52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel Independen (ROA, leverage, size, ukuran dewan komisaris independen, kepemilikan institusi, keberadaan komite audit) terhadap variabel dependen yaitu return saham (CAR). 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi suatu data. Berdasarkan table 4.1, diketahui jumlah sampel (N) adalah 54 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama tiga tahun dari 2011 sampai tahun 2013 dengan jumlah perusahaan sampel yaitu sebanyak 18 perusahaan. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif (Descriptive Statistics) Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KA
54
2.000
5.000
2.981
.412
DKI
54
.200
.670
.413
.120
KI
54
.073
0.960
.541
.234
ROA
54
.006
.343
.091
.068
Leverage
54
.083
.694
.444
.159
Size
54
25.853
31.075
29.191
1.303
CAR
54
-.829
3.500
.350
.828
Valid N (listwise)
54
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20
52
53
Berdasarkan tabel 4.1 dari hasil statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel Keberadaan Komite Audit (KA) memiliki nilai minimum 2.000 dan nilai maksimum 5.000 dengan rata-rata sebesar 2.981 dan standar deviasi 0.412 dengan jumlah sampel sebanyak 54. Dalam penelitian ini terdapat 3 perusahaan yaitu PT. Alam Sutera Realty Tbk (tahun 2013), PT. Ciputra Surya Tbk (tahun 2011) dan PT. Pakuwon Jati Tbk (tahun 2012 dan tahun 2013) yang belum mengikuti
Peraturan
Bapepam-LK
No:
Kep-643/BL/2012
Tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dimana peraturan tersebut mensyaratkan seluruh perusahaan yang go-public membentuk komite audit minimal terdiri dari 1 orang komisaris independen yang bertindak sebagai ketua dan 2 orang anggota yang tidak diragukan lagi independensinya. b. Variabel Ukuran Dewan Komisaris Independen (DKI) memiliki nilai minimum 0.200 dan nilai maksimum 0.670 dengan rata-rata sebesar 0.413 dan standar deviasi 0.120. Sesuai dengan Peraturan Babepam-LK Nomor I-A Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa Efek Indonesia huruf C butir 1, bahwa perusahaan go-public wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris. Dalam penelitian ini masih ada 4 perusahaan yang persentase komisaris independennya tidak mencapai 30% yaitu PT. Alam Sutera Realty Tbk (tahun 2011), PT. Sentul City Tbk (tahun 2012), PT. Ciputra Development Tbk (tahun 2012) dan PT. Danayasa Arthatama Tbk (tahun 2012). Sedangkan perusahaan yang memiliki persentase komisaris independen diatas 60% adalah PT. Pakuwon Jati Tbk.
54
c. Variabel Kepemilikan Institusi (KI) memiliki nilai minimum 0.073 dan nilai maksimum 0.960 dengan rata-rata sebesar 0.541 dan standar deviasi 0.234. Nilai minimum 0.073 pada sampel adalah PT. Ciputra Development Tbk di tahun 2012 dan nilai maksimum 0.960 adalah PT. Jaya Real Property Tbk di tahun 2011. Sesuai dengan theory agency kepemilikan institusi yang tinggi akan meningkatkan kontrol perusahaan sehingga peluang adanya pelanggaran dan fraud oleh manager bisa diminimalisir, akan tetapi kepemilikan institusional yang tinggi tidak menarik minat investor jangka pendek karena kebanyakan laba usaha akan dipergunakan untuk ekspansi bisnis dan pembagian deviden akan kecil. d. Variabel ROA memiliki nilai minimum 0.006 atau 0.6% dan nilai maksimum 0.343 atau 34.4% dengan rata-rata sebesar 0.091 atau 9.1% dan standar deviasi 0.068 atau 6.8% dengan jumlah sampel sebanyak 54. Nilai minimum 0.6% pada sampel adalah PT. Eureka Prima Jakarta Tbk di tahun 2011 dan nilai maksimum 34.3% adalah PT. Danayasa Arthatama Tbk di tahun 2013. Dalam penelitian ini masih ada 2 perusahaan yang memiliki ROA dibawah 1%, hal ini menyebabkan kedua perusahaan tersebut tidak menarik dimata investor. Dengan melihat data ROA tersebut berarti perusahaan properti dan real estate tidak menghasilkan laba yang tinggi meskipun kondisi pasar cukup booming hal ini juga membuat investor kehilangan berminat. e. Variabel Leverage memiliki nilai minimum 0.083 atau 0.8% dan nilai maksimum 0.694 atau 69.4% dengan rata-rata sebesar 0.444 atau 44.4% dan standar deviasi 0.159 atau 15.9% dengan jumlah sampel sebanyak 54. Nilai minimum 0.83% pada sampel adalah PT. Danayasa Arthatama Tbk di tahun 2011 dan nilai maksimum 69.4% adalah PT. Summarecon Agung Tbk di tahun
55
2011. Dalam penelitian ini terdapat tujuh perusahaan yang mempunyai rasio utang diatas 50%, dengan demikian perusahaan tersebut memiliki resiko yang sangat tinggi untuk berinvestasi. Dan sebaliknya ada dua perusahaan yang memiliki rasio utang dibawah 10% dengan demikian perusahaan tersebut memiliki resiko investasi yang lebih kecil. Tingginya rasio hutang dipengaruhi oleh kebutuhan akan belanja modal, bunga pinjaman yang tinggi dan laba usaha yang kurang bagus menyebabkan banyak perusahaan melakukan reschedule terhadap hutang-hutangnya sehingga menyebabkan rasio hutang sangat tinggi dan sangat beresiko. f. Variabel Size memiliki nilai minimum 25.853 atau Rp 169 Milyar dan nilai maksimum 31.075 atau Rp 31 Trilyun dengan rata-rata sebesar 29.191 atau Rp 7.4 Milyar. Nilai minimum Rp 169 Milyar pada sampel adalah PT. Eureka Prima Jakarta Tbk di tahun 2011 dan nilai maksimum Rp 31 Trilyun adalah PT. Lippo Karawaci Tbk di tahun 2013. Berdasarkan analisa tersebut diketahui bahwa perusahaan yang nilai asset nya naik secara konsisten dari tahun ke tahun lebih dipercaya investor dari pada perusahaan yang nilai assetnya statis. g. Variabel CAR memiliki nilai minimum -0.829 atau -8.2% dan nilai maksimum 3.500 atau 350% dengan rata-rata sebesar 0.530 atau 53% dan standar deviasi 0.828 atau 82.8% dengan jumlah sampel sebanyak 54. Nilai minimum -8.2% pada sampel adalah PT. Pakuwon Jati Tbk di tahun 2012 dan nilai maksimum 350% adalah PT. Lippo Cikarang Tbk di tahun 2011. Meskipun dalam kondisi pasar property dan real estate yang cukup dinamis tidak selalu sejalan dengan harga saham. Harga saham tidak selalu sejalan dengan kondisi fundamental perusahaan, terbukti banyak harga saham yang mengalami penurunan yang cukup signifikan meskipun kondisi fundamental bagus. Penuruhan harga saham
56
tersebut menyebabkan return saham yang diterima investor minus atau mengalami kerugian. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N a,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual 54 .0000000 .70246481 .102 .102 -.091 .746 .633
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan tabel 4.2 besarnya Asym.Sig (2-tailed) adalah 0.633 yang lebih besar dari α (0.05) maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Multikoloniearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
57
variabel independen dijelaskan variabel independen lainnya. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0.10 dan VIF dibawah 10. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
6.097
2.898
KA
.289
.253
DKI
1.689
KI ROA Leverage Size
a
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics t
Sig.
Beta
Tolerance
VIF
2.104
.041
.144
1.141
.260
.966
1.036
.982
.244
1.719
.092
.758
1.319
-.048
.476
-.014
-.101
.920
.842
1.187
3.772
1.746
.310
2.160
.036
.744
1.345
.043
.582
1.718
.017
.691
1.447
-1.759
.847
-.337
-.234
.095
-.369
2.077 2.478
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Dari hasil pengujian nilai tolerance pada tabel 4.3 di atas, nilai VIF terendah dimiliki oleh variabel keberadaan komite audit (KA) sebesar 1.036, sedangkan nilai VIF terbesar dimiliki oleh variabel leverage yaitu sebesar 1.718, maka nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10, dengan angka tolerance berkisar antara 0.582 sampai 0.966. Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 dan hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas.
58
c. Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients B 5.019
2.112
KA
-.041
.164
DKI 1
a.
Std. Error
(Constant)
Beta -.035
2.376
.022
-.253
.801
.161
.707
.035
.227
.821
KI
-.041
.310
-.020
-.133
.895
ROA
1.292
1.177
.163
1.098
.278
Leverage
-.014
.509
-.004
-.027
.979
Size
-.155
.068
-.367
-2.292
.062
Dependent Variable: Abs_Res1
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel (X) KA, DKI, KI, ROA, Leverage dan Size lebih besar dari > 0.05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel (X) KA, DKI, KI, ROA, Leverage dan Size.
d. Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel 4.4 analisis menunjukan bahwa data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji. 3. Uii Kesesuaian Model a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F-Test) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen.
59
Tabel 4.5 Hasil Uji Simultan (F-test) a
ANOVA Sum of Squares 10.162
Model 1
Regression
6
Mean Square 1.694 .556
df
Residual
26.153
47
Total
36.315
53
F 3.044
Sig. .013
b
a. Dependent Variable: CAR b. Predictors: (Constant), Size, KA, KI, DKI, ROA, Leverage
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan hasil dari uji ANOVA (Analysis of Variance) dapat di lihat hasil uji serempak (Uji F). Hal ini dapat terlihat dari nilai Sig sebesar 0,013 jadi α < 0,05 di mana nilai 0,013 lebih kecil dari α 0,05. Maka Ha dapat di terima dan H0 di tolak, jadi dapat di simpulkan bahwa variable KA, DKI, KI, ROA, Leverage dan Size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap CAR pada perusahaan properti dan real estate di Indonesia. b. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary Model 1
R .529
R Square a
.280
Adjusted R Square .188
Std. Error of the Estimate .7460
a. Predictors: (Constant), Size, KA, KI, DKI, ROA, Leverage b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R < 1). Semakin besar
60
koefisien
determinasinya
maka
semakin
besar
variasi
variabel
independennya mempengaruhi variabel dependennya. Berdasarkan tabel 4.6 di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.188 yang berarti 18.8% hubungan variable dependen yaitu CAR dapat diterangkan oleh KA, DKI, KI, ROA, Leverage dan Size sedangkan sisanya 81.20% diterangkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variable CAR diantaranya DER, PVB, PER, LDR, stock return dan NPM. 4. Uji Hipotesis a. Uji Statistik T Uji ini pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen. Adapun hasil uji statistik t adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
6.097
Std. Error 2.898
KA
.289
.253
DKI
1.689
KI ROA
B 1
(Constant)
Leverage Size
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 2.104
.041
.144
1.141
.260
.982
.244
1.719
.092
-.048
.476
-.014
-.101
.920
3.772
1.746
.310
2.160
.036
-1.759
.847
-.337
-2.077
.043
-.234
.095
-.369
-2.478
.017
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20
61
Berdasarkan hasil pengujian dalam tabel 4.7 di atas dapat di simpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut: 1) Ha1
:
Pengaruh keberadaan komite audit (KA) terhadap return saham
(CAR) Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0.260 (sig > 0.05 ini berarti menunjukan KA tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.289. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak dan H0 diterima. 2) Ha2
:
Pengaruh ukuran dewan komisaris independen (DKI) terhadap
return saham (CAR) Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0.092 (sig > 0.05 ini berarti menunjukan DKI tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1.689. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak dan H0 diterima 3) Ha3
:
Pengaruh kepemilikan institusional (KI) terhadap return saham
(CAR) Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0.920 (sig > 0.05 ini berarti menunjukan KI tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha3 ditolak dan H0 diterima 4) Ha4 : Pengaruh ROA terhadap return saham (CAR) Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0.036 (sig > 0.05 ini berarti ROA berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 3.772. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Ha4 diterima
62
5) Ha5 : Pengaruh Leverage (KA) terhadap return saham (CAR) Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0.043 (sig > 0.05 ini berarti Leverage berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -1.759. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Ha5 diterima 6) Ha6 : Pengaruh Size terhadap return saham (CAR) Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0.017 (sig > 0.05 ini berarti menunjukan Size berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,234. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Ha6 diterima b. Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: CAR = 6.097 + 0.289 KA + 1.689 DKI + -0.048 KI + 3.772 ROA + -1.759 Leverage + -0.234 Size + ε Dari hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) Konstanta α = sebesar positif 6.097 artinya jika KA (X1), DKI (X2), KI (X3), ROA (X4), Leverage (X5) dan Size (X6) lebih besar dari pada nol, maka CAR perusahaan properti dan real estate (Y) sebesar 6.097. 2) Koefisien regresi KA (X1) sebesar positif 0.289, artinya jika KA (X1) berkurang 1 orang, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami penurunan sebesar 0.289%, begitupun sebaliknya jika KA (X1) bertambah 1 orang, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami kenaikan sebesar 0.289%.
63
3) Koefisien regresi DKI (X2) sebesar positif 1.689, artinya jika DKI (X2) berkurang 1 orang, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami penurunan sebesar 1.689%, begitupun sebaliknya jika DKI (X2) bertambah 1 orang, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami kenaikan sebesar 1.689%. 4) Koefisien regresi KI (X3) sebesar negatif -0.048, artinya jika KI (X3) turun sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami penurunan sebesar 0.048%, begitupun sebaliknya jika KI (X2) naik sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami kenaikan sebesar -0.048%. 5) Koefisien regresi ROA (X4) sebesar positif 3.772, artinya jika ROA (X4) turun sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami penurunan sebesar 3.772%, begitupun sebaliknya jika ROA (X4) naik sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami kenaikan sebesar 3.772%. 6) Koefisien regresi Leverage (X5) sebesar negatif
-1.759, artinya jika
Leverage (X5) turun sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami penurunan sebesar -1.759%, begitupun sebaliknya jika Leverage (X5) naik sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami kenaikan sebesar 1.759%.
64
7) Koefisien regresi Size (X6) sebesar negatif -0.234, artinya jika Size (X6) turun sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami penurunan sebesar 0.234%, begitupun sebaliknya jika Size (X6) naik sebesar 1%, sedangkan variabel lain diasumsikan tetap, maka CAR perusahaan properti dan real estate akan mengalami kenaikan sebesar -0.234%.
B. Pembahasan Secara keseluruhan hasil hipotesis dengan menggunakan regresi berganda adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Keberadaan Komite Audit (KA) terhadap Return Saham Hasil pengujian statistik memaparkan bahwa probabilitas KA diatas 0.05 hasil ini menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara KA dengan return saham (CAR). Sesuai dengan signaling teori yang menyatakan bahwa setiap informasi positif termasuk diantaranya informasi tentang keberadaan komite audit akan direspon positif oleh investor, akan tetapi dalam penelitian ini tidak berlaku demikian. Keberadaan komite audit tidak berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini bisa terjadi apabila investor hanya tertarik untuk memperoleh keuntungan jangka pendek sehingga kurang memperhatikan informasi penerapan GCG pada perusahaan emiten. Berbeda dengan hasil hipotesis pertama bahwa KA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Mayangsari dan Murtanto (2002) melakukan penelitian terkait keberadaan komite audit dalam mekanisme Good Corporate Governance dengan hasil bahwa pembentukan dan pengumuman
65
komite audit oleh emiten listing direspon positif oleh investor. Dengan menggunakan event study, mereka menyimpulkan bahwa emiten yang mengumumkan pembentukan komite audit menghasilkan abnormal return yang signifikan selama tiga hari setelah pengumuman tersebut. Bahkan nilai CAR yang tertinggi terjadi pada periode window hari ke-3 setelah pengumuman. 2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Independen (DKI) Terhadap Return Saham Hasil pengujian statistik menunjukan bahwa probabilitas DKI dengan tingkat p-value > 0.05 yang artinya tidak adanya hubungan positif dan signifikan antara DKI dengan return saham (CAR). Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi anggota dewan komisaris berasal dari luar perusahaan tidak mempengaruhi return saham. Berbeda dengan hipotesis pertama bahwa DKI berpengaruh positif terhadap return saham. Beasly (2008) melakukan penelitian bahwa keberadaan komisaris independen mempengaruhi kepercayaan investor sehingga memacu kenaikan harga saham yang berdampak pada kenaikan return saham. 3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Return Saham Uji hipotesis menunjukan bahwa probabilitas KI > 0.05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara KI dengan return saham. Sesuai dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial dan institusi dapat digunakan sebagai kontrol sehingga bisa mengurangi konflik antara prinsipal dengan agen. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian (Faizal,2004) yang menyatakan bahwa
semakin
besar
kepemilikan
institusional
maka
semakin
efisien
66
pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh managemen, dan apabila semakin kecil kepemilikan institusional maka semakin kecil pemanfaatan aktiva perusahaan dan tidak optimal di dalam pencegahan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. 4. Pengaruh ROA terhadap return saham (CAR) Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.7 menunjukan bahwa tingkat p-value < 0.05 menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan ROA terhadap return saham (CAR). Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis sebelumnya diterima. Perusahaan yang semakin konsisten dalam menghasilkan laba akan memberikan harapan naiknya return saham (Widodo, 2007). Sesuai dengan teori signal bahwa informasi yang baik dari laporan keuangan akan direspon positif oleh investor karena tingkat resiko yang rendah dan menjanjikan return yang tinggi. Semakin mampu perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham, maka saham tersebut semakin menarik dimata investor dan diinginkan untuk dibeli. 5. Pengaruh Leverage terhadap return saham (CAR) Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.7 menunjukan bahwa tingkat p-value < 0.05 menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan Leverage terhadap return saham (CAR). Hasil ini sesuai dengan penelitian Hexsana (2004) menurutnya perusahaan yang memiliki debt ratio yang tinggi memiliki resiko yang tinggi pula sehingga investor akan kehilangan minat dan sebaliknya semakin rendah debt ratio akan meningkatkan kepercayaan investor.
67
6. Pengaruh Size terhadap return saham (CAR) Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.7 menunjukan bahwa tingkat p-value < 0.05 menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan Size terhadap return saham (CAR). Hasil ini sesuai dengan penelitian Husnan (1993) menurutnya perusahaan yang asetnya dan atau penjualannya terus bertumbuh akan meningkatkan kepercayaan investor karena menjanjikan return yang tinggi dan sebaliknya menurunnya penjualan dan atau nilai aset akan menurunkan kepercayaan investor.