33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian SMK Negeri 1 Gorontalo secara resmi didirikan tahun 1954 dengan nama SMEA Negeri Gorontalo dengan status swasta. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No. 4404/B/III tanggal 31 Agustus 1955 diubah menjadi SMK Negeri 1 Gorontalo. SMK Negeri 1 Gorontalo adalah sekolah menengah kejuruan tertua dan terbesar di kota Gorontalo, sejak berdirinya SMK Negeri 1 Gorontalo telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 : Pergantian Pemimpin/Kepala Sekola SMK Negeri 1 Gorontalo
No Nama
Masa Jabatan
1
Urip Tjitrosuwarno
1954-1955
2
A. Monoarfa
1955-1955
3
Soepono
1955-1958
4
Djamal B
1958-1962
34
5
Husain Hamidun
1962-1967
6
Muchsin Bouto
1967-1980
7
Drs. B. Mudjrab
1980-1992
8
R. M. Rauf, BA
1992-2000
9
Drs. Samir Badu, M.Pd
2000-2008
10
Suryadi, S.Pd
2008-2009
11
Drs. Rustam Umalu, M.Si
2009
(Sumber : Data buku guru-guru SMK Negeri 1 Gorontalo) Hingga mencapai usia emasnya (50 tahun) sekolah ini tetap menunjukkan eksistensinya sebagai sekolah menengah kejuruan yang berkembang dinamis, produktif, kreatif dan inovatif, sehingga makin memperoleh kepercayaan dari dunia usaha dan industri maupun masyarakat luas. Dari tahun ke tahun animo (minat) masyarakat untuk mendaftar di SMK Negeri 1 Gorontalo semakin meningkat, hal ini antara lain disebabkan keterserapan lulusan SMK Negeri 1 Gorontalo di dunia kerja, prestasi bidang akademik (intrakurikuler) dan ekstra kurikuler melalui terobosan produktif, kreatif dan inovatif, sebagai pusat ICT dan ECT di Provinsi Gorontalo, serta telah ditetapkan menjadi salah satu sekolah dari 90 sekolah SMK berstandar Internasional, berdasarkan SK. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional No. 10/C/KEP/MN/2009 tentang penetapan 90 (sembilan puluh) SMK sebagai
target
sasaran
pengembangan
SMK-SBI
melalui
Proyek
Indonesia Vocational Educational Strenghthenig (INVEST). Pada tahun
35
2006 ini SMK Negeri 1 Gorontalo menetapkan komitmen untuk mencapai predikat sebagai SMK bersertifikat ISO, yaitu sertifikat pengakuan dari organisasi dunia tentang jaminan mutu atas pelaksanaan pelatihan dan pembelajaran yang saat ini beranggotakan lebih dari 50 negara. 4.1.2 Visi Dan Misi Untuk mencapai predikat tersebut maka SMK Negeri 1 Gorontalo memaksimalkan pencapaian visi dan misi. Visi misi tersebut yakni: VISI “Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang dapat menghasilkan tamatan yang Profesional dan Mandiri”. MISI 1. Meningkatkan manajemen sekolah dengan pendekatan bisnis. 2. Meningkatkan mutu pembelajaran. 3. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi warga sekolah. 4. Meningkatkan kerja sama dunia usaha dunia industri. 5. Mengembangkan jiwa kewirausahaan warga sekolah. 6. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dan kreatifitas siswa. 7. Meningkatkan kesehatan, kebersihan, keindahan/ kerindangan serta kenyamanan lingkungan sekolah.
36
4.1.3 Guru dan siswa 1) Jumlah guru
: 119 Orang
2) Jumlah Siswa Kelas X
: 389 Orang
3) Jumlah Siswa Kelas XI
: 333 Orang
4) Jumlah Siswa Kelas XII
: 323 Orang
5) Jumlah Siswa Seluruhnya
: 2478 Orang
4.2 Deskripsi Hasil Penelitianq Data dari hasil penelitian ini berupa skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang pengaruh penggunaan metode diskusi dan hasil belajar siswa. Deskripsi hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan statistik data berupa tabel distribusi frekuensi, grafik, nilai mean, modus, median dan standar deviasi. Deskripsi data masing-masing untuk variabel penggunaan metode diskusi (X) dan hasil belajar siswa (Y) adalah sebagai berikut: 4.2.1 Deskripsi Variable X ( Penggunaan Metode Diskusi) Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah sejumlah 44 orang. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden untuk variabel X Penggunaan Metode Diskusi memperoleh skor sebagai berikut : Median ( Me) = 74,98 dan modus ( Mo) = 76, rata – rata (X) = 74,09 dan simpangan baku ( S) = 8,62 (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 5). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 juga diperoleh harga X2 hitung = 8,7 untuk dk= 6-1= 5
37
dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2 tabel = 11.070. Dalam pengujian chi-kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel artinya dapat berdistribusi normal dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X (Penggunaan Metode Diskusi) berdistribusi normal yaitu X2hitung ≤ X2tabel (8,7 < 11.070 ). Deskripisi tentang frekuensi skor data (Variable X) dapat dilihat pada lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 74,5 dengan frekuensi 12. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.
Frekuensi
Kelas Interval 14 12 10 8 6 4 2 0 56,5
62,5
68,5
74,5
80,5
86,5
Kelas Interval
Gambar 2 Histogram distribusi pengamatan penggunaan metode diskusi 4.2.2 Deskripsi Variable Y (Hasil Belajar Siswa) Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 44 orang. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada
38
responden untuk variabel Y Hasil belajar siswa memperoleh skor sebagai berikut: median ( Me) = 67,9 dan modus ( Mo)= 63, rata-rata (X) = 68,57 dan simpangan baku (S) = 10,41 (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 5). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 juga diperoleh harga X2
hitung
= 5,51 untuk dk= 6-1=5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh
X2tabel = 11,070 Dalam pengujian Chi-Kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y (Hasil belajar siswa) berdisitribusi normal yaitu X2
hitung
≤ X2
tabel
atau (5,51 ≤ 11,070). Deskripsi tentang frekuensi
skor data Hasil belajar siswa ( Variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 59,5 dengan frekuensi 10. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.
Kelas Interval 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 45,5
52,5
59,5
66,5
73,5
80,5
kelas interval
Gambar 3 Histrogram distribusi pengamatan Hasil Belajar Siswa
39
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji ChiKuadrat pada taraf nyata α = 0,01 dan = 0,05. Dengan hipotesis bahwa skor variabel X (Penggunaan Metode Diskusi) dan Variabel Y(Hasil Belajar Siswa) berdistribusi normal. 4.3.1 Uji Normalitas Data Variabel X (Penggunaan Metode Diskusi) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (Penggunaan Metode Diskusi) menunjukan bahwa X2 hitung ≤ X2 tabel (8,7 ≤ 11,070). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 6). 4.3.2 Uji Normalitas Data Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (Hasil Belajar Siswa) menunjukan bahwa X2
hitung
≤ X2
tabel
(5,51 ≤ 11,070). Hal ini
menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 6). 4.4 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, dan uji keberartian persamaan regresi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
40
4.4.1 Mencari Persamaan Regresi Linier Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ỳ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian (lampiran 7) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ỳ =35,82 + 0,44X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Penggunaan Metode Diskusi), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Hasil Belajar Siswa) sebesar 0,44 dan ini berari setiap terjadi perubahan pada indikator Penggunaan Metode Diskusi, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo. 4.4.2 Uji Keberartian Persamaan Regresi Berdasarkan perhitungan uji signifikan sebagaimana terlampir (Lampiran 7) diperoleh harga Fhitung = 7,33 sedangkan Ftabel (0.95)(1,42) =4,07. Karena harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (7,33 > 4,07), maka Ho ditolak dan diterima Ha. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa. 4.5 Pembahasan Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan sebelumnya, serta rumusan hipotesis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Antara Signifikan Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Perlu ditentukan statistika uji yang digunakan sehubungan dengan masalah yang diteliti.
41
Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan,dan hipotesis penelitian (H a) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari fhitung ≥ ftabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo. Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 35,82 + 0,44X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Penggunaan Metode Diskusi ), maka akan diikuti oleh perubahan ratarata variabel Y (Hasil Belajar Siswa) sebesar 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 44% variasi yang terjadi pada hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode diskusi, sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti dalam penelitian ini. Indikator penggunaan metode diskusi yang telah diuji dalam penelitian ini adalah metode belajar diskusi yang mencakup mengajukan pendapat saat diskusi, merangkum pendapat masing-masing anggota, menyusun kesimpulan hasil diskusi, mengevaluasi pengalaman diskusi. Sedangkan indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah melalui prose pembelajaran diharapkan adanya hasil yang diperoleh siswa melalui beberapa ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik.
42
Dari
hasil
pengolahan
data
setelah
dilakukan
penelitian,
membuktikan bahwa penggunaan metode diskusi sebagaimana terdapat pada indikator dalam penelitian ini, memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru dalam pengajaran berlangsung akan mendapat penilaian yang tinggi dari berbagai pihak, khususnya
siswa sehingga pada
gilirannya guru dapat mengintropeksi diri tentang kekurangan yang dimilikinya.