesulitan paling besar dalam belajar biologi adalah
tidak
72,00
28,00
karena pelajaran biologi banyak mengandung hapalan 3
Saya berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi
85,71
14,29
4
Pembelajaran biologi akan lebih menarik jika tidak
97,14
2,86
Pembelajaran menggunakan metode jigsaw membuat 97,14
2,86
selalu di praktikkan dengan metode ceramah 5
saya semangat untuk belajar 6
Pembelajaran metode jigsaw membuat saya merasa
8,57
91,43
85,71
14,29
74,29
25,71
bosan 7
Pembelajaran menggunakan metode jigsaw membantu saya dalam memahami materi pelajaran
8
Petunjuk dan tugas-tugas yang ada dalam LKS mudah dimengerti, sehingga dapat saya kerjakan dengan baik
9
Saya sangat menyukai cara belajar kelompok jigsaw
85,71
14,29
10
Diharapkan pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan
89,17
10,83
16,25
83,75
92,42
7,58
74,29
25,71
72,46
27,54
pada konsep lain dalam mata pelajaran biologi 11
Saya mengalami banyak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jigsaw
12
Pembelajaran jigsaw dapat melatih keberanian saya untuk berbicara kepada orang lain
13
Pembelajaran jigsaw membuat saya merasa bertanggung jawab terhadap kelompok
14
Saya yakin pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan kualitas hasil belajar saya
44
b. Hasil Angket Respons Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Hasil pengisian angket respon siswa terhadap pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.8 angket respons siswa terhadap pembelajaran STAD No.
Pernyataan
Persentase jawaban Ya
1
Biologi merupakan mata pelajaran yang
tidak
95,22
4,78
62,41
37,59
menyenangkan 2
Kesulitan paling besar dalam belajar biologi adalah karena pelajaran biologi banyak mengandung hapalan
3
Saya berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi
87,48
12,52
4
Pembelajaran biologi akan lebih menarik jika tidak
90,76
9,24
96,92
3,08
2,61
97,39
87,69
12,31
Petunjuk dan tugas-tugas yang ada dalam LKS mudah 70,55
29,45
selalu di praktikkan dengan metode ceramah 5
Pembelajaran menggunakan metode STAD membuat saya semangat untuk belajar
6
Pembelajaran metode STAD membuat saya merasa bosan
7
Pembelajaran menggunakan metode STAD membantu saya dalam memahami materi pelajaran
8
dimengerti, sehingga dapat saya kerjakan dengan baik 9
Saya sangat menyukai cara belajar kelompok STAD
90,42
9,58
45
No.
Pernyataan
Persentase jawaban ya
10
Diharapkan pembelajaran STAD dapat diterapkan
tidak
89,68
11,32
14,25
85,75
87,17
13,83
89,17
10,83
70,55
29,45
pada konsep lain dalam mata pelajaran biologi 11
Saya mengalami banyak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran STAD
12
Pembelajaran STAD dapat melatih keberanian saya untuk berbicara kepada orang lain
13
Pembelajaran STAD membuat saya merasa bertanggung jawab terhadap kelompok
14
Saya yakin pembelajaran STAD dapat meningkatkan kualitas hasil belajar saya
c. Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Diskusi Kelompok Hasil pengisian angket respon siswa terhadap pendekatan pembelajaran tipe diskusi kelompok disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.9 angket respons siswa terhadap pembelajaran diskusi No.
Pernyataan
Persentase jawaban ya
1
Biologi merupakan mata pelajaran yang
tidak
93,41
6,59
65,63
34,37
90,22
9,78
menyenangkan 2
Kesulitan paling besar dalam belajar biologi adalah karena pelajaran biologi banyak mengandung hapalan
3
Saya berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi
46
No.
Pernyataan
Persentase jawaban ya
4
Pembelajaran biologi akan lebih menarik jika tidak
tidak
89,31
10,69
86,46
13,54
10,69
89,31
80,98
19,02
Petunjuk dan tugas-tugas yang ada dalam LKS mudah 71,29
28,71
selalu di praktikkan dengan metode ceramah 5
Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok membuat saya semangat untuk belajar
6
Pembelajaran metode diskusi kelompok membuat saya merasa bosan
7
Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok membantu saya dalam memahami materi pelajaran
8
dimengerti, sehingga dapat saya kerjakan dengan baik 9
Saya sangat menyukai cara belajar diskusi kelompok
82,36
17,64
10
Diharapkan pembelajaran diskusi kelompok dapat
74,05
25,95
2,13
97,87
80,58
19,42
70,90
29,09
69,52
30,48
diterapkan pada konsep lain dalam mata pelajaran biologi 11
Saya mengalami banyak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran diskusi kelompok
12
Pembelajaran diskusi kelompok dapat melatih keberanian saya untuk berbicara kepada orang lain
13
Pembelajaran diskusi kelompok membuat saya merasa bertanggung jawab terhadap kelompok
14
Saya yakin pembelajaran diskusi kelompok dapat meningkatkan kualitas hasil belajar saya
d. Minat Belajar Siswa Pernyataan yang termasuk dalam minat belajar siswa adalah pernyataan nomor 1. Pada kelas dengan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
47
jumlah siswa yang menyukai pelajaran biologi sebanyak 94,29%, sedangkan yang tidak menyukai pelajaran biologi sebanyak 5,71%. Pada kelas dengan pembelajaran cooperative learning tipe STAD jumlah siswa yang menyukai pelajaran biologi sebanyak 95,22%, sedangkan yang tidak menyukai sebanyak 4,78%. Sementara itu pada kelas dengan pembelajaran diskusi kelompok jumlah siswa yang menyukai pelajaran biologi sebanyak 93,41%, sedangkan yang tidak menyukai sebanyak 6,59%. e. Pandangan siswa mengenai pembelajaran biologi Pernyataan yang termasuk dalam indikator pandangan siswa mengenai pembelajaran biologi adalah nomor 2,3 dan 4. Berdasarkan persentase jawaban tiap pilihan siswa menunjukkan bahwa: 1) Untuk pernyataan tentang “Kesulitan paling besar dalam belajar biologi adalah karena pelajaran biologi banyak mengandung hapalan”, Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw sebanyak 72% menyatakan bahwa pelajaran biologi sulit dipahami karena banyak mengandung hapalan, sedangkan 28% lainnya menyatakan bahwa pelajaran biologi mudah dipahami. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebanyak 62,41% menyatakan bahwa pelajaran biologi sulit dipahami karena banyak mengandung hapalan, sedangkan 37,59% lainnya menyatakan bahwa pelajaran biologi mudah dipahami. Sementara itu pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok sebanyak 65,63% menyatakan bahwa pelajaran biologi sulit dipahami karena banyak
48
mengandung hapalan, sedangkan 34,37% lainnya menyatakan bahwa pelajaran biologi mudah dipahami. 2) Untuk pernyataan tentang “saya selalu berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi”, Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw sebanyak 85,71% siswa menyatakan selalu berusaha berprestasi pada pelajaran biologi,sedangkan 14,29% lainnya menyatakan tidak terlalu berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD diperoleh hasil sebanyak 87,48% dari siswa yang menyatakan selalu berusaha berprestasi pada pelajaran biologi, sedangkan 12,52% lainnya menyatakan tidak terlalu berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi. Sementara itu pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok diperoleh hasil sebanyak 90,22% siswa menyatakan selalu berusaha berprestasi pada pelajaran biologi, sedangkan 9,78% lainnya menyatakan tidak terlalu berusaha berprestasi dalam pelajaran biologi. f. Pandangan
siswa
terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe jigsaw, STAD, dan diskusi kelompok Pernyataan yang termasuk dalam indikator pandangan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw, STAD, dan diskusi kelompok adalah nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14. Berdasarkan persentase jawaban tiap pilihan siswa menunjukkan bahwa:
49
1) Untuk pernyataan tentang “pembelajaran dengan menggunakan metode ini membuat saya semangat untuk belajar” Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sebagian besar siswa (97,51%) menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw membuat mereka merasa bersemangat untuk belajar, sedangkan sebagian kecil siswa (2,49%) menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw tidak membuat mereka merasa bersemangat untuk belajar. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebagian besar siswa (96,92%) menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe STAD membuat mereka merasa bersemangat untuk belajar, sedangkan sebagian kecil siswa (3,08%) menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe STAD tidak membuat mereka merasa bersemangat untuk belajar. Sementara itu pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok sebagian besar siswa (86,46%) menyatakan pembelajaran diskusi kelompok membuat mereka merasa bersemangat untuk belajar, sedangkan sebagian kecil siswa (13,54%) menyatakan pembelajaran diskusi kelompok tidak membuat mereka merasa bersemangat untuk belajar 2) Untuk pernyataan tentang “pembelajaran dengan menggunakan metode ini membantu saya dalam memahami materi pelajaran” Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
diperoleh
hasil
sebanyak
85,71%
yang
menyatakan
50
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw membantu dalam memahami materi pelajaran sedangkan 14,29% lainnya menyatakan pembelajaran ini tidak cukup membantu dalam memahami materi pelajaran. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD diperoleh hasil sebanyak 87,69% yang menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe STAD membantu dalam memahami materi pelajaran sedangkan 12,31% lainnya menyatakan
pembelajaran
ini
tidak
cukup
membantu
dalam
memahami materi pelajaran. Sementara itu pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok diperoleh hasil sebanyak 80,98% yang menyatakan pembelajaran diskusi kelompok membantu dalam memahami materi pelajaran sedangkan 19,02% lainnya menyatakan
pembelajaran
ini
tidak
cukup
membantu
dalam
memahami materi pelajaran. 3) Untuk pernyataan tentang “Petunjuk dan tugas-tugas dalam LKS mudah dimengerti, sehingga dapat saya kerjakan dengan baik” Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sebagian besar siswa (74,29%) menyatakan LKS mudah dimengerti dan dapat dikerjakan dengan baik sedangkan sebagian kecil siswa (25,71) tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebagian besar siswa (70,55%) menyatakan LKS mudah dimengerti dan dapat dikerjakan dengan baik sedangkan sebagian kecil siswa
51
(29,45) tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Sementara itu pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok sebagian besar siswa (71,29%) menyatakan LKS mudah dimengerti dan dapat dikerjakan dengan baik sedangkan sebagian kecil siswa (28,71) tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. 4) Untuk pernyataan tentang “saya sangat menyukai cara belajar ini” Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sebanyak 85,71% setuju dengan pendapat tersebut sedangkan 14,29% lainnya menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebanyak 90,42% setuju dengan pendapat tersebut sedangkan 9,58% lainnya menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Smentara itu pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok sebanyak 82,36% setuju
dengan
pendapat
tersebut
sedangkan
17,64%
lainnya
menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. 5) Untuk pernyataan tentang “pembelajaran ini dapat melatih keberanian saya untuk berbicara kepada orang lain” Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sebanyak 92,24% siswa setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 7,58% lainnya menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebanyak 87,17% siswa setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan
52
13,83% lainnya menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Sementara itu Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok sebanyak 80,58% siswa setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 19,42% lainnya menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. 6) Untuk pernyataan mengenai “pembelajaran ini membuat saya merasa bertanggung jawab terhadap kelompok” Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw diperoleh hasil sebanyak 74,29% siswa merasa pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kelompok, sementara itu 25,71% lainnya menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw tidak membuat mereka merasa bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD diperoleh hasil sebanyak 89,17% siswa merasa pembelajaran cooperative learning tipe STAD membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kelompok, sementara itu 10,83% lainnya menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe STAD tidak membuat mereka merasa bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Sedangkan pada kelas yang digunakan untuk pembelajaran diskusi kelompok diperoleh hasil sebanyak 70,90% siswa merasa pembelajaran diskusi kelompok membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kelompok, sementara itu 29,09% lainnya menyatakan pembelajaran diskusi
53
kelompok tidak membuat mereka merasa bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
B. Pembahasan 1. Hasil tes Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan tiga pendekatan, yaitu cooperative learning tipe jigsaw, cooperative learning tipe STAD, dan diskusi kelompok. Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga tahapan yang dilaksanakan yaitu pretes, kegiatan pembelajaran sebanyak dua pertemuan, dan diakhiri dengan postes. Dari tahapan tersebut diperoleh data hasil penelitian. Pengetahuan awal siswa diukur melalui prestes sedangkan hasil belajar diukur melalui postes. Setelah data dari nilai pretes dan postes di analisis, ternyata ketiga kelas penelitian memiliki peningkatan nilai hasil belajar yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai gain yang diperoleh dari kelas jigsaw sebesar 51, dan dari kelas STAD sebesar 48,88, sedangkan untuk kelas diskusi kelompok sebesar 25,51. Berdasarkan analisis gain menggunakan uji friedman pada tabel 4.3, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan sedikitnya salah satu dari data gain yang ada. Untuk mengetahui pada bagian mana dari ketiga data gain yang berbeda, maka dilakukan uji wilcoxon sebanyak tiga kali. Dari tabel 4.4 terlihat nilai sig. 0,40, ini berarti nilai sig > 0,05, atau dengan kata lain tidak terdapat
54
perbedaan yang signifikan antara kedua kelas cooperative learning. Pada tabel 4.5, terlihat nilai sig. 0,00, ini berarti nilai sig < 0,05, artinya terdapat perbedaan signifikan antara gain pada kelas jigsaw dan kelas diskusi kelompok. Pada tabel uji Wilcoxon selanjutnya (tabel 4.6) terlihat nilai sig. 0,00, hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara data gain pada kelas STAD dan kelas diskusi kelompok. Jika melihat rata-rata peningkatan hasil belajar (gain) pada kelas eksperimen yang menggunakan dua pendekatan cooperative learning dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan, hal ini sesuai dengan pendapat Arends (1997) yang menjelaskan salah satu aspek penting dari cooperative learning adalah dapat membantu meningkatkan prestasi akademik siswa. Perbedaan gain yang cukup berarti antara siswa yang belajar menggunakan pembelajaran cooperative learning dengan siswa yang menggunakan pembelajaran diskusi kelompok juga disebabkan karena memang terdapat perbedaan karakter antara pembelajaran kooperative dengan diskusi kelompok biasa. Salah satu yang cukup terlihat adalah dalam hal pembagian kelompok. Jika pada diskusi kelompok pembagian anggota kelompok siswa tidak ada peraturan khusus yang harus diikuti dan biasanya siswa berkelompok hanya dengan teman dekatnya saja, pada pembelajaran cooperative learning pembagian anggota kelompok siswa haruslah heterogen baik dari kemampuan akademik maupun gender. Selain itu menurut Sanjaya (2009:248) pendekatan pembelajaran cooperative learning
memiliki
beberapa keunggulan dibanding dengan pembelajaran diskusi kelompok biasa, diantaranya cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa
55
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil). Selain itu interaksi selama kegiatan kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berpikir. Selain itu menurut Lie (2010:18) sebagian pengajar enggan menerapkan sistem kooperatif didalam kelas karena beberapa alasan, alasan paling utama adalah kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika ditempatkan dalam grup. Padahal jika pengajar benar-benar membagi tugas dengan benar kekacauan dan kegaduhan tidak akan terjadi. Bahkan siswa akan merasa lebih senang karena mereka dapat bertikar informasi dengan teman sebayanya dengan gaya bicara yang mudah mereka pahami yang pada akhirnya membuat mereka menjadi lebih paham dengan materi yang mereka pelajari. Dari uji Wicoxon antara kelas Jigsaw dan STAD ternyata nilai signifikansi sebesar 0,40, dengan demikian berarti H0 diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara pendekatan pembelajaran Cooperative learning tipe Jigsaw dengan STAD. Tidak adanya perbedaan gain yang signifikan antara pendekatan cooperative learning tipe jigsaw dan STAD dapat terjadi karena prinsip dasar dari kedua pendekatan tersebut relatif sama. Hal ini seperti yang diungkapkan Ibrahim, et al. (2000) terhadap pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dan STAD sebagai berikut: 1) Aspek tujuan kognitif. Pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dan STAD sama-sama bertujuan memperoleh informasi akademik yang sederhana.
56
2) Aspek tujuan sosial. Pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dan STAD sama-sama bertujuan agar siswa bekerja sama dalam kelompok yang sederhana. 3) Aspek pemilihan topik pelajaran. Biasanya ditentukan oleh guru 4) Aspek penilaian. Kedua tipe pembelajaran cooperative learning tersebut biasanya dievaluasi dengan tes mingguan. Selain persamaan-persaman tersebut, kedua jenis pembelajaran juga memiliki persamaan dalam pembagian anggota kelompok. Sebagaimana pembelajaran cooperative learning pada umumnya, kedua pembelajaran tersebut dilakukan secara heterogen, baik dalam kemampuan akademik siswa maupun gendernya. Menurut penelitian Steven (dalam Mulyati, 2000) memahaman konsep melalui metode diskusi kooperatif menunjukkan hasil yang lebih baik daripada siswa yang membaca saja dari buku ajar. Dalam hal ini diskusi yang digunakan adalah jigsaw dan STAD yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok asli, dimana setiap siswa memiliki tanggungjawab terhadap kelompoknya sehingga siswa tersebut akan lebih termotivasi untuk menyesesaikan tugas yang yang diberikan kepadanya agar dapat menyampaikan kepada teman sekelompoknya. Dengan demikian secara otomatis akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Hamalik (Fitriyani,2009) aktifitas siswa yang tinggi dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil pembelajaran, karena dalam keadaan aktif siswa mampu mengeluarkan ide-ide atau gagasannya sebagai pengetahuan awal yang dibutuhkan dalam mempelajari suatu konsep.
57
Meskipun tidak terdapat perbedaan gain yang signifikan antara kelas STAD dan Jigsaw tetapi dari Tabel 4.2 kita bisa melihat bahwa rata-rata gain pada kelas Jigsaw lebih tinggi dari kelas STAD, hal ini dapat dimungkinkan karena pada pendekatan Jigsaw masing-masing siswa dapat mengeluarkan pendapatnya yang diperolehnya dari hasil diskusi pada kelompok ahli, dan setiap siswa memiliki tugas yang berbeda pada kelompok asal sehingga pengetahuan siswa dalam satu kelompok berbeda-beda, hal ini memicu keaktifan siswa untuk mengeluarkan pendapat sehingga tugas kelompok dapat diselesaikan dengan baik secara bersama-sama. Dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran
menggunakan
metode
cooperative learning baik jigsaw maupun STAD, terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama kegiatan berlangsung yaitu alokasi waktu yang sangat singkat sehingga waktu yang tersedia harus benar-benar dimanfaatkan seefektif mungkin. Selain itu, model pembelajaran menggunakan metode jigsaw dan STAD ini dirasakan baru bagi siswa sehingga perlu waktu banyak untuk menjelaksan agar siswa benar-benar paham dan mengerti apa yang harus dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. 2. Hasil angket Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral (Sudjana, 1991:80). Berdasarkan hasil angket skala sikap yang telah didapat, pada indikator minat siswa terhadap pelajaran biologi dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yaitu sebanyak 94,29% pada kelas jigsaw,
58
95,22% pada kelas STAD, dan 93,41% pada kelas diskusi menyukai biologi, walaupun banyak siswa yang suka biologi tetapi sebanyak 72% siswa pada kelas jigsaw, 62,41% siswa pada kelas STAD, dan 65,63% pada kelas diskusi kelompok merasa mereka mengalami kesulitan dalam belajar biologi karena mereka menganggap konsep biologi banyak hafalannya. Pada
indikator
pandangan
siswa
terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan metode jigsaw, STAD, dan diskusi kelompok, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon yang positif. Tetapi terdapat sedikit perbedaan diantara ketiga pendekatan pembelajaran tersebut ini dapat dilihat pada pernyataan nomor 5 sebanyak 97,51% siswa menyatakan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw membuat mereka bersemangat untuk belajar, sementara untuk pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebagian besar siswa (96,92%) juga menyatakan pembelajaran tersebut membuat mereka bersemangat untuk belajar, demikian pula pada pembelajaran diskusi kelompok sebagian besar siswa (86,46) merasa pembelajaran ini membuat mereka bersemangat dalam belajar hanya saja pada kelas ini hasilnya tidak sebesar pada kelas jigsaw maupun STAD. Demikian juga dengan pernyataan nomor 6, dimana sebanyak 91,43% siswa pada kelas jigsaw, 97,39% siswa pada kelas STAD dan 89,31% siswa pada kelas diskusi kelompok menyatakan mereka tidak merasa bosan dengan pembelajaran menggunakan ketiga pendekatan tersebut, namun pada bagian ini diskusi kelompok mendapatkan poin paling rendah, hal ini dapat disebabkan karena pembelajaran diskusi kelompok sudah sering dilakukan sebelumnya. Untuk pernyataan nomor 7 sebanyak 85,71% siswa pada kelas
59
jigsaw, 87,69% pada kelas STAD, dan 80,98% siswa pada kelas diskusi kelompok merasa ketiga pembelajaran tersebut sangat membantu siswa dalam belajar biologi. Untuk pernyataan nomor 8, yang berisi tentang lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan, ternyata LKS pada jigsaw dianggap siswa lebih mudah dimengerti hal ini dapat disebabkan pertanyaan pada LKS jigsaw tidak sebanyak pada kelas STAD maupun diskusi kelompok, karena lingkup soal lebih dipersempit sesuai dengan jumlah kelompok ahli. Namun untuk pernyataan nomor 9, mengenai kesenangan siswa terhadap ketiga pendekatan pembelajaran tersebut, pembelajaran cooperative learning tipe STAD ternyata mendapat penilaian siswa paling tinggi, hal ini karena pada pembelajaran STAD terdapat kompetisi antar kelompok sehingga membuat suasana belajar lebih hidup. Pada pernyataan nomor 10 terlihat bahwa kelas jigsaw dan STAD lebih diharapkan agar dapat diterapkan pada konsep lain dalam mata pelajaran biologi, ini sepertinya dipengaruhi oleh minat siswa terhadap ketiga jenis pembelajaran tersebut, sebagaimana tercermin pada pernyataan nomor 9 tentang kesenangan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Untuk pernyataan nomor 11 mengenai tingkat kesulitan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw merupakan pembelajaran yang paling sulit untuk diikuti siswa dibanding pembelajaran cooperative learning tipe STAD maupun pembelajaran diskusi kelompok, hal ini mungkin disebabkan karena pembelajaran jigsaw masih belum dikuasai sepenuhnya oleh siswa, sementara pembelajaran STAD dan diskusi kelompok relatif lebih sederhana dalam hal pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
60
Untuk pernyataan nomor 12 terlihat bahwa pembelajaran cooperative learning sangat membantu siswa dalam melatih keberanian untuk berbicara kepada orang lain (92,42%), sementara pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebesar 87,17%, dan pembelajaran diskusi kelompok sebesar 80,58%. Sedangkan untuk pernyataan nomor 13 mengenai tanggungjawab terhadap kelompok pembelajaran cooperative learning tipe STAD dianggap siswa sebagai pembelajaran yang paling membuat mereka merasa bertanggung jawab terhadap kelompoknya yakni dengan 89,17% siswa setuju dengan pernyataan pada angket.