BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di jalan P. Kalengkongan No. 31 Kota Gorontalo. Pada Tahun 1960 Kepolisian di kedua wilayah Gorontalo yaitu Kotamadya Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo, hanya ada satu kantor yang berkedudukan di Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Tenda yang sekarang digunakan sebagai kantor Sat Lantas (Pengurusan SIM).Kemudian pada tahun 1978 Kantor Polisi Gorontalo dibagi dalam dua wilayah yaitu Kantor Polisi Kabupaten Gorontalo dengan istilah Komres 1906 Gorontalo dan kantor Polisi Kota Gorontalo dengan istilah Komres 1905 Gorontalo. Komres 1905 Gorontalo dipimpin oleh seorang Danres (Komandan Resort) An. Letkol Pol. Sam Parrangan dari Tahun 1978 S/d 1981, dengan membawahi 3 ( Tiga ) Sektor masing - masing sebagai berikut : 1) Komsek 1905-01 Kota Utara 2) Komsek 1905-02 Kota Selatan 3) Komsek 1905-03 Kota Barat Pada tahun 1982 nama Komres 1905 Gorontalo diganti dengan nama Koresta 1505 Gorontalo (Komando Resort Kota 1505 Gorontalo). Dipimpin oleh Letkol Pol. Bintoro Masduchy dari Tahun 1981 s/d 1984.Pada tahun 1984 istilah Koresta 1505 Gorontalo diganti dengan nama Polresta Gorontalo (Kepolisian Resort Kota Gorontalo) dipimpin oleh Letkol Pol. Ali Hanafiah (bertugas 6 bulan). Terakhir nama Polresta Gorontalo diganti dengan nama Polres Gorontalo
36
dan berdasarkan Keputusan Kapolda Gorontalo nomor : Kep/203/VIII/2012 tanggal 31 Agustus 2012 Polres Gorontalo menjadi Polres Gorontalo Kota, serta membawahi 7 Polsek masing – masing 3 (tiga) Polsek Defenitif (Type Rural) yakni : 1) Polsek Kota Utara; 2) Polsek Kota Selatan; 3) Polsek Kota Barat. 4 Polsek Persiapan (Type PraRural) yakni : 1) Polsek Kota Timur; 2) Polsek Kota Tengah; 3) Polsek Dungingi; 4) Polsek KawasanPelabuhanGorontalo. Nama-namam Pejabat KaPolres Gorontalo Kota sebelumpisah dengan TNI adalahm sebagai berikut : 1)
Mayor Pol. R. Ibnu Setiardjo
1960 – 1964
2)
Letkol Pol. Casdy
1964 – 1967
3)
Letkol Pol. Badik Muda
1967 – 1970
4)
Letkol Pol. Sonny Sumarsono
1970 – 1974
5)
Letkol Pol. A.M. Hasanudin
1974 – 1978
6)
Letkol Pol. Sam parrangan
1978 – 1981
7)
Letkol Pol. Bintoro Masducy
1981 – 1984
8)
Letkol Pol. Drs. Ali hanafiah
1984 (4 Bulan)
9)
Letkol Pol. Tonny Purba
1984 – 1986
37
10)
Letkol Pol. A. Suyuti Mappasiata Bsc
1986 – 1987
11)
Letkol Pol. Drs. M. Silalahi
1987 – 1989
12)
Letkol Pol. Drs. Sukarji
1989 – 1991
13)
Letkol Pol. Harnowo Santosa,Smik
1991 – 1994
14)
Letkol Pol. Drs. Suharyono Kamino
1994 – 1996
15)
Letkol Pol. Moh. S. Arsyad, Smik
1996 - 1997
16)
Letkol Pol. Drs. I. Ketut Kadiana
1997 – 1999
Nama – nama Pejabat Kapolres Gorontalo Kota setelah pisah dengan TNI adalah sebagai berikut : 1)
AKBP Drs. Wilmar Marpaung, SH
1999 – 2001
2)
AKBP Drs. H. Eldi Azwar, SH
2001 – 2002
3)
AKBP Drs.Ahzanur Rozimi
2002 – 2005
4)
AKBP Drs. Arizon Hendra
2005 – 2006
5)
AKBP Drs. H. Herwan Chaidir
2006 – 2007
6)
AKBP Drs. M. Asrul Azis
2007 – 2008
7)
AKBP Drs. K. Budi Yuwono
2008 – 2009
8)
AKBP Drs. Yozal Zaen
2009 - 2011
9)
AKBP Dudi Hadiwijaya, SIK
2011 - 2012
10) AKBP Andry Triaspoetra, SIK
2012 s/d
sekarang
38
Kantor Polres Gorontalo Kota merupakan instansi yang berperan aktif dalam administrasi pemerintahan, pembangunan dan pemasyarakat yang khususnya melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Kantor Polres Gorontalo terdiri atas beberapa bagian, satuan fungsi dan seksi yaitu : Bag Ops, Bag Ren, Bag Sumda, Sat Intelkam, Sat Reskrim, Sat Sabhara, Sat Lantas, Sat Binmas, Sat Tahti dan bagian lain sepertiSium , Sikeur, Sipropam, Sitipol, serta 7 Polsek sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas sehari-hari.62 B. Peraturan Disiplin POLRI Dalam melakasanakan fungsi kepolisian anggota POLRI terikat dengan hukum disiplin yang harus dilaksanakan, dimana disiplin lahir dari kesadaran untuk mematuhi norma atau kaidah yang mengatur tentang bagaimana seharusnya sikap yang dilakukan sebagai seorang anggota POLRI. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin adalah kehormatan, artinya suatu perbuatan yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan mulia, yang mengandung unsur atau nilai kredibilitas dan komitmen63, sebagaiman diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI khususnya Pasal 4, yakni:
62
Lihat dari data sejarah Polres Gorontalo Kota
63
Sadjijono, op.cit, h. 199
39
Pasal 4
Dalam pelaksanaan tugas, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib:
a. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaikbaiknya kepada masyarakat; b. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya laporan dan/atau pengaduan masyarakat; c. Menaati sumpah atau janji anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia serta sumpah atau janji jabatan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; d. Melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab; e. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan Kepolisian Negara Republik Indonesia; f. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku; g. Bertindak dan bersikap tegas serta berlaku adil dan bijaksana terhadap bawahannya; h. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas; i. Memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahannya; j. Mendorong semangat bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;
40
k. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karier; l. Menaati perintah kedinasan yang sah dari atasan yang berwenang; m. Menaati ketentuan jam kerja; n. Menggunakan dan memelihara barang milik dinas dengan sebaik-baiknya; o. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.64
Kaidah-kaidah yang termuat dalam peraturan disiplin POLRI cukup luas dimana mencakup perilaku anggota POLRI baik yang terkait dengan kedinasan maupun dalam kehidupannya dimasyarakat, sehingga kaidah dan norma yang dimaksud menjadi pedoman berperilaku. Jika anggota mematuhi dan menaati kaidah atau norma yang ada dalam peraturan disiplin serta tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma tersebut, maka anggota POLRI memiliki kriteria “disiplin” tetapi apabila sebaliknya maka memiliki kriteria “kurang disiplin” atau tidak disiplin”. Disiplin POLRI sebagai salah satu unsur kepercayaan masyarakat memberi tugas dan wewenang pada POLRI untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan menegakkan hukum. Tanpa dasar disiplin, maka hanya kemungkinan kecil masyarakat memberikan kepercayaan kepada POLRI.65 Berdasarkan penjelasan mengenai Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI, peneliti akan membahas pelaksanaan atau implementasi dan faktor yang mendasari pelanggaran disiplin
64 65
Lihat dalam Peraturan Pemerinta Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI Sadjijono, op.cit, h. 202
41
berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khususnya poin a dan d yakni, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab. C. Implementasi Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota 1) Pelaksanaan Pasal 4 PP No. 2 Tahun 2003 Berdasarkan hasil wawamcara tanggal 4 November 2013 dengan Wakapolres Gorontalo Kota bahwa pelaksanaan disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khusunya Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota terutama poin a dan d
yakni, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta melaksanakan tugas sebaikbaiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab belum terlaksana secara optimal meski pemberian sanksi terhadap anggota yang melakukan pelangggaran sebagai efek jera bagi anggota lain. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh anggota yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab, bahkan ada yang tidak melaksanakan tugas selama tiga puluh hari berturut-turut, sehingga
kewajiban
anggota
POLRI
untuk
memberikan
perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat tidak terwujud dengan baik. Berdasarakan data Propam yakni dalam selang tahun 20112013 tejadi 35 kasus pelanggaran disiplin dan 14 kasus diantaranya merupakan
42
pelanggaran berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI khusunya poin a dan d dan hanya satu kasus yang masih dalam proses. 66 Lebih lanjut dalam usaha menegakan disiplin di Polres Gorontalo Kota, Wakapolres menyatakan agar anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota dapat melaksanakan tugas dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaikbaiknya kepada masyarakat mengalami kendala yang
mengakibatkan belum
optimalnya pelaksanaan disiplin anggota POLRI yakni sumber daya manusia, dimana setiap anggota POLRI memiliki pendidikan, tempat pendidikan kepolisian dan lingakungan tempat tinggal yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi karakter dari masing-masing anggota POLRI.67 Hal ini didukung oleh data dari Propam Polres Gorontalo Kota dalam bentuk tabel sebagai berikut dimana ratarata anggota POLRI yang melakukan pelanggaran mengikuti pendidikan perwira yakni Brigadir Polisi dan pendidikan saat masuk perwira adalah SMA serta tidak tinggal di asrama polisi Polres Gorontalo Kota, karena berdasarkan penjelasan baur provos Polres Gorontalo Kota bahwa anggota POLRI yang tinggal di asrama mendapat pengawasan.
66 67
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013. Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.
43
Pendidikan No
Kasus
Saat Masuk
Tinggal
Perwira Perwira 1
LP/69/II/2011/PGTLO/RES-
Brigadir
GTLO Tanggal 1 Februari
Polisi
SMA
Tinggal dirumah orang tua
2011 2
LP/4/II/2011/PGTLO/RES-
Brigadir
GTLO Tanggal 22 Februari
Polisi
SMA
Tinggal bersama keluarga
2011 3
4
5
6
LP/5/III/2011/Sipropam
Brigadir
Tanggal 15 Maret 2011
Polisi
LP/7/IV/2011/SBRA Tanggal
Brigadir
14 Februari 2011
Polisi
LP/10/VIII/2011/Sipropam
Brigadir
Tanggal 22 Agustus 2011
Polisi
LP/12/XI/2011/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 21
Polisi
SMA
Tinggal bersama orang tua
SMA
Tinggal bersama orang tua
SMA
Tinggal bersama keluarga
SMA
Tinggal bersama keluarga
November 2011 7
LP/2/III/2012/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 14 Maret
Polisi
SMA
Tinggal bersama orang tua
2012
44
Pendidikan No
Kasus
Saat Masuk
Tinggal
Perwira Perwira 8
LP/4/VII/2012Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 30 Juli
Polisi
SMA
Tinggal dirumah orang tua
2012 9
LP/7/VIII/2012/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 17
Polisi
SMA
Tinggal dirumah orang tua
Agustus 2012 10
LP/1/II/2013/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 8 Februari
Polisi
SMA
Tinggal bersama keluarga
2013 11
LP/3/III/2013/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 30 Maret
Polisi
SMA
Tinggal bersama keluarga
2013 12
LP/4/III/2013/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal30 Maret
Polisi
SMA
Tinggal bersama keluarga
2013 13
LP/5/III/2013/Yanduan
Brigadir
Sipropam Tanggal 31 Maret
Polisi
SMA
Tinggal bersama keluarga
2013
45
Pendidikan No
Kasus
Saat Masuk
Tinggal
Perwira Perwira 14
LP/53/VIII/2011/Subbag
Brigadir
Yanduan Tanggal 26
Polisi
SMA
Tinggal dirumah orang tua
Agusutus 2011 Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota masih dalam proses perbaikan dengan melakukan upayaupaya agar pelanggaran disiplin oleh anggota dapat diminimalisir, karena memang seharusnya sebagai anggota POLRI harus memberi contoh teladan yang baik dengan cara menaati seluruh aturan perundang-undangan yang ada. 2) Upaya Penanggulangan Berdasarkan hasil wawancara tanggal 4 November 2013 dengan Wakapolres Grontalo Kota bahwa Polres Gorontalo Kota berusaha untuk meminimalisir pelanggaran disiplin khususnya Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota terutama poin a dan d, dalam hal ini adalah agar anggota dapat melakasanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab agar dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaikbaiknya kepada masyarakat, yakni dengan melakukan controlling, dimana mengontrol keberadaan dari anggota dengan cara memperlengkap sarana dan prasarana, seperti penggunaan CCTV dipolres dan wajib apel bagi seluruh
46
anggota setiap pukul 07.00 agar dapat mengevaluasi setiap anggota, yang apabila melakukan pelanggaran yang ringan maka akan dilakukan tindakan fisik dan untuk pelanggaran disiplin maka akan dilakukan tindakan disiplin yakni melalui sidang disiplin.68 Dalam
meningkatkan
pengawasan,
Wakapolres
Gorontalo
Kota
menjelaskan bahwa Polres Gorontalo Kota memulainya melalui tingkat yang paling bawah yakni polsek melalui kapolsek dimana sebagai pemimpin ditingkat paling bawah harus bertanggung jawab atas anggotanya. Menurut Wakapolres Gorontalo Kota, Bapak S. Bagus Santoso ada beberapa hal dikepolisian yang harus diperhatikan dalam upaya penanggulangan pelanggaran disiplin berdasarkan Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI, yakni: 1) Man Man berarti berbicara masalah sumber daya manusianya, dimana karakter, pola fikir dan pendidikan dari masing-masing anggota harus diperhatikan dan dalam menempatkan seorang anggota dalam suatu jabatan atau tugas dan kewajibannya dengan tepat. 2) Metode Metode merupakan cara atau prosedur yang dilakukan agar dapat ditegakannya disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota.
68
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.
47
3) Money Money merupakan pendanaan baik itu dana untuk tugas anggota agar dalam pelaksanaannya anggota dapat melaksanakan tugasnya dengan semangat dan baik, serta untuk pembangunan di Polres Gorontalo Kota. 4) Materil Materil merupakan pelengkapan sarana dan prasarana yang dapat memanksimalkan tugas anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, serta dapat menegakan disiplin bagi anggota.69 Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan disiplin di Polres Gorontalo Kota khusnya mengenai melakasanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab agar dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakatkan dapat terwujud apabila keempat unsur diatas dapat diperhatikan dengan baik dan maksimal.
Oleh karena itu untuk mendapatkan personil pada suatu jabatan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga tercipta profesionalisme, maka perlu dilakukan optimalisasi terhadap pelaksanaan melekat yang meliputi :
a. Edukasi dan Pelatihan untuk Perwira POLRI : 1) Pendidikan pembentukan untuk perwira, dimana untuk Akpol dan Secapa dapat diberikan pengetahuan tentang Pengawasan Melekat dalam kapasitas sebagai Low Manager atau first line superviser yang membawahi beberapa anggota, sehingga dalam pelaksanaan tugas berdasarkan batas
69
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.
48
kewenangannya dapat menerapkan pengawasan untuk mencapai visi Polres yang telah ditetapkan. Pengetahuan pengawasan melekat yang diberikan adalah untuk diimplementasikan kepada anggota secara langsung. 2) Untuk Lanjutan (PTIK, Selapa dan Sespim) dan Kejuruan Perwira Lanjutan, dapat diberikan pengetahuan tentang Pengawasan Melekat dalam kapasitasnya sebagai Middle manager dan Top Manager dalam Polres dibawah Kapolres sebagai Top Manager. Pengetahuan tentang Pengawasan Melekat yang diberikan adalah untuk diimplementasikan kepada Perwira Pertama (first line superviser) dan kepada anggota secara langsung. Disertai dengan teknik dan taktik dan berbagai cara melakukan pengawasan melekat secara mendalam. 3) Dalam bentuk coaching clinic atau sarasehan atau seminar tentang pengetahuan pengawasan melekat baik dari internal Kepolisian maupun diberikan kesempatan untuk mengikuti yang dari eksternal kepolisian. 4) Pelatihan
khusus
tentang
pengawasan
melekat,
yaitu
untuk
mengimplementasikan pengawasan melekat, langsung dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Pelatihan ini termasuk membuat modul atau check list sebagai sarana bantu untuk melakukan penilaian terhadap anggota.70
70
Materi Dari Karya Tulis S. Bagus Santoso, SIK., MH, Optimalisasi Pengawasan Melekat Terhadap Proses Mutasi
Personil Di Tingkat Kod Guna Meningkatkan Kinerja Organisasi Dalam Rangka Mewujudkan Profesionalisme POLRI.
49
b. Sosialisasi Pengawasan Melekat Sosialisasi Pengawasan Melekat bertujuan untuk memberikan pemahaman yang tepat tentang pengertian dan cara pelaksanaan Pengawasan Melekat tanpa mengurangi pemahaman pentingnya pengawasan pimpinan kepada staf karena Pengawasan Melekat merupakan sistem pengendalian yang melekat pada seluruh kegiatan organisasi. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang dan bertahap kepada seluruh pimpinan dan pegawai di lingkungan polres. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang waskat dan aturan-aturan yang mengatur tentang waskat, dengan harapan setelah dilakukan sosialisasi ini, pimpinan baik, mengerti dan dapat menjalankan pengawasan dengan benar sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan polres.71
71
Materi Dari Karya Tulis S. Bagus Santoso, SIK., MH, optimalisasi pengawasan melekat Guna penempatan personil
sesuai kemampuan Dalam rangka terwujudnya profesionalisme.
50
Pelanggaran No
Kasus
Sanksi Jenis
1
Pasal
LP/69/II/2011/PG
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
Teguran tertulis
TLO/RES-GTLO
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal 6
Penundaan
Tanggal 1
dengan penuh kesadaran
huruf (c) PP RI
mengikuti
Februari 2011
dan rasa tanggung jawab
No 2 tahun
pendidikan selama
dan menghindarkan
2003
satu tahun
tanggung jawab dinas 2
3
LP/4/II/2011/PGT Meninggalkan tugasnya
Pasal 4 huruf
LO/RES-GTLO
secara tidak sah dalam
(d) dan Pasal 6
Tanggal 22
waktu lebih dari 30 hari
huruf (c) PP RI
Februari 2011
kerja secara berturut-
No 2 tahun
turut
2003
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
LP/5/III/2011/Sip
Dilimpahkan ke Polda
Penundaan
ropam Tanggal 15 tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal 6
kenaikan pangkat
Maret 2011
dengan penuh kesadaran
huruf (c) PP RI
selama satu
dan rasa tanggung jawab
No 2 tahun
periode
2003
Penempatan dalam tempat khusus selama tujuh hari
51
Pelanggaran No
Jenis 4
Sanksi
Kasus Pasal
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
RA Tanggal 14
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal 6
tempat khusus
Februari 2011
dengan penuh kesadaran
huruf (c) PP RI
selama empat belas
dan rasa tanggung jawab
No 2 tahun
hari
dan menghindarkan
2003
Penempatan dalam
tanggung jawab dinas 5
LP/7/IV/2011/SB
LP/10/VIII/2011/
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
Teguran tertulis
Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal 6
Penundaaan
Tanggal 22
dengan penuh kesadaran
huruf (c) PP RI
mengikuti
Agustus 2011
dan rasa tanggung jawab
No 2 tahun
pendidikan selama
dan menghindarkan
2003
satu tahun
tanggung jawab dinas 6
LP/12/XI/2011/Y
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
Teguran tertulis
anduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal 6
Penundaan
Tanggal 21
dengan penuh kesadaran
huruf (c) PP RI
mengikuti
November 2011
dan rasa tanggung jawab
No 2 tahun
pendidikan selama
dan menghindarkan
2003
satu tahun
tanggung jawab dinas
Penempatan dalam tempat khusus selama 14 hari
52
Pelanggaran No
Kasus
Sanksi Jenis
7
Pasal
LP/2/III/2012/Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf (d)
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
dan Pasal 6 huruf
dalam tempat
Tanggal 14 Maret
dengan penuh kesadaran
(c) PP RI No 2
khusus selama 1
2012
dan rasa tanggung jawab
tahun 2003
hari
dan menghindarkan tanggung jawab dinas
Penenmpatan
Penundaan mengikuti pendidikan selama enam bulan
8
LP/4/VII/2012Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf (d)
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
dan Pasal 6 huruf
Penenmpatan
Tanggal 30 Juli
dengan penuh kesadaran
(c) PP RI No 2
dalam tempat
2012
dan rasa tanggung jawab
tahun 2003
khusus selama
dan menghindarkan
Teguran tertulis
tujuh hari
tanggung jawab dinas 9
LP/7/VIII/2012/Y
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf (d)
anduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
dan Pasal 6 huruf
dalam tempat
Tanggal 17
dengan penuh kesadaran
(c) PP RI No 2
khusus selama
Agustus 2012
dan rasa tanggung jawab
tahun 2003
14 hari
Penempatan
53
Pelanggaran No
Kasus Jenis
10
Sanksi Pasal
LP/1/II/2013/Yan
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf (d)
duan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
dan Pasal 6 huruf
dalam tempat
Tanggal 8
dengan penuh kesadaran
(c) PP RI No 2
khusus selama
Februari 2013
dan rasa tanggung jawab
tahun 2003
14 hari
dan menghindarkan tanggung jawab dinas
Penenmpatan
Penundaan pendidikan selama satu periode
11
LP/3/III/2013/Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf (d)
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
dan Pasal 6 huruf
kenaikan
Tanggal 30 Maret
dengan penuh kesadaran
(c) PP RI No 2
pangkat selama
2013
dan rasa tanggung jawab
tahun 2003
satu periode
Penundaan
dan menghindarkan 12
LP/4/III/2013/Ya
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf (d)
Teguran tertulis
nduan Sipropam
Tidak melaksanaknakan
dan Pasal 6 huruf
Penundaan
Tanggal30 Maret
tugas sebaik-baiknya
(c) PP RI No 2
mengikuti
2013
dengan penuh kesadaran
tahun
pendidikan
dan rasa tanggung jawab
selama satu
dan menghindarkan
periode
tanggung jawab dinas
54
Pelanggaran No
Jenis 13
Sanksi
Kasus Pasal
LP/5/III/2013/Y
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf (d)
Teguran tertulis
anduan
tugas sebaik-baiknya
dan Pasal 6 huruf
Penundaan
Sipropam
dengan penuh kesadaran
(c) PP RI No 2
kenaikan gaji
Tanggal 31
dan rasa tanggung jawab
tahun 2003
berkala selama
Maret 2013
dan menghindarkan
satu periode
tanggung jawab dinas 14
LP/53/VIII/2011 Tidak memberikan
Pasal 4 huruf (a)
/Subbag
perlindungan, pngayoman
dan (f) Pasal 5
Yanduan
dan pelayanan dengan
huruf (a) PP RI
Tanggal 26
sebaik-baiknya kepada
No 2 tahun 2003
Agusutus 2011
masyarakat, tidak menaati
Dalam proses
segala peraturan perundang-undangan dan peraturan ksedinasan yang berlaku dan melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Polri Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013
55
3) Sanksi dan Dampak Sosial Sanksi merupakan tindakan hukum untuk memaksa orang untuk menaanti hukum, atau merupakan suatu hukuman72. Hal ini menunjukan bahwa sanksi dapat dijatuhkan kepada siapapun tanpa memandang harta, maupun jabatan asalkan seseorang tersebut melanggar suatu peraturan yang telah ada, sanksi dijatuhkan untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan menjadi contoh bagi orang lain agar tidak melanggar hukum. Namun pada kenyataannya sanksi yang dibuat bagi pelanggar hukum tidak sepenuhnya dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku termasuk para penegak hukum yakni anggota POLRI. Anggota POLRI yang melakukan pelanggaran disiplin berupa tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab juga tidak luput dari sanksi, karena beradasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI dua poin diatas adalah tugas wajib dari anggota POLRI. Berdasarkan tabel dari pelanggaran disiplin dari Propam Polres Gorontalo Kota sanksi yang diberikan berdasarkan sidang tindak disiplin yang telah diputuskan anggota yang melakukan pelanggaran disiplin berupa: 1) Teguran tertulis 2) Penundaan mengikuti pendidikan selama eman bulan, satu tahun, maupun satu periode 3) Penundaan kenaikan pangkat selama satu periode
72
Pius Abdillah P dan M.Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Arkola, Surabaya, h. 551
56
4) Penempatan dalam tempat khusus selama tujuh hari dan empat belas hari dan 5) Penundaan kenaikan gaji berkala selama satu periode Beberapa sanksi diatas jelas merugikan anggota POLRI yang melakukan pelanggaran disiplin berupa tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung. Tidak hanya itu, dampak yang lebih besar akan didapatkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia, dimana kepercayaan masyarakat terhadap POLRI sebagai penegak hukum akan berukurang. Dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada April 2013, sebesar 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum ditanah air, demikian pula Survei Indonesia Network Elections Survei (INES) pada Maret 2013 menunjukan 72,3 persen masyarakat mengaku tidak puas terhadap kinerja penegakan hukum.73 POLRI sebagai penegak hukum mendapat imbas dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum tersebut, karena POLRI merupakan salah satu lembaga penegakan hukum ditanah air. Khusus di Kota Gorontalo hal ini dapat dikarenakan adanya anggota POLRI yang tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaikbaiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab. Sehingga masyarakat memandang anggota POLRI sebagai penegak hukum yang menjadi panutan dalam 73
Metrotvnews, 11 September 2013, Jaksa Agung Akui Kepercayaan Masyarakat Pada Hukum Rendah (Online), http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/09/11/1/180954/Jaksa-Agung-Akui-Kepercayaan-Masyarakat-padaHukum-Rendah, diakses 6 November 2013
57
menjalankan aturan saja masih melanggar aturan yang dibuat dan akibatnya menurunya kepercayaan masyarakat terhadap POLRI. D. Faktor Yang Mendasari Pelanggaran Disiplin Anggota POLRI di Polres Gontalo Kota 1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Menurut Priyodarminto faktor yang dapat mempengaruhi disiplin adalah motivasi kerja, kepemimpinan, komunikasi, lingkungan kerja a. Motivasi Kerja Pentingnya kerja karena motivasi kerja adalah hal yang menyebakan menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. b. Kepemimpinan Kepemimpinan sangatlah berperan menentukan kedisiplinan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.74 Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013, kepemimpinan di Polres Gorontalo Kota dilaksanakan dengan pemimpin harus menjadi tauladan bagi anggotanya, dimana harus memberikan contoh pelaksanaan kerja yang baik agar dapat dicontoh oleh anggota, hal ini dilakukan agar anggota tidak melakukan pelanggaran disiplin pada umum.75
74
Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di (Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 201 75
POLRI
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013
58
c. Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan untuk saling memberikan keterangan dan ide secara timbal balik, yang diperlukan dalam setiap usaha kerjasama manusia untuk menapai tujuan tertentu.76 Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013, untuk mewujudkan komunikasi yang baik di Polres Gorontalo Kota antara pimpinan dan anggota dilaksanakan dengan adanya jam pimpinan dimana pimpinan memberikan arahan dan anggota dapat memberikan masukan selama untuk kebaikan organisasi kepolisian, khusunya Polres Gorontalo Kota. Untuk komunikasi dikesehariannya dilakukan tanpa membedakan pangkat dan jabatan. 77 d. Lingkungan Kerja Dengan lingkungan kerja yang baik dan aman maka dapat meningkatkan produktifitas kerja para pegawai.78Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013, lingkungan kerja yang dibangun adalah yang harmonis dengan kerjasama antara pimpinan dengan anggota, serta anggota dan anggota serta anggota diberikan kebebasan untuk mengapresiasikan kemampuan ataupun keahliannya untuk kemajuan organisasi.79 Empat faktor diatas merupakan hal yang mendasari pelanggaran disiplin secara umum, secara tidak langsung empat faktor diatas juga mempengaruhi disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, oleh karena itu dari keempat
76
Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di (Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 2013 77 Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 201 78 Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di (Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 2013 79 Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013
POLRI
POLRI
59
faktor diatas peneliti akan menjawab faktor yang mendasari pelanggaran disiplin di Polres Gorontalo Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khusunya anggota POLRI yang tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
60
Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013 Pelanggaran No
Kasus
Alasan Jenis
1
Pasal
LP/69/II/2011/PG
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
TLO/RES-GTLO
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
melaksanakan tugas
Tanggal 1
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
yang telah
Februari 2011
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
diperintahkan
dan menghindarkan
tahun 2003
tanggung jawab dinas
Malas
Pengaruh lingkungan dan belum menikah atau berkeluarga
2
3
LP/4/II/2011/PGT Meninggalkan tugasnya
Pasal 4 huruf
LO/RES-GTLO
secara tidak sah dalam
(d) dan Pasal
Tanggal 22
waktu lebih dari 30 hari
6 huruf (c)
Februari 2011
kerja secara berturut-
PP RI No 2
turut
tahun 2003
Ekonomi keluarga
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
Merasa malu karena
LP/5/III/2011/Sip
Malas melaksanakan tugas
Pengaruh lingkungan
ropam Tanggal 15 tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
mengalami
Maret 2011
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
kecelakaan lalu
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
lintas
dan menghindarkan
tahun 2003
tanggung jawab dinas
Mengalami cacat permanen
61
Pelanggaran No
Kasus
Alasan Jenis
4
Pasal
LP/7/IV/2011/SB
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
RA Tanggal 14
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
lingkungan dan
Februari 2011
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
pergaulan serta
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
belum menikah
dan menghindarkan
tahun 2003
Pengaruh
tanggung jawab dinas 5
LP/10/VIII/2011/
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
Tanggal 22
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
Agustus 2011
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
dan menghindarkan
tahun 2003
Faktor ekonomi dalam keluarga
tanggung jawab dinas 6
LP/12/XI/2011/Y
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
anduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
Tanggal 21
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
November 2011
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
dan menghindarkan
tahun 2003
Malas melaksanakan tugas
Pengaruh lingkungan
Ekonomi keluarga
tanggung jawab dinas
62
Pelanggaran No
Kasus
Alasan Jenis
7
Pasal
LP/2/III/2012/Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
Tanggal 14 Maret
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
2012
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
lingkungan dan
dan menghindarkan
tahun 2003
belum menikah
Malas melaksanakan tugas
Pengaruh
tanggung jawab dinas 8
LP/4/VII/2012Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
melaksanakan tugas
Tanggal 30 Juli
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
dan pengaruh
2012
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
lingkungan dan
dan menghindarkan
tahun 2003
belum berkeluarga
Malas
tanggung jawab dinas 9
LP/7/VIII/2012/Y
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
anduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
Tanggal 17
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
Agustus 2012
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
melaksanakan
tahun 2003
prosedur dalam
Lalai dalam melaksanakan tugas
Tidak
penjagaan
63
Pelanggaran No
Kasus
Alasan Jenis
10
Pasal
LP/1/II/2013/Yan
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
duan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
harmonisnya dalam
Tanggal 8
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
lingkungan keluarga
Februari 2013
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
dan menghindarkan
tahun 2003
Kurang
tanggung jawab dinas 11
LP/3/III/2013/Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
dalam keluarga
Tanggal 30 Maret
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
yang berpengaruh
2013
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
pada tanggung
dan menghindarkan
tahun 2003
jawab tugas
Ketidak harmonisan
tanggung jawab dinas
12
LP/4/III/2013/Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
Tanggal30 Maret
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
2013
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
dan menghindarkan
tahun 2003
Masalah internal dalam keluarga
tanggung jawab dinas
64
Pelanggaran No
Kasus
Alasan Jenis
13
Pasal
LP/5/III/2013/Ya
Tidak melaksanaknakan
Pasal 4 huruf
nduan Sipropam
tugas sebaik-baiknya
(d) dan Pasal
harmonisnya
Tanggal 31 Maret
dengan penuh kesadaran
6 huruf (c)
rumah tangga
2013
dan rasa tanggung jawab
PP RI No 2
dan menghindarkan
tahun 2003
Kurang
tanggung jawab dinas
14
LP/53/VIII/2011/
Tidak memberikan
Pasal 4 huruf
Subbag Yanduan
perlindungan,
(a) dan (f)
Tanggal 26
pngayoman dan
Pasal 5 huruf
Agusutus 2011
pelayanan dengan
(a) PP RI No
sebaik-baiknya kepada
2 tahun 2003
masyarakat, tidak menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan ksedinasan yang berlaku dan melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Polri
65
2) Faktor Yang Mendasari Pelanggaran Disiplin Pasal 4 PP No. 2 Tahun 2003 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hal yang mendasari terjadi pelanggaran disiplin Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 berupa memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab di Polres Gorontalo Kota adalah kurangnya motivasi kerja yang diakibatkan oleh masalah pribadi yang dihadapi oleh masing-anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota seperti malas melaksanakan tugas yang telah diperintahkan, pengaruh lingkungan, berdasarkan wawancara dengan Baur Provos tanggal 26 November 2013 bahwa malasnya anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota adalah karena sering terlambatnya anggota dan saat akan melaksanakan tugas agak sulit karena harus dicari terlebih dahulu oknum yang melakasanakan tugas tersebut, hal ini seiring dengan pengaruh lingkunagn dimana pergaulan oknum anggota Polres Gorontalo Kota yang sering bergadang sampai larut malam dengan teman-teman dilingkungan tempat tinggalnya sehingga berpengaruh pada tugas badan tanggung jawabnya sebagai anggota POLRI80, dan alasan belum menikah atau berkeluarga, faktor ekonomi kelurga, dan masalah internal didalam keluarga masing-masing anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, dalam hal ini pola pikir dan karakter dari masing-masing anggota POLRI yang mencampur baurkan masalah pribadi kedalam tugas dan tanggung jawab yang diemban menandakan sifat tidak 80
Berdasarkan Wawancara Dengan Baur Provos Polres Gorontalo Kota, 26 November 2013.
66
professional dari anggota POLRI yang berpengaruh dalam membangun disiplin di Gorontalo Kota. Perbedaan pola fikir dan karakter tadi dapat diakibatkan oleh latar belakang pendidikan pembentukan kepolisian yang berbeda antara lain:
1) Brigadir Polisi
Pembentukan anggota Polri berpangkat Brigadir yang dilaksanakan di 27 Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda selama 7 Bulan dengan kelulusan berpangkat Brigadir Dua Polisi (Bripda Pol).
2) SAG Perwira Pendidikan yang ditujukan untuk anggota Polri berpangkat Brigadir yang telah memenuhi syarat untuk Alih Golongan kepangkat Perwira, masa pendidikan dilaksanakan selama 1 bulan dengan kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol). 3) Setukpa (Secapa) Pendidikan Pembentukan bagi anggota Polri berpangkat Brigadir ke jenjang golongan Perwira yang dilaksanakan di Sekolah Pembentukan Perwira (SETUKPA POLRI) Sukabumi selama 7 Bulan dengan kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol). 4) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Pendidikan Pembentukan Perwira Poliisi yang berasal dari lulusan Sarjana (S1) yang dilaksanakan di Akademi Kepolisian (AKPOL) Semarang selama 7 bulan dengan kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).
67
5) Akademi Kepolisian (AKPOL) Pendidikan Pembentukan Perwira Polri yang berasal dari lulusan SMU sederajat yang telah memenuhi persyaratan baik administrasi, kesehatan, jasmani, intelektual dan psikologi. Pendidikan dilaksanakan di Akademi Kepolisian Jl. Sultan Agung Candi Baru Semarang selama 3 Tahun dengan kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).81 Pendidikan pembentukan kepolisian diatas yang berbeda-beda yakni ada yang 1 bulan, 7 bulan dan 3 tahun dapat menyebabkan perbedaan pola fikir dari masing-masing anggota POLRI, apalagi ini merupakan pendidikan pembetukan kepolisian yang harusnya dapat dilakukan dengan maksimal, selain itu latar belakang pendidikan saat penerimaan anggota juga dapat berpengaruh disiplin Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003, dimana saat penerimaan ada calon anggota SMA, DIII dan SI, hal ini sangat berpengaruh kerhadap karakater dari anggota Polri kedepannnya, sebagaimana teori pendidikan dari Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran
(intellect)
dan
jasmani
anak-anak
selaras
dengan
alam
dan
masyarakatnya”82, sehingga dapat dikatan bahwa pandidikan sangat berpengaruh terhadap profesionalisme anggota Polri dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 81
LEMDIKPOL, 8 Nopember 2013, Lembaga Pendidikan Polri (online),http://lemdik.polri.go.id/home.html,Diakses 6 November 2013 82 Pusat Ilmu Pendidikan, Tahun 2013,Teori-teori Pendidikan Menurut Para Ahli (Online), http://pendidikaninfo.blogspot.com/2010/03/teori-teori-pendidikan-menurut-para.html, Diakses 6 November 2013
68
berupa memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaikbaiknya kepada masyarakat dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
69