BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini akan menceritakan secara singkat tentang gambaran umum perilaku konsumen yang ada di Pasar Seni Jaya Ancol, gambaran umum responden terhadap barang-barang seni lukisan dan analisis hasil penelitian responden per variabel independen dan dependen. 4.2 Gambaran Umum Pasar Seni Jaya Ancol Pasar Seni Jaya Ancol adalah salah satu tempat wisata di kompleks Taman Impian Jaya Ancol. Merupakan tempat berkarya pementasan, tempat pameran, dan tempat berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian. Gagasan mendirikan Pasar Seni di kawasan Taman Impian Jaya Ancol lahir dari kebutuhan untuk mendorong semangat berkarya dan berkreasi bagi para seniman, di samping membangun jembatan apresiasi antara seniman dengan masyarakat. Hingaa 1979, Pasar Seni telah memiliki 110 unit kios lebih yang menggelar aneka barang hasil seni kerajinan dan suvenir: mulai dari lukisan, patung, ukir-ukiran dan relief sampai kepada barang kerajinan yang terbuat dari kuningan, kayu, rotan, bambu, tembikar, kulit, tanduk dan keramik. Di antara kios / workshop ini juga ada yang difungsikan untuk kegiatan bengkel seni dan taman pengetahuan popular. Penting untuk dicatat adalah kegiatan pelatihan dan pembinaan citarasa seni bagi anak dan remaja dalam bentuk kursus, observasi atau
58
59
kerja nyata, sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Pasar Seni Jaya Ancol merupakan lokasi ideal untuk eksibisi, terbukti dengan suksesnya penyelenggaraan berbagai pameran seperti Pameran Taman Hias, Pameran Buah, Pameran Boneka, Pameran Komponen Bangunan, dan Pameran Fotografi. 4.3 Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung Pasar Seni Jaya Ancol. Hal ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Berdasarkan data dari 185 responden yang berkunjung ke Pasar Seni Jaya Ancol, melalui daftar pertanyaan di dapat kondisi responden tentang jenis kelamin, usia dan tingkat pengeluaran responden per bulan . Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum dari responden sebagai obyek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada bagian berikut: 4.3.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
60
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Frekuensi 102 83 185
Presentasi 55% 415% 100 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada responden dengan jenis kelamin perempuan. Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 55% dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 45%. Pengunjung di Pasar Seni Jaya Ancol didominasi oleh laki-laki, tampaknya laki-laki lebih menyukai karya seni lukisan dan mempunyai jiwa seni yang lebih tinggi. 4.3.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang usia dari para responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Presentasi
17 – 25 Tahun 25 – 35 Tahun 35 – 50 Tahun Jumlah
36 80 69 185
20 % 43 % 37 % 100%
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
61
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden dengan usia 25-35 tahun lebih banyak dari pada responden dengan usia 35-50 tahun dan 17-25 tahun. Responden dengan usia 17-25 sebanyak 20%, responden dengan usia 25-35 sebanyak 43% dan responden dengan usia 17-25 sebanyak 20%. Hal ini berarti bahwa Pasar Seni Jaya Ancol banyak dikunjungi oleh responden yang usianya antara 25-35 tahun, karena usia tersebut sangat produktif, sehingga dalam pembelian karya seni berupa lukisan sangat berpengaruh.
4.3.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang tingkat pengeluaran dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Per Bulan Tingkat Pengeluaran < 3jt sebulan 3jt – 6jt sebulan > 6jt sebulan Jumlah
Frekuensi
Presentase (%)
49 82 54 185
27% 44% 29% 100%
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.3 menunjukkan besar tingkat pengeluaran responden yang kurang dari Rp. 3.000.000 per bulan sebanyak 27 %, besar tingkat pengeluaran responden antara Rp.3.000.000 sampai dengan Rp.6.000.000 per bulan sebanyak 44% dan besar tingkat pengeluaran responden lebih dari Rp. 6.000.000 per bulan sebanyak 29%. Hal ini menggambarkan bahwa penyuka karya seni lukis belum tentu orang
62
yang pengeluarannya tinggi, yang pengeluaran Rp. 3.000.000 sampai dengan Rp. 6.000.000 juga tertarik karya seni lukis.
4.4 Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 185 responden melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan jawaban dari responden atas variabel Kepribadian, Motivasi dan Intensi Berperilaku berdasarkan pada rentang skor jawaban 1 sampai dengan 5.
4.4.1 Variabel Kepribadian (X1) Dari hasil pernyataan 185 responden atas 5 pertanyaan menunjukan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kepribadian (dalam %)
Item
SS
S
N
TS
STS
No
5
4
3
2
1
1
34.1
51.4
13.0
2
30.8
62.7
6.5
3
15.7
34.1
47.0
4
45.9
51.4
2.7
5
26.5
38.9
24.9
Sumber : Data kuesioner yang diolah, 2014
1.6
Total
100 100
3.2
100 100
8.6
1.1
100
63
Berdasarkan item 1, sebanyak 34.1% responden menjawab sangat setuju dan 51.4% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan bahwa perilaku konsumen memiliki kepribadian yang mudah bergaul dengan orang lain. Pada item 2, sebanyak 62.7% responden menjawab setuju dan 30.8% responden menjawab sangat setuju, hal ini menunjukan bahwa perilaku konsumen dalam kepribadian adalah suka menolong dan membuat orang lain disekitar merasa senang. Pada item 3, sebanyak 47% responden menjawab netral dan 34.1% responden menjawab setuju. Hal ini menujukan sebagian kepribadian dalam perilaku konsumen memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan orang lain. Pada item 4, sebanyak 51.4% responden menjawab setuju dan 45.9% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan kepribadian perilaku konsumen dalam hal berpikir positif sangatlah membantu dalam pengembangan diri menjadi lebih baik. Pada item 5, sebanyak 38.9% responden menjawab setuju dan 26.5% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa kepribadian perilaku konsumen yang mempercayai intelektual adalah kunci dari kesuksesan. 4.4.2 Variabel Motivasi (X2) Dari hasil pernyataan 185 responden atas 5 pertanyaan menunjukan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut
64
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi (dalam %)
Item
SS
S
N
TS
STS
No
5
4
3
2
1
Total
1
44.3
47.0
7.6
1.1
100
2
49.7
47.6
1.6
1.1
100
3
19.5
38.9
35.1
6.5
100
4
16.8
45.4
29.7
7.6
5
66.5
30.8
2.2
5
5
100 100
Sumber : Data kuesionar yang diolah,2014
Berdasarkan pertanyaan item 1, sebanyak 47.0% responden menjawab setuju dan 44.3 responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi dalam bekerja sangat mendorong untuk memenuhi kebutuhan. Pada item 2, sebanyak 47.6% responden menjawab setuju dan 49.7% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa konsumen menyukai keamanan dan kenyamanan dalam hidup Pada item 3, sebanyak 38.9% responden menjawab setuju dan 19.5% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan konsumen suka menjadi anggota dalam suatu organisasi. Pada item 4, sebanyak 45.4% responden menjawab netral dan 16.8% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan motivasi konsumen untuk
65
mendapatkan apresiasi dari orang lain. Pada item 5, sebanyak 30.8% responden menjawab netral dan 66.5% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi konsumen untuk berkembang lebih maju dari sebelunya. 4.4.3 Variabel Intensi Berperilaku (Y) Dari hasil pernyataan 185 responden atas 6 pertanyaan menunjukan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada Tabel 4.6 distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Intensi Berperilaku (dalam %) Item
SS
S
N
TS
STS
No
5
4
3
2
1
Total
1
10.8
40.0
38.4
8.1
2.7
100
2
11.4
38.9
41.6
5.9
2.2
100
3
23.2
47.0
20.0
9.7
4
13.5
36.8
38.4
9.2
2.2
100
5
8.1
17.8
47.0
23.8
3.2
100
6
3.2
14.1
48.1
26.5
8.1
100
100
Sumber : Data kuesioner yang diolah, 2014
Pada item 1, terlihat sebanyak 40.0% responden menjawab setuju dan 38.4% responden menjawab netral. Hal ini menunjukan sebagian intensi berperilaku konsumen terhadap pembelian lukisan berdasarkan tema tertentu.
66
Pada item 2, sebanyak 41.6% responden menjawab netral dan 38.9% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan sebagian intensi berperilaku konsumen terhadap pembelian lukisan berdasarkan kondisi perasaan yang mereka rasakan saat ini. Pada item 3, sebanyak 47.0% responden menjawab setuju dan 23.2% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan intensi berperilaku konsumen sangat senang dalam melihat lukisan keindahan alam. Pada item 4, sebanyak 38.4% responden menjawab netral dan 36.8% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan intensi berperilaku konsumen terhadap lukisan dari pelukis terkenal membuatnya merasa bangga. Pada item 5, sebanyak 47.0% responden menjawab netral dan 23.8% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan sebagian intensi berperilaku konsumen dalam usaha memiliki lukisan yang mereka sukai tidaklah banyak. Pada item 6, sebanyak 48.1% responden menjawab netral dan 26.5% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa intensi berperilaku konsumen dalam hal tempat pembelian lukisan tidaklah menjadi prioritas utama. 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat satu test (alat pengukur) melakukan fungsi ukurnya, sedangkan uji reliabilitas mengetahui sejauh mana pengukuran ini dapat memberikan hasil yang relatife tidak berbeda
67
bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. 4.5.1 Variabel Kepribadian (X1) Pada variabel Kepribadian (X1) digunakan 5 item pertanyaan di mana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 185 responden dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepribadian Indikator
Standardize Loading Facto (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
KEP 1
0.400
0.5
Tidak Valid
KEP 2
0.456
0.5
Tidak Valid
KEP 3
0.617
0.5
Valid
KEP 4
0.694
0.5
Valid
KEP 5
0.614
0.5
Valid
Alpha = 0.705 Sumber : Lampiran output SPSS
Hasil pengolahan data terhadap variabel kepribadian terdapat 2 item yang tidak valid dengan nilai sebesar 0.400 dan 0.456 dan 4 item yang valid dengan nilai 0.751, 0.810, 0.752 dan 0.675. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 0.705, dengan demikian nilai reliabilitas ≥ 0.6 sehingga variabel kepribadian (X1) dinyatakan reliabel.
68
4.5.2 Variabel Motivasi (X2) Pada variabel Motivasi (X2) digunakan 5 item pertanyaan di mana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 185 responden dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi
Indikator
Standardize Loading Facto (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
MOT 1
0.389
0.5
Tidak Valid
MOT 2
0.741
0.5
Valid
MOT 3
0.783
0.5
Valid
MOT 4
0.782
0.5
Valid
MOT 5
0.760
0.5
Valid
Alpha : 0.643 Sumber : Lampiran output SPSS
Hasil pengolahan data terhadap variabel motivasi terdapat 1 item yang tidak valid dengan nilai sebesar 0.389 dan 4 item yang valid dengan nilai 0.670, 0.682, 0.783 dan 0.741. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 0.643, dengan demikian nilai reliabilitas ≥ 0.6 sehingga variabel kepribadian (X1) dinyatakan reliabel..
69
4.5.3 Variabel Intensi Berperilaku (Y1) Pada variabel Intensi Berperilaku (Y) digunakan 5 item pertanyaan di mana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 185 responden dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Intensi Berperilaku
Indikator
Standardize Loading Facto (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
IB 1
0.357
0.5
Tidak valid
IB 2
0.642
0.5
Valid
IB 3
0.645
0.5
Valid
IB 4
0.660
0.5
Valid
IB 5
0.635
0.5
Valid
IB 6
0.566
0.5
Valid
Alpha = 0.801 Sumber : Lampiran Output SPSS
Hasil pengolahan data terhadap variabel motivasi terdapat 2 item yang tidak valid dengan nilai sebesar 0.385 , 0.407 dan 4 item yang valid dengan nilai 0.566, 0.635, 0.660 dan 0.645. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 0.801, dengan demikian nilai reliabilitas ≥ 0.6 sehingga variabel kepribadian (X1) dinyatakan reliabe
70
4.6 Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data ini peneliti menggunakan uji Observed Cum Prob :
Sumber : Data diolah dengan SPSS
Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Observed Cum Pron
Berdasarkan grafik di atas menunjukan bahwa semua data yang ada berdistribusi normal, karena semua data menyebar membentuk garis lurus diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normal atau mengikuti garis normalitas. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan layak untuk memprediksi Kepribadian dan Motivasi terhadap Intensi perilaku konsumen pembelian karya seni lukis di Pasar Seni Jaya Ancol.
71
4.7 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak. 4.7.1 Uji Multikolinearitas Dari
hasil
pengolahan
data
statistik
diperoleh
tabel
pengujian
multikolinearitas sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas No
Variabel Independen
Nilai Tolerance
Nilai VIF
1
Kepribadian
0.868
1.152
2
Motivasi
0.868
1.152
Sumber : Lampiran Output SPSS
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa nilai VIF semua variabel independen dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, sedangkan nilai tolerance semua variabel independen lebih dari 10% yang berarti tidak terjadi korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 90% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antara variabel independen dengan model regresi.
72
4.7.2 Uji Heteroskedastisitas Pengujian terhadap heteroskedisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scatter plot yang dihasilkan melalui SPSS. Apabila pola plot scatter membentuk pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedisitas munculnya gejala heteroskedisitas menunjukan bahwa penaksir dalam
model
regresi tidak efisiensi dalam membentuk sampel besar maupun kecil. Uji Heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap
maka
terjadi
homoskedasitisitas
jika
berbeda
heteroskedatisitas.
Sumber : Data diolah dengan SPSS Gambar : 4.2 Grafik Plot Uji Heteroskedastisitas
maka
disebut
73
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa distribusi data tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi
masalah
heteroskedastisitas.
Sehingga
dapat
dikatakan
uji
heteroskedastisitas terpenuhi. 4.8 Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian dan motivasi terhadap intensi berperilaku. Hasil analisis ditunjukkan melalui : Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
Standardized
t
Sig.
Coefficients Std. Error
B
Collinearity Statistics
Beta
Toleran
VIF
ce (Constant)
-1.001E-013
.070
.220
.076
.158
.076
.000
1.000
.220
2.919
.004
.868
1.152
.158
2.093
.038
.868
1.152
Kepribadian
Motivasi a. Dependent Variable: Intensi
Sumber : Lampiran Output SPSS
Dari tabel Coefficients apabila ditulias dalam bentuk persamaan regresinya sebagai berikut :
74
Y
=
a + bX1+ bX2 + e
Y
=
1.000E-013+ 0.220 X1 + 0.158 X2 + e
Dimana : Y
= Intensi Berperilaku
a
= Konstanta dari persamaan regresi
b1
= Koefisien regresi dari variabel X1 ( Kepribadian)
b2
= Koefisien regresi dari variabel X2 ( Motivasi )
X1
= Kepribadian
X2
= Motivasi
E
= Variabel penggangu
Hasil persamaan regresi linier berganda diatas menyatakan bahwa : 1. Konstanta sebesar 1.013 bermakna jika skor kepribadian (X1) dan Motivasi (X2) sama dengan nol. Maka skor Intensi Berperilaku (Y) sama denagn 1.000E-013 2. Koefisiensi nilai regresi variabel Kepribadian sebesar 0,220, nilai positif terhadap Intensi Berperilaku, bermakna jika Variabel Kepribadian mengalami kenaikan, maka Intensi Berperilaku akan mengalami kenaikan. Atau sebaliknya jika Kepribadian mengalami penurunan maka Intensi Berperilaku secara otomatis akan mengalami penurunan.
75
3. Koefisiensi regresi Motivasi sebesar 0.158, nilai positif terhadap Intensi Berperilaku, bermakna jika variabel Motivasi mengalami kenaikan, maka Intensi Berperilaku mengalami kenaikan. Atau sebaliknya jika Motivasi mengalami penurunan maka Intensi Berperilaku dengan secara otomatis mengalami penurunan.
4.8.1 Koefisien Determinasi (Nilai R2) Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R2) Kepribadian dan Motivasi Scara Bersama-sama terhadap Intensi Berperilaku
Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1
.314a
.099
.089
.95448554
Sumber : Lampiran Output SPSS diolah, 2014
Nilai korelasi antara Kepribadian (X1) dan Motivasi (X2) secara bersamasama terhadap Intensi Berperilaku (Y) sebesar 0.314 artinya 31,4% dengan demikian ada hubungan positif antar variabel, yaitu Kepribadian dan Motivasi dengan variabel Intensi Berperilaku. Nilai koefisien determinan sebesar 0.099 atau 9,9% dengan demikian mempunyai kontribusi sebesar 9,9 % terhadap peningkatan atau penurunan kepribadian, dan mempunyai kontribusi sebesar 9,9% terhadap peningkatan atau penurunan Motivasi, selebihnya sebesar 90,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
76
4.8.2 Uji t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen ( Kepribadian dan Motivasi ) secara individual dalam menerangkan variabel dependen ( Intensi Berperilaku ). Hasil Uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tebel 4.13. Tabel 4.13 Hasil Uji t
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
B
(Constant)
Kepribadia
-1.001E-
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
.070
.000
1.000
VIF
013 .220
.076
.220
2.919
.004
.868
1.152
.158
.076
.158
2.093
.038
.868
1.152
n Motivasi
a. Dependent Variable: Intensi
Sumber : Lampiran Output SPSS Dari tabel diatas diketahui nilai t-test, yang bertujuan mengetahui besarnya masing-masing variabel independen secara persial terhadap variabel dependen, nilai t-test dapat dilihat dari nilai signifikan (sig) pada tabel 4.13. untuk dapat mengujinya diperlukan hipotesis yaitu :
77
1. Hipotesis I Ho
: Kepribadian tidak berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.
Ha
: Kepribadian berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.
2. Hipotesis II Ho
: Motivasi tidak berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni jaya Ancol.
Ha
: Motivasi berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.
Maka :
- Jika Sig ≥ 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima -Jika Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak
Dari tabel 4.13 diatas didapat hasil sebagai berikut ; 1. Variabel kepribadian memiliki nilai Sig = 0,004 ≤ 0,05 artinya signifikan atau dengan kata lain H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi Kepribadian secara persial berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku. 2. Variabel Motivasi memiliki nilai Sig = 0,038 ≤ 0,05 artinya signifikan atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi Motivasi secara persial berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku.
78
4.8.3 Uji F
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dapat digeneralisasikan maka dilakukan uji F dengan menggunakan model Analissi Of Variance (ANOVA). Hipotesis untuk Uji Simultan adalah : Ho
: Faktor kepribadian dan Motivasi secara simultan tidak berpengaruh Terhadap Intensi Berperilaku di pasar Seni Jaya Ancol.
Ha
: Faktor Kepribadian dan Motivasi secara simultan berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol. Hasil pengolahan Uji F dengan menggunakan model Analisis Of Variance
(ANOVA) dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Hasil Uji F untuk X1 dan X2 terhadap Y
ANOVAa Sum of Squares
Model
Regression 1
Mean Square
df
20.860
2
10.430
Residual
163.140
182
.896
Total
184.000
184
a. Dependent Variable: Intensi
F
11.636
Sig.
.000b
79
b. Predictors: (Constant), Favorable, Kepribadian
Sumber : Lampiran Output SPSS Hasil uji Hipotesis menunjukan bahwa nilai Sig pada Uji F adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho dan H1 diterima artinya Kepribadian (X1) dan Motivasi (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Intensi Berperilaku Pembelian Karya Seni Lukis di Pasar Sebi Jaya Ancol. 4.9 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat dilihat dengan jelas bahwa secara parsial semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengaruh yang diberikan kedua variabel independen tersebut bersifat positif, artinya semakin tinggi Kepribadian dan Motivasi maka akan mengakibatkan semakin tinggi juga Intensi Berperilaku dalam perilaku konsumen dalam hal pemilihan karya seni lukisan. Selain itu kedua variabel independen tersebut berpengaruh secara simultan sehingga bila kepribadian dan Motivasi meningkat secara bersama-sama juga akan meningkat Intensi Berperilaku, hal tersebut sesuai hipotesis yang diajukan. 4.9.1 Analisi pengaruh kepribadian Terhadap Intensi Berperilaku dalam Memilih Lukis. Kepribadian
berpengaruh
terhadap
Intensi
Berperilaku
,
artinya
pengunjung Pasar Seni jaya Ancol melakukan pembelian karena terdorong oleh kepribadian masing-masing pengunjung. Hasil penelitian ini pernah dilakukan oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Dwiya Surya Wardana ( Maret 2011) tentang
80
“ pengaruh Kepribadian Konsumen terhadap Pilihan Merek Sebagai Konsep Diri Terhadap Kategori Produk” yang menyatakan bahwa memang Kepribadian konsumen berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku dalam hal ini pemilihan suatu merek. Beberapa hal yang menyebabkan kepribadian berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku dalam pembelian karya seni lukis, karena keindahan lukisan yang menggambarkan kepribadian konsumen. Dengan demikian seseorang yang memiliki kepribadian yang tinggi, dapat meningkatkan intensi berperilaku dalam pembelian karya seni. 4.9.2 Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Intensi Berperilaku Dalam Memilih Lukisan. Motivasi berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku, artinya pengunjung Pasar Seni Jaya Ancol melakukan pembelian didorong keinginan untuk memiliki karya seni lukis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Jessica Scolastica Febrin Wisal Universitas Surabaya Fakultas Psikologi (2013) tentang “Hubungan antara Motivasi dengan Intensi Membeli pada Konsumen Branded” yang menyatakan bahwa Terdapat hubungan antara motivasi dengan intensi membeli pada konsumen tas branded. Seseorang yang memiliki motivasi yang besar untuk memiliki karya seni lukis, maka akan meningkatkan intensi berperilaku dalam pembelian karya seni.
81
4.9.3 Analisis Kepribadian dan Motivasi Trehadap Intensi Berperilaku Dalam Memilih Lukisan Kepribadian dan Motivasi berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku, artinya pengunjung Pasar Seni Jaya Ancol melakukan pembelian karena terdorong oleh kepribadian masing-masing pengunjung dan konsumen melakukan pembelian karya seni lukis didorong keinginan untuk memiliki karya seni lukis.