47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Berikut hasil analisis statistik secara umum dari data yang digunakan: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
54
,00472
,32115
,0798826
,05953771
IC
54
1,33135
5,85204
2,7819919
1,03436057
KM
54
,00002
,17892
,0401217
,05881671
CSR
54
,13187
,48352
,2706550
,08171537
Valid N (listwise)
54
Sumber: Output SPSS 21 Dari tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa jumlah data yang di analisis adalah sebanyak 54. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa: a) ROA merupakan variabel Return On Assets, berdasarkan output diatas perusahaan yang memliki nilai minimum sebesar 0,00472 terdapat pada PT Maria Berto Tbk pada tahun 2014 disebabkan karena laba bersihnya cukup rendah dibandingkan asetnya yang tinggi hal ini menunjukan, bahwa perusahaan tersebut kurang maksimal dalam mengelola asetnya hal ini dibuktikan pada tahun 2014 laba yang diperoleh Rp 2,92 miliar dengan total
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
asset Rp. 619,4 miliar sedangkan nilai maximum sebesar 0,32115 terdapat pada PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2012, hal ini disebabkan karena PT Lionmesh Prima Tbk telah baik dalam mengelola aset yang dimilikinya, yang dibuktikan dengan laba bersih yang diperoleh pada tahun 2012 sebesar Rp 41,28 miliar dengan aset yang dimiliki Rp 609,5 miliar. Rata-rata nilai Return on Assets dari 54 data adalah 0,0798826 menunjukan bahwa rata-rata tingkat pengembalian asset yang dilihat dari besarnya persentase laba bersih sebesar 7,98826% dan dengan standar deviasi sebesar 0,05953771 lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukan rendahnya variasi antara nilai minimum dan maksimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Return on Asset terendah dan tertinggi. b) IC merupakan variabel Intelectual Capital yang diukur dengan VAIC, berdasarkan output diatas perusahaan yang memiliki nilai minimum sebesar 1,33135 terdapat pada PT Maria Berto Tbk pada tahun 2014, VAIC yang rendah ini disebabkan karena PT Maria Berto Tbk kurang dapat memaksimalkan dari komponen modal intelektual, seperti VACA, VAHU, maupun STVA. Sedangkan nilai maximum sebesar 5,85204 terdapat pada PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk pada tahun 2013, dimana perusahaan ini memiliki infrastruktur yang kuat khususnya dalam manajemen risiko, sehingga PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk mampu memaksimalkan komponen dari VAIC. Dan pada tahun 2013 beban gaji yang dikeluarkan oleh PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk cukup rendah sehingga nilai VAHU, yakni salah satu komponen VAIC meningkat sebesar 21,6%, berarti dengan gaji yang rendah tersebut karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
dapat tetap memaksimalkan perusahaan dengan baik. Rata-rata nilai Intelectual Capital dari 54 data adalah 2,7819919 menunjukan bahwa perusahaan dapat menciptakan nilai tambah sebesar Rp 2,7819 untuk rupiah yang diinvestasikan, dan dengan standar deviasi sebesar 1,03436057 lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukan rendahnya variasi antara nilai minimum dan maksimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Intellectual Capital terendah dan tertinggi. c) KM merupakan variabel Kepemilikan Manajerial yaitu kepemilikan saham oleh manajemen, berdasarkan output diatas perusahaan yang memiliki nilai minimum sebesar 0,00002 terdapat pada PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk pada tahun 2012 ini disebabkan nilai saham yang dimiliki manajemen masih sangat rendah atas saham yang diterbitkan peruasahaan, sedangkan nilai maximum sebesar 0,17892 terdapat pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk pada tahun 2014, yang disebabkan saham yang dimiliki manajemen cukup besar yaitu sekitar 17,8% dari saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Ratarata nilai Kepemilikan Manajerial dari 54 data adalah 0,0401217 menunjukan bahwa saham perusahaan yang dimiliki manajemen sebesar 4% dari saham perusahaan yang beredar dengan standar deviasi sebesar 0,05881671 yang lebih tinggi dari nilai rata-rata menunjukan tingginya variasi antara nilai minimum dan maksimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain ada kesenjangan yang cukup besar dari kepemilikan manajerial terendah dan tertinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
d) CSR merupakan variabel Corporate Social Responsibility, berdasarkan output diatas perusahaan yang memiliki nilai minimum sebesar 0,13187 terdapat pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk pada tahun 2012, nilai CSR yang diungkapkan masih sedikit oleh PT Pelangi Indah Canindo Tbk yaitu sekitar 12 item dari 91 item pengungkapan, sedangkan nilai maximum sebesar 0,48352 terdapat pada PT Siantar Top Tbk pada tahun 2014, dengan pengungkapan sekitar 44 item dari 91 item pengungkapan. Rata-rata nilai Corporate Social Responsibility dari 54 data adalah 0,270650 dengan standar deviasi sebesar 0, 08171537 lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukan rendahnya variasi antara nilai minimum dan maksimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Corporate Social Responsibility terendah dan tertinggi.
B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis, sebagai berikut: H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut: a
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka data berdistribusi normal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
b
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
54
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,03488447
Absolute
,076
Positive
,076
Negative
-,062
Kolmogorov-Smirnov Z
,556
Asymp. Sig. (2-tailed)
,916
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 21 Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov berdasarkan tabel 4.2 adalah 0,556 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.916 lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti H0 tidak ditolak yang berarti data berdistribusi normal. Selain uji statistik, cara lain untuk melihat normalitas adalah dengan analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Serta dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Berikut hasil output analisis grafik:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Sumber: Output SPSS 21 Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS 21 Gambar 4.2 Grafik Normal Plot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram berbentuk simetris tidak menceng ke kanan atau ke kiri yang berarti terdistribusi secara normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hal ini konsisten dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolonieritas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai Tolerance lebih kecil dari 0.10. Berikut ini hasil uji multikolonieritas dari data yang digunakan: Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error -,057
,023
IC
,047
,005
KM
-,002
CSR
,024
(Constant)
1
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-2,513
,015
,813
9,131
,000
,866
1,155
,090
-,002
-,018
,986
,870
1,150
,061
,032
,390
,698
,992
1,008
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Output SPSS 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukan tidak ada variabel Independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 100%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. c. Uji Hetrokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui keadaan dimana seluruh faktor gangguan terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan
lainnya.
Dalam
penelitian
ini
mendeteksi
heteroskedastisitas dilihat dari grafik Scatterplot:
Sumber: Output SPSS 21 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ada
tidaknya
55
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi ROA berdasarkan masukan variabel independen IC, KM dan CSR. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi antara variabel dan untuk pengujian autokorelasi menggunakan Uji Durbin-Watson (DW Test). Nilai DW yang didapat dari hasil SPSS akan dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai signifikansi 5%. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat seperti berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
1
R
R Square
,810a
,657
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,636
,03591576
Durbin-Watson
,854
a. Predictors: (Constant), CSR, KM, IC b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Output SPSS 21 Nilai DW sebesar 0,854, nilai ini jika dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 54 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai batas atas (du) sebesar 1.506 dan batas bawah (dl) sebesar 1.284. Oleh karena nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
DW 0,854 lebih kecil dari nilai dl dan lebih besar dari nilai 0, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
C. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R2 dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi (R2): Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,810a
,657
,636
,03591576
a. Predictors: (Constant), CSR, KM, IC b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Output SPSS 21
Nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0.636 atau dapat disimpulkan bahwa perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh variabel independen adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
sebesar 63,6%. Sedangkan sisanya 36,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan (F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil Uji F: Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,123
3
,041
Residual
,064
50
,001
Total
,188
53
F 31,881
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), CSR, KM, IC
Sumber: Output SPSS 21 Berdasarkan tabel 4.6 diatas, nilai F test sebesar 31,881 dan signifikan pada 0.000. Nilai signifikan sebesar 0.000 jika dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0.05 (5%) adalah lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen IC, KM dan CSR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROA. c. Uji t (Uji Parameter Individual) Uji signifikansi parameter individual (t) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Berikut hasil perhitungan uji t dalam penelitian ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error -,057
,023
IC
,047
,005
KM
-,002
CSR
,024
Beta -2,513
,015
,813
9,131
,000
,090
-,002
-,018
,986
,061
,032
,390
,698
1
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Output SPSS 21
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dari ke tiga variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi variabel KM dan CSR tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk KM sebesar 0.986, dan CSR sebesar 0.698 dan keempatnya jauh di atas 0.05. Sedangkan IC signifikan sebesar 0,000 dibawah dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dipengaruhi oleh IC. d. Uji Regresi Linear Berganda Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh Intelectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Corporate Social Responsibility terhadap ROA digunakan regresi linear berganda. Dengan menggunakan tabel 4.8 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑒 Menjadi: Y= -0,057 + 0,047IC – 0,002KM + 0,024CSR + e
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, nilai konstanta untuk persamaan regresi yaitu -0,057 dengan nilai negatif, artinya pada saat seluruh variabel independen sama dengan 0 maka variabel dependen sama dengan -0,057. Besarnya nilai koefisien regresi IC sebesar 0.471 dengan nilai positif. Mengartikan bahwa setiap kenaikan 1% pada IC maka akan meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,047% Pada koefisien regresi variabel KM menunjukkan tanda negatif di depan koefisien, hal ini berarti variabel KM memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Assets. Koefisien regresi KM sebesar -0,002. Mengartikan bahwa kepemilikan manajerial akan menurunkan kinerja keuangan sebsar 0,002% Pada koefisien regresi variabel CSR menunjukkan tanda positif di depan koefisien, hal ini berarti variabel CSR memiliki pengaruh positif terhadap Return On Assets. Koefisien regresi CSR sebesar 0,024 dengan nilai positif menyatakan bahwa setiap corporate social responsibility akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sebesar 0,024%. D. Pembahasan Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis H1 H2 H3
Keterangan Intelectual Capital berpengaruh signifikan terhadap Return on
Asset
Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Asset
Corporate Social responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset
Sumber: Data diolah dengan SPSS 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Dari tabel diatas secara keseluruhan regresi diatas maka dapat diberikan pembahasan seperti berikut: 1. Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Return on Asset. Berdasarkan hasil penelitian pengujian statistik dalam penelitian ini untuk variabel Intellectual Capital nilai sig sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini berarti variabel Intellectual Capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset, artinya H1 diterima. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarini (2012) yang meneliti 31 perusahaan besar yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 yang mengungkapkan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di saat ini dan satu tahun yang akan datang, namun hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, antara lain penelitian Fahmi Basyar (2010) yang meneliti 25 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009, dalam penelitiannya menyatakan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap ROA. Hasil ini menunjukan bahwa perusahaan yang mengelola sumber daya intelektualnya secara maksimal akan mampu menciptakan Value Added dan Competitive Advantage yang akan bermuara terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Dan hasil penelitian ini sesuai dengan resources based theory (RBT) yang menejelaskan bahwa salah satu sumber daya perusahaan adalah organisasi (struktur) yang mampu memberikan nilai tambah untuk memperoleh Return on Asset, aspek ROA menggambarkan efektivitas penggunaan seluruh aktiva perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja dalam rangka menghasilkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
laba. Sehingga Modal Intelektual dapat dikatakan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Return on Asset Berdasarkan hasil penelitian pengujian statistik dalam penelitian ini untuk variabel kepemilikan manjerial nilai sig sebesar 0.986 > 0.05. Hal ini berarti variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan
(ROA), artinya H2 ditolak. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian terdahulu oleh Yulius dan Yeterina (2013) yang meneliti 224 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2011, menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap Return On Asset. Penolakan hipotesis ini kemungkinan terjadi dikarenakan kepemilikan manajerial terlalu rendah sehingga kinerja manajer dalam mengelola perusahaan kurang optimal dan manajer sebagai pemegang saham minoritas belum dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan, dan rasa memiliki manajer atas perusahaan sebagai pemegang saham tidak cukup mampu membuat perbedaan dalam pencapaian kinerja dibandingkan dengan manajer murni sebagai tenaga professional yang di gaji perusahaan (Christiawan dan Tarigan dalam Yulius dan Yeterina, 2013). Sehingga kepemilikan manajerial dapat dikatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
3. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Return on Asset. Berdasarkan hasil penelitian pengujian statistik dalam penelitian ini untuk variabel Corporate Social Responsibility nilai sig sebesar 0.698 > 0.05. Hal ini berarti variabel Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset, artinya H3 ditolak. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Uadiale dan Fagbemi (2011) yang meneiliti pada 40 perusahaan yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Akan tetapi, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feb, Sutaryo dan Muhammad (2011) yang meniliti 44 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008, hasil penelitian menunjukan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan dengan perilaku yang bertanggung jawab mungkin memiliki kelemahan kompetitif, karena mereka memiliki biaya yang tidak perlu. Biaya ini, berada langsung pada bottom line dan tentu akan mengurangi keuntungan pemegang saham dan kekayan. Hal inilah yang menyebabkan laba perusahaan menurun dan akan diikuti dengan peningkatan ROA yang tidak signifikan. Sehingga CSR dapat dikatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.
http://digilib.mercubuana.ac.id/