46
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1
Sumber : output SPSS
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel dependen harga saham memiliki harga saham rata-rata Rp 1.277,17- dan maksimal Rp 11.950,sedangkan standar deviasinya (tingkat penyimpangan) sebesar Rp 2034,39,-. Ratarata saham positif mencerminkan bahwa ada peningkatan harga saham perusahaan selama tahun 2008 – 2010. yang berarti pula ada peningkatan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Pada variabel independen Arus Kas Operasi perusahaan sample diperoleh ratarata sebesar 829.447.832. dengan nilai tertinggi 27.121.277.000
dan nilai
terendah -14.213.727.000 serta standar deviasinya sebesar 5510129940,139. kondisi demikian mencerminkan bahwa secara umum perusahaan sample
47
mengalami pertumbuhan arus kas opersional. Arus kas operasional positif dapat berpotensi menghasilkan laba operasional yang makin besar.
Untuk variabel arus kas investasi (AI) memperoleh rata-rata sebesar – 1158121523,29 dengan nilai tertinggi sebesar 25.805.983.000 dan nilai terendah sebesar -5.205.139.000 serta standar deviasinya sebesar 3.882.470.206,16. Untuk variabel arus kas pendanaan (AP) memperoleh rata-rata sebesar – 105.458.129,01 dengan nilai tertinggi sebesar 9.317.751.000 dan nilai terendah sebesar – 3.741.691.000 serta standar deviasinya sebesar 1.705.768.323,17. Kondisi demikian mencerminkan bahwa dalam satu periode akuntansi perusahaan cenderung dapat memenuhi kewajiban mereka untuk memenuhi biaya modal berupa membayar hutang kepada pihak ketiga atau membagikan dividen kepada para pemegang saham. Untuk variabel laba kotor (LK)
memperoleh
rata-rata sebesar
11.751.80.215,12 dengan nilai tertinggi sebesar 10.653.269.000 dan nilai terendah sebesar -166.312.000 serta standar deviasinya sebesar 2245913005,8. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan sampel mampu menghasilkan laba kotor.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan sebagai salah satu tahapan analisa data. Adapun tujuan dilakukan pengujian normalitas data adalah untuk
48
mengetahui apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji one sample kolmogonov-Smirnov test (K-S Test) ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Berdasarkan pada tabel diatas, pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel Arus Kas Operasi, Arus KAs Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Kotor dan Harga Saham ά < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak terdistribusi secara normal. Sesuai dengan hipotesis : Ho = data berdistribusi normal H1 = data tidak normal Nilai Sig > 0,05 artinya terima Ho tolak H1 Nilai Sig < 0,05 artinya tolak Ho terima H1
49
2. Hasil Uji Asumsi Klasik 2.1. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Tolerance dan Variance Inflating Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas dari model regresi ditunjukan olah table berikut: Tabel 4.3
berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance dari keempat variable independen lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.
50
2.2. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada gambar 4.4 berikut ini Gambar 4.1
Dari Scatterplot diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada model regresi tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 2.3. Uji Auto Korelasi Untuk mengetahui adanya auto korelasi digunakan uji Durbin Watson yang bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Secara konvensional dapat dikatakan bahwa suatu persamaan regresi dikatakan telah
51
memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai dari uji Durbin Watson mendekati dua (2) atau lebih. Ketentuan pengambilan keputusan: -
Jika DW > batas atas (dU) maka tidak ada autokolerasi
-
Jika DW < batas bawah (dL) maka terdapat autokolerasi
-
Jika dL < DW < dU, tidak dapat diketahui terjadi autokolerasi atau tidak
Tabel 4.4
Dari hasil output diatas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,059. sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 72, serta k = 4 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar 1,49 dan dU sebesar 1,74. karena nlai DW > dU (2,059 > 1,74 ) maka tidak terdapat auto korelasi.
52
3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda 3.1. Koefisien Determinasi Setelah dilakukan pengujian data dan pembentukan model, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan perhitungan korelasi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel independen. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.5
Berdasarkan tabel 4.5 di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,281 yang berarti 28,1 persen perubahan variabel harga saham dijelaskan oleh perubahan variabel perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan dan perubahan laba kotor secara bersama-sama, sedangkan sisanya 71,9 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
3.2. Uji Pengaruh Simultan ( F – test) Pengujian
ini
untuk
menunjukkan
apakah
semua
variabel
mempunyai pengaruh signifikan secara serentak terhadap variabel
53
dependen digunakan uji F. berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji F dan besarnya F tabel dengan degree of freedom (df) Dalam hipotesis disebutkan: H5 = Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tabel 4.6
Berdasarkan hasil uji statistik F di atas output regresi menunjukkan nilai signifikansi 0.000 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, dan perubahan laba kotor mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel harga saham. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 (Ha5) diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian
3.3. Uji Parsial ( t – test) Uji t dipakai untuk melihat signifikasi dari pengaruh independen
54
secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain konstan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t dengan nilai t
table.
Apabila nilai t
hitung
>t
table
hitung
maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak artinya konstanta α signifikan. Atau juga bisa membandingkan nilai sig dengan nilai signifikasi. Apabila sig < α sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti juga bahwa konstanta α signifikan (Y). Hipotesis yang diajukan adalah : Ho : Suatu variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : Suatu variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Asumsi = Tolak Ho bila nilai uji signifikan SPSS < 0.05 – terima Ho bila nilai uji signifikan SPSS > 0.05 Tabel 4..7
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
55
H1 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas operasi terhadap harga saham Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel arus kas aktivitas operasi adalah sebesar 0,328. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan hipotesis 1 tidak ditolak, yang berarti bahwa data arus kas aktivitas operasi tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dalam harga saham. H2 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas investasi terhadap harga saham arus kas aktivitas investasi adalah sebesar 0,659. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan hipotesis 2 ditolak karena tidak didukung data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian. Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek masa depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas operasi. Dalam hal ini apabila perusahaan mampu dalam menghasilkan modal dari kegiatan operasinya sendiri maka perusahaan dapat melakukan ekspansi untuk masa depan perusahaannya. H3: Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas pendanaan terhadap harga saham
56
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel arus kas aktivitas pendanaan adalah sebesar 0,015. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan hipotesis 3 diterima . Temuan ini mengindikasikan bahwa investor lebih menekankan pads informasi arus kas operasi. Dalam hal ini apabila perusahaan mampu dalam menghasilkan modal dari kegiatan operasinya sendiri maka perusahaan mampu dalam melunasi hutang-hutangnya kepada debitur. H4 : Adanya pengaruh signifikan dan positif laba kotor terhadap harga saham Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel laba kotor adalah sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa laba kotor berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan hipotesis 4 diterima.
C. Pembahasan Hasil Pengujian signifikan Hipotesa Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analisis regresi berganda, analisi koefisien determinasi diketahui bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Kotor) terhadap variabel dependen sebesar 28,1 %. variasi dependen (Harga Saham). Sedangkan
57
sisanya sebesar 71,9 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk kedalam model penelitian ini. Berdasarkan hasil uji statistik F di atas output regresi menunjukkan nilai signifikansi 0.000 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, dan perubahan laba kotor mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel harga saham. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian