BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran umum kondisi lapangan yang akan dibahas pada bagian ini meliputi kondisi
objektif kelompok B yang meliputi profil anak kelompok B, fasilitas, rutinitas kegiatan pembelajaran sains dan kegiatan yang dilakukan guru dalam upaya mengembangkan kemampuan belajar sains sederhana anak di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Anak Kelompok B di TK Kartini
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo yang
menjadi subjek penelitian adalah anak kelompok B yang berada dalam rentang usia 5 sampai 7 tahun. Berdasarkan hasil pengamatan secara umum, anak tersebut merupakan anak yang sehat dan dalam kondisi normal. Anak kelompok B seluruhnya terdapat 20 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Data anak kelompok B yang menjadi subjek penelitian
Nomor
Nama Anak
Inisial Anak
L/P
1
Aimar Putra
AP
P
2
Alfis
AL
P
3
Almira S. Kiyai
AS
P
4
Alya Djafar
AD
P
5
Alya Djibu
AJ
P
6
Alya Sifa Yusuf
AY
P
7
Amar Puloo
AP
L
8
Andika E.P. Adam
AE
L
9
Azan Puloo
AZ
L
10
Fadila Mohamad
FM
P
11
Haider Domili
HD
L
12
Hakim Yusuf
HY
L
13
Hendrik Koniyo
HK
P
14
Indah N.Datau
IN
L
15
Kansa
KA
L
16
Meysa S. Umar
MS
P
17
Moh. A. Muhayat
MM
L
18
Naysila Hamzah
NH
P
19
Rafli Ali
RA
L
20
Rahmawati Pakaya
RP
P
Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam bentuk deskripsi. Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara umum yang mendasari temuan-temuan penelitian. Dengan demikian pembahasan dari penelitian ini difokuskan pada aspek-aspek permasalahan yang diteliti secara kualitatif.
4.1.1 Temuan Hasil Penelitian
Temuan dalam penelitian ini diarahkan pada fokus yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu memberikan gambaran tentang analisis kemampuan pembelajaran sains pada
anak
Kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Pelaksanaan penelitian dilakukan sejak tanggal 11- 16 Mei 2012. Dari 4 orang pendidik di
TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo peneliti berhasil mengadakan
wawancara terhadap 1 orang Kepala sekolah yag juga merangkap sebagau pendidik yang megajar dikelompok B dengan pertanyaan/pernyataan sebagai berikut: Bagaimana Kegiatan pembelajaran pada anak kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo ? Kegiatan pembelajaran pada anak Kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berlangsung selama 3 jam setiap harinya , dimulai pukul 08.0011.00 wita, kecuali hari Jumat yang berlangsung selama 2 jam dengan kegiatan keagamaan seperti praktek sholat berjamaah. Hari Sabtu terdapat kegiatan olahraga, PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang dapat diintregasikan dengan sains dan makan bersama (guru dan orangtua yang menyiapkan makanan). (HWW/KTK/12- Mei /2012. Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa pembelajaran di TK Kartini ini adalah sesuatu yang rutin dilaksanakan secara integrasi setiap hari dan dilaksanakan 3 jam pelajaran. Bagaimana Kegiatan pembelajaran pada anak kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo ? Kegiatan pembelajaran pada anak Kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berlangsung selama 3 jam setiap harinya , dimulai pukul 08.0011.00 wita, kecuali hari Jumat yang berlangsung selama 2 jam dengan kegiatan keagamaan seperti praktek sholat berjamaah. Hari Sabtu terdapat kegiatan olahraga, PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang dapat diintregasikan dengan sains dan makan bersama (guru dan orangtua yang menyiapkan makanan). (HWW/KTK/12- Mei /2012. Bentuk pembelajaran sains pada Kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dilaksanakan secara klasikal, pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan aspek perkembangan anak berdasarkan pada kurikulum permen dikdas No. 58 tahun 2009. Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan salah seorang guru dalam cuplikan sebagai berikut.
Bagaimana Proses pelaksanaan pembelajaran sains yang dilakukan pada anak kelompok B di TK kartini kecamatan limboto kabupaten gorontalo? “Proses pembelajaran dilakukan baik di dalam kelompok atau di luar ruang kelas . Terdapat juga program kegiatan kunjungan/field trip ke berbagai tempat yang sesuai dengan tema out bond dan sebagainya. Sedangkan pembelajaran sains di TK ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dalam 1 minggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat dan 1 kali pertemuan dilaksanakan selama 15 menit. yang dilakukan secara klasikal, dan disesuaikan dengan tema tertentu yang berhubungan dengan pembelajaraan sains. metode yang digunakan di TK ini adalah metode bermain sambil belajar ” (HSD/HN/GR/6/2012) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, kegiatan pembelajaran sains anak usia dini dilakukan secara terjadwal. Kegiatan sains biasanya dilakukan setiap hari senin, rabu dan jum’at tetapi untuk tema-tema tertentu yang dapat disesuaikan dengan pembelajaran sains . Hasil temuan peneliti ketika melakukan pengamatan pada hari Sabtu, 12 Mei 2012 peneliti melakukan observasi awal disesuaikan dengan jadwal biasa dilaksanakanya kegiatan sains. Berdasarkan tema minggu ini adalah Alam Semesta dan sub temanya adalah Gejala Alam. Berikut gambaran kegiatan pembelajaran yang diperoleh melalui observasi sebagai berikut. “Bel berbunyi pukul 08.00 WITA, anak bersiap baris bersama. Pada hari ini mereka terlihat semangat dan ceria ketika berbaris, ketika itu mereka mendengarkan pengumuman dari guru, kemudian guru mempersilahkan mereka masuk ke dalam satu kelompok . Sebelum masuk kekelas guru mengajak anak bermain diluar kelas sambil melakukan kegiatan mengamati alam semesta yang pada saat itu terlihat mendung, pertanda hujan akan turun (HO/SB/12/V/2012) Setelah anak kelompok B masuk kelas, guru mengkondisikannya untuk duduk menghadap guru, bersama guru berdoa sebelum belajar, guru menanyakan kabar pada anak. Lalu memulai kegiatan dengan membahas gejala-gejala alam yang dilihat diluar kelas Hasil pengamatan menunjukkan bahwa metode bermain sambil belajar yang digunakan guru sangat menarik minat anak dalam melakukan pegamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran sains sederhana
Hasil pengamatan pada hari Kamis tanggal 15 Mei 2012 mengenalkan anak tentang lingkungan alam sekitar sekolah, yaitu mengenai air dan anak dikenalkan tentang jenis air yang bersih dan air yang kotor dengan manfaatnya dan sebab-akibat air kotor; Untuk mengetahui persiapan perangkat pembelajaran yang dibuat guru dalam pembelajaran sains peneliti melakukan studi dokumen pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan hasil studi dokumen tersebut diuraikan sebagai berikut.
Rencana Kegiatan Harian (RKH) a.
Tema
: Mengenal konsep-konsep sains sederhana
b.
Sub Tema
: Tanah di Bumi (Tanah Subur & Tanah Tidak Subur)
c.
Hari
: Selasa, 12 Mei 2012
d.
Kelompok
: B
e.
Semester
: 2 (Dua)
f.
Alokasi Waktu
: 60 menit
g.
Indikator : 1. Anak mampu mengembangkan potensi kreatifnya 2. Anak mampu memahami konsep sains sederhana 3. Anak mampu memecahkan suatu masalah sederhana 4. Anak mampu mengelompokkan benda menurut ciri-cirinya
h.
Tujuan Pembelajaran : 1. Anak Didik dapat berekspresi kreatif sesuai dengan potensi kemampuan belajar sains sederhananya. 2. Membantu anak memahami konsep sains sederhana 3. Membantu anak memecahkan suatu masalah sederhana 4. Membantu anak mengelompokkan benda menurut ciri-cirinya
g.
Metode : Bermain sambil belajar dalam Pembelajaran Sains
h.
Alat dan Bahan : 1. Gambar ciri-ciri dari tanah subur, tanah tidak subur 2. Gambar dari kegunaan tanah subur 3. Sekop untuk anak atau sendok 4. Gelas plastik
i.
Langkah-Langkah Pembelajaran : 1. Guru mempersiapkan materi yang akan diberikan disesuaikan dengan tema Alam Semesta (Bumi dan Sekitarnya) dengan sub tema Tanah di Bumi (Subur dan tidak Subur) dan terintregasi dengan kegiatan yang lain, media pembelajaran yang akan digunakan dan lokasi pembelajaran yang mendukung. 2. Guru memberikan stimulasi (stimulation ), yaitu guru mulai bertanya atau meminta anak memperhatikan atau mendengarkan uraian (penjelasan) atau melihat gambar yang memuat permasalahan tentang perbedaan tanah subur dan tidak subur dengan manfaatnya. 3. Anak diminta untuk membuat perumusan masalah (problem statement), yaitu anak diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul. Selanjutnya dari masalah itu
anak diminta untuk membuat hipotesis (perkiraan) sebagai jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. 4. Anak diminta untuk mengumpulkan data (data collection), yaitu untuk menjawab dan membuktikan benar tidaknya hipotesis anak, maka anak diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi yang relevan dan jelas dengan cara melakukan percobaan, melakukan observasi, dengan langsung mencari atau membuktikan jenis tanah subur atau tidak subur di sekitar TK. Sebelumnya anak dibagi ke dalam 3 atau 4 kelompok. Setiap kelompok mencari data di lokasi yang telah ditentukan dan data yang didapat anak dapat digambarkan. 5. Anak diminta untuk melakukan pengamatan tentang keadaan yang terjadi 6. Setelah itu guru meminta pada anak untuk menceritakan tentang kejadian yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran sanins sederhana yang telah dilakukan. 7. Melakukan kesimpulan dan harus mampu mengakomodasi simpulan dari anak karena pada hakikatnya temuan anak merupakan temuan faktual oleh anak sendiri, sehingga kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain sambil belajar akan lebih bermakna bagi anak. (HSD/HN/GR/6/2012). Untuk mengetahui proses pembelajaran sains di TK Kartini melakukan pengamatan yang dirangkum sebagai berikut. “Kegiatan dimulai dengan bel berbunyi pukul 08.00 WITA , anak bersiap baris bersama. Pada hari ini anak terlihat semangat dan ceria ketika berbaris sama seperti ketika observasi di awal, ketika anak berbaris merapat mereka mendengarkan pengumuman dari guru, kemudian guru mempersilahkan anak masuk ke dalam satu kelompok . Hanya ada satu kendala yaitu salah satu anak kelompok B bernama Sc tidak mau masuk ke dalam kelompok untuk mengikuti kegiatan kalau tidak ada ibunya menunggu beberapa lama di depan kelompok sampai menangis. (HO/6/2012)
Sekitar pukul 08.30 anak kelompok B masuk kelas, yang digunakan adalahh ruang kelompok kelompok B guru mengkondisikan anak untuk duduk dan menghadap guru, anak bersama guru berdoa sebelum belajar, guru menanyakan kabar anak, menanyakan tanggal, hari, bulan dan tahun pada anak serta bernyanyi bersama. Setelah itu guru memulai kegiatan dengan membahas tema kali ini yang berhubungan dengan Alam Semesta (Bumi dan sekitarnya), dengan sub tema Tanah di Bumi (Tanah Subur dan Tanah Tidak Subur). Disini dimulai tahap stimulasi, yaitu guru menjelaskan dengan menstimulasi anak untuk bertanya jawab dengan guru menggunakan media gambar yang telah dipersiapkan berupa gambar tanah subur, tanah tidak subur dan manfaat tanah subur. Hanya saja kekurangannya adalah di gambar yang kurang jelas karena gambaran tangan. Pada saat ini guru mulai bertanya atau meminta anak memperhatikan atau mendengarkan uraian (penjelasan) atau melihat gambar yang memuat permasalahan tentang perbedaan tanah subur dan tidak subur dengan manfaatnya untuk merangsang rasa ingin tahu anak. Pada tahap ini Ak masih dalam kategori perlu stimulasi lebih untuk memperhatikan gambar karena masih jalan-jalan di sekitar kelompok , Nz dan Js masih banyak mengobrol tentang hal yang di luar pembahasan pembelajaran kali ini, Gr juga melihat ke luar ruang kelas terus. Walaupun begitu pada akhirnya pada kegiatan pengumpulan data dia mau mengikuti karena kegiatan dilakukan di luar ruang kelas . Setelah itu, dilanjutkan dengan pembelajaran sains yang dilaksanakan di di sekitar sekolah. Kegiatan kali ini menggunakan metode eksperimenyaitu percobaan gejala alam gunung meletus, guru mulai membahas tentang bagaimana terjadinya gunung meletus dan mempraktekan terjadinya gunung meletus dengan diorama buatan. Guru mempersiapkan bahanbahan untuk membuat gunung meletus seperti tanah dan rumput-rumputan untuk membuat gunung-gunungan dan bahan-bahan untuk terjadinya lestusan seperti soda, cuka, pewarna dan
sebagainya. Guru meminta anak untuk duduk dan dengan seksama memperhatikan eksperimen terjadinya gunung meletus yang dipraktekkan guru mulai dari penjelasan bahan-bahan yang digunakan sampai penyebab terjadinya gunung meletus. Selama kegiatan ini anak memang antusias dengan adanya bahan-bahan berbentuk gunung-gunungan, lalu memperhatikan terjadinya letusan dan lelehan tetapi disini kemampuan belajar sains sederhana anak kurang muncul bahkan sebagian anak jadinya tidak dapat memperhatikan sampai kegiatan selesai karena guru juga kurang menstimulasi anak agar lebih aktif dan kreatif. Padahal ketika diakhir kegiatan sains ketika guru menunjukkan kembali hasil ekperiment gunung meletus ini dan menjelaskannya, ada beberapa yang dapat mengungkapkan beberapa gagasan mengenai terjadinya gunung meletus ini seperti RA dan RP. Selama kegiatan ini ada juga beberapa anak yang perlu bantuan seperti AJ, AY, AP, AE AZ dan MA. Setelah kegiatan inti selesai, pukul 10.00 wita anak siap-siap untuk makan, secara bersama-sama mereka membaca doa sebelum masuk kamar mandi dan mencuci tangan, kemudian anak mengantri untuk membawa makanan yang sudah disiapkan ibu guru karena hari Sabtu adalah waktunya makan bersama, lalu berdoa sebelum makan dan mulai makan bersama. Pukul 10.30 wita anak selesai makan dan sudah berdoa setelah makan, lalu mereka bermanin di luar ruangan kelompok. Pukul 10.50 wita anak masuk kelompok kembali untuk evaluasi dan persiapan pulang, evaluasi berupa tanya jawab gejala alam khususnya gunung meletus, setelah itu anak dipersilahkan mengambil tasnya dan duduk kembali untuk berdoa dan memberi salam. Kemudian anak berdoa sebelum pulang, guru memberikan pengumuman untuk besok dan anak dipersilahkan pulang.
Metode dan teknik yang sering dilakukan adalah penggunaan discovery-inquiry secara klasikal. Dasar pertimbangan guru untuk menggunakan metode tersebut adalah karena metode tesebut selain sering digunakan, merupakan metode yang baru dipahami oleh guru. Menurut pengamatan peneliti, anak terlihat senang dengan metode yang diterapkan di kelompok selama ini, karena anak diperlihatkan proses terjadinya sesuatu ketika diberikan pembelajaran sains dengan metode percobaan. Namun ketika melihat kegiatannya, guru belum menstimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar sains sederhana anak. Kemampuan belajar sains sederhana anak masih perlu untuk dikembangkan lagi, dalam hal ini masih membutuhkan stimulasi yang lebih dalam proses kemampuan belajar sains sederhana anak. Disini anak kurang diberikan kesempatan oleh guru untuk mencoba secara langsung. Untuk kegiatan pemberian tugas, anak hanya mengerjakannya di dalam kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat salah seorang guru melalui hasil cuplikan wawancara sebagai berikut: “Metode pembelajaran sains melalui bermain sambil belajar dapat meningkatkan kemampuan sains sederhana anak usia dini. Teknik semacam ini pernah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sains di Kelompok B di TK Kartini Kecamatan Limboto hanya saja guru belum mengetahui lebih jelas bahwa metode tersebut merupakan metode yang paling disenangi anak taman kanak - kanak .” (HWW/HN/6/2012). Berdasarkan hasil observasi dilihat dari hasil karya masih perlu stimulasi, karena sebagian besar menunjukkan peniruan hasil gambar temannya atau peniruan atas contoh gambar yang diberikan oleh guru. Melihat hasil observasi awal saat kegiatan pembelajaran sains untuk anak, kondisi kemampuan belajar sains sederhana anak usia dini di kelompok B dilihat dari proses kreatif anak dengan penggunaan metode yang dilakukan guru, dapat dinilai cukup beragam. Sebagian kecil anak yang menunjukkan ciri-ciri kemampuan belajar sains sederhana anak, muncul dengan baik dan sebagian besar menunjukkan ada yang masih butuh stimulasi lagi
agar ciri-ciri kemampuan belajar sains sederhana anak dapat muncul dengan lebih baik lagi dalam prosesnya. Kemampuan belajar sains sederhana yang di observasi dan dinilai dalam penelitian ini adalah perilaku afektif kreatif dan perilaku kreatif kognitif. Dalam kedua aspek tersebut hanya terdapat dua hingga tiga anak yang sudah cukup berkembang dengan baik, namun ada beberapa diantaranya belum memunculkan indikator perkembangan sedangkan anak yang lainnya masuk dalam kategori perlu stimulasi. Pada hari Sabtu, 16 Mei 2012, mengenalkan anak tentang tema Pengukuran (mengukur panjang) yaitu Anak mampu mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan penelitian pada hari Sabtu, 16 Mei 2012 diawali dengan analisis atau studi dokumen perangkat pembelajaran guru seperti hasil temuan sebagai berikut.
Rencana Kegiatan Harian (SKH) Kelompok
:
B
Bidang Pengembangan
:
Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar Kognitif
Hasil Belajar
:
Anak dapat mengenal konsep-konsep sains sederhana
Tema
:
Pengukuran (Mengukur Panjang)
Kompetensi Dasar
:
mampu mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Hasil Belajar
:
Anak dapat mengenal konsep-konsep sains sederhana
Indikator
:
1. Anak dapat mengukur panjang dengan menggunakan penggaris buatan 2. Anak dapat mengukur panjang dengan menggunakan langkah 3. Anak dapat menentukan benda yang lebih bermanfaat untuk mengukur 4. Anak dapat menentukan alat ukur lain
Waktu
:
2 x 60 menit (2 pertemuan)
Metode
:
Bermain sambil belajar
yaitu bermain sambil
melakukan
percobaan dengan menggunakan alat ukur Media dan Sumber Belajar : 4.2
Penggaris buatan, lidi, pita, sedotan
Pembahasan Hasil Penelitian Hakekat sains perlu dikaji, dipelajari dan ditekuni, anak-anak sebagai generasi yang
dipersiapkan untuk mengisi masa depan yang diduga akan semakin rumit, berat dan banyak problemanya perlu dibekali penguasaan sains yang memadai, tepat, bermakna dan fungsional. Secara umum pembelajaran sain di taman kanak-kanak bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Selain itu melalui eksprlorasi dibidang sains anak mencoba memahami dunianya melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk memenuhi rasa keingintahuannya. Dalam pembelajaran sains bagi anak bermanfaat untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan akan menimbulkan imajinasiimajinasi pada anak yang pada akhirnya dapat menambah pengetahuan anak secara alamiah. Apalagi dengan tantangan kehidupan masa depan yang sangat menantang, menuntut semakin
strategis bahwa pembekalan sains bagi anak usia dini menjadi mutlak, sehingga sains pada diri anak muncul sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran dalam kehidupannya kelak. Salah satu langkah strategis untuk dapat membekali anak secara optimal, harus didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini termasuk dalam bidang pengembangan sains untuk anak usia dini. Dengan memahami lingkup dan tujuan pendidikan sains tersebut akan membantu para pengajar atau orang dewasa lainnya dalam penguasaan program-program pembelajaran sains untuk anak usia dini yang dianggap tepat. Untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran sains yang tepat dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor yang sangat fundamental adalah para pengajar dan pendidik sains. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran sains pada anak usia dini secara optimal, hendaklah para pengajar/pendidik tersebut betul-betul memahami hakekat sains secara benar, lebih-lebih yang dikaitkan dengan karakteristik anak usia dini sebagai sasarannya.