DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KONTROL KELUARGA DAN MANAJEMEN LABA Muhammad Arifai Jurusan Tata Niaga, Prodi Akuntansi, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jalan Banda Aceh - Medan Km 280,3, Buketrata Po Box 90, Lhokseumawe Email:
[email protected] Abstrak
The purpose of this study is to investigate whether companies listed on Malaysia stock exchange conducted with corporate board independence and earning management. This study provide higher board independence is associated with low earning management, which suggest that despite difference in institutional environments, corporate board independence is important to ensure high quality financial reporting. The findings also show boards independence is moderate and negative effect to earning management in family controlled firms. In the overall test show the result is supported that higher independence board director is associated to constrain earnings management. These results also suggest independence board can play important role to monitor and constrain earning management. Kata kunci: Board Independent, family control firm, Earning Management, discretionary accrual, control mechanism.
Pendahuluan Penelitian mengenai dewan komisaris independen telah mendapat perhatian luas dari para peneliti dalam melihat efektivitas pengendalian perusahaan. Dewan perusahaan merupakan wakil dari pemegang saham yang memiliki fungsi sebagai mekanisme kontrol untuk mencegah perilaku manajemen yang cenderung oportunistik dalam operasi perusahaan, dan juga membantu manajemen dalam pengambilan keputusan strategis untuk memaksimalkan keuntungan. Konflik antara manajer dan pemegang saham sering timbul ketika manajer cenderung bertindak mendahulukan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan pemilik. Masalah keagenan juga merupakan masalah penting dalam menentukan struktur modal dari suatu perusahaan terutama perusahan dengan kontrol keluarga yang tinggi. Perilaku manajer oportunistik menggambarkan diskreasi manajer dalam tindakan meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan motif insentif pribadi (Jensen dan Meckling, 1978; Suhaila 2008; Jaggi, Leung dan Gul 2009). Oleh karenanya pemegang saham memiliki kepentingan terhadap keberadaan dewan komisaris independen dalam menangani konflik, pemegang saham cenderung mengambil langkah pemantauan secara berkala untuk mengawasi dan mengendalikan pekerja dan manajer melalui dewan komisaris independen. Sebagian besar kajian telah menekankan pentingnya proporsi yang memadai dewan independen dalam struktur dewan perusahaan untuk memantau kegiatan manajerial. Fama dan Jensen (1983) menekankan bahwa dewan independen sangat penting untuk memberikan pengawasan yang efektif dari kegiatan manajerial dan inisiasi
yang dilakukan manajemen. Sebelumnya juga Williamson (1981) telah menyatakan kedudukan dewan perusahaan memiliki hubungan dengan perlindungan pemegang saham. Dennis dan Mc Connel (2003) mendefinisikan dewan perusahaan sebagai mekanisme yang ditetapkan, baik oleh institusi maupun pasar berbasis pengendalian kepentingan pribadi untuk membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemiliknya. Hal ini sesuai dengan hasil temuan lain Ibrahim et al. (2008) yang menampilkan pengaruh ukuran dewan dan komposisi adalah signifikan untuk meningkatkan keterlibatan dalam urusan perusahaan. Mereka memberikan menyarankan agar jumlah dan komposisi dewan harus dikontrol karena dapat memberi dampak terhadap insider trading dan blok kepemilikan atas perusahaan.
Penelitian lain telah mencoba melihat apakah terdapat hubungan kualitas dewan independen dengan nilai korporasi. Bukti dari Dechow dan Dichev (2002) telah menunjukkan keberadaan dewan independen dan struktur dewan cenderung mengurangi manajemen laba, dan sebaliknya dapat meningkatkan kualitas aktiva produktif dengan mengurangi manajemen laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan A.S dan Inggris. Demikian juga dengan Jaggi et al. (2009), mereka menemukan bahwa dewan independen pada perusahaan di Hong Kong memberikan pengawasan yang efektif terhadap praktik manajemen laba. Disis lain, Leuz et al. (2003) mendokumentasikan hasil yang menunjukkan manajemen laba yang tinggi di negara-negara dengan perlindungan investor yang rendah. Aspek lain yang dikaji Ball et al. (2003) menemukan pengendalian keuntungan pribadi dan insentif manajerial dalam pelaporan keuangan sangat dipengaruhi oleh faktor institusional seperti peran pemerintah untuk pasar modal, proses politik, dan pengaturan standar akuntansi. Bagaimanapun perusahaan dengan kontrol keluarga sangat memungkinkan untuk memainkan peranan dalam memilih dewan independen. Hal ini merujuk kepada kajian sebelumnya yang dikemukakan oleh Jaggi et al. (2009) yang dilakukan di Hongkong dan Siregar et al (2008) dengan data di Indonesia, mereka mencoba menghubungkan kontrol keluarga dalam menilai kinerja perusahaan dengan temuan yang signifikan. Dengan menggunakan struktur pasar modal yang berbeda, penelitian ini mencoba menghubungkan peran dewan independen dan kontrol keluarga terhadap perilaku manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia. Dengan struktur kepemilikan yang unik di Malaysia sangat mungkin terdapat hasil yang berbeda. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia memiliki tingkat keterbukaan informasi yang masih terbatas, terutama informasi tentang daftar kepemilikan dibawah kendali keluarga, informasi tidak secara luas tersedia dan terpublikasi dengan lengkap. Namun demikian penelitian sebelumnya mendapati hubungan kekerabatan yang kuat dalam struktur kepemilikan perusahaan terdaftar di Malaysia seperti halnya di negara Asia lain seperti Indonesia, Thailand, Hong Kong dan Filipina (Claessens 2000). Ball et al. (2002) telah memasukkan Malaysia sebagai negara ketiga di Asia setelah Thailand dan Indonesia dengan kapitalisasi pasar dan kontrol yang lebih tinggi yaitu sebesar 69% oleh minoritas etnis Cina meskipun populasi China di Malaysia hanya 29 % dibandingkan etnis lainnya. Struktur pasar modal yang komplek sangat mungkin berlaku berbagai faktor untuk mengontrol aset perusahaan. Hal ini sejalan dengan Pandey (2004) yang meneliti hubungan antara struktur modal dan struktur pasar dengan menggunakan data dari 208 perusahaan Malaysia untuk periode 1994-2000. Hasilnya memberikan masukan baru dimana struktur modal dan kekuatan pasar terkait dengan profitabiltas yang diukur dengan Tobin Q. Struktur pasar yang komplek berhubungan dengan masalah keagenan, permodalan eksternal, utang pajak serta biaya kerugian. Menyikapi hal ini Aturan Malaysian Code corporate Governance (MCCG) tahun 2000 mengusulkan
bahwa keseimbangan struktur dewan yang mencakup direktur eksekutif dan direktur non-eksekutif untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan board tidak didominasi oleh pihak tertentu. Hal ini sangat berhubungan dengan kepemilikan keluarga di Malaysia, lebih dari 43 persen dari perusahaan papan utama Bursa Malaysia dominasi dari etnis China. Banyak dari kelompok keluarga di emiten Malaysia yang asal China mencerminkan pentingnya keluarga dalam ideologi Tradisional Cina dan mempengaruhi dewan direktur komposisi (Ball et al. 2002), nama-nama seperti Robert Kuok (Kuok Brother), Lim Goh Tong dan Quek Leng Chan identik dengan perusahaan industri Malaysia (Ibrahim, 2008). Kebanyakan dari milik kelompok usaha atau keluarga bisnis dan kepemilikan modal tidak diinvestasikan dalam sebuah perusahaan tunggal melainkan tersebar di beberapa perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini berusaha mengetahui hubungan dewan independen, kontrol keluarga dan pengaruhnya terhadap manajemen laba perusahaan. Masalah penelitian ditujukan apakah hubungan antara kedudukan dewan independen dianggap sebagai kebijakan untuk mengurangi diskreasi manajer dalam meningkatkan kepentingan mereka atau sebaliknya, terutama dalam perusahaan yang dikontrol keluarga. Postulat studi ini memperkirakan bahwa kedudukan dewan independen dalam perusahaan yang dikontrol keluarga menyediakan pemantauan yang lebih efektif untuk mengawal perilaku manajerial. Lingkungan Tata Kelola Perusahaan di Bursa Malaysia Di Malaysia, kedudukan anggota dewan telah menjadi fokus utama pemerintah sejak 1990an. Bagaimanapun, pembentukan anggota dewan independen awalnya masih bersifat sukarela untuk semua perusahaan yang terdaftar (Rahmat et al, 2008). Pada tahun 2000, pemerintah Malaysia mengambil inisiatif untuk memperkuat tata kelola perusahaan dari semua perusahaan yang terdaftar melalui kedudukan anggota dewan independen. Beberapa alasan lain adalah kegagalan perusahaan dalam menangani fungsi kontrol oleh dewan direksi yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri dan lalai dalam melaksanakan akuntabilitas kepada para pemangku kepentingan. Akibatnya, berbagai reformasi tata kelola perusahaan secara khusus menekankan pada perubahan yang sesuai harus dibuat untuk dewan direksi dalam hal komposisi, struktur dan konfigurasi kepemilikan. Pada bulan Maret 2000, keuangan Comitte mengembangkan Malaysia Code of Corprate Governance (MCCG), yang menyediakan guideline pada pembentukan bords dari anggota direktur. Semua perusahaan yang terdaftar diwajibkan untuk mematuhi rekomendasi ini dalam hal struktur (Zubaidah, 2009). MCCG tahun 2000 mengusulkan bahwa dewan harus mencakup keseimbangan antara direktur eksekutif dan direktur noneksekutif untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan board tidak didominasi oleh pihak tertentu. Praktek-praktek terbaik dari code juga menyarankan bahwa tanggung jawab Chairman dan Chief Executife Officer tidak boleh dipegang oleh orang yang sama untuk memastikan bahwa ada keseimbangan kekuasaan dan otoritas. Penunjukan harus dibuat oleh suatu komite nominasi dan direksi harus menjalani orientasi dan program pendidikan (training). Mekanisme lain tata kelola perusahaan meliputi komite audit dan struktur pengendalian intern yang baik. Argumen untuk kebutuhan direktur independen non-eksekutif dibuktikan dari teori agensi yang menyatakan bahwa karena pemisahan antara kepemilikan dan kontrol dari manajer. Akhirnya regulasi MCCG dihasilkan untuk memastikan efektivitas dari direktur independensi dalam menjaga obyektivitas dalam keputusan dewan (Zubaidah, 2009)
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Teori Agensi sebagai kerangka teori yang mendasari pembahasan penelitian. Jensen dan Meckling (1976) telah mengemukakan teori agensi untuk memahami bagaimana struktur kepemilikan dapat mempengaruhi kelakukan individu dalam perusahaan. Teori ini berpegang kepada beberapa asumsi seperti prinsipal yang rasional, agen yang mementingkan kepentingan pribadi, asimetri informasi dan tanggungan resiko. Hubungan lembaga dalam perusahaan didefinisikan sebagai suatu kontrak di mana seseorang atau lebih pemilik (principal) menunjuk individu lain sebagai wakil (agen) yang diberi tanggung jawab mengurus perusahaan untuk menjaga kepentingan pemilik dengan peningkatan kinerja perusahaan, dan sebagai kompensasi agen akan dibayar gaji, bonus dan tunjangan lain [18]. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti apakah adanya dewan independen yang lebih tinggi di perusahaan Tercatat Malaysia, ditunjukkan oleh proporsi jumlah direktur independen perusahaan listing memiliki tingkat manajemen laba yang lebih rendah. Hasilnya diharapkan dapat menunjukkan pentingnya keberadaan dewan direktur non-eksekutif yang berfungsi sebagai pemantau kegiatan manajerial. Keberadaan Dewan Independen dan manajemen laba pada perusahaan dengan kontrol keluarga Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa dewan independen memiliki hubungan dengan manajemen laba. sedangkan dalam konteks perusahaan yang dikontrol keluarga dewan independen sering berfungsi sebagai perusahaan CEO atau mengisi posisi manajemen puncak yang diwakili oleh ayah, ibu dan anak, suami dan istri, saudara-saudara, keponakan, dan keluarga dekat (Jaggi et al, 2009). Dengan demikian kendali perusahaan melalui dewan independen lebih kuat (Anderson 2003). Penelitian ini menggunakan proporsi saham dalam ekuitas yang dimiliki oleh seluruh anggota keluarga setidaknya 20 persen atau lebih. Fraksi kepemilikan saham dihitung dengan melihat kepemilikan saham langsung dan tidak langsung dari pemilik yang tercatat sebagai ahli keluarga yang diekstrak dari pemegang saham (Favero et al.2006 dan Anderson dan reeb, 2003 ). Anggota keluarga berpotensi menempatkan salah satu anggota mereka sendiri dalam posisi CEO daripada membayar manajer profesional yang lebih mampu dan berbakat. Meskipun membatasi bakat eksekutif untuk tenaga kerja anggota keluarga dapat menjadi masalah, namun disisi lain CEO keluarga juga dapat membawa keterampilan khusus untuk perusahaan yang tidak dimiliki oleh manajer eksternal. Kontrol keluarga kemungkinan memainkan partisipasi aktif dalam perusahaan dan berpotensi dapat menyebabkan perbedaan kinerja (Ibrahim, 2008). Jaggi et al (2009) menyarankan bahwa kontrol keluarga memiliki efek moderat pada efektivitas pemantauan melalui dewan independen. Di sisi lain manajemen laba diperkirakan akan lebih rendah di perusahaan dengan kontrol keluarga yang tinggi (Wang 2006). Lebih lanjut hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan keluarga secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk mengelola laba. Alasannya karena kendali keluarga diharapkan meningkatkan monitor yang lebih efektif, yang mengurangi celah manajerial untuk terlibat dalam manajemen laba. Alasan lain karena keluarga mengendalikan lebih fokus pada jangka panjang. Hasil yang kontras juga mendapati kendali keluarga dari suatu perusahaan mungkin mengakibatkan konflik kepentingan antara mayoritas dan minoritas pemegang saham (Anderson, 2004). Para pemegang saham mayoritas pengendali dapat menggunakan manajemen laba untuk menyamarkan dan menyembunyikan laba yang dilaporkan kepada pemegang saham minoritas. Di negara-negara dengan perlindungan investor yang lebih rendah didapati manajemen laba yang rendah, sebaliknya (Ball et al 2003) menunjukkan manajemen laba yang lebih tinggi di
negara-negara dengan perlindungan investor yang lebih rendah. Dalam pandangan mengenai efek kontrol keluarga terhadap manajemen laba, studi empiris menunjukkan kontrol keluarga memiliki kesempatan untuk mengelola pendapatan dan dewan direksi sebagai wakil dari pemegang saham mayoritas cenderung moderat untuk memantau efektivitas manajemen laba, karena independensi mereka dapat dikompromikan dan sangat loyal kepada pemilik sebagai pengendali perusahaan. Berdasarkan alasan di atas, hiphotesis yang dikembangkan adalah Terdapat hubungan negatif antara keberadaan dewan independen terhadap manajemen laba yang dimoderasi oleh kontrol keluarga. Mengukur dewan independen perusahaan Penelitian ini memberikan definisi dewan komisaris independen dikendalikan keluarga ketika dua atau lebih anggota keluarga mengendalikan ditunjuk sebagai direktur. Konsisten dengan Jaggi at al ( 2009) dan Ho wong ( 2001), dewan komisaris independen perusahaan dalam penelitian mereka membuat definisi sebagai perwakilan keluarga yang ditunjuk sebagai ketua atau direktur eksekutif untuk mengontrol keputusan. Variabel ini diukur dengan proporsi Independen direktur (IND) terhadap jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan pendekatan ini seperti yang telah digunakan oleh Jaggi et al (2009). Menurut MCCG persyaratan perusahaan yang listing di bursa Malaysia memiliki satu sampai tiga untuk jumlah minimum direktur non eksekutif independen dalam komposisi anggota dewan (Zubaidah, 2009). Perhitungan Manajemen Laba (EM) melalui Discretionary Accrual (DA) Menurut penelitian sebelumnya, discretionary accrual (DA) digunakan sebagai pengukur manajemen laba. DA dihitung dengan memasukkan variabel tertinggal dari ROA. Parameter untuk perhitungan diharapkan akrual saat ini diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut :
dimana : TCA = Total akrual saat ini adalah laba bersih ( laba sebelum ekstra ordinary dan operasi yang dihentikan ) ditambah depresiasi dan amortisasi dikurangi arus kas operasi perusahaan i pada tahun t REV = Perubahan pendapatan bersih untuk perusahaan di tahun t ROA = Rasio laba bersih sebelum pos luar biasa untuk total aset perusahaan i pada tahun t - 1 Є1 = Perkiraan discretionary accrual I pada tahun t Variabel kontrol Variabel kontrol didasarkan pada faktor relevansi untuk penentu manajemen laba, seperti yang dibahas dalam literatur, Jaggi at al (2009) dan Xie et al (2003) menunjukkan bahwa ukuran dewan (BODSZ) berhubungan dengan tingkat manajemen laba. BODSZ diukur dengan variabel dummy, 1 jika jumlah direksi lebih besar dari nilai median sampel, 0 jika jumlah direksi atau sama dengan nilai rata-rata
sampel. Fama dan Jensen (1983) berpendapat bahwa corporate officer (CEO ) dualitas (DUAL) sebagai variabel kontrol, variabel DUAL diukur dengan variabel dummy 1 jika CEO dan kepemilikan perusahaan adalah orang yang sama dan 0 sebaliknya. Pengaruh keluarga dan non keluarga jadi di sini kontrol keluarga perusahaan untuk periode t diukur sebagai fraksi saham yang dimiliki oleh keluarga (FAM). Pendekatan ini menggunakan batasan 20 % bagi kepemilikan yang dikendalikan keluarga. Suhaila ( 2008) menggunakan coverage ratio ( INCOV ) untuk mengukur pertumbuhan perusahaan dan memiliki hubungan dengan manajemen laba. INCOV diukur dengan menggunakan rasio interest coverage perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan log dari total aset ( SIZE). SIZE diukur dengan menggunakan log natural dari total aset pada akhir tahun . Selain itu variabel kontrol lainnya adalah return on asset (ROA) yang menggambar liquity aset, variabel ini dikontrol melalui rasio penggunaan return on asset pada akhir tahun. Kualitas audit (AUDIT ) sebagai proksi pengungkapan kualitas dan mengurangi manajemen laba. Langkah-langkah AUDIT dengan menggunakan variabel dummy , 1 jika perusahaan di audit oleh KAP 5 besar dan 0 jika perusahaan diaudit oleh KAP non big 5. Sahdan ( 2008) telah menyebutkan nama-nama perusahaan audit Big 5 di Malaysia disingkat sebagai berikut : Arthur Andersen (AA), Deloitte Touche Tohmatsu (DT), Ernst & Young (EY), KPMG (KPMG) dan PricewaterhouseCoopers (PwC) . Model regresi Studi ini mengevaluasi hubungan antara proporsi IND dan manajemen laba ( EM ) , setelah mengendalikan dampak dari variabel lain yang relevan. Penggunaan variabel kontrol didasarkan pada relevansinya dengan manajemen laba, yang terdiri dari: BODSZ , DUAL , ROA , UKURAN , FAM , INCOV , dan AUDIT . Dalam jangka waktu untuk membuat keputusan dalam hyphotheses dikembangkan, penelitian ini menggunakan tingkat signifikan pada tingkat 5 % dan tingkat 10 % . EM = ∞ + β1 + β2 IND BODSZ + β3 DUAL + β4 ROA + β5 UKURAN + β6 FAM + β7 ( FAM * IND ) + β8 INCOV + β9 IDR + Є1 Analisis Hasil Proses pemilihan sampel telah dilakukan untuk mencari perusahaan publik Malaysia dengan datastream selama empat tahun periode 2005-2008. Populasi perusahaan manufaktur di bursa Malaysia adalah 544 perusahaan dan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75 perusahaan. Tahap selanjutnya adalah memeriksa data keuangan untuk memperkirakan DA dan total DA. Non DA dilengkapi nilai dari model di atas dan DA didefinisikan sebagai residual. Berdasarkan model di atas , untuk menghitung jumlah data dari 2005 sampai 2008, Misalnya dalam variabel ROA adalah ROA t - 1, untuk menghitung data ini dapat diperoleh dengan menggunakan ROA dari perusahaan I pada tahun t - 1 atau menghitung ROA dari tahun 2005 sampai 2007. Jika data yang dibutuhkan pada tahun t yang berarti data yang digunakan dalam variabel ini harus dimulai dari 2005 sampai 2008. Kedua, data dikumpulkan dan kemudian dianalisa untuk menentukan persentase dapat dinilai dan dimasukkan dalam persamaan model berdasarkan data yang dikembangkan. Persamaan untuk mengukur manajemen laba berdasarkan total akrual ( TAC ) yang diperoleh melalui profil data keuangan meliputi: total aset , arus kas dari operasi, piutang , ROA dan laba bersih . Model pendekatan untuk mengukur manajemen laba menggunakan sebagai model yang diusulkan oleh model Kothari et al (2005) dan mirip dihitung dengan Asbaugh et al ( 2003).
Tabel 1 Descriptive statistic of EM regression
IND
BODSZ
DUAL
ROA
SIZE
FAM
FAM OWN
INCOV
AUDIT
EM
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Mean
0.30
0.73
0.78
10.87
48.80
22.46
6.58
77.13
0.63
-48.49
Median
0.28
1.00
1.00
7.54
48.59
21.36
5.86
11.98
1.00
6.88
Std. Dev
0.10
0.45
0.42
23.66
3.44
3.10
3.02
201.26
0.49
642.93
Variance
0.01
0.20
0.18
559.97
11.81
9.62
9.14
40,507.16
0.24
413,365.26
Minimum
0.14
0.00
0.00
-47.93
41.53
18.15
2.09
-23.20
0.00
-1,715.01
Maximum
0.50
1.00
1.00
73.91
55.84
33.13
16.44
1,026.88
1.00
2,046.26
N
Kinerja operasi (ROA) perusahaan bervariasi, hal ini karena kondisi resesi selama periode tersebut. Menurut persamaan untuk menguji discretionary accrual, diman ROA digunakan untuk perusahaan centain pada tahun t-1, yang berarti hasil menunjukkan ROA rata-rata dari 2005 sampai 2007, hasil ini ditunjukkan pada tabel 2. Selanjutnya dalam kepentingan untuk mengukur hubungan variabel dependen dan independen, ROA yang diambil dari tahun 2005 sampai 2008 tersedia dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 2 Descriptive statistic of discretionary accruals Mean TCA AT
Std. Deviation -632.63
N
716.85
40
0.03
0.00
40
REV
417.84
601.99
40
ROA
9.62
21.65
40
Hasil pengujian regresi untuk mengevaluasi hubungan antara dewan perusahaan independen ( IND ) dan nilai absolut akrual diskresioner sebagai proksi dari ( EM ) sebagaimana yang ditunjukkan dalam tabel 3 menunjukkan kontrol keluarga dalam kedudukan direksi non eksekutif berada pada koefisien 0,14 untuk ND, koefisien ini secara negatif berhubungan dengan EM namun secara statistik tidak signifikan. Hasil ini mirip dengan jaggi et al (2009), dan Xie et al (2003), Dechow dan Dichev (2002) dari perusahaan yang terdaftar Hong Kong, Amerika Serikat dan Inggris. Hasil ini dapat diartikan bahwa jika ada anggota direksi independen peran mereka dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap kontrol manajemen laba. Menurut variabel kontrol yang disertakan dalam persamaan ini menunjukkan ukuran FAM kepemilikan keluarga dikaitkan dengan manajemen laba dan statistik menunjukkan dampak negatif terhadap manajemen laba. Hasil lain adalah ROA dan INCOV perusahaan juga menunjukkan pengaruhnya terhadap manajemen laba. ROA merupakan indikator kinerja perusahaan dan hubungan dengan EM tetapi koefisien ini negatif, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dapat dikaitkan dengan manajemen laba . Sementara itu INCOV sebagai ukuran proksi dari utang perusahaan menunjukkan sangat kuat terkait dengan EM tetapi asosiasi negatif .
Tabel 3 Regression Analysis of Board Independence and Earning Management Family control U Coeff
S Coef
t
Sig.
B 6,542.06
S. E 2,209.11
-4,305.02
2,816.06
-0.42
-1.53
0.14
185.43 -395.83
355.24 343.76
0.09 -0.17
0.52 -1.15
0.61 0.26
ROA
-10.66
6.20
-0.25
-1.72
0.09**
SIZE
-38.99
40.88
-0.13
-0.95
0.35
1.50 275.30 -158.42 20.57
0.74 357.51 70.49 119.16
0.30 0.14 -0.49 0.06
2.03 0.77 -2.25 0.17
0.05* 0.45 0.03* 0.86
(Constant) IND BODSZ DUAL
INCOV AUDIT FAM FAMOWN Observation Sign R2 Adj R2 F Value
Beta
40 0.009 0.482 0.327 3.106
Berdasarkan hasil pengujian di atas mendapati hasil yang mendukung H1 bahwa terdapat hubungan negatif antara dewan independen dan manajemen laba yang dimoderasi oleh kontrol keluarga.
Kesimpulan Studi ini mengevaluasi hubungan antara dewan independen dan manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Malaysia. Hasilnya menunjukkan bahwa independensi dewan di perusahaan dapat secara efektif mengurangi manajemen laba. Hasilnya menyiratkan bahwa perlu adanya peningkatan jumlah direktur non eksekutif yang independen di dalam struktur dewan, karena dewan independen memiliki peran penting dalam hal pengendalian kinerja perusahaan. Perusahaan yang terdaftar di Malaysia umumnya kepemilikannya didominasi oleh keluarga Dewan independen dalam kontrol keluarga tidak dapat dilihat sebagai upaya untuk mengambilalih hak minoritas, melainkan mencoba untuk meningkatkan pemantauan manajemen perusahaan. Pemilik cenderung memilih anggota keluarga sebagai wakil pemilik cenderung disebabkan faktor kepercayaan, paternalistik dan jaringan dalam aset keluarga dan menjaga komitmen untuk memberikan kesuksesan di masa mendatang. Penelitian lebih lanjut harus berfokus pada perusahaan kendali keluarga terhubung dengan pelaporan pengungkapan keuangan, disarankan agar melihat persoalan yang berhubungan dengan perusahaan yang didominasi kontrol keluarga yang diwakili etnis minoritas Cina. Refferences Anderson, R,Reeb,D,2004.Board composition;Balancing family influence in S&P 500 firms.Administrative Science Quarterly, Elsavier,2004 Ali,A,Chen,T,Radhakrisnan ,2007.Corporate disclosure by family firms, journal of accounting and economic,2007
Ashbaugh, H,Lafond,2003 Do nonaudit services compromise auditor independence ? futher evidence The accounting review, Elsavier,2003 Abidin,Zainal,Zubaidah, Board Structure and Corporate Performance in Malaysia, International Journal of Economics and Finance, 2009, Anderson,Ronald C, M.Reeb, David, Founding-Family Ownership and firm Performance: Evidence from The S&P 500, The Journal of Finance,2003 Ball, Ray, Robin, Ashok, Wu Shuang, Joanna, 2002, Incentives versus standards: Properties of Accounting Income in Four East Asian Countries, Journal of Accounting and economic, Elsevier, 2003 Ibrahim,Haslindar,Samad Abdul,Fazilah, Amir,Afizar, Board Structure and Corporate Performance: Evidence from Public-Listed Family-Ownership in Malaysia, Faculty of Business and accountancy, University of Malaya,2008 Han,An Yo, Noughton,Tony, The Impact of Family Ownership on Firm Value and Earnings Quality: Evidence from, Korea, school of Economics, Finance and Marketing,RMIT University,Melbourne,Veronica, Australia,2008 Jaggi, Bikki, Leung, Sidney, Gul,Ferdinand, Family control, board independence and earnings management:Evidence based on Hong Kong firms, Journal Accountant Public Policy, Elsevier,2009 Kothari S, Leon A, Wesley, C,2005 Performance matched discretionary accruals measures journal ofaccounting and Economic. Elsavier,2005 Kila,Mat,Suhaila, Mahmood,Wan,Mansor,Wan, Capital structure and Firm Characteristics: Some Evidence from Malaysia Companies, University Teknology MARA Terengganu,2008 King R,Michael,Santor,Eric, Family values : Ownership structure, Performance and Capital Structure of Canadian firms, Journal of Banking and Finance, Elsevier,2008 Leuz and Nanda D, Wysocky,PD,2003,Earnings management and Investor protection:An International comparison Journal of Financial economics, Elsavier 2003 Mayers D, Shivdasani a, smith C., 1997 Board compostion and corporate control;The role of accrual estimation errors.The accounting Review, Elsavier 2000 Rahmat,Mohid,Mohd, Iskandar, Mohd,Takiah,Saleh,Mohd,Norman, Audit Committee Characteristics in Financially distressed and non distressed companies, Managerial Auditing Journal, Emeral,2008 Siregar,Veronica,Sylvia, Type of Earnings management and the Effect of Ownership Structure, Firm size, and Corporate-Governance Practices: Evidence from Indonesia, The International journal of accounting ,Elsavier, 2008