BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian SDN 1 Paguyaman didirikan pada tahun 1947, dengan pimpinan atau kepala sekolah pada saat itu adalah Bapak Wahab Moha. Kemudian Ibu Ulpa Pagau, S.Pd menjabat sebagai kepala SDN 1 Paguyaman Sejak Tanggal 7 Januari 2013 sampai sekarang. Kedudukannya sebagai lembaga pendidikan formal, maka SDN 1 Paguyaman dalam menyelenggarakan peran dan fungsinya dalam bidang pendidikan tetap memperhatikan struktur organisasi dan tata kerja yang ada, sebagaimana organisasi lainnya. Disadari bahwa tujuan-tujuan sekolah dan terutama tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal, bila ditunjung dengan mekanisme kerja yang baik. Dengan kata lain, komponen yang terlibat dalam lingkungan pendidikan perlu melakukan koordinasi guna menyeragamkan persepsi dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bersama. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dalam sekolah perlu menjalani kerja sama dengan guru ataupun dengan orang tua siswa dalam memaksimalkan pencapaian ”goals” pendidikan atau pembelajaran di sekolah. Adapun tenaga pengajar atau guru di SDN 1 Paguyaman saat ini berjumlah 18 orang yang sebagian besar adalah Sarjana. Guna mengantisipasi perkembangan teknologi dan modernisasi serta untuk meningkatkan kualitas SDM, kepala sekolah
29
maupun guru di SDN 1 Paguyaman pada umumnya telah banyak
mengikuti
Diklat/Penataran baik di tingkat Kabupaten, maupun di tingkat Propinsi. 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan antara kreativitas guru dengan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas V SDN 1 Paguyaman. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian, dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan yaitu uji normalitas data, analisis regresi dan korelasional linier sederhana. Pengelolaan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang hubungan antara kreativitas guru dan aktivitas belajar siswa. 4.2.1 Deskripsi tentang Kreativitas Guru Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden yang berada di SDN 1 Paguyaman, menunjukkan harga Median = 29,08 dan Modus = 31,30, rata-rata (X) = 31,45 serta simpangan baku (S) = 8,08 (perhitungan terlampir pada lampiran 5). Dan berdasarkan lampiran 6 diperoleh perhitungan X2
hitung
= 2,44
untuk dk = 6 - 3 = 3 dan taraf nyata ά = 0,01 diperoleh X2 daftar = 7,81, karena Xhitung ≤ Xdaftar, maka data untuk variabel X berdistribusi normal. Deskripsi tentang frekuensi skor data Kreativitas Guru (variabel X) dapat dilihat pada lampiran 5 tabel 4. Dari tabel ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden menjawab di atas angka 27 sampai 32, untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat metalui grafik sebagai berikut :
Frekuensi
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
50,5
Interval
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Kreativitas Guru
Dengan adanya grafik di atas, kita dapat penyebaran angket atau responden yang menjawab bahwa lebih banyak responden menjawab antara angka 27 sampai 32 yaitu dengan frekuensi 11, kedua yang menjawab antara angka 33 sampai 38 yaitu dengan frekuensi 10, ketiga yang menjawab antara 21 sampai 26 dengan frekuensi 7, keempat yang menjawab antara angka 69 sampai 44 dengan frekuensi 6, kelima yang menjawab angka 15 sampai 20 dengan frekuensi 4, dan yang keenam yang menjawab angka 45 sampai 50 dengan frekuensi 2. 4.2.2 Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa sebagai variabel (Y) memperoleh skor sebagai berikut untuk Median = 31, 80, Modus = 33,75 dan Rata-rata (X) = 31,95 serta simpangan baku (S) = 8,14 (perhitungan data terlampir pada lampiran 5) dan berdasarkan lampiran 6 diperoleh perhitungan X2hitung = 1,0 untuk dk = 6 - 3 = 3 dan taraf nyata ά
= 0,01 diperoleh X2daftar = 7,81, karena X2hitung ≤ X2daftar, maka data untuk variabel Y berdistribusi normal. Deskripsi tentang frekuensi skor data aktivitas belajar siswa (variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 5 tabel 7. Dari tabel ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden menjawab antara angka 32 sampai 37, untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut: Frekuensi
12
11 10 9 7 6 5 3 2 1 13,5
19,5
25,5
31,5
37,5
43,5
49,5
Interval
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Dengan adanya grafik di atas, diperoleh hasil penyebaran angket atau responden yang menjawab bahwa lebih banyak responden menjawab antara angka 32 sampai 37 yaitu dengan frekuensi 12, kedua yang menjawab antara angka 38 sampai 43 yaitu dengan frekuensi 7, ketiga yang menjawab antara 20 sampai 25 dengan frekuensi 6, keempat yang menjawab antara angka 14 sampai 19 dan angka 44 sampai 49 dengan frekuensi 3.
4.2.3 Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian normalitas data yang digunakan uji chi-kuadrat pada taraf nyata ά = 0,01 dan ά = 0,05 dengan hipotesis bahwa skor variabel X (Kreativitas Guru) dan variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa) berdistribusi normal. 1. Uji Normalitas Data Variabel X Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (Kreativitas Guru) menunjukkan skor X2hitung = 2,44, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi skor X2daftar (0,99) (3) = 7,81. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2hitung lebih keeil dari X2daftar. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Normalitas Data Variabel Y Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa menunjukkan skor X2hitung = 1,0, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi skor X2daftar, (0,99) (3) = 7,81. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2hitung lebih keeil dari X2daftar, hal ini menunjukkan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.2.4 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, linieritas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi.
1. Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ŷ= a + bX, sehingga dari hasil penelitian (lampiran 8) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 9,07 + 0,73X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel X (Kreativitas Guru), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa) sebesar 0,73 unit. Hal ini mengandung maksud bahwa setiap unit variabel X akan mempengaruhi setiap indikator yang ada pada variabel Y sebesar 0,73 dan hal ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator kreativitas guru maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator aktivitas belajar siswa. 2. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil
pengujian linieritas
dan keberartian
persamaan
regresi
yang
menggambarkan hubungan linier dan berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA. Dan tabel ANAVA pada lampiran 7 diperoleh Fhitung = 1,51 untuk taraf nyata ά = 0,01 dan dk pembilang = 23 dan dk penyebut = 15, diperoleh F (0,99) (23,15) = 2,94. Kriteria pengujian yaitu ternyata Fhitung < Fdaftar, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linier Y atas X dengan persamaan Ŷ = 9,07 + 0,73X dapat diterima pada taraf nyata ά = 0,01. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh Fhitung = 12,24 untuk taraf nyata ά = 0,05 dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 38 didapat F
(0,95) (1,38)
=
7,35. Kriteria pengujian ternyata Fhitung > Fdaftar, sehingga ketergantungan Y atas X pada persamaan Ŷ = 9,07 + 0,73X, sangat berarti pada taraf nyata ά = 0,05.
3. Analisis Korelasional Jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linier, maka dapat ditentukan sejauh mana derajat hubungan antara variabel Y dan X melalui koefisien korelasi (r). Dari hasil perhitungan pada lampiran 7, diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0,49. Untuk uji signifikan (corelation) kooefisien korelasi adalah 9,22 pada taraf nyata ά = 0,01 dan dk = 38, maka dari daftar distribusi t didapat (0,995) (38) 2,75. Oleh karena thitung lebih besar dari tdaftar dan thitung tidak berada pada daerah penerimaan yaitu = -2,75 sampai dengan + 2,75 maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat hubungan positif antara kreativitas guru dengan hasil belajar siswa. 4.3 Pembahasan Penelitian ini termasuk dalam studi hubungan (corelation study) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara empirik terbukti variabel-variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah kreativitas guru (X) dan variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa (Y). Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak dengan signifikan, dan sebaliknya hipotesis penelitian (H1)yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari semua harga Fhitung yang lebih besar dari Ftabel baik pada taraf signifikan ά = 0,01. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh
posirif antara kreativitas guru dengan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil pengujian hipotesis bahwa persamaan Ŷ = 9,07 + 0,73X yang telah teruji keberartiannya pada ά = 0,01 merupakan hubungan fungsional yang berlaku pada populasi berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Persamaan tersebut mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan (penurunan dan peningkatan) sebesar satu unit pada kreativitas guru (kostanta 9,07) maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata sebesar 0,73 pada aktivitas belajar siswa. Kemudian peneliti berargumen, bahwa kontribusi yang demikian besar ini akan tetap terjaga apabila pihak sekolah atau guru tetap konsisten dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa serta mengarahkan siswa untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Selanjutnya, melalui hasil pengujian koefisien korelasi sederhana, maka diperoleh harga r = 0,72 dengan koefisien determinasi sebesar r2 = 0,5187 atau 51,87%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 51,87% variasi yang terjadi pada hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kreativitas guru, sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti, misalnya motivasi belajar siswa, menggunakan media pembelajaran, dukungan orang tua terhadap anak untuk memotivasinya, lingkungan di sekitarnya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya, sekolah dan fasilitas belajar lainnya yang kurang memadai bagi perkembangan.
Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis, yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa thitung lebih besar dari tdaftar atau harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan Ho, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang menyatakan bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif antara kreativitas guru dengan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Paguyaman pada mata pelajaran PKn dinyatakan ” diterima”. Frobel (dalam Sardiman, 2000 : 94) mengatakan bahwa manusia sebagai pencipta. Dalam ajaran pun diakui bahwa manusia adalah sebagai pencipta yang kedua (setelah Tuhan). Secara alami anak didik memang ada dorongan untuk mencipta. Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam. Prinsip utama yang dikemukakan oleh Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri. Untuk memberi motivasi, maka dipopuperkan suatu semboyan ”Berpikir dan Berbuat”. Dalam dinamika kehidupan manusia, maka beripkir dan berbuat merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajar sudah barang tentu tidak mungkin meninggalkan dua kegiatan itu, berpikir dan berbuat. Seseorang yang sudah berhenti dan berbuat perlu diragukan eksistensi kemanusianya. Hal ini sekaligus juga merupakan manusia, ilustrasi ini menunjukkan penegasan bahwa dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat. Di samping itu Rousseu (dalam Sardiman, 2000 : 96) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyeledikan sendiri dan dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Pandangan ini
menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Konsep tersebut dapat ditegaskan oleh Helen (dalam Sardiman, 2000 : 95) pemahaman bahwa ruang kelas harus diubah atau diatur sedemikian rupa menjadi laboratorium pendidikan yang mendorong anak didik sendiri bekerja sendiri, di samping itu ditegaskan bahwa sekolah harus dijadikan tempat kerja. Sehubungan dengan itu, maka dianjutkan pengembangan metodemetode proyek, problem solving, diskusi, yang merangsang anak didik untuk melakukan kegiatan. Aktivitas belajar siswa perlu dipahami bersama, sebagaimana yang dikemukakan oleh Gafur (1999 :179) tentang jenis-jenis belajar sebagai berikut: 1. Belajar informasi faktual, misalnya mempelajari nama, tempat. 2. Belajar pengenalan visual, seperti mengamati bentuk, atau gerak dari suatu benda. 3. Belajar konsep atau prinsip dan aturan, seperti mempelajari hukum, sosial, fisika, dan matematika. 4. Belajar prosedur, seperti mempelajari cara menyusun rencana belajar dan cara membuat tes. 5. Belajar mengembangkan sikap, motivasi seperti belajar moral sosial sesuatu bangsa, meningkatkan kegiatan untuk lebih sering menolong sesama.