BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA N 1 Sang Tombolang. Hasil penelitian meliputi kemampuan siswa merelevansikan tema dengan isi cerita, kemapuan siswa menyajikan peristiwa tokoh dan latar, faktor-faktor yang menyebabpkan rendahnya kemampuan siswa menulis cerpen, serta upaya pemecahan masalahnya.
4.1.1
Hasil Tes Kemampuan Merelevansikan Tema Dengan Isi Cerita
Analisis data dari hasil penilaian kemampuan siswa dalam merelevansikan tema dengan isi cerita. Cerpen yang dibuat berdasarkan pengalaan diri sendiri sebagian besar mengambil tema tentang masa-masa SMA. Dari hasil analisis data, kemampuan siswa kelas Xa SMA Negeri 1 Sang Tombolang dalam merelevansikan tema dengan isi cerita dapat kualisifikasi kan mampu. Hal ini dari keseluruhan siswa berjumlah 25 orang siswa. Siswa yang masuk kategori sangat mampu 0%. Siswa yang masuk kategori baik berjumlah 15 orang siswa. Siswa yang masuku kategori cukup mampu berjumlah 8 siswa. siswa yang masuk dalam kategori kurang berjumlah 2 orang siswa dan yang masuk ketegori gagal berjumlah 0 orang siswa. Dengan nilai rata-rata 24,88. Hasil tesebut akan dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Kemampuan Siswa Merelevansikan Tema Dengan Isi Cerita No Nama siswa
Skor
Kategori
kualifikasi
1
Afif Mokodompit
28/ 93%
Baik
Mampu
2
Dandi Sandre
15/ 50%
Kurang
3
Harianti Pakaya
25/ 83%
Baik
Mampu
4
Madriansyah P
26/ 86%
Baik
Mampu
5
Sri Wulandari R
25/ 86%
Baik
Mampu
6
Hardiana Masanip
24/ 80%
Cukup
Mampu
7
Fanti Daeng
24/ 80%
Cukup
Mampu
8
Revan Mikel
18/ 60%
Kurang
Mampu
9
Sucipto Timumu
22/ 73%
Cukup
Mampu
10
Ricky Anggriawan
28/ 93%
Baik
Mampu
11
Pratiwi Ginoga
27/ 90%
Baik
Mampu
12
Wahyu Chandra Poga
24/ 80%
Cukup
Mampu
13
Megawati Mamonto
25/ 86%
Baik
Mampu
14
Meyti Makalalag
25/ 86%
Baik
Mampu
15
Anly Crisly Matheos
24/ 80%
Cukup
Mampu
16
Ahmad Husari Paputungan
28/ 93%
Baik
Mampu
17
Gita Novita Djafar Daeng
27/ 90%
Baik
Mampu
18
Ninda Dilapanga
25/ 83%
Baik
Mampu
19
Moh Audi P. Domu
24/ 80%
Cukup
Mampu
Gagal
20
Rani Mokodompit
24/ 90%
Cukup
Mampu
21
Srivatika Golu
22/73%
Cukup
Mampu
22
Sucita M Takokobi
28/ 93%
Baik
Mampu
23
Prichillia Londo
28 / 93%
Baik
Mampu
24
Apriyanto Damopolii
28/ 93%
Baik
Mampu
25
Ratna Ningsi Mokodompit
28/ 93%
Baik
Mampu
Rata-rata
622:25 = 24,88
Dari data diatas, siswa hampir seluruh siswa masuk dalam kualisifikasi mampu. Jumlah tersebut terlihat dari presentasi data pada setiap kategori yang masuk ketegori baik sampai dengan cukup jumlah presentasinya lebih besar dibandingkan dengan siswa yang termasuk dalam kategori kurang sampai dengan gagal. Hasil kerja siswa diukur dengan indikator penilaian pada aspek siswa mampu merelevansikan tema dengan isi cerita, dengan indikator memilih tema yang sesuai denga ini cerita, melihat hubungan antara cerita dengan tema yang ditentukan oleh siswa. Apabilah semua indikator tersebut terpenuhi dengan baik pada hasil kerja siswa maka siswa tersebut dapat dikatakan mampu. Siswa yang hasil pekerjanya tidak memenuhi indikator penilaian, maka siswa tersebut dikatakan tidak mampu. Selain indikator penilaian, penetuan kemampuan siswa dikategorikan berdasarkan kualifikasi kamampuan dengan ketegori baik sekali, baik, cukup, kurang, dan gagal. Hasil kerja siswa yang termasuk ketegori baik dalam merelevansikan tema dengan ini cerita sebagai berikut. 1) Afif Mokodompit
: Percintaan
2) Prichillia Londo
: Percintaan
3) Ratna Ningsi Mokodompit
: Pantai
4) Apriyanto Damopolii
: Pemandangan
5) Sucita M Takokobi
: Persahabatan
Berdasarkan hasil analisis, kesesuain antar tema yeng ditentukan oleh siswa dalam cerpen, sangat relevan dengan isi cerita yang ditulis oleh siswa yaitu masi ada keterkaitan antara cerita yang sesuai dengan tema yang dipilih. Hasil kerja siswa yang termasuk ketegori cukup dalam merelevansikan tema dengan isi cerita berdasarkan pengalaman diri sendiri sebagai berikut. 1)
Hardiana masanip
: Percintaan
2)
Anly Chrisly M
: Persahabatan
3)
Fanti Daeng
: MOS
4)
Wahyu chandara P
: Percintaan
Berdasarkan hasil analisi relevansi antra tema yang dipilih siswa dengan isi cerita, cerita yang ditulis siswa lebih menjelaskan tentang kejadian yang terjadi sehinga menimbulkan tema baru pada cerita. Hasil kerja siswa yang termasuk kategori kurang dalam merelevansikan tema dengan isi cerita sebagai berikut. 1)
Dandi Sandre : Persahabatan Berdasarkan hasil analisis relevenasi antara tema tidak sesuai dengan isi cerita,
yang pada awalnya memilih tema “persahabat”, yang pada kenyatanya hanya menceritakan tentang, tim sepak bola yang melakukan tendangan bunuh diri.
Pada permasalahan ini siswa dapat mengerjakan tugas menulis cerepn dengan baik sehinga dapat dikategorikan mampu karena dilihat dari tingkat kesukaran soal. Soal yang diberikan guru yakni menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman diri sendiri sudah perna diberikan guru sebelumnya.
4.1.2
Kemampuan Siswa Menyajikan peristiwa, tokoh dan latar dalama cerpen Berdasarkan hasil analisis data pada aspek kemampuan siswa menyajikan
peristiwa, tokoh dan latar, siswa dapat dikategorikan kurang. Hal ini tampak dari keseluruhan jumlah siswa 25 orang, siswa yang masuk kategori baik sekali berjumlah 3 orang siswa, yang masuk pada kategori baik berjumlah 3 orang siswa, kategori cukup berjumlah 7 orang siswa dan masuk kategori cukup berjumlah 12 orang siswa, siswa yang masuk kategori gagal 0. Totalitas kemampuan siswa menyajikan peristiwa, tokoh dan latar berada pada kategori kurang. Dengan nilai rata-rata. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Kemapuan MenyajikanPeristiwa, tokoh dan latar dalam cerpen
No
Nama Siswa
Skor
Kategori
Kualisifikasi
1
Afif Mokodompit
43/61%
Baik
Tidak mampu
2
Dandi Sandre
28/40%
Kurang
Tidak mampu
3
Harianti Pakaya
26/37%
Kurang
Tidak mampu
4
Madriansyah P
28/40%
Kurang
Tidak mampu
5
Sri Wulandari R
27/38%
Cukup
Tidak mampu
6
Hardiana Masanip
28/40%
Kurang
Tidak mampu
7
Fanti Daeng
28/40%
Kurang
Tidak mampu
8
Revan Mikel
28/40%
Kurang
Tidak mampu
9
Sucipto Timumu
18/25%
Kurang
Tidak mampu
10
Ricky Anggriawan
28/40%
Kurang
Tidak mampu
11
Pratiwi Ginoga
43/61%
Baik
Tidak mampu
12
Wahyu Chandra Poga
28/40%
Kurang
Tidak mampu
13
Megawati Mamonto
28/40%
Kurang
Tidak mampu
14
Meyti Makalalag
42/60%
Cukup
Tidak mampu
15
Anly Crisly Matheos
30/42%
Cukup
Tidak mampu
16
Ahmad Husari Paputungan
29/41%
Cukup
Tidak mampu
17
Gita Novita Djafar Daeng
28/40%
Kurang
Tidak mampu
18
Ninda Dilapanga
29/41%
Cukup
Tidak mampu
19
Moh Audi P. Domu
28/40%
Kurang
Tidak mampu
20
Rani Mokodompit
29/41%
Cukup
Tidak mampu
21
Srivatika Golu
29/41%
Cukup
Tidak mampu
22
Sucita M Takokobi
56/80%
Baik sekali
Mampu
23
Prichillia Londo
45/64%
Baik
Tidak mampu
24
Apriyanto Damopolii
56/80%
Baik sekali
Mampu
25
Ratna Ningsi Mokodompit
56/80%
Baik sekali
Mampu
Rata-rata
452:25= 18,08
Tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang cukup mampu menyajikan peristiwa, tokoh dan latar lebih banyak, dibandingkan dengan siswa yang kurang
mampu dengan nilai yang berfariasi. Pada aspek kemampuan siswa menyajikan peristiwa, tokoh dan latar, skor nilai yang tertinggi adalah 56 dan yang terendah adalah 18. Hal ini disebapkan oleh tingkat kesukaran soal siswa dalam menulis. Siswa harus kreatif dalam menyajikan peristiwa dalam cerita, penentuan tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam cerita, serta latar yang desesuaikan dalam cerpen. Dalam permasalahan pertama siswa pada kategori mampu, tetapi capaian pada aspek ini kadar kemampuanya menurun. Hal ini dibuktikan pada pengkategorian kemampuan siswa yang sebagian besar berada dikategori tepat dan cukup tepat. Siswa yang lainya termasuk pada kategori tidak tepat. Hasil pekerjaan siswa dinilai sesuai indikator penilaian yang menjadi patokan untuk pemberian nilai. Indikator penilaian tersebut terdiri atas kemampuan siswa dalam menyajikan peristiwa, tokoh dan latar dalam cerita. Kemampuan siswa menyajikan peristiwa, tokoh, dan latar dalam cerita dengan kategori baik sekali yakni 57-70 dengan presentase 90-100%. Yang termasuk kategori baik dari skor 43-56 dengan presentase 80-89%, pada kategori cukup dinilai dari skor 29-42 dengan presentase 70-79%. Bila hasil pekerjaan siswa mencapai kedua kategori tersebut maka siswa dapat dikategorikan mampu. Kategori kurang dari skor 15-28 dengan presentase 50-69% dan kategori terahir yakni kategori gagal, dengan skor 1-14 dengan presentase 1-49%. Bila hasil pekerjaan siswa pad kategori kurang dan gagal maka siswa dikatakan tidak mampu dalam penyajikan peristiwa, tokoh, dan latar dalam cerpen.
Hasil kerja siswa yang termasuk kategori baik sekali dalam penyajian perisitwam tokoh dan latar adalah sebagi berikut. 1)
Sucita M Takokobi Pada suatu hari saya dan teman-teman saya, mengikuti pasaka yang diadakan di sompiro. Jalan dari kampung saya ke sompiro lumayan jauh, sialnya lagi dalam perjalanan ada salah satu teman saya yang bernama Angel di bajuku. “Siall ... ucapku Maaf”.... sucita aku tak sengaja..!! ucap angel Sudah, tak apa ka’angel.. untung saya bawa baju ganti... Sekali lagi maaf yaa”... Ya... ucapku sembari tersenyum kepadanya.. Samapainya disompiro, utung baru kami yang ada. Saya langsung bergegas ke dalam kamar mandi. Tapi.. Tapi.. Ada yang menepuk pundakku dari belakang, saya kaget dan langsung membalikan badan saya.. Angel.. kau membuat kukaget.. Maaf’ Oh ya, ada apa..? (tanya aku) Mau aku temanin?, tawar angel kepadaku Ya.. makasih Aku dan angel segera ke kamar mandi, angel menunggu di luar, semntara aku mengganti baji di dalam kamar mandi. Aduh’’ makasih ya angel, udah mau temenin,, Iya “.. sama-sama Aku dan angel segera ke lokasi paska, disana sangat ramai, aku dan dia selalu bersama, aku menyadari dari kejadian initali persahabatan aku dan angel semakin dekat. Dari yang tidak terlalu dekat menjadi dekat.
2)
Prichilia Londo Pada suatu hari saya pergi melihat pameran, lukisan yang diadakan dikecamatan dalam rangka hari kemerdekaan. Saat melihat lukisan yang indah itu sediki saya ingat waktu saya masi duduk kelas enam SD. Saya sangat suka
melukis sehingg oleh ibu guru saya didaftarkan menjadi salah satu peserta lomba melukis. Nah ..” pada saat itu saat itu saya juga punya teman yang hobi melukis juga, Nia namanya.. Bahkan dia lebih pintar melukis dari pada aku, pada hari itu tepatnya hari minggu tgl 01 bulan februari tahun 2009 yang dlu ibu guru pembimbing saya, ibu Gonibala kata sapaan beliau di sekolah. Sebagai anak yang masi duduk di bangku sekola dasar, kami lebih memilih pantai yang menjadi objek kami dan kebetulan pantai indah itu tidah jauh dari sekolah sekolah kami. Waktu itu saya juga ditemani mama dan kaka karena pemandangan yang begitu mempesona, kami jadi kayak berlibur sekeluarga, Pantai babo namanya didepan pantai itu ada pulau yang berjejer. Subahanwallah... indahnya tempat itu kalau diingat-ingat, dan saya dapat peringkat tiga, temanku Nia, dia yang mendapat juara satu, tapi ngga apa-apa saya suda bahagia pada saat itu. Dan sekarang saya seharusnya suda menjadi pelukis dan memamerkan karyaku seperti di pemeran itu dan yang saya butuhkan sekarang hanya banyak berlatih, Dan saya pulang dengan hati yang puas walaupun cape. Berdasarkan hasil analisis dari hasil pekerjaan siswa tersebut masi kurang lengkap dibandingan cerpen-cerpen yang sudah perna ada, memenihi strandar sesuai poin-poin yang semestinya dalam penulisan cerpen. Hasil kerja siswa yang termasuk kategori kurang dalam penyajian peristiwa, tokoh dan latar ialah sebagai berikut. 1)
Harianti Pakaya Seperti biasa saya memulai hari-hari dengan kesekolah, diesekolah aku duduk sebangku dengan retna adalah sahabat terbaik. Kita selalu bersama, sebagai sahabat saya dan retna tak akan terpisahkan. Kemanapun saya pergi oasti selalu bersama retna. Retna selalu menemaniku disaat susah ataupun senang, Retna tau semua tentang aku bagiku retna takpunya kekurangan sebagai sehabatku..
Aku bangga punya sahabat seperti dia, dia yak hanya ada disaat aku ada kelebihan, teteapi dia selalu ada disaat saya kesusahan, I love you my best friend. 2)
Anly Chrisly Matheos Saya mempunyai seorang teman yang sangat baik dan pengertian.teman saya itu bernama rizal. Rizal teman saya dari SD sampai sekarang SMA. Saya dan Rizal selalu bersama sekolahnya sampai dengan sekarang. Aku bangga punya teman seperti Rizal. Rizal selalu membantu saya saat saya kesusahan, bahkan didalam kelas jika saya tidak mengerti dalam mata pelajaran dia akan membantu untuk membuat saya mengerti. Setiap pulang sekolah kami bedua selalu barengan saat pulang.
Berdasarkan hasil analisis kerja siswa menyajikan peristiwa, tokoh dan latar. Masi jauh dari keriteria, cerpen siswa dalam kategori kurang ini lebih sepert bentuk surat curahan hati. Dalam ketentuan menyajikan peristiwa, tokoh dan latar seharusnya lebih menampakan peristiwa yang sedang terjadi dalam cerita, tokoh yang menjadi sorotan dalam cerita, serta latar tempat, waktu serta latar sosial yang terjadi sehinga menjadi penghubung antara kondisi tokoh yang diceritakan dalam sebuh cerpen. 4.1.3
Rekapitulasi Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Sendiri Siswa Kelas Xa SMA Negeri 1 Sang Tombolang. Rekapitulasi hasil analisis dari kedua permasalahan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.2 Rekapitulasi Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Sendiri Siswa Kelas Xa SMA Negeri 1 Sang Tombolang. No
Nama
Nilai per Aspek
Jumlah
Kategori
Nilai 1
Afif Mokodompit
1 28
2 43
2
Dandi Sandre
15
28
3
Harianti Pakaya
25
26
4
Madriansyah P
26
5
Sri Wulandari R
6
Ket. Cukup
Mampu
Gagal
Tidak mampu
51
Kurang
Tidak mampu
28
54
Kurang
Tidak mampu
25
27
52
Kurang
Tidak mampu
Hardiana Masanip
24
28
52
Kurang
Tidak mampu
7
Fanti Daeng
24
28
52
Kurang
Tidak mampu
8
Revan Mikel
18
28
46
Gagal
Tidak mampu
9
Sucipto Timumu
22
18
40
Gagal
Tidak mampu
10
Ricky Anggriawan
28
28
56
Kurang
Tidak mampu
11
Pratiwi Ginoga
27
43
70
Cukup
Mampu
12
Wahyu Chandra Poga
24
28
50
Kurang
Tidak mampu
13
Megawati Mamonto
25
28
53
Kurang
Tidak mampu
14
Meyti Makalalag
25
42
67
Kurang
Tidak mampu
15
Anly Crisly Matheos
24
30
53
Kurang
Tidak mampu
16
Ahmad Husari P
28
29
70
Cukup
Mampu
17
Gita Novita Djafar D.
27
28
57
Cukup
Mampu
18
Ninda Dilapanga
25
29
72
Kurang
Tidak mampu
19
Moh Audi P. Domu
24
28
52
Kurang
Tidak mampu
20
Rani Mokodompit
24
29
53
Kurang
Tidak mampu
21
Srivatika Golu
22
29
51
Kurang
Tidak mampu
22
Sucita M Takokobi
28
56
84
Baik
Mampu
71 43
23
Prichillia Londo
28
45
73
Cukup
Mampu
24
Apriyanto Damopolii
28
56
84
Baik
Mampu
25
Ratna Ningsi D
28
56
84
Baik
Mampu
Rata-rata
1490:25= 59,6
Hasil dari rekapitulasi data kemampuan di atas, pada
aspek pertama
merelevansikan tema dengan isi cerita siswa mampu karena dilihat dari hasil siswa. permasalahan pertama siswa dinilai dalam merelevansikan antara tema dengan isi cerita yang ditentukan oleh siswa yang diambil dari kehidupan diri sendiri. Hasil analisis pekerjaan siswa menunjukan bahwa siswa mampu membuat cerpen dengan tema merelevansikan cerita sesuai dengan tema. Pasa aspek kedua, kemampun siswa menyajikan peristiwa, tokoh dan latar siswa juga masuk kulisifikasi tidak mampu. Siswa dikatakan tidak mampu karena sebagian besar dari hasil pembelajaran siswa belum bisa menyajikan peristiwa serta menghadirkan beberapa tokoh dalam cerita dan menentukan latar. Pada permasalahan kedua ini kadar kesulitan soal sudah meningkat. jumlah siswa yang termasuk dalam kategori mampu agak berkurang dan siswa yang termasuk dalam kategori tidak mampu bertambah. 4.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis cerita pendek berdasarkan kehidupan diri sendiri oleh siswa. Hasil analisis kemampaun siswa menulis cerpen menujukan bahwa tingakat kemampuan siswa masi dibawah standar ketuntasan dan masuk dalam kategori tidak
mampu, tingakat kemampuan siswa tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil observasi teridentifikasi
dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
beberapa faktor yang menyebapkan rendahnya kemampuan siswa
menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri . faktor-faktor tersebut antara lain faktor guru, metode, dan media. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut ini. 1) Faktor Guru Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru, diperoleh Informasi bahwa guru yang bertangung jawap pada mata pelajaraan bahasa indonesia di kelas X SMA N 1 Sang Tombolang hanyalah 1 (satu) orang. Dengan demikian guru tersebut harus memegang kelas X, XI. XII sekaligus. Dalam pembelajaran guru tesebut merasa kewalahan melihat dari kelas X yang terdiri dari kelas A dan kelas B serta kelas XI yang terdiri dari dua kelas yakni kelas A dan B dan harus menagani kelas ujian yakni kelas XII a dan XIIb. a.
Rencana Pelaksanan Pembelajaran Dalam pelaksanan pembelajaran guru mengunakan RPP yang sama disetiap kelas yang dalam artian untuk setiap tahun ajaran baru guru mengunakan RPP yang sama disetiap tahunya tanpa melihat perkembangan atau masalah yang harus diatasi untuk menurunka populasi siswa yang tida mampu dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b.
Pengelolaan kelas
Setelah diamati dalam proses pengelolan kelas, guru terlihat kewalahan mengatasi siswa. Sehinga dalam pelaksanan pembelajaran siswa malah lebih sibuk dengan urusan masiang-masing, terlihat siswa yang hanya bermain dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Akibatnya situasi kelas tirlihat kacaw sehinga saling mengangu satu sama lain. 2) Faktor metode Metode merupakan alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran. Maka dari itu guru dituntut kreatif dalam menerapkan metode serta proses pembelajaran. Ketepatan guru dalam menentukan metode yang diterapkan sangat berpengaruh dalam ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dilapangan oleh peneliti, proses pembelajaran penulisan cerita pendek di SMA Negeri 1 Sang Tombolang kelas X a, Metode yang digunakan oleh guru adalah cerama dan tugas yang lebih mendominasi adalah tugas. Fator guru bahasa indonesia yang hanya satu orang di SMA Negeri 1 Sang Tombolang sehinga dalam proses pembelajaran siswa hanya mendapatkan materi yang tidak seadanya yang mengakibatkan ketidak mampuan siswa dalam menulis cerpen. Pada awal pembelajaran guru hanya memberikan pengantar tentang menulis cerpen, kemudian dilanjutkan dengan tugas menulis cerita pendek berdasarkan kehidupan diri sendiri dengan peristiwa dan latar. 3) Faktor media
tema, pelaku,
Media merupakan salah satu penunjang dalam suatu kegiatan. Dalam pembelajaran media juga harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, media elektronik seperti leptop, LCD, serta internet yang memudakan siswa untuk belajar dan guru untuk mengajar serta perpustakaan yang khususnya terdapat buku-buku bahasa indonesia yang akan menjadi penunjang dalam pembelajaran. Fasilitas media yang lengkap dapat dilihat pada sekola-sekola maju yang bertaraf internasional, dengan begitu proses pembelajaran akan lebih efektif. Namun, masi banyak juga sekolah yang proses pembelajaranya masi mengunakan media seadaanya yang hanya mengandalkan keterampilan guru untuk membantu jalanya proses pembelajaran yang lebih baik. Dalam proses pembelajaran menulis cerpen di SMA Negeri 1 Sang Tombolang guru tidak mengunakan media elektronik, karena tida adanya fasilitas media yang disediakan oleh sekolah. Media yang digunakan hanyalah berupa buku pegangan guru yakni buku bahasa indonesia untuk SMA. Dalam melakukan proses pembelajaran guru hanya menguna 1 buku sehinga sangat berpengaruh dengan tingakat pemahaman siswa. 4) Faktor Siswa Dalam proses belajara faktor siswa sangat berpengaruh dalam pembelajaran, Keuletan guru dalam mengelolah materi sangat menunjang kemampuan siswa dalam belajar begitu pula dengan guru, faktor yang mempengaruhi siswa dalam menulis cerpen sangat berfariasi, dapat dilihat dari pemahaman siswa dalam menerima dan memahami materi dengan karakter yang berbeda-beda pula.
Faktor yang teridentifikasi adalah sikap tidak peduli dalam pelajaran, kurangnya motifasi siswa dalam belajar yang dikarenakan kuranya pemahaman siswa tentang materi yang diajarakan. Sehinga menimbulkan ketidak mampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru. Dalam proses pembelajran siswa kurang mampu berkonsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Padat dilihat pada saat belajar sebagian siswa hanya asik bicara dengan temanya saat guru sedang menjelasakan bahkan ada yang tidur dikelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Ada juga beberapa siswa lebih memilih untuk tidak mengerjakan tugas dan diam dengan alasan kurang paham dan diangap sulit utuk mulai menulis cerpen dan menentukan tema yang angkat diangkat dalam cerpen. Kurangnya minat siswa belajar serta kurangnya ketertarikan siswa untuk menulis sehinga proses belajar menjadi tidak efektif.
4.1.5
Upaya Untuk Mengatasi Faktor-fator Penyebab Rendahnya Kemampuan Siswa Menulis Cerpen. Alternatif untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam
menulis cerpen seperti yang telah diuraikan diatas dapat diuraikan sebagai berikut. A. Pemecahan masalah dari aspek Guru Dalam pembelajaran sebaiknya guru membuat perencana pembelajran yang sesuai kebutuhan siswa sehinga penyajian materi lebih pas dengan kondisi siswa. Pada saat pembelajaran guru dituntut untuk kreatif dan mampu menguasai kelas, disaat pemberian materi guru harus memperhatikan situasi kelas, hal-hal yang mengangu proses pembelajaran guru harus dengan cepat bertindak agar perhatian siswa terpusat
pada materi yang sedang dijelaskan. Karana puast perhatian yang paling utama adalah guru. Didalam kelas guru haruslah menjadi motivator bagi siswanya, agar supaya siswa menjadi termotivasi pengetahuan tentang pentinganya belajar menulis, agar siswa lebih serius dalam belajar. Selain pintar, kreatif seorang guru haruslah menyenagkan agar siswa bisa merasa lebih nyaman saat proses pembelajaran berlangsung. B. Pemecaha Masalah dari Aspek Siswa Guru dan siswa merupakan satu paket agar belar dan pembelajaran bisa berjalan. Keduanya harus aktif untuk saling menunjang keberhasilan Satu sama lain. Kuranya pemahaman siswa tentang suatu materi tidak bisa hanya dinilai dari segi penyajian pelajaran tapi kemapuan siswa dalam memahami itu juga dituntut agar biasa lebih cermat memahami dan bukan sebaliknya. Sikap yang ditonjolkan yang diangap kurang bermanfaat pada saat pembelajaran berlangsung seharusnya diubah dengan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh siswa saat menerima materi didalam kelas. Siswa haruslah dituntut untuk tetap fokus dan berkonsentrasi pada materi yang diajarkan. Sikap Kedisiplinan adalah hal yang paling utama agar supaya siswa mampu menigkatkan kemampuan serta tujuan pembelajaran. Siswa yang lebih memilih tidak membuat tugas yang diberikan karna merasa tidak mampu mengerjakan seharusnya lebih memanfatkan guru mata pelajaran tersebut
dengan bertanya sampay siswa sudah benar-benar paham dengan materi tersebut sehinga siswa bisa mencapai tujuan pembelajaran yang inggin dicapai. C. Pemecahan Masalah dari Aspek Metode Dalam pembelajaran pengunaan metode adalah salah satu bagian yang harus diperhatikan karena, setiap guru hendakla memilh setiap metode yang cocok untuk siswa dang dengan materi yang diajarkan. Metode yang digunakan pada kompetensi dasar keterampilan siswa menulis cerita pendek berdasarkan kehidupan dirisendiri antara lain metode tugas, metode latihan, metode pemodelan dan metode ceramah. Kombinasi tersebut akan mempermudah siswa dan guru dalam proses pemebelajaran yang lebih efektif. Selain itu guru juga bisa memperlihatkan beberapa kumpulan cerpen yang ada dibuku kumpulan cerpen majalah atau tulisan cerpen yang ditampilkan lewat LCD agar supaya semua siswa bisa membacanya. Untuk menjelaskan materi seharusnya guru menjelaskan dengan metode ceramah yang menjelaskan setiap unsur-usur yang diperlukan dalam menulis cerpen, seperti mejelaskan tentang tema, pelaku, peristiwa, latar serta contoh yang tepat utuk menjelakana poin-poin tersebut dan dilanjutkan dengan pemberian tugas yang masi dalam pengawasan guru, agar supaya dalam proses penulisan guru masi dalam bimbingan guru sehinga kegiatan belajar masi bisa terkendali dan mendapatkan hasil sesuai tujuan pembelajaran. D. Pemecahan Masalah dari Aspek Media Media pembelajran yang memadai akan cenderung berpengaruh kepada keberhasilah siswa. Setiap sekolah setidakya haruslah punya sebuah perpustakan yang
akan menjadi salah satu sarana untuk siswa berlajar. Buku-buku adalah penunjang pembelajran khususnya mata pelajaran bahasa indonesia, buku-buku kumpulan cerpen, novel, teks drama kumpulan puisi yang biasanya yang bisa didapatkan diperpustkan dan secara langungsung dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. 4.1.6 Pembahasan Dari hasil penelitian yang dipaparkan pada bagian 4.1 jelas terlihat bahwa kemampuan siswa kelas Xa SMA Negeri 1 Sang Tombolang pada kompetensi dasar keterampilan menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpan, masi sangat rendah. Hal itu dilihat dari hasil analisis pekerjan siswa yang menujukan bahwa sebagian besar siswa yakni 17 termasuk dalam kategori tidak mampu dan hanya sebagian kecil siswa yakni 6 orang termasuk dalam kategori mampu. Dari hasil pekerjaan siswa menulis cerpen yang merelevansikan tema dengan cerita dan peyajian perisitwa, tokoh dan latar sehinga menjadi cerita pendek yang sesuai dengan aspek keterampilan menulis. Selain itu Muhammad Diponegoro dalam bukunya Yuk, Nulis Cerpen Yuk disederhanakan juga menambahkan sebagai berikut: Pertama, cerita pendek harus pendek, Sebatas rampung baca sekali duduk menunggu bus atau kereta api, atau sambil antre karcis bioskop. Disamping itu ia juga harus memberi kesan secara terus-menerus hingga kalimat terakhir, berarti cerita pendek harus ketat, tidak mengobral detail, dialog hanya diperlukan untuk menampakkan watak, atau menjalankan cerita atau menampilkan problem. Kedua, cerita pendek mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal dan unik. Ketiga, cerita pendek harus ketat dan padat. Setiap detil harus mengarus pada pada satu efek saja yang
berakhir pada kesan tunggal. Oleh sebab itu ekonomisasi kata dan kalimat – sebagai salah satu keterampilan yang dituntut bagi seorang cerpenis. Keempat, cerita pendek harusmampu meyakinkan pembacanya bahwa ceritanya benarbenar terjadi, bukan suatu bikinan, rekaan. Itulah sebabnya dibutuhkan suatu ketrampilan khusus, adanya konsistensi dari sikap dan gerak tokoh, bahwa mereka benar-benar hidup, sebagaimana manusia yang hidup. Kelima, cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai, tidak lagi mengusik dan menggoda, karena ceritanya seperti masih berlanjut. Kesan selesai itu benar-benar meyakinkan pembaca, bahwa cerita itu telah tamat, sampai titik akhirnya, tidak ada jalan lain lagi, cerita benar-benar rampung berhenti di situ. Dari kedua faktor yang harus diperhatikan dalam ketrampilan menulis cerpen sebagaimana dipaparkan pada bab II, ternyata hasil pekerjaan siswa kurang sekali yang mendekati faktor-faktor tersebut. Ketidakmampuan dalam berbahasa khususnya dalam menulis cerpen sering dialami oleh siswa, siswa sulit memulai kalimat pertamanya sehingga banyak waktu yang terserap untuk memulai tulisan karena mereka tidak tahu harus memulai dari mana. Tingkat kemampuan siswa dalam merelevansikan tema dengan isi cerita, sesuai dengan hasil analisi pekerjaan siswa, masi dalam kategori mampu dengan nilai ratarata 17,3. Dalam tahap ini siswa masih memahami tentang tema yang akan digunakan sesuai dengan cerita. Hal ini dampak pada hasil pekerjaan siswa yang sebagian besar mengunakan tema persahabatan yang menceritakan kejadian yang dialami sehari-hari bersama teman. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2007: 70). yang mengatakan tema dapat dipandang sebagai dasar dasar cerita, gagasan dasar umum.
Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh siswa yang dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Selain menilai kemampuan siswa merelevansikan tema dengan isi cerita, penilaian juga dilihat dari bagaimana kemampuan siswa menyajikan peristiwa yang menjelaskan kejadian yang terjadi dalam cerita, menentukan tokoh atau para actor dalam cerita, serta latar yang seperti dijelaskan oleh Burhan Nurgiyantoro (2007: 240) bahwa latar berfungsi sebagai metaforik, sebagai atmosfer, atau setting sebagai unsur dominan yang mendukung plot dan perwatakan. Pada aspek ini siswa masih termasuk dalam kategori cukup mampu dengan memperoleh nilai rata-rata 14,5 sebagian besar siswa cukup mampu untuk menyajikan peristiwa, tokoh dan latar. Presentase tingkat kemampuan siswa termasuk pada kategori cukup mampu yang jelas sudah menurun dibandingkan dengan poin pertama yakni merelevansikan tema dengan isi cerita. Pada aspek ini dibutuhkan kreatifitas siswa dalam menyajikan pertistiwa yang menjelaskan kejadian yang terjadi dalam cerita, selain itu siswa juga harus menentukan tokoh, parah tokoh adalah orang yang ditampilkan atau para pemeran dalam cerita, serta latar yang menjelaskan tempat dalam waktu dan kondisi-kondisi terjadinya dalam cerita. Ketidak mampuan siswa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, guru kurang memotivasi siswa, kurang akrabnya siswa dengan karya sastra, guru masih mengikuti aliran-aliran teori bahasa, guru kurang mengembangkan model pembelajaran, siswa tidak dapat menemukan ide sehingga siswa kurang antusias dalam menulis cerpen serta menimnya media yang digunakan. Hal tersebut merupakan komponen-komponen dalam pembelajaran yang dapat menentukan hasil pembelajaran
dan tujuan pembelajaran. selain itu, selama ini guru dalam memberikan materi sastra selain teoretis juga kurang mengembangkan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. Keratifitas guru dituntut dalam pembelajaran, jika guru tidak memiliki hal tersebut maka akan sangat sulit mendapat tingkat kemampuan siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Faktor-faktor di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, sangat dibutuhkan tenga guru tambahan guru bahasa indonesia khususnya. Agar kegiatan pembelajaran akan sesuai yang diharapkan oleh standar kurikulum. Guru dibidang studi bahasa indonesia lebih menguasai materi yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, terutama pembelajaran sastra yang sangat perlu pemahaman lebih luas tentang sastra. Guru bahasa Indonesia haruslah dapat menyusun materi yang akan diajarkan dan dapat memberikan latihan pada siswa, terutama pada pembelajarn mengapresiasi karya sastra. Sehingga siswa akan lebih memahami bagaimana proses mengapresiasikan karya sastra itu sendiri. Untuk menigkatkan hasil belajar siswa selain guru, yang perlu diperhatikan juga yakni faktor-faktor penunjang untuk
mata pelajaran bahasa Indonesia.
Perpustakan yang memadai akan menjadi salah satu sumber tempat belajar selain dikelas. Perpustakan yang berisi materi-materi yang digunakan untuk pembelajaran sastra, misalnya kumpulan puisi, cerpen, novel, dan teks-teks drama. Selain penggunaan media elektronik seperti lepto yang bisa yang bisa mnehubungkan dengan internet, LCD yang bisa menampilkan slide contoh cerpen, agar bisa dibaca dan dipahami bersama. Hal-hal itu bisa menarik perhatian siswa dan dapat membantu
siswa memahami materi tentang penulisan cerpen. Dengan adanya pemahaman yang baik tentang cara-cara menulis cerpen maka siswa akan mampu menulis cerpen dengan baik, sehinga tujuan pembelajran yang diharapkan tercapai.