BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Tapa SMP Negeri 1 Tapa terletak di Kabupaten Bone Bolango yang terdiri dari beberapa SMP salah satunya adalah SMP Negeri 1 Tapa ini, dan sekolah ini beralamatkan di Jalan Irigasi Lomaya Nomor 223 Desa Popodu Kecamatan Bolango Timur. Dan tahun bedirinya serta tahun beroperasi sekolah SMP Negeri 1 Tapa ini yaitu pada tahun 1956 berdirinya sekolah dan tahun 1956 juga sudah beroperasi sekolah ini. Penyusunan hasil penelitian dengan menggunakan sample penelitian yaitu kelas VIII.5 setelah di lakukan pengumpulan data dan analisis data sesuai instrumen pengumpulan data yang di sesuaikan dengan hasil penelitian akan di lampirkan pada bagian-bagian akhir dari lampiran ini. Dan di sekolah ini memiliki fasilitas-fasilitas berupa : 1.
Ruang Belajar, di sekolah SMP Negeri 1 Tapa memiliki jumlah 21 ruangan dengan rungan yang berbeda-beda baik di lihat dari ukurannya maupun keadaan rungan tersebut. Jika di lihat dari ukurannya ada berapa kelas yang ukurannya sama yaitu semua kelas VII Dan sebagia kelas VIII dan kelas X, pada kelas VIII hanya kelas VIII 5 dan 6 saja yang ukurang berbeda dengan kelas VIII lainnya artinya kelas VIII 5 dan 6 memiliki ukuran kelas yang besar. Sedangkan kelas X hanya 2 kelas yang memiliki ukuran yang berbeda yaitu ukuran yang besar. maksudnya di sekolah itu hanya 18 ruangan saja 18
yang benar-benar ruangan kelas untuk belajar dan 3 ruangan lainnya hanya gedung yang di jadikan tempat untuk belajar para siswa ini antara lain gedung perpustakaan gedung keterampilan dan aula. 2.
Ruang Laboratorium - Laboratorium Bahasa, penggunaan lab ini hanya di sesuaikan dengan jadwal pembelajaran pada setiap kelas yang akan menggunakan lab bahasa tersebut, akan tetapi jika terdapat salah satu kelas yang tidak memilki guru mata pelajaran atau guru tersebut tidak masuk untuk mangadakan proses belajar, maka kelas tersebut akan di masukan ke lab bahasa ini, sehingga siswa
tidak akan ketinggalan pembelajaran
walaupun tidak pada jadwal kelas itu sendiri. Dan lab bahasa ini memiliki ukuran ruang yang panjang dan tidak sama dengan lab-lab yang lainnya. - Laboratorium Komputer, pada leb ini penggunaannya sama dengan lab bahasa akan tetapi yang membedakan lab ini yaitu memiliki AC dan di lab ini memiliki dua ruangan untuk guru mata pelajaran komputer. - Laboratorium IPA, penggunaannya masih sama dengan lab-lab yang lainnya, dan perbedaan dari lab IPA ini yaitu ukurannya lebar dan tidak memanjang. 3.
Perpustakaan, pada ruangan ini di jadikan ruangan belajar siswa karena di sekolah SMP Negeri 1 Tapa ini ada pembongkaran gedung sehingga perpustakaaan di gunakan untuk ruang belajar. Di sisi lain siswa jika tidak
19
ada guru mata pelajaran yang masuk, mereka bisa membaca buku-buku yang ada di kelas mereka. 4.
Ruang Keterampilan, di ruangan ini banyak memiliki alat-alat yang berhubungan dengan mata pelajaran seni budaya dan rungan ini di jadikan sebagai ruangan kelas untuk siswa yang melakukan proses pembelajaran.
5.
Uks, pada ruangan ini di jadikan tempat untuk manampung siswa yang lagi sakit, sehingga tidak perlu pulang ke rumah jika sakit, dan ukuran dari ruangan ini kecil dan hanya bisa menampung dua orang siswa yang sakit.
B. Tahap-Tahap Pembelajaran a.
Rencana Pembelajaran Penelitian ini diawali dengan merancang semua konsep yang akan
dilakukan dalam kelas di sekolah SMP Negeri 1 Tapa. Terutama dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti. Konfirmasi dengan guru kesenian Kelas VIII di SMP Negeri I Tapa, peneliti lakukan untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk menyusun rencana pembelajaran peneliti mengadakan wawancara dan diskusi mengenai rencana pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti antara lain : 1.
Pemilihan objek atau kelas yang akan di lakukan penelitian, karena dengan pemilihan kelas tersebut peneliti tidak kebingungan untuk melakukan penelitian dan peneliti bisa menarik kesimpulan dari apa yang sudah di teliti dengan objek yang sudah di pilih oleh peneliti.
20
2.
Pemilihan materi pembelajaran, pada pemilihan materi bagi peneliti sangat penting karean dari materi itu peneliti bisa tau tingkat kemampuan atau pemahaman siswa itu sendiri, dan itu semua di sesuaikan dengan kurikulum yang ada di sekolah tersebut.
3.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sangat penting karena bisa di jadikan sebagai patokan untuk melakukan proses pembelajran. Bahwa pada pertemuan pertama sampai pada pertemuan terakhir bisa berjalan dengan sesuai yang di harapkan oleh peneliti.
4.
Waktu pelaksanaan pembelajaran. Sangat penting, mengingat pembelajaran seni budaya membutuhkan waktu yang banyak, oleh karena itu peneliti melakukan wawancara dengan guru seni budaya bahwa pada mata pelajaran seni budaya apakah pada proses pembelajaran memliki waktu yang sama dengan mata pelajaran yang lain. Selain melakukan wawancara dan diskusi dengan guru, peneliti juga
melakukan wawancara dengan siswa kelas VIII di SMP Negeri I Tapa Kabupaten bone Bolango. Salah satunya dengan (Moh Fikran Lihawa) kelas VIII 5, wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran seni budaya yang pernah guru berikan khusnya pada materi tentang tari di kelas VIII, baik dari segi metode pembelajarannya maupun jenis tari yang diajarkan di kelas VIII tersebut. Wawancara yang dilakukan dengan beberapa responden dalam tahap ini siswa di SMP Ngeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, dapat terlihat bahwa pembelajaran seni budaya khususnya pada materi tentang tari nusantara 21
menggunakan metode pembelajaran drill dengan metode kelompok. Maksudnya dalam pembelajaran ini siswa dibelajarkan secara berkelompok dengan memberikan satu jenis tari, dan jenis tari itu yang kemudian dipelajari oleh siswa dan apabila telah menguasai salah satu jenis tari tersebut maka kewajiban siswa untuk menampilkan atau memperagakannya didepan kelas dengan teman kelompoknya tersebut. Materi yang di ajarkan di kelas VIII berupa : 1. Tari Tidi Lo’oayabu 2. Tari Marwas Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang ada di sekolah SMP Negeri 1 Tapa mereka mengatakan bahwa metode pembelajaran yang di laksanakan berupa metode pngolompokan, selain itu juga materi yang akan di ajarakan sangat mempengaruhi semangat belajar mereka khususnya pada meteri tentang tari nusantara. Oleh karena itu perlu ada pendekatan-pendekatan tertentu dengan siswa tersebut. Pada rencana pembelajaran yang akan dilakukan, materi yang dipilih oleh peneliti adalah tari nusantara materi ini dipilih karena mencakup berbagai macam jenis tari di seluruh nusantara. Sehingga peneliti tidak hanya akan mengajarkan tari Saronde Kreasi saja, tetapi untuk pengenalan terhadap tari nusantara peneliti memberikan materi tentang beberapa tari nusantara, agar siswa mengenal juga tari dari daerah lain. Kemudian pada saat praktek tarinya, peneliti mengambil tari Saronde Kreasi dari daerah Gorontalo. Peneliti merancang pembelajaran yang akan di lakukan antara lain :
22
1.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok terdiri dari 5 – 6 orang, dan dibagi menjadi kelompok asal. Dan pembagian kelompok ini di sesuaikan dengan jumlah kelas, karena di sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango ini ada salah satu kelas yang di lebur sehingga jumlah siswa akan bertambah.
2.
Merancang pembelajaran pada setiap pertemuan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
3.
Setiap kelompok diinstruksikan untuk meguasai beberapa motif yang berbeda-beda pada setiap kelompok.
4.
Setelah masing-masing kelompok menguasai motif-motif yanng di beriakan pada kelompok asal, siswa dibagi lagi kedalam kelompok ahli, dengan cara memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok, kemudian siswa diminta untuk bergabung bersama teman-teman lain dalam kelompok lain dengan nomor yang sama. Itulah kelompok ahli.
5.
Persentasi tari Saronde Kreasi dari setiap kelompok asal kembali. Metode Jigsaw, melatih kerja sama dan Pengetahuan siswa dalam
mempelajari satu tari. Karena metode ini siswa yang akan berperan aktif dan guru hanya memberikan arahan ke pada siswa tersebut. Sehingga pada proses pembelajaran nanti siswa ini tidak merasa bosan. Kenerhasialn dalam memberikan suatu proses pembelajaran tergantung pada guru yang mengajara, oleh karna itu pada proses pembelajaran berlangsung siswa akan
merasa bosan dengan
pembelajaran yang monoton, harus ada selingan-selingan seprti bernyanyi atau bermain game.
23
Setelah pada tahapan objek pencarian kelas selesai dengan cara mengamati guru seni budaya mengajar dan peneliti mengajar di beberapa kelas, peneliti menemukan kelas VIII.5 yang nantinya akan di lakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw, kerena di kelas tersebut merupakan salah satu kelas yang menurut peneliti kelas yang bisa menerima meteri tentang tari, khususnya pada praktek nanti, karena di kelas ini siswa aktif dalam menerima pembelajaran. Setelah itu peneliti mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran yang akan di pelajari oleh siswa tersebuti yaitu : •
Pertemuan pertama, peneliti mepersiapkan materi tentang tari nusantara dengan durasi waktu 2 X 45 menit, yang terdiri dari 27 siswa
•
Pertemuan ke-2, peneliti mmembelajarkaan materi tentang kresi tari nusantara dan membagi kelompok untuk melakukan proses belajar pada pertemuan selanjutnya
yaitu masuk ke praktek dengan pembagian kelompok
menggunakan metode Jigsaw. •
Petremuan ke-3 peneliti akan membelajarkan atau akan memberikan praktek tantang tari Saronde Kreasi dengan kelompok yang menggunakan metode Jigsaw. Dengan materi atau motif yang berbeda-beda pada setiap kelompok.
•
Pertemuan ke-4, masih dengan praktek tari Saronde Kreasi, akan tetapi menggunakan metode Jigsaw dengan kelompok asal yang terdiri dai 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa, dengan setiap kelompok yang sudah di sesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa yang ada di kelas tersebut.
24
•
Pertemuan ke-5, masih dengan ptraktek tari tersebut dan memberikan pemahaman ke pada kelompok yang belum mengerti dengan tari Saronde Kreasi dan masih menggunakan kelompok asal.
•
Pertemuan ke-6, di bagi atau di lebur kembali denga menggunakan kelompok yang di namakan dengan kelompok ahli, di mana siswa yang berada pada kelompok asal tadi di lebur kemballi dengan memeberikan nomor pada setiap siswa yang barada pada masing-masing kelompok asal, dan siswa akan mencari teman yang nomornya sama dengan kelompok lain. Setelah menemukan nomor yang sama di kelompok lain, siswa tersebut saling bertukan fikiran atau saling membelajarkan motif-motif yang mereka sudah dapat pada kelompok sebelumnya, dari kelompok inilah siswa akan kelihatan lebih aktif dan peneliti hanya sebagai fasilitator saja.
•
Pertemuan ke-7, masih dengan materi tari Saronde Kreasi dengan kelompok ahli dengan jumlah siswa dalam setiap kelompok terdir dari 6-7 orang.
•
Pertemuan ke-8, presentase masing-msing kelompok (asal) dngan materi tari Saronde Kreasi dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw, dari presentase inilah akan di lihat berapa persen siswa yang mampu menguasai gerakan-gerakan tari Saronde Kreasi ini dengan baik.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini tidak berlangsung dengan mudah, karena peneliti menemui beberapa kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi peneliti tersebut antara lain : 25
1) Waktu pelaksanaan pembelajaran untuk seni budaya tidak cukup untuk diterapkan metode Jigsaw khususnya di kelas VIII. 2) Situasi kelas yang tidak mendukung 3) Sebagian siswa menganggap tari yang peneliti belajarkan sulit untuk diperagakan. 4) Siswa belum terbiasa belajar dengan metode Jigsaw, sehingga membuat mereka bingung dengan pembelajaran yang dilakukan. Beberapa kendala tersebut ditemui oleh peneliti dalam penelitian di lapangan (SMP Negeri 1 Tapa). Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan teknik dan cara tertentu yang dilakukan oleh peneliti, yaitu untuk mengatasi masalah waktu dalam pembelajaran peneliti melakukan hal-hal tertentu dalam proses pembelajaran berlangsung, misalnya, memberikan materi secara singkat dan jelas, agar tidak memakan waktu lama, melakukan pendekatan dengan siswa yang merasa jenuh dengan mata pelajaran seni budaya, dengan cara mendekatinya kemudian memberikan bimbingan singkat terhadap siswa tersebut, menyediakan semua media pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran yang dilakukan, agar lebih menyenangkan siswa dalam belajar, membelajarkan tari Saronde Kreasi dengan tahap-tahap tertentu. Cara-cara seperti itu, bisa mengurangi hambatan yang ditemui dalam lapangan. Selain dengan cara tersebut, ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti suatu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 tapa, dengan cara mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan materi yang di ajarakan, adapun pertemuan-pertemuan tersebut yaitu: 26
1. Pertemuan Pertama Sebelum
melaksanakan
pembelajaran
peneliti
pertama-tama
memperkenalkan diri terlebih dahulu, agar pada proses pembelajaran nanti antara guru dalam hal ini peneliti dan siswa sudah saling mengenal satu sama lain, sehingga materi yang nantinya akan di jelaskan siswa tersebut memahaminya dan bertanya jika mereka tidak mengerti. Setelah itu peneliti menanyakan ke pada sisw-siwi tentang materi yang akan mereka pelajari nanti dalam hal ini pembelajaran mengenai tari, oleh sebab itu disetiap pembelajaran ada beberapa tahapan untuk memberikan materi : •
Awal, suatu proses pembelajaran terhadap siswa harus di lakukan terlebih dahulu yaitu salam pada saat mau masuk kelas dan berdoa agar dalam memberikan dan menerima materi nanti tidak ada kendala atau hambatanhambatan, setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa jika ada yang sakit atau tanpa keterangan, disini kehadiran siswa sangat di perlukan jika pada pertemuan petama atau pada pertemuan-pertemuan lainnya mereka tidak hadiri, maka materi yang di berikan oleh guru tidak semuanya mereka ketahui dan ini akan menjadikan siswa tersebut kurang memahami materi yang telah di ajarkan. Setelah mengecek kehadiran peneliti melakukan apersepsi kepada siswa di SMP Negeri 1 Tapa dengan cara menanyakan kembali materi apa yang telah mereka pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, sehingga siswa tersebut mereka tidak langsung melupakan atau menegabaikan materi sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyuruh siswa-siwi untuk mengeluarkan buku yang berhubunan dengan seni budara, agar mereka hanya bisa berfokus 27
pada satu mata pelajaran saja. Penyampaian topik/materi ini sebagai bentuk eksplorasi terhadap materi, agar siswa mengetahui seperti apa materi yang dia akan pelajari, sehingga pembawaan apersepsi yang baik dari guru pengajar dapat membantu penyerapan materi oleh siswa. •
Inti, dalam suatu proses pembelajaran peneliti melakukan beberapa hal untuk melaksanakan atau memberikan materi yaitu dengan cara peberian materi. Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti, responden mengatakan bahwa, pada setiap proses pembelajaran baik tulisan maupun praktek semua itu harus di awali dengan penyajian materi, yaitu dengan memberikan materi sehingga siswi tidak hanya menerima materi melainkan memberikan beberpa pertanyaan yang mereka belum pahami (Ramawaty: 9 oktober, 2013). Dalam suatu proses pembelajaran inti, peneliti menerapkan kepada siswa di SMP Negeri 1 Tapa ini dengan materi tari nusantara pada pertemuan pertama, di sini siswa akan di belajrakan mengenai babarapa contoh tari yang ada di berbagai daerah yang ada di indonesia, dan dari pembelajaran materi tentang tari nusantara iniliah mereka akan mengetahui keanekaragaman budaya dari masing-masing daerah tersebut, khususnya yang ada di daerah Gorontalo. Pada proses pembelajaran berlangsung, peneliti tidak hanya memberikan materi saja akan tetapi peneliti mencoba untuk memberikan beberapa permainan, agar didalam menerima pembelajaran siswa ini tidak menjadi bosa. Setelah itu peneiti menanyakan kepada siswa tentang materi apa yang mereka belum pahami, jika ada siswa yang mau bertanya peneliti akan menjelaskannya di depan kelas, setelah itu peneliti akan menghampiri siswa 28
yang bertanya tadi dengan cara memberikan bimbingan untuk siswa tersebut, sehingga siswa tersebut lebih mengerti dan lebih memahami materi yang telah di berikan.
•
Akhir, pada setiap proses pembelajaran yang waktunya akan habis guru atau peneliti memberikan kesimpulan terahadap meteri yang telah di berikan, sehingga siswa bisa menngingat kembali materi apa yang telah di berikan oleh guru yang mengajar taadi, setelah itu peneliti memeberikan tugas ke pada siswa sebagi acuan mereka nanti. Dan yangterakhir guru menunjuk salah satu siswa untuk mewakili tamn-temannya berdoa setelah belajar.
2. Pertemuan ke-2 Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti menanyakan ke pada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari nanti dalam hal ini pembelajaran
29
mengenai tari, oleh sebab itu disetian pembelajaran ada beberap tahapan untuk memberikan materi : •
Awal, suatu proses pembelajaran terhadap siswa harus di lakukan terlebih dahulu yaitu salama pada saat mau masuk kelas Dan berdoa agar dalam memberikan dan menerima materi nanti tidak ada kendala atau hambatanhambatan, setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa jika ada yang sakit atau tanpa keterangan, disini kehadiran siswa sangan di perlukan jika pada pertemuan petama atau pada pertemuan-pertemuan lainnya mereka tidak hadiri, maka materi yang di berikan oleh guru tidak semuanya mereka ketahui dan ini akan menjadikan siswa tersebut kurang memahami mater yang telah di ajarkan.
•
Inti, peneliti melanjutkan materi yang kemarin yaitu mengenai kreasi tari nusantara, disini peneliti menjelaskan beberapa kreasi tari yang ada di indonesia, dan peneliti juga menjelaskan berbagai jeni tari, baik tari tunggal,berpasangan,kelompok sampai bagaiman cara merancang sebuah karya tari dan penjelasan ini masuk pada materi tenyang kreasi tari nusantara
30
Dari penjelasan inilah peneliti menanyakan ke pada siswa tentang tari kreasi yang ada di Gorontalo. Dan dari beberap tari kreasi inilah sebagian siswa menjawab tari Saronde Kreasi inilah yang mereka ketahui, meski tidak semua gerakan mereka hafal, dari jawaban siswa inilah bisa membantu penlilti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, dan semua itu akan berhasil dengan metode dan metode pembelajaran yang akan di angkat oleh peneliti yaitu metode Jigsaw. Sebelum masuk ke tahap praktek, peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang tari Saronde Kreasi ini ke pada siswa, agar mereka mengetahui sejarah atau seluk beluk dari tari Saronde Kreasi ini, setelah itu peneliti membagi kelompok ke pada siswa untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap praktek. Pada pembagian kelompok inilah peneliti 31
membagi kelompok dengan menggunakan metode Jigsaw dengan melihat keadaan kelas dengan jumlah siswa 27 orang, disini peneliti membaginya menjadi 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6-7 orang anggota kelompok, yang masing-masing kelompok sudah diberikan materi atau motif dari tari Saronde Kreasi, melihat tari ini memiliki 7 motif. • Akhir, peneliti menanyakan ke pada siswa bahwa apakh ada materi yang belum mereka pahami, setelah itu peneliti memberkan keimpulan terhaadap siswa tentang materi yang sudah di ajarkan. Dan guru menunjuk 1 orang siswa sebagi perwakilan untuk membaca doa setelaah belajaar. Peneliti mengucapkan salam ke pada siswa SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. 3.
Pertemuan Ke-3 Pada pertemuan ini siswa kelas VIII 5 ini masih belajar tari Saronde
Kreasi dengan kelompok asal, karena pada pertemuan ini sebagian siswa masih ke bingungan dengan motif dari tari yang di ajarkan. Dan pada pertemuan ini peneliti masih menanyakan ke pada siswa, apakah mereka masih tau materi pada pertemuan sebelumnya, itu semua di laksanakan pada awal pembelajaran antara lain: •
Awal , peneliti masuk kelas, beri salam, mengecek kehadiran dan berdoa. Setelah itu peneliti melakukan apersepsi atau menanyakan ke pada siswa apakah materi yang di berikan minggu lalu mereka masih mengerti atau tidak, setelah itu peneliti menjelaskan kemabali tentang materi yang di ajarkan minggu lalu. 32
•
Inti , setelah pada pertemuan sebelumnya peneliti membagi kelompok dengan pembelajaran menggunakan metode Jigsaw, peneiti membagi materi tetang tari Saronde Kreasi pada masing-masing kelompok asal, sehingga pada proses pembelajaran nanti siswa tersebut tidak saling beradu mulut karena mereka sudah memiliki tugas masing-masing yaitu motif dari tari Saronde Kreasi. Pada pertemuan ini peneliti langsung mengajarkan tari Saronde Kreasi kepada setiap kelompok, sehingga pada pertemuan berikutya siswa tidak lagi kebingungan dengan apa yang telah di berikan oleh guru dalam hal ini yaitu penliti.
•
Akhir, pada setiap proses pembelajaran yang waktunya akan habis guru atau peneliti memberikan kesimpulan terahadap meteri yang telah di berikan, sehingga siswa bisa mengingat kembali materi apa yang telah di berikan oleh guru yang mengajar tadi, setelah itu peneliti memeberikan tugas rumag ke pada siswa sebagi acuan mereka dirumah nanti. Dan yang terakhir guru menunjuk salah satu siswa untuk mewakili tamn-temannya berdoa setelah belajar. 4. Pertemuan ke-4 Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti menanyakan ke pada sisw-
siwi tentang materi yang akan mereka pelajari nanti dalam hal ini pembelajaran mengenai tari, oleh sebab itu disetiap pembelajaran ada beberap tahapan untuk memberikan materi : •
Awal, suatu proses pembelajaran terhadap siswa harus di lakukan terlebih dahulu yaitu salam pada saat mau masuk kelas Dan berdoa agar dalam 33
memberikan dan menerima materi nanti tidak ada kendala atau hambatanhambatan, setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa jika ada yang sakit atau tanpa keterangan, disini kehadiran siswa sangat di perlukan jika pada pertemuan petama atau pada pertemuan-pertemuan lainnya mereka tidak hadiri, maka materi yang di berikan oleh guru tidak semuanya mereka ketahui dan ini akan menjadikan siswa tersebut kurang memahami materi yang telah di ajarkan. Setelah mengecek kehadiran peneliti melakukan apersepsi kepada siswa di SMP Negeri 1 Tapa dengan cara menanyakan kembali materi apa yang telah mereka pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, sehingga siswa tersebut mereka tidak langsung melupakan atau mengabaikan materi sebelumnya. •
Inti. Peneliti melanjutkan pembelajaran minggu lalu yaitu melakukan gerakan tari Saronde Kreasi, dan peneliti juga melanjutkan gerakan yang belum selesai pada masing-masing kelompok. Pembelajaran ini di lakukan sampai pada pertemuan ke-5, di mana siswa harus memahami gerakan tari tersebut pada motif-motif yang di berikan sesuai dengan kelompok yang di bagi dalam hal ini masih dengan kelompok asal. Setelah siswa memahaminya, di sini peneliti hanya sebagai fasilitator saja, artinya siswalah yang akan melakukan gerakan tersebut sesuai yang telah di berikan oleh peneliti.
•
Akhir, peneliti menanyakan ke pada siswa bahwa apakah ada materi yang belum mereka pahami, setelah itu peneliti memberikan kesimpulan terhadap siswa tentang materi yang sudah di ajarkan. Dan guru menunjuk 1 orang
34
siswa sebagi perwakilan untuk membaca doa setelah belajar. Peneliti mengucapkan salam ke pada siswa SMP Negeri 1 Tapa. 5.
Pertemuan ke-6 Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti menanyakan ke pada siswa
tentang materi yang akan mereka pelajari nanti dalam hal ini pembelajaran mengenai tari, oleh sebab itu disetiap pembelajaran ada beberap tahapan untuk memberikan materi : •
Awal, peneliti masuk kelas, beri salam, mengecek kehadiran dan berdoa. Setelah itu peneliti melakukan apersepsi atau menanyakan ke pada siswa apakah materi yang di berikan minggu lalu mereka masih mengerti atau tidak, setelah itu peneliti menjelaskan kembali tentang materi yang di ajarkan minggu lalu.
•
Inti, pada pertemuan kali ini peneliti telah membagi kembali kelompok dengan menggunakan metode Jigsaw yaitu kelompok ahli, di mana padapertemuan sebelumnya peneliti membagi acak dari kelompok satu ke kelompok lainnya, sehingga anggota kelompok yang sebelumnya sudah tidak satu kelompok lain. Pada kelompok ahli ini siswa tdak lagi kebingungan untuk belajar motif sebelumnya artiya di setiap kelompok ahli ini mereka menjadi fasilitator antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, dan peneliti hanya bisa memberi penjelasan terhadap siswa jikalau ada yang menreka tidak mengerti, dan pembelajaran dengan kelompok ahli ini di lakukan dengan dua kali pertemuan saja yaitu pertemuan ke 6-7. Setelah itu pada
35
pertemuan ke 7 siswa di uji setiap pasangan unutuk menarikan tari Saronde Kreasi dari awal sampai seesai. •
Akhir, pada setiap proses pembelajaran yang waktunya akan habis guru atau peneliti memberikan kesimpulan terahadap meteri yang telah di berikan, sehingga siswa bisa mengingat kembali materi apa yang telah di berikan oleh guru yang mengajar tadi, setelah itu peneliti memeberikan tugas rumag ke pada siswa sebagi acuan mereka dirumah nanti, dan yang terakhir guru menunjuk salah satu siswa untuk mewakili tamn-temannya berdoa setelah belajar.
6.
Pertemuan Ke- 8 Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti menanyakan ke pada siswa
tentang materi yang akan mereka pelajari nanti dalam hal ini pembelajaran mengenai tari, oleh sebab itu disetiap pembelajaran ada beberap tahapan untuk memberikan materi : •
Awal, suatu proses pembelajaran terhadap siswa harus di lakukan terlebih dahulu yaitu salam pada saat mau masuk kelas dan berdoa agar dalam memberikan dan menerima materi nanti tidak ada kendala atau hambatanhambatan, setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa jika ada yang sakit atau tanpa keterangan, disini kehadiran siswa sangan di perlukan jika pada pertemuan petama atau pada pertemuan-pertemuan lainnya mereka tidak hadiri, maka materi yang di berikan oleh guru tidak semuanya mereka ketahui dan ini akan menjadikan siswa tersebut kurang memahami materi yang telah di ajarkan. Setelah mengecek kehadiran peneliti melakukan apersepsi kepada 36
siswa di SMP Negeri 1 Tapa dengan cara menanyakan kembali materi apa yang telah mereka pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, sehingga siswa tersebut mereka tidak langsung melupakan atau mengabaikan materi sebelumnya. •
Inti, pertemuan terakhir ini peneliti meminta siswa mempresentasikan hasil yang mereka dapatkan, dalam bentuk praktek pada masing-masig kelompok asal yang sebelumnya. Dari presentase ini peneliti bisa menilai siswa, apakah mereka bisa bekerja sama dalam kelompok atau tidak. Dan apakah ada perbedaan jika siswa ini di uji dalam bentuk kelompok atau individual.
•
Akhir, suatu proses pembelajaran terhadap siswa harus di lakukan terlebih dahulu yaitu salam pada saat mau masuk kelas dan berdoa agar dalam memberikan dan menerima materi nanti tidak ada kendala atau hambatanhambatan, setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa jika ada yang sakit atau tanpa keterangan, disini kehadiran siswa sangat di perlukan jika pada pertemuan petama atau pada pertemuan-pertemuan lainnya mereka tidak hadiri, maka materi yang di berikan oleh guru tidak semuanya mereka ketahui dan ini akan menjadikan siswa tersebut kurang memahami materi yang telah di ajarkan.
C. Hasil Pembelajaran Penelitian yang membelajarakan tari Saronde Kreasi dengan menggunakan metode jigsw di kelas VIII 5 SMP Negeri 1 Tapa ini menemukan hasil-hasil belajar mereka antara lain : 37
Pertemuan 1 dan 2, siswa yang berjumlah 22 orang, dan setelah di lebur kelas tersebut bartambah siswa menjadi 27 orang di mana siswa kali-laki berkumlah 14 orang dan perempuan berjumlah 13 orang. Peneliti membelajarkan materi tetang tari nusantara dan kreasi tari nusantara, karena sebelum mau masuk pada praktek mereka harus tau tentang keaneka ragaman budaya yang ada di indonesia, khususnya yang ada di Gorontalo. Pada akhir pemebelajran ada beberapa siswa yang memberikan pertanyaan seputar materi yang di jelaskan tadi yaitu tari nussantara, dengan pertanyaan. Ada berapa tari kreasi yang ada di Gorontalo, dan kenapa harus Saronde Kreasi yang akan di lakukan prektek. Setelah itu peneliti melakukan evaluasi terhadap siswa dalam bentuk tes uraian, sehingga mereka tidak dapat melupakan materi yang telah di berikan oleh peneliti atau guru. Dari hasil evaluasi ini siswa yang berjumlah 27 orang ada berapa persen (%) yang mampu menjawab pertanyaan yang telah di berikan antara lain:
No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil tes uraian siswa Nama Siswa Nilai Jml Presentase Abdurahman Pateda 78 78% Ahmad Yahya 73 73% Alfian Kaluku 78 78% Dicky Wahyudi Yahya 83 83% Fahmid L. Rahim 71 71% Moh. Nurbachri Eraku 88 88% Moh. Fikran Lihawa 88 88% Moh. Fikranton R. pina 74 74% Saiful Mamonto 70 70% Syahrul Huntoyungo 86 86% Prabowo Dunda 75 75% Delan Isa 77 77% Anggun Musa 73 73% Silvana Hutoti 68 68% 38
Kualifikasi Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Sartin Abjul Septia Jusuf Sintian Wahidji Yulianti Basara Nur Yussriyah Atuna Sri devi Saraswati Usman Julianti Harun Abdul Gifar yasin Noval suleman Pratiwi S. taalib Saripudin Mopili Meiske Dadi Nurfajrin Wasilu Jumlah Rata-Rata
87 86 74 78 77 70 67 76 87 70 82 80 84 2038 79.18
87% 86% 74% 78% 77% 70% 67% 76% 87% 70% 82% 80% 84% 2023% 79.18%
Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup
Dengan pertanyaan : 1.Apa yang di maksud dengan tari? 2. Sebutkan 3 contoh tari kreasi yang ada di Gorontalo. 3. Ada berapa motif yang terdapat pada tari rSaronde Kreasi? Dari pembelajran inilah peneliti hanya berfokus pada materi tentang tari nusantara, karena melihat apa yang akan di ajarkan nanti oleh peneliti yaitu tari Saronde Kreasi.
Dan berdasarkan hasil kemampuan perta didik pada proses
pembelajaran seni tari meggunakan metode Jigsaw, di lihat secara umum siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa yang berhasil menjawab dengan nilai hasil capaian siswa yaitu 70. Dari masing-masig soal yang telah di berikan skor. Soal pertama skor 40, soal ke dua skor 30 dan soal yang ke tiga skor 30. Dari penilaian inilah ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai standart dan medapatkan nilai yang tidak sesuai dengan hasil ketuntasan yaitu 70 dan 67. Sedangkan pada materi
39
tentan kreasi tari nusantara, peneliti juga melakukan hal yang sama seperti pada pertemuan sebelumnya dengan pertanyaan : 1. Apa pengertian dari tari tunggal ? 2. jelaskan bagaimana cara menyusun kreasi tari nusantara ? 3. apa perbedaan tari berpasangan dan berkelompok ? Dari hasil pembelajaran ini ada beberapa siswa yang measih memberikan pertanyaan kepada peneliti dengan masing-masing pertanyaan: -
Mengapa dalam menyusun karya tari harus ada tema ?
-
Tari berpasangan boleh di lakukan sesama jenis atau bagaimana?
-
Saronde Kreasi itu sebagai tari berpasangan ?
Berdasarkan hasil kemampuan siswa, jika di lihat dari nilai hasil capaian mereka, tidak ada yang memiliki di bawa strandart, artinya seluruh siwa kelas VIII.5 rata-rata memiliki nilai yang baik, dan dari hasil pada pertemuan kedua iniliah siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan ketuntasan hanya beberapa siswa yaitu dengan nilai 70. Dan pada pertemuan ke dua ini ada beberapa siswa juga yang tidak mengikuti proses pembelajaran, sehingga pada pertemuan ke dua iniah mereka tidak mendapatkan nilai dari evaluaisi tes uraian ini. Tabel II. Rekapitulasi hasil tes uraian siswa No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Siswa
Nilai
Abdurahman Pateda Ahmad Yahya Alfian Kaluku Dicky Wahyudi Yahya Fahmid L. Rahim Moh. Nurbachri Eraku
84 83 80 40
Jml Presentase 84% 83% 80%
Kualifikas i Baik
Baik Baik
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Moh. Fikran Lihawa Moh. Fikranton R. Pina Saiful Mamonto Syahrul Huntoyungo Prabowo Dunda Delan Isa Anggun Musa Silvana Hutoti Sartin Abjul Septia Jusuf Sintian Wahidji Yulianti Basara Nur Yussriyah Atuna Sri devi Saraswati Usman Julianti Harun Abdul Gifar yasin Noval suleman Pratiwi S. taalib Saripudin Mopili Meiske Dadi
76 81 87 77 73 87 75 71 73 70 87 88 76 75 81 70 72 75 81
76% 81% 87% 77% 73% 87% 75% 71% 73% 70% 87% 88% 76% 75% 81% 70% 72% 75% 81%
Cukup Baik Baik Cukup Cukup
27.
Nurfajrin Wasilu
84
84%
Baik
Jumlah
1816%
Rata-rata
67.2%
Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik
Cukup
Pertemuan ke-3,4 dan 5, peneliti telah membagi kelompok yaitu kelompok asal. Di sini peneliti bisa menilai hasil belajar mereka bahwa ada beberapa siswa yang mampu melakukan gerakan tari yang di berikan, dan siswa tersebut jika di berikan materi saja dia tidak memahami apa yang telah di berikan oleh guru tersebut. Dan dari jumlah siswa yang berjumlah 27 oarang hanya 5 siswa yang kurang memahami tari yang telah di ajarakan. Dari hasil belajar kelompok asal ini, seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya peneliti meberikan evaluasi, akan tetapi pada pertemuan ke 3,4, dan 5 peneliti memberikan evaluasi berupa presentasi pada setiap kelompok dengan masing-masing pasangan, artinya setiap 41
kelompok maju dengan pasangan masing-masing yaitu dua orang saja. Dan ini di lakukan pada kelompok lain dengan motif yang sudah di berikan di setiap kelompok asal. Dari hasil evaluasi ini ada beberapa pasangan yang belum memahami gerakan yang telah di berikan yaitu pada pasangan kelompok 3 dengan motif 2 dan 3, dan kelompok 2 dengan motif 6 dan 7. Petremuan ke 6-7, peneliti bisa melihat hasil pembelajaran mereka bahawa pada pembagian kelompok menjadi kelompok ahli siswa kelas VIII 5 tidak kelihatan sulit untuk menyesuaikan kepada anggota kelompok baru, pada kelompok ahli ini siswa terlihat lebih aktif karena mereka belajar semua motifmotif dari tari Saronde Kreasi ini. Pada pembagian kelompok ahli ini peneliti tetap memberikan evaluasi terhadap siswa berupa presentasi setiap kelompok yang terdiri dari dua orang siswa, dari situlah peneliti bisa menilai berapa orang dari jumlah siswa 27 orang yang mampu melaksanakan semua gerakan tari Saronde Kreasi ini. Dan dari hasil presentasi semua siswa sudah bagus meskipun gerakannya tidak sesuai yang di ajarkan. Pertemuan ke-8, pada pertemuan ini siswa sudah melakukan presentasi setiap kelompok asal kembali, artinya siswa yang tadinya kelompok ahli mereka di kembalikan kembali ke kelompok asal atau kelompok sebelumnya, akan tetapi presentasinya sudah seluruh anggota kelompok, dan pada pertemuan terakhir ini seluruh siswa hadir dan tidak ada yang keluar masuk dalam kelas. Di sinilah peneliti menilai pada setiap kelompok yang melakukan gerakan tari Saronde Kreasi dalam bentuk kelompok asal kembali.
42
Sebelum peneliti melakukan penilaian dalam bentuk kelompok, peneliti terlebih dahulu mngambil nilai dalam bentuk tes individu, sehingga peneliti bisa melihat bagaiman siswa itu menari baik dalam kelompok maupin ndividu. Pada penilaian individual ini, peneliti masih menggunakan cara penilaian Arikunto dan suyoto. Berdasarkan hasil penilaian tes individu, hanya beberapa siswa yang memiliki kualifikasi nila yanga baik, dan dari hasil tes prektek
individu ini
seluruh siswa mengikuti tes praktek ini, walaupun ada baberapa siswa yang memiliki nilai rendah dengan masing-masing kriteria memiliki skor tersendiri, yaitu penilaian dengan arah hadap ketika menari (30), posisi tangan (30), dan hafalan (40). Dari ketiga kriteria penilaian ini rata-rata seluruh siswa mengacu pada kriteria arah hadap ketika menari, pada kriteria ini hanya berapa siswa yang melakukan gerakan tari Saronde Kreasi dengan arah hadap yang benar.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Tabel III. Rekapitulasi hasil individu prakretek siswa Nama Siswa Nilai Jml Presentase Abdurahman Pateda 75 75% Ahmad Yahya 65 65% Alfian Kaluku 65 65% Dicky Wahyudi Yahya 75 75% Fahmid L. Rahim 65 65% Moh. Nurbachri Eraku 80 80% Moh. Fikran Lihawa 85 85% Moh. Fikranton R. pina 70 70% Saiful Mamonto 65 65% Syahrul Huntoyungo 75 75% Prabowo Dunda 65 65% Delan Isa 70 70% Anggun Musa 80 80% Silvana Hutoti 65 65% Sartin Abjul 65 65% 43
Kualifikas i Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Septia Jusuf Sintian Wahidji Yulianti Basara Nur Yussriyah Atuna Sri devi Saraswati Usman Julianti Harun Abdul Gifar yasin Noval suleman Pratiwi S. taalib Saripudin Mopili Meiske Dadi
85 70 75 75 70 70 80 70 70 65 70
85% 70% 75% 75% 70% 70% 80% 70% 70% 65% 70%
Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
27.
Nurfajrin Wasilu
70
70%
Cukup
Jumlah
1940
1940%
Rata-rata
7.18
7.18%
Cukup
Sedangkan pada hasil kerja kelompok asal siswa yang sudah mempresentasikan tari Saronde Kreasi,semua kelompok dari jumlah kelompok yaitu berjumlah 4 kelompok mampu melakukan gerakan-gerakan tari tersebut dengan baik, yaitu hasil kerja kelompok mereka sangat berberda dengan hasil individual. Dengan hasil :
Tabel IV. Rekapitulasi hasil akhie praktek kelompok sisawa Nama Kelompok Nilai Jml Kualifikasi Presentase Kel 1 1. Fahmid L. Rahim 2. Ahmad Yahya 3. Alfian Kaluku 4. Pratiwi S. Thalib 5. Nurfaajrin Wasili 6. Yulianti Basara
80
Kel 2 44
80%
Baik
1.Moh Nurbachri Eraku 2.Moh.Fikran Lihawa 3.Abdulrahman Pateda 4.Anggun Musa 5.Silvana Hutoti 6.Sartin Abjul 7.Meiske Dadi Kel 3 1.Abd Gafar Yasin 2.Dicki Wahyudi Yahya 3.Septia Yusuf 4.Nur Yussriah Atuna 5.Sri Devi Saraswati Usiman 6.Saripudin Mopili 7.Syahrul Huntoyungo Kel 4 1.Moh Fikrianto R. Pina 2.Saifullah Mamonto 3.Noval Suleman 4.Delan Isa 5.Sintia Wahidji 6.Julianti Harun 7.Pratiwi S. Talib Jumlah
335
335%
Rata-Rata
83
83%
87
87%
Baik
85
85%
Baik
80
80%
Baik
Baik
Inilah hasil presentasi terakhir para siswa kelas VIII.5 Di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango,sebagai tampat penelitian untuk di jadikan sebagai persyaratan skripsi. Dari hasil-hasil ini peneiti menggunakan rumus dari Arikunto, dengan hasil presentase kelompok asal ini. Seluruh siswa dari masing-masing kelompok kelihatan baik, walaupun pada tes individual ada bebrapa siswa yang belum bisa melakukan gerakan tari yang baik. Pada tes kelompok ini, peneliti masih mengacu pada beberapa kriteria dan skor penilaian yang di lakukan pada penilaian individu. Akan tetapi, pada penilian ini peneliti menilai seluruh anggota kelompok. Pada penialian ini peneliti bisa melihat bahwa siswa yang tidak bisa melakukan gerakan tari pada tes invidu, mereka kelihatan bisa jika di nilai pada 45
tes setiap kelompok, artinya, siswa ini akan lebih akatif ketika di satukan dalam kelompok.
D. Analisis Metode Jigsaw Siswa kelas VIII.5 yang melakukan pembelajaran mengenai tai Saronde Kreasi ini dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 14 orang pria dan 13 wanita. Dari hasil pembelajaran di lihat pada jika di lihat dari penilaian pertemuan pertama dan ke dua, ada bebrapa siswa yang tidak begitu mengikuti proses pembelajaran. Dan jika di bandingkan pada pertemuan terakhir (8), siswa yang tidak aktif pada proses pembelajaran secara praktek siswa tersebut kelihatan lebih aktif pada proses pemberian secara praktek. Begitu juga sebaliknya. Pembelajaran tari dengan menggunakan metode Jigsaw di kelas VIII.5 bisa di bilang berhasil, akan tetapi pembelajaran ini sangat membutuhkan waktu yang banyak, apalagi pembelajaran yang menggunakan praktek. Dengan menggunakan metode Jigsaw ini sangat pantas di gunakan, karena metode ini merupakan metode pembelajaran yang di sebut dengan metode pembelajaran tim ahli artinya dari metode tim ahli ini, siswa bisa lebih aktif dan saling berinteraksi dengan siswa yang lainnya, dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Peneitian dengan mennggunakan metode Jigsaw di sekola SMP Negeri 1 Tapa khususnya pada kelas VIII.5 denggan jumlah siswa 27 orang, jika di lihat dari hasil nilai individual, hanya beberapa siswa yang tidak begitu menguasai gerakan, artinya ada beberapa siswa tersebut jika di nilai dari posisi tubuh atau dari gerakan tangannya tidak sama dengan siswa yang lainnya. Sedangkan pada 46
hasil penilaian kelompok siswa yang tidak menguasai gerakan tersebut sudah menyesuaikan dengan anggota kelompok lainnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus dari Arikunto untuk mendapatkan hasil dari evaluasi siswa itu sendiri. Baik penilaian secara individu maupun kelompok.
47