BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Telaga merupakan salah satu sekolah yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10, Kecamatan Telaga.
1.2 Deskripsi dan Karakteristik Responden Dalam penelitian ini, responden yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah dari kelas XI tanpa melihat jenis kelamin responden. Jumlah responden yang diikutsertakan sebanyak 75 siswa. Karakteristik jenis kelamin responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah. Sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 50 siswa (66.6%) dan responden laki-laki sebanyak 25 siswa (33.3%). Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persen (%) Laki-Laki 25 33.3 Perempuan 50 66.6 Total 75 100 Sumber : Data primer yang telah diolah, 2012
1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Validasi adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini uji validasi menggunakan software SPSS 17,0. Dalam uji validasi ini dinyatakan bahwa butirbutir pernyataan pada kuesioner seluruhnya valid karena koefisien korelasinya
>0,3. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk melihat kemantapan suatu alat ukur. Dalam uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian valid. Dan memiliki nilai reliabilitas cukup yaitu 0.520.
1.4 Hasil Data dan Pembahasan Sebanyak 75 siswa-siswi telah dijadikan sampel dalam penelitian ini. Responden diberi kuesioner yang berisi 15 soal untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika. Setiap item akan diberikan skor dengan skor maksimum adalah 75 untuk tiap soal atau 100% dan skor minimum adalah 0 untuk tiap soal atau 0%. Adapun sebaran pemahaman responden mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika dalam tabel 2. Tabel 2 Distribusi Pemahaman Siswa Mengenai Bahaya Penyalahgunaan Narkotik Di SMA Negeri 1 Telaga Tahun 2012 Secara Umum No 1 2 3 4 5 6 7 8
N 73 73 34 35 29 67 63 68
% 97,33 97,33 45,33 46,67 38,67 89,33 84 90,67
9
65
86,67
10
26
34,67
11
53
70,67
12
69
92
13
49
65,33
14
13
17,33
Total
717
Dari hasil diatas bahwa pemahaman siswa-siswi SMA Negeri 1 Telaga mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika dalam konteks sangat paham. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertayaan nomor 1 dan nomor 2 dengan presentase 97,33% (72 siswa). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman responden terhadap pengertian narkotika dan alasan narkotika dilarang adalah sangat baik. Pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 14 yaitu dengan presentase 17,33% (13 siswa). Pemahaman responden terhadap alasan-alasan remaja menggunakan narkotika saat ini secara keseluruhan responden paham, namun yang 13 siswa lebih paham mengenai alasan-alasan remaja menggunakan narkotika. Tabel 3 Distribusi Sumber Informasi Siswa Mengenai Bahaya Penyalahgunaan Narkotik Di SMA Negeri 1 Telaga Tahun 2012 Sumber Informasi Freskuensi Persentasi (%) Media cetak 8 11 Media elektronik 10 13 Media Cetak dan Media 54 73 elektronik Lain-Lain(Teman, Orang Tua) 3 4 Total 74 100 Dari penelitian yang dilakukan, rata-rata responden menjawab pernah dan sering mendengar istilah narkotika. Dan berdasarkan data tabel 4 di atas,
didapatkan bahwa sumber informasi untuk istilah narkotika dan bahaya penyalahgunaan narkotika sebanyak 54 orang (73%) di dapatkan dari media cetak dan media elektronik, 10 orang (13 %) di dapatkan siswa hanya dari media elektronik, 8 orang (11%) sumber informasi didapatkan dari media cetak dan sebanyak 3 orang (4 %) didapatkan siswa dari teman-teman dan orang tua. Tabel 4 Kriteria Pemahaman Siswa Mengenai Bahaya Penyalahgunaan Narkotik Di SMA Negeri 1 Telaga Tahun No 1 2 3 4 5
Kriteria Sangat Paham Paham Cukup Paham Kurang paham Tidak paham Total
N 478 102 69 55 13 717
Persen 66.66% 14,24% 9,62% 7,67% 1.81% 100 %
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 yaitu 66,66% responden mempunyai pemahaman yang sangat paham. 14,29% responden telah paham mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika.
9,62 % responden memiliki
pemahaman yang cukup. 7,67% responden memiliki pemahaman yang kurang dan 1.81% responden yang kurang pemahamannya mengenai bahaya penyalahgunaan narkotik. Dari tabel 4, dapat dilihat pemahaman bahaya penyalahgunaan narkotik dalam konteks sangat paham yaitu 66,66% lebih banyak dibandingkan dengan pemahaman yang cukup dan kurang paham. Hal ini dikarenakan telah banyak sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi lain yang bersangkutan. Sehingga mereka telah paham tentang bahaya penyalahgunaan narkotik. Namun, meskipun pemahaman
mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika dalam konteks sangat paham yang tinggi, namun bukan berarti para siswa-siswi tak perlu lagi diberi informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotik. Bahkan pemahaman mereka perlu ditingkatkan lagi hingga penyalahgunaan narkotik tidak ada. Hal ini sesuai dengan misi dari BNN yaitu Indonesia bebas narkoba tahun 2015. Berdasarkan analisis dari sebaran jawaban kuesioner, responden lebih banyak yang paham bahaya penyalahgunaan narkotika terhadapa kesehatan dibandingkan bahaya penyalahgunaan narkotika terhadap perilaku. Hal ini mungkin
dikarenakan
informasi
yang
mereka
dapatkan
lebih
banyak
menampilkan bahaya bagi kesehatan dari penyalahgunaan narkotik dibandingkan bahaya bagi perlaku dan mental. menurut Razak dan Sayuti (2006) narkotik dpat merusak kesehatan dan akan berakibat fatal pada kematian. Dan menurut Hawari (2000) narkotik juga dapat mengakibatkan terganggunya alam berpikir, alam perasaan dan perilaku. Karena sifat narkotik yang bersifat psikoaktif sehingga mendorong pecandu narkotik untuk melakukan perilaku-perilaku yang negatif untuk mendapatkan narkotik. Sumber informasi tentang bahaya narkotika banyak kita lihat, baca dan dengar di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik, serta penyuluhanpenyuluhan yang dilakukan oleh berbagai organisasi-organisasi. Berdasarkan sumber informasi, responden lebih banyak mendengar informasi tentang bahaya narkotika di media cetak dan elektronik (lihat pada tabel 4). Sedangkan sumber informasi dari teman dan orang tua hanya sedikit. Hal ini disebabkan mungkin karena penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh berbagai organisasi tentang
narkotika hanya lebih besar dilakukan pada anak-anak SD, SMP,SMA dan Mahasiswa. Hanya sebagian kecil informasi yang diberikan tentang narkotik yang ditujukan untuk orang tua, sehingga yang lebih banyak tahu dan paham tentang bahaya narkotik hanyalah anak-anak. Padahal seharusnya, orang tua pun diberikan informasi yang sama besarnya dengan anak-anak secara umum. Karena peran orang tua yang sangat besar dalam membimbing mereka. Pemahaman mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika berdasarkan penelitian yang dilakukan, responden telah sangat paham menganai bahaya penyalahgunaan narkotik. Namun pemahaman bahaya penyalahgunaan narkotik terhadap perilaku perlu diberi tambahan informasi.