PENGARUH GENDER DIVERSITY DALAM DEWAN KOMISARIS, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN,UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PERENCANAAN PAJAK Yakob Ridwan1, Zaitul1, Resty Yulistia1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta e-mail :
[email protected] ABSTRACT Tax planning is strategies and processes from legal use of tax to outright tax evasion. Tax planning is an important aspect in managing companies. In addition, many researches have focused on tax planning. However, there is still limited to study it, especially in Indonesia context. This research aims to determined The effect Board of Commisioners Gender Diversity, Board of Commisioner Independent, and Board of Commisioners Size on Tax Planning. The hipotesis are determuned based on agency theory further the sample of the study. This study sample of several manufacturing companies are listed in the Indonesia Stock Exchange for the period of 2011 to 2013 by using purposive sampling method. The results of the study show that the effect board of commisioners gender diversity, and the composition of the board of commissioners independent do not affect against on tax planning. Meanwhile the size of the board of commissioners variables positive significantly effect on tax planning. The research also known that all the control variables did not significantly affect on tax planning. Keywords : Gender Diversity, Board of Commissioners, Independent Board of Commissioners, the size of the Board of Commissioners, Tax Planning.
PENDAHULUAN Usaha memaksimalkan merupakan
cara
pemerintah
dalam
yang
pajak
dilakukan
rangka
oleh
meningkatkan
bersifat
memaksa
berdasarkan
Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung
digunakan
keperluan
penerimaan ini mempunyai umur yang tidak
kemakmuran rakyat. Sumber pembiayaan
terbatas,
semakin
utama untuk pembangunan di Indonesia
yang
adalah berasal dari pajak (Undang-Undang
bertambahnya mengalami
dengan
jumlah
penduduk
peningkatan
setiap
tahunnya.
diandalkan
Secara umum pajak merupakan suatu
kepentingan
keuntungan bagi Negara tapi bagi wajib pajak
pembangunan dan pengeluaran pemerintah.
seperti perusahaan pajak merupakan beban
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
bagi
yang terutang oleh orang pribadi atau badan
mengurangi laba bersih perusahaan. Akibat
1|Page
untuk
sebesar-besarnya
No.16 Tahun 2009).
Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin
bagi
untuk
penerimaan negara secara mandiri. Sumber
terlebih
negara
dan
sebuah
perusahaan
karena
pajak
adanya beban pajak yang mengurangi laba,
Menunda
transaksi
yang
akan
maka perusahaan berupaya untuk mengurangi
menghasilkan laba ke tahun berikutnya.
beban pajak. Hal tersebut sudah umum
Penundaan transaksi perusahaan yang akan
dilakukan
Perusahaan
menghasikan laba di bulan Desember 2013 ke
meminimalkan beban pajak dengan cara
tahun 2014 di maksudkan untuk mencegah
mencari
pertambahan jumlah penghasilan kena pajak
oleh
perusahaan.
bagaimana
laporan
keuangan
perusahaan mengahasilkan pendapatan kena
tahun
pajak yang rendah dengan cara melakukan
menambah jumlah pph badan terutang. Dalam
perencanaan pajak.
hal ini perusahaan berusaha mengurangi beban
Indonesia menganut sistem stelsel kas
pajak
2013
dengan
dengan
sendirinya
cara
menunda
akan
realisasi
campuran (modified cash basis), di mana
penjualan aktiva tetap yang menghasilkan laba
penjualan dalam suatu periode harus meliputi
ke awal tahun 2014 dimana sebelumnya di
seluruh penjualan, baik yang tunai maupun
rencanakan akan dilakukan di bulan Desember
yang bukan, sehingga langkah seperti ini bisa
2013 dan perusahaan juga akan menunda
dilakukan perusahaan untuk meminimalkan
realisasi penerimaan piutang atau pembayaran
pajak
mempercepat
hutang yang menimbulkan keuntungan selisih
akhir
tahun
kurs di bulan Desember 2013 ke awal tahun
percepatan
2014. Fenomena diatas merupakan gambaran
mereka.
pengakuan berjalan. pengakuan
Misalnya,
biaya/rugi Dengan
pada
melakukan
biaya/rugi
pada
akhir
tahun
umum dari perusahaan dalam melakukan
bersangkutan, maka penghasilan kena pajak
perencanaan pajak, dan setiap perusahaan
akan berkurang dan dengan sendirinya akan
memiliki
mengurangi jumlah pph badan terutang.
perencanaan pajak mereka (Observation &
Banyak cara yang dilakukan perusahaan
Research of Taxation, 2014 )
dalam mempercapat pengakuan biaya/rugi
Zain
cara
masing-masing
(2007)
menjelaskan
dalam
bahwa
supaya beban biaya menjadi kelihatan lebih
perencanaan pajak adalah suatu proses yang
besar seperti: Mempercepat biaya iklan dan
mendeteksi cacat teoritis dalam ketentuan
promosi pada bulan Desember 2013 yang
peraturan
sedianya merupakan budget awal tahun 2014.
tersebut, untuk kemudian diolah sedemikian
Cara
merealisasi
rupa sehingga ditemukannya suatu cara
program training karyawan (local & overseas
penghindaran pajak yang dapat menghemat
training) pada bulan Desember 2013 yang
pajak akibat cacat teoritis tersebut. Secara
sedianya dilaksanakan pada awal tahun 2014
umum tax planning didefinisikan sebagai
(Observation & Research of Taxation, 2014).
proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau
lainnya
yaitu
dengan
kelompok 2|Page
perundang-undangan
wajib
pajak
perpajakan
sedemikian
rupa
sehingga
hutang
penghasilan
pajaknya
maupun
baik
pajak-pajak
pajak
Akan tetapi ada masalah yang timbul
lainnya
ketika wanita menduduki kursi dewan di
berada dalam posisi yang minimal, sepanjang
perusahaan.
hal ini dimungkinkan oleh ketentuan peraturan
berpendapat
perundang-undangan
melewatkan berbagai bakat dan pengalaman
yang
berlaku
(Mangoting, 1999).
Khoula
dan
Ali
terkadang
(2012)
perusahaan
perempuan ketika mewakili perusahaan. Hal
Perencanaan pajak dilakukan untuk
ini mengakibatkan posisi perempuan pada
efisiensi pembayaran pajak. Graham (2003)
dewan puncak menjadi minoritas, selama
telah meneliti pengaruh pajak terhadap pilihan
dekade
kebijakan
dilakukan
meningkat pada gender eksekutif puncak dan
perusahaan. Ada beberapa cara pajak dapat
direksi di perusahaan. Persentase perempuan
mempengaruhi keputusan perusahaan, yaitu
dalam posisi manajemen puncak masih sangat
dalam hal kebijakan struktur modal, bentuk
rendah di kebanyakan negara. Perbedaan
dan
gender di perusahaan dapat menawarkan satu
keuangan
restrukturisasi
pembayaran,
yang
organisasi,
kebijakan
kebijakan
kompensasi,
dan
manajemen risiko.
sangatlah
telah
ada
minat
yang
set manfaat sebagai tambahan pengetahuan, ide-ide baru dan wawasan untuk membantu
Dalam keputusan perencanaan pajak perusahaan,
terbaru
peran penting,
dewan
memecahkan
masalah,
meningkatkan
perusahaan
perencanaan strategis, pengetahuan baru atau
peneliti
pendapat dan pengalaman (Arfken et al.,
Beberapa
mendalilkan bahwa kenaikan jumlah dewan
(2004).
komisaris independen dalam dewan direksi
Richardson et al., (2011) dan Minnick
meningkatkan kinerja perusahaan. Minnick
dan Noga (2010) menyatakan bahwa dewan
dan Noga (2010) menunjukkan bahwa dewan
eksekutif
komisaris independen berkonsentrasi juga
terhadap
pada pengurangan pajak
Sedangkan,
menyadari
bahwa
asing.
peningkatan
Mereka dewan
direktur
berpengaruh
perencanaan Khaoula
pajak dan
positif
perusahaan. Ali
(2012)
menemukan bahwa keragaman gender tidak
komisaris independen meningkatkan tarif
berdampak
pajak domestik. Richardson dan Lanis (2011)
karena persentase perempuan yang rendah.
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Khaoula
yang
dewan
dan Ali (2012) menyatakan bahwa persentase
komisaris independen yang tinggi secara
dewan independen tidak signifikan terhadap
signifikan dapat mengurangi
perencanaan pajak.
memiliki
pajak agresif.
persentase
dari
perencanaan
pada
perencanaan
perpajakan
Penelitian ini menarik untuk diteliti, karena masih sedikitnya penelitian di bidang
3|Page
perpajakan
khususnya
mengenai
gender
menyatakan agency theory adalah sebuah
diversity terhadap perencanaan pajak. Serta
perikatan antara satu atau lebih pemilik
perencanaan pajak merupakan isu penting
(principal) yang memperkerjakan seseorang
karena sejalan dengan kebutuhan perusahaan
(agent) untuk melaksanakan pekerjaan demi
yang menitikberatkan kepada laba. Dengan
kepentingan
penelitian ini, penulis ingin melihat penerapan
principal didalam perusahaan.
sistem pajak di Indonesia. Penulis juga
Corporate Governance
bersama
sebagai
perwakilan
termotivasi untuk melakukan penelitian secara
Corporate governance didefinisikan
lebih lanjut mengenai bagaimana pengaruh
oleh Komite Cadbury sebagai sistem yang
gender diversity pada dewan komisaris, dewan
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
komisaris independen dan ukuran dewan
dengan tujuan agar mencapai keseimbangan
komisaris dalam mempengaruhi perencanaan
antara kekuatan kewenangan yang diperlukan
pajak perusahaan. Penelitian ini mengulang
oleh
penelitian Khaoula dan Ali (2012) yang telah
kelangsungan
pernah di telititi di Tunisia dengan adaptasi
pertanggungjawaban
dengan keadaan di Indonesia.
(Surya dan Yustiavandana, 2006). Sementara
Kontribusi penelitian ini adalah untuk memperkaya
Forum
for
untuk
menjamin
eksistensinya kepada
Corporate
dan
stakeholders
Governance
in
mengenai
gender
Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate
komisaris,
dewan
governance sebagai seperangkat peraturan
independen dan ukuran dewan di Indonesia
yang menetapkan hubungan antara pemegang
yang berhubungan dengan perencanaan pajak
saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
perusahaan. Sepanjang pengetahuan penulis,
karyawan serta para pemegang kepentingan
penelitian tentang ini belum pernah diteliti di
internal dan eksternal lainnya sehubungan
Indonesia dan diharapkan penelitian ini
dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
mampu menggambarkan pengaruh tersebut
dengan kata lain sistem yang mengarahkan
dan untuk mengefisiensi pengelolaan pajak di
dan mengendalikan perusahaan.
Indonesia.
Board Diversity
diversity
literatur
perusahaan,
pada
dewan
Perbedaan gender di perusahaan
LANDASAN TEORI DAN
dapat menawarkan satu set manfaat sebagai
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
tambahan pengetahuan, ide-ide baru dan
Agency Theory Agency
theory
merupakan
dasar
penerapan mekanisme corporate governance pada perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) 4|Page
wawasan untuk membantu memecahkan masalah,
meningkatkan
perencanaan
strategis, pengetahuan baru atau pendapat dan pengalaman. (Arfken et al., 2004).
Gender diversity memperkuat misi
Menurut Suyanto dan Supramono
pemantauan yang ditugaskan kepada dewan
(2010)
(Walsh dan Seward, 1990) karena dalam
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kasus dewan direksi independen perempuan
agresivitas
(Daily et al., 1999). M Hamid et al., (2010)
memberikan bukti bahwa selama periode
menyarankan
untuk
pengamatan, ada kecenderungan semakin
mengintegrasikan variabel gender diversity
besar proporsi komisaris independen maka
sebagai
ketika
perilaku agresif terhadap pajak perusahaan
mempelajari atribut dewan. Dewan yang
yang dilakukan manajemen akan berkurang.
heterogenitas
Penelitian Annisa (2011) mendapatkan hasil
perlunya
variabel
pemerintahan
akan mempersulit
proses
Proporsi
komisaris
pajak
independen
perusahaan.
kenaikan
diukur dalam hal persentase perempuan
independen terhadap jumlah dewan komisaris
yang hadir dalam dewan (Khoula dan Ali,
secara
2012). Dalam penelitian ini, board diversity
mempengaruhi
diukur dalam hal keragaman gender pada
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis
dewan. Hasil penelitian Khoula dan Ali
yang diajukan adalah:
menunjukan
bahwa
perbedaan
gender di dewan tidak signifikan dan tidak memiliki efek pada perencanaan pajak. Karena itu, hipotesis yang di sarankan adalah : H1: Gender Diversity Dalam Dewan
keseluruhan
dewan
ini
keputusan pajak. Gender diversity dewan
(2012)
persentase
Hal
komisaris
tidak
signifikan
perencanaan
H2: Dewan
Komisaris
pajak.
Independen
Berpengaruh Terhadap Perencanaan Pajak. Ukuran Dewan Komisaris Dalam mengelola perusahaan menurut good corporate governance, peran dewan
Komisaris Berpengaruh
komisaris sangat diperlukan. Hal ini sesuai
Terhadap Perencanaan Pajak.
dengan pernyataan Jensen dan Meckling
Dewan Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota
(1976) bahwa dewan prinsipal
atau
pemilik
komisaris sebagai bertugas
untuk
dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan
mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan
dewan direksi, anggota dewan komisaris
direksi,
lainnya dan pemegang saham serta bebas dari
oportunistik
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
merupakan inti dari corporate governance
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan
bertindak independen atau bertindak sematamata demi kepentingan perusahaan (Amri, 2011). 5|Page
sehubungan mereka.
dengan
perilaku
Dewan
komisaris
strategi perusahaan, mengawasi manajemen
dalam
mengelola
perusahaan,
serta
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki
mewajibkan terlaksananya akuntabilitas.
dewan komisaris independent.
Minnick dan Noga (2010) menyatakan
Model Regresi Berganda
bahwa jumlah komisaris yang lebih sedikit akan membuat dewan lebih fokus untuk
Adapun model regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :
meyakinkan manajemen untuk berinvestasi dalam manajemen pajak. Hasil penelitian
Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6
Meilinda (2013) menunjukkan bahwa jumlah
X6+β7X7+e
dewan komisaris, ukuran perusahaan, kinerja perusahaan, dan tingkat hutang perusahaan mempengaruhi
manajemen
pajak
secara
signifikan. Sebaliknya Khoula dan Ali (2012) menyatakan
ukuran
dewan
dan
ukuran
perusahaan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perencanaan pajak. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H3:Ukuran Dewan Komisaris Berpengaruh Terhadap Perencanaan Pajak.
Keterangan: Y
= Perencanaan Pajak
α
= Konstanta
X1
= Gender diversity Dewan Komisaris
X2
= Dewan Komisaris Independen
X3
= Ukuran Dewan Komisaris
X4
= Leverage
X5
= Umur perusahan
X6
= Ukuran Perusahaan
e
= Error Term
METODE PENELITIAN
β1 - β6= Koefisien regresi
Populasi dan Sampel
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini menggunakan populasi semua perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek Indonesia tahun 2011 hingga 2013. Teknik yang digunakan dalam memilih sampel adalah teknik purposive sampling dan kriteria yang digunakan dalam mengambil sampel pada penelitian yaitu: 1. Perusahaan manufaktur yang berturutturut terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 hingga 2013.
6|Page
Seleksi Sampel Penelitian Penelitian
ini
membuktikan
apakah
dikembangkan
dapat
dilakukan
untuk
hipotesis
yang
dibuktikan
secara
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2011 hingga 2013. Dari seleksi sampel dengan teknik purposive sampling didapat 26 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian.
umur perusahaan memiliki nilai asymp sig (2tailed) > alpha 0,05, dapat disimpulkan bahwa
Statistik Deskriptif
keenam variabel tersebut memiliki distribusi
Tabel 1 Statistik Dekriptif N
Min
Max
Mean
normal. Kecuali satu variabel gender dewan Std.Deviation
ETR
78
.19
.89
.5465
.21336
GDK
78
.00
1.00
.2692
.44643
UDK
78
3.00
10.00
4.3462
1.73450
KDKI
78
.20
.80
.4213
.14989
LEV
78
.01
2.87
.3604
.49702
UP
78
87517 5.54E7 6.5926E6
1.21346E7
UMP
78
16.00
Valid N
78
84.00
43.4103
komisaris yang merupakan variabel dummy. Uji Autokolerasi Table 2 Uji Autokolerasi Model
R
1
.206a
17.26827
R
Adjusted R
Std.
Durbin-
Square
Square
Error
Watson
.159
-.039
.21743
2.144
Berdasarkan table 2 di atas dapat disimpulkan bahwa hasil Durbin Watson adalah sebesar 2,144 nilai ini berada diantara
Pada variabel ETR nilai rata-rata yang dimiliki perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,5465 atau sebesar 54,65%. Variabel gender dewan komisaris memiliki
du (1,8009) dan 4-du (2,1991), sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat gejala autokorelasi. Uji Multikolinieritas
rata-rata sebesar 0,2692. Variabel ukuran
Table 3 Uji Multikolinieritas
dewan komisaris menunjukan nilai sebesar
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
4,3462. Variabel komposisi dewan komisaris independen memiliki nilai rata-rata sebesar 42,13%. Variabel leverage memiliki nilai rata-
Model (Const) GDK
rata sebesar 0,3604. Variabel ukuran perusahaan (size) memiliki nilai rata-rata sebesar 6,5926E6 dengan standar deviasi sebesar 1,21346E7. Umur perusahaan memiliki nilai rata-rata sebesar 43,4103. Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Variabel yang terdiri dari perencanaan pajak, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan dan 7|Page
B
Std. Error
1.060
.378
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toler ance
VIF
2.805
.006
.019
.985
.854 1.171
-.063 -.379
.046
.493 2.030
.001
.060
-.038
.100
LNKDKI
.019
.084
.231
.818
.823 1.215
LNLEV
-.020
.024
-.119 -.834
.407
.663 1.509
LNUP
-.012
.017
-.093 -.702
.485
.772 1.296
LNUMP
-.083
.088
-.157 -.941
.350
.484 2.067
LNUDK
.002
.030
Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel yang digunakan telah memiliki koefisien 10 korelasi dibawah 0,80. Oleh sebab itu dapat disimpilkan bahwa masingmasing variabel independen yang digunakan terbebas dari gejala multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5 Uji Hipotesis
Tabel 4 Uji Heteroskodasitisitas Unstandardized Standardized Coefficients Model
B
Coefficients
Std. Error
Beta
t
(Constant) -.008
.186
GDK
-.019
.030
-.077
LNUDK
-.054
.049
LNKDKI
.022
.041
LNLEV
-.022
LNUP LNUMP
Model Sig.
-.045
.964
-.657
.514
-.169 -1.093
.278
.063
.524
.602
.012
-.257 -1.921
.059
.026
.008
.383 3.088
.069
-.034
.043
-.123
-.788
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
Beta
t
Sig.
1.060
.378
.001
.060
.002
.019 .985
LNUDK
-.038
.100
-.063
-.379 .046
LNKDKI
.019
.084
.030
.231 .818
LNLEV
-.020
.024
-.119
-.834 .407
LNUP
-.012
.017
-.093
-.702 .485
LNUMP
-.083
.088
-.157
-.941 .350
GDK
2.805 .006
.433
Gender dalam Dewan Komisaris Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa masing-masing
variabel
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
independen
pertama dengan menggunakan variabel gender
menghasilkan nilai signifikan di atas 0,05
dewan komisaris diperoleh nilai regresi
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
bertanda positif sebesar 0,001 yang di
variabel independen yang akan dibentuk ke
buktikan secara nyata dengan nilai signifikan
dalam model persamaan regresi berganda
sebesar 0,985 dengan menggunakan tingkat
telah terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa nilai hasil signifikasi sebesar 0,985 >
Analisis Hasil Uji Hipotesis
Variabel dikatakan berpengaruh jika nilai probabilitas-nya kecil dari 0,05. Untuk menilai interpretasinya dapat dilihat dari nilai masing-masing
variabel
Koefisien, (Ghozali 2011).
pada
kolom
alpha 0,05 maka keputusannya adalah H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa gender dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perencanaan pajak. Ukuran Dewan Komisaris variabel Ukuran Dewan Komisaris memiliki nilai koefisien 0,038 dan nilai probabilitas sebesar 0,046, dimana nilai probabilitasnya < alpha 0,05 (0,046 < 0,05). Berarti H2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris
8|Page
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Hasil
pengujian
hipotesis
1
perencanaan pajak.
membuktikan bahwa Gender Diversity dalam
Komposisi Dewan Komisaris Independen
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
variabel komposisi dewan komisaris
perencanaan
pajak.
Komposisi
independen memiliki nilai koefisien 0,019
komisaris
probabilitasnya sebesar 0,818 dimana nilai
terhadap perencanaan pajak. Ukuran dewan
probabilitasnya > 0,05, maka keputusannya
komisaris berpengaruh terhadap perencanaan
adalah H3 ditolak sehingga dapat disimpulkan
pajak.
bahwa
komposisi
independen
tidak
dewan
komisaris
berpengaruh
secara
signifikan terhadap perencanaan pajak.
leverage
memiliki
nilai
0,407, dimana nilai probabilitasnya > alpha 0,05 (0,407 > 0,05). Berarti keputusannya adalah variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perencanaan pajak. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai koefisien 0,012 dan nilai probabilitas sebesar 0,485, dimana nilai probabilitasnya > 0,05
(0,485
keputusannya perusahaan
>
0,05).
Berarti
variabel
ukuran
berpengaruh
secara
adalah tidak
signifikan terhadap perencanaan pajak. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai koefisien 0,083 dan nilai probabilitas sebesar 0,350, dimana nilai probabilitasnya > alpha
0,05
(0,350
keputusannya perusahaan
adalah tidak
>
0,05).
Berarti
variabel
ukuran
berpengaruh
secara
signifikan terhadap perencanaan pajak. KESIMPULAN 9|Page
berpengaruh
Penelitian ini menggunakan variabel kontrol
yaitu
ukuran
perusahaan,
umur
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur
koefisien 0,020 dan nilai probabilitas sebesar
alpha
tidak
perusahaan dan leverage. Hasil penelitian
Variabel kontrol Variabel
independen
dewan
perusahaan dan leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan perencanaan pajak. Penelitian ini memiliki keterbatasan dan saran untuk peneliti selanjutnya, yaitu: 1. Penelitian ini hanya menggunakan data dengan jangka waktu pengamatan selama tiga tahun, dimana peralihan pergantian anggota dewan komisaris maupun
jumlah
dewan
komisaris
independen berpengaruh pada hasil penelitian.
Untuk
mendatang
peneliti
dimasa
disarankan
untuk
jangka
waktu
memperpanjang
observasi, karena semakin panjang jangka waktu penelitian akan diketahui variasi
yang
terjadi
pada
suatu
perusahaan. 2. Penelitian ini hanya menggunakan sektor industri manufaktur sebagai objek
penelitian.
Sektor
industri
lainnya diduga juga akan berpengaruh pada hasil penelitian. Peneliti dimasa
Auditing. Vol. 8, No. 2. Mei, 2012: 95189.
mendatang diharapkan menggunakan sektor industri yang berbeda, atau bahkan meneliti keseluruhan sektor sebagai objek penelitian. 3. Penelitian ini hanya menggunakan proksi gender dari demografi diversity on board sebagai variabel bebas dalam pengaruhnya
terhadap
perencanaan
pajak. Proksi diversity lainnya diduga juga akan berpengaruh pada hasil penelitian. 4. Penelitian ini haya menggunakan tiga variabel kontrol yaitu leverage, ukuran perusahaan,
umur
perusahaan.
Variabel kontrol lainnya diduga juga dapat
berpengaruh
pada
Daily, C.M, Certo, S.T, dan Dalton, D.R, 1999. A Decade of Corporate Women: Someprogress in the Boardroom, None in the Executive Suite. Strategic Management Journal, Vol. 20 No. 1, 93–100. Darmayasa, Nyoman dan S.H. Nyoman. 2011. Perencanaan Pajak Dari Aspek Rasio Total Bencmarking, Kebijakan Akuntansi, dan Adminisistrasi Sebagai Strategi Penghematan Pajak. Jurnal bisnis dan kewirausaahaan. Vol. 7 No. 3 November 2011.
hasil
penelitian.
REFERENSI Adams, R. B, dan Ferreira, D. 2009. Women In The Boardroom And Their Impact On Governance And Performance. Journal of Financial Economics, Vol. 94, No. 291-309. Aji, Bayu Bimo. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Amri,Gusti.2011. Good Corporate Governance Indonesia. http://gustiphd.blogspot.com/2011/10/ komisaris-independen-dan-gcg.html diakses April 2014. Annisa,Nuralifmida Ayu. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Advoidance. Jurnal Akuntansi & 10 | P a g e
Arfken, D, Bellar, S, dan Helms, M. 2004. The Ultimate Glass Ceiling Revisited: Thepresence of Women on Corporate Boards. Journal of Business ethics, 50, 177-186.
Finkelstein, S, & Hambrick, D. 1996. Strategic Leadership: Top Executives and Their Effects on Oganizations. St. Paul, West. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. The Roles of the Board of Commissioners and the Audit Committee in Corporate Governance. http://www.fcgi.org.id. Diakses pada tanggal 12 Februari 2014. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Graham, J. 2003. Taxes and Corporate Finance: a review. Review of Financial Studies Vol. 16, 1074–1128. Hanas,
Azwar. 2009. Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Terhadap Good Corporate Governance. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Jakarta.
Hidayatullah.
Hardikasari, Eka. 2011. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 20062008. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. http://www.iicg.org. Diakses pada tanggal 12 Februari 2014. Indonesia. Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas. UU No. 40 tahun 2007. LN No. 106 Tahun 2007. TLN No. 4756. Ismoyowati, Nurbuana Tunjung. 2011. Pengaruh Indeks Corporate Governance, Struktur Kepemilikan Dan Dewan Komisaris Terhadap Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Jensen, Michael C dan Willian H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Oktober, Vol. 3, No. 4, pp. 305-360. Kalistarini, Dyah Swastika . 2010. Pengaruh Board Diversity Pada Dewan Direksi Dan Konsentrasi Kepemilikan saham Terhadap Firm Value Dalam Perspektif Corporate Governance Pada Perusahaan Indonesia. Skrispi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP117/M-MBU/2002 Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 31 Juli 2002. Menteri Badan Usaha Milik Negara. Jakarta. Diakses Januari 2014.
11 | P a g e
Khoula, Aliani dan Zarai. M. Ali . 2012. Demographic Diversity in the Board and Corporate Tax. Business Management and Strategy. 2012, Vol. 3, No. 1, ISSN 2157-6068. Kurniasih, Tommy dan Maria M. R. Sari. 2013. Pengaruh Return On Asset, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi. Vol. 31. Tahun 2012: 86-108. Kusuma, Chandra Setya. 2012. Dampak Karakteristik Dewan Komisaris Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Strukturisasi Risk Management Committee. Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Kusnia, Giani. 2013. Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Intellectual Capital Disclosure. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. Mangoting, Yenny. 1999. Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 43 – 53. Marimuthu, M. 2008. Ethnic Diversity on Board of Directors and its Implications on Firm Financial Performance, The Journal of International Social Research, Vol. 1 No. 4, pp.431-445. Meilinda, Maria. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisinis. Universitas Diponegoro. Semarang. M, hamid, I, dan Hachana, R. 2010. Diversite en Genre au Top Management, Divulgation Desvaleurs Feminines et Performance, lexception Tunisienne.
Global Journal of Strategies and Governance, Vol. 1 No. 2, 3-23.
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. http://eprints.unsut.ac.id
Minnick, K, dan Noga ,T. 2010. Do Corporate Governance Characteristics Influence Taxmanagement?. Journal of corporate finance, Vol. 16, 703-718.
Surya, Indra dan I. Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan HakHak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Kencana. Depok.
Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 11, No. 1. Mei, 2009: 30-41. Nasution, Edi dan Setiawan, B. 2007. Analisis Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Tesis Program Studi Ilmu Akuntansi. Universitas Indonesia. Depok. Organisation For Economic Co-Operation And Development. 2004. OECD Principles of Corporate Governance. Palestin, Halima Shatila. 2009. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba. Masters Thesis Universitas Diponegoro. Richardon, G dan Roman, L. 2011. The Effect of Board of Directors Composition on Corporatetax Aggressiveness. Journal of Accounting and Public policy, Vol. 30, No. 50-70. Shintawati, Vidya Ria. 2011. Pengaruh Board Diversity Investment Opportinity Set (IOS) Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Depok. Sriwendari, Tuti. 2009. Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan 12 | P a g e
Susilo, Budi. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris independen, Jumlah Komite Audit, Dan Keahlian Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Suhardjanto joko, Dewi. A, Rahmawati Erna dan Firazonia 2012. Peran Corporate Governance Dalam Praktik Disclosure Pada Perbankan Indonesia. Jurnal Akuntansi, No. 3, Hal. 252-264 . Suyanto, KrisnataDwi, Supramono. 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan Manajemen laba terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.16, No.2 Mei 2012, hlm. 167–177. Triwahyuningtias,Meilinda. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Ujiyanto, M. Arief. 2007. Mekanisme Corporate Gorvenance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hassanudin Makassar. 2626 Juli: 1-26. Undang – undang No. 16. Tahun (2009). Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Wibowo, Edi. 2010. Implementasi Good Corporate Governance Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan. Vol. 10, 2. Oktober, 2010: 129-138. Zain, Mohammad. 2007. Manajemen Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta. www.Observation & Research of Taxation.com . Strategi Perencanaan Pajak Penghasilan. diakses pada tanggal 29 April 2014. www.idx.co.id) PT.Bursa Efek Indonesia.
13 | P a g e