BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari empat variabel, yakni variabel independen, variabel dependen, variabel moderasi dan variabel kontrol. Variabel
independen
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi,
sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi, variabel moderasi merupakan variabel yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan variabel kontrol yang berfungsi untuk menjaga hubungan diantara variabel independen dan variabel dependen tetap konstan. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Pergantian CEO, variabel dependen adalah Kinerja Perusahaan, variabel moderasi
adalah
Struktur
Kepemilikan
yang
diproksikan
dengan
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta variabel kontrol adalah ukuran perusahaan.
3.2
Definisi Operasional 1.
Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah
pergantian CEO. Pergantian CEO diukur dengan melihat jenis dari pergantian CEO itu sendiri selama periode 2009 – 2013. Dalam penelitian ini, pergantian CEO sebagai variabel dummy. Jika terjadi pergantian CEO dari eksternal perusahaan akan diberi nilai 1 dan
28
akan diberi nilai 0 untuk lainnya. Kemudian, data keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan satu tahun setelah pergantian CEO, yakni laporan keuangan dari periode 2010 – 2014. 2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi (Trisnantari, 2010). Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q.
Keterangan: Q
: Kinerja Perusahaan (Tobin’s Q)
EMV
: Nilai Pasar Ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham beredar)
DEBT
: (Total Hutang + Persediaan – Aktiva Lancar)
TA
: Total Aktiva
3. Variabel Moderasi
29
Variabel Moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. a.
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Manajerial (KM) diukur dengan presentase kepemilikan saham oleh dewan direksi dan dewan komisaris dibagi jumlah saham beredar.
b.
Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional (KI) diukur dengan presentase kepemilikan saham oleh institusi (perusahaan asuransi, perbankan, reksadana, dana pensiun dan institusi lain) dibagi jumlah saham beredar.
1.
Variabel Kontrol Variabel
kontrol
yang
digunakan
adalah
ukuran
perusahaan yang dihitung dengan logaritma natural dari total aset.
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2014. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari Bursa Efek
30
Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directiry (ICMD) tahun 2009 – 2014. Dalam
pengambilan
sampel
penelitian,
digunakan
metode
purposive sampling yang dari masing-masing populasi diambil sampel dengan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan menerbitkan annual report selama periode 2010 – 2014. 3. Mengalami pergantian CEO selama periode 2009 – 2013. 3.4
Metode Analisis 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang akan diteliti dan untuk melihat gambaran dari data-data pada penelitian ini. Menurut Ghozali (2006), alat analisis yang digunakan dalam uji statistik deskriptif antara lain: nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam mendalami variabel-variabel pada suatu penelitian. 3.4.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan teknik analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis, maka data yang ada terlebih dahulu di uji menggunakan
uji
asumsi klasik.
Hal
ini dilakukan
untuk
menghindari bias serta digunakan untuk mengetahui keberartian
31
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien dan terbebas dari kelemahan yang terjadi karena gejala-gejala asumsi klasik (Ghozali, 2006). Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji multikorelasi, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu model
regresi
yang
memiliki
distribusi
normal
atau
mendekati normal.dan untuk mendeteksi apakah termasuk distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan Histogram-Normality Test. Uji normalitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai Jarque Bera dengan nilai pada tabel Chi-square. Apabila nilai Jarque Bera lebih kecil daripada nilai pada tabel Chisquare dan tingkat signifikansi (nilai probabilitas) lebih dari 0,05, maka data memiliki distribusi normal (Winarno, 2007). b. Uji Multikorelasi Uji Multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak ada korelasi diantara masing-masing variabel independennya (Gujarati,2006). Cara melakukan uji
32
multikorelasi dilakukan dengan mengamati antar variabel independennya. Suatu model regresi terhindar dari masalah multikorelasi jika nilai korelasi antar variabel independen kurang dari 0,8 (Ajija, et al, 2011). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode t dengan variabel penggangu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi dalam pengujian, maka ada masalah Autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang terbebas dari masalah autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson dengan kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut: Tabel III.1 Tabel Dasar Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson Jika
Hipotesis Nol
Keputusan
Tidak ada 0 < d < dL
Tolak Autokorelasi positif Tidak ada
Tidak ada
Autokorelasi positif
keputusan
dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada 4- dL < d < 4
Tolak Autokorelasi negatif Tidak ada
Tidak ada
Autokorelasi negatif
keputusan
4- dU ≤ d ≤ 4- dL
Sumber: Gujarati, 2006
33
Tabel III.1 Tabel Dasar Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (Lanjutan) Jika
Hipotesis Nol
Keputusan
dU < d < 4-dU
Tidak ada
Tidak ditolak
Autokorelasi negatif
(diterima)
atau positif Sumber: Gujarati, 2006 Dimana: d
: Durbin-Watson
dL
: lower bound Durbin-Watson
dU
: upper bound Durbin-Watson Apabila nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas
atas (dU) dan kurang dari 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi heteroskedastisitas digunakan Uji Park. Suatu model regresi dapat dikatakan tidak mengandung heteroskedastisitas jika signifikansinya di atas 0,05.
34
3.4.3 Analisis Regresi Berganda Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik karena pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Penelitian
ini
dilakukan
untuk
menguji
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan variabel moderasi. Variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Ghozali (2006), untuk menguji pengaruh variabel moderasi dapat menggunakan uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Pada penelitian ini menggunakan uji selisih mutlak. Persamaan untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji nilai selisih mutlak ditunjukkan sebagai berikut: Model Regresi 1
Model Regresi 2
Model Regresi 3
Keterangan: Q
: Kinerja Perusahaan (Tobin’s Q) 35
: Konstanta : Koefisien regresi
: Pergantian CEO (Chief Executive Officer) : Struktur Kepemilikan : Selisih mutlak : Ukuran Perusahaan : error term (tingkat kesalahan penduga dalam penelitian) 3.4.4 Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen
yang
dimasukan
dalam
model
persamaan regresi secara keseluruhan berpengaruh pada nilai variabel dependen. Hasil uji F ini dilakukan dengan membandingkan F-Statistic dengan F-Tabel dan dapat juga dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan sebagai berikut: (1) α > 0,05 = H0 diterima (2) α < 0,05 = H0 ditolak b. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen pada perubahan variabel
36
dependen. Dengan pengukuran koefisien determinasi ini dapat diketahui seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R2), maka semakin baik pula variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini berkisar antara 0 hingga 1. Semakin nilai R2 mendekati angka 1, berarti variabel
independen
memiliki
pengaruh
besar
dalam
menjelaskan variabel dependen dan semakin banyak informasi yang dapat diberikan oleh variabel independen untuk memprediksi variansi variabel dependen. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual/parsial dalam menerangkan variansi variabel dependen (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini, digunakan uji statittik t untuk menguji hipotesis. Adapun 2 (dua) cara untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, adalah sebagai berikut: (1) Apabila t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
37
(2) Apabila probabilities value > taraf signifikansi (derajat keyakinan), maka tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
independen
secara
individu
terhadap
variabel dependen. Sedangkan apabila probabilities valaue < taraf signifikansi (derajat keyakinan), maka terdapat
pengaruh
independen dependen.
38
secara
signifikan individu
dari
terhadap
variabel variabel