BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini menyaring data tentang pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, maka data yang telah diperoleh dari penelitian ini adalah data hasil belajar yang diolah secara kuantitatif persentasi dan analisis secara statistik. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu pengujian validitas dan reliabilitas tes, dan teknik statistik berupa analisis data dalam bentuk pengujian normalitas data, homogenitas varians dan pengujian hipotesis hasil belajar.
4.1.1 Data Hasil Belajar Data ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes. Jenis tes adalah tes uaraian sebanyak 7 butir soal yang difokuskan pada hasil belajar ranah kognitif aspek kompetensi C1, C2 dan C3 baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yang mana untuk kelas eksperimen diberi perlakuan berupa metode eksprimen sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakuan berupa metode diskusi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada diagram berikut tentang hasil belajar pre-test baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Presentasi Hasil Belajar Free Test
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
19.53 15
13.02
12.19 11.67 Eksperimen Kontrol
3.88 00 1
2
3
00
00
00
4
5
6
7
Butir Soal
Gambar 4.1.Data hasil belajar pretest siswa pada setiap item soal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentasi hasil belajar siswa pada setiap item soal pada tahap pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sangat berbeda. Dalam tahap pre-test ini tidak semua item soal yang diberikan dapat diselesaikan atau dijawab oleh siswa yakni pada soal nomor 2, 4, 5 dan 6, karena pada tahap ini pengetahuan awal siswa pada materi impuls dan momentum belum terlalu banyak (belum terlalu paham), namun pada aspek kognitif pengetahuan, pemahaman dan aplikasi yang tersebar pada setiap item soal masing-masing dapat diselesaikan. Untuk aspek pengetahuan yaitu soal nomor 1 kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu dengan selisih 4,53, aspek pemahaman yakni soal nomor 3 kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu dengan selisih 9,14, dan aspek
aplikasi yakni soal nomor 7 selisih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,5. Selanjutnya dari hasil pemberian post-test yang dilakukan, dapat diperoleh hasil belajar siswa pada setiap item soal setelah diberikan perlakuan berupa metode eksperimen dan diskusi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
Presentasi Hasil Belajar Post Test
gambar 4.2 di bawah ini.
93.2 100 86.72 88.33 85 82.81 93.3382.3 90 79.17 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
2
3
97
4
93.33 88.75 70.67
67.81 63 Eksperimen Kontrol
5
6
7
Butir Soal
Gambar 4.2.Data hasil belajar post-test siswa pada setiap item soal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa, persentasi hasil belajar siswa pada tahap post-testuntuk kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil yang berbeda. Perbedaan yang sangat menonjol dimana untuk 7 butir soal tes, aspek kognitif yang tersebar dari masing-masing butir soal yakni: Pengetahuan (C1) soal nomor 1, 2 dan 5, Pemahaman C2 (yang diwakili soal nomor 3 dan 4), dan Aplikasi C4 (yang diwakili soal nomor 6 dan 7). Jika dipersentasikan maka untuk rata-rata
hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yakni pada soal nomor 1 memperoleh selisih 7,55, pada soal nomor 3 memperoleh selisih 2,91, untuk soal nomor 5 memperoleh selisih 3,67, untuk soal nomor 6 memperoleh selisih 18,08 dan pada soal nomor 7 memperoleh selisih 4,81. Untuk soal nomor 2 dan 4 kelas kontrol yang lebih tinggi daripada kelas eksperimen yakni pada soal nomor 2 memperoleh selisih 5,52, sementara pada soal nomor 4 antara kelas eksperimen dan kontrol nilainya hampir sama hanya memperoleh selisih 0,05. Sehingga dari hasil pemberian post-test ini, dapat diketahui
bahwauntuk
materi impuls dan momentum yang dibelajarkan menggunakan metode eksperimen, hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan metode diskusi. Selanjutnya jika dilihat dari persentasi hasil belajar siswa berdasarkan tingkat kognitif pada tahap pre-test dan post-test
Presentasi Hasil Belajar Siswa
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukan pada gambar 4.3 berikut ini. 6.5
7 6
6.5
6.1 6
5
5 4 3
Eksperimen
2
Kontrol
2 1 0 Pengetahuan Pemahaman
Aplikasi
Aspek Kognitif
Gambar 4.3.
Data hasil belajar siswa pada pre-tes tuntuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap aspek kognitif.
Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat bahwa presentasi hasil belajar siswa pada aspek-aspek ranah kognitif pada tahap pre-test baik kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada semua aspek kognitif yakni untuk aspek pengetahuan dan pemahaman persentasi hasil belajar untuk kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan selisih 1,5 dan 4,5. Namun pada aspek aplikasi persentasi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kontrol hampir sama hanya selisih 0,1. Selanjutnya rata-rata hasil belajar siswa untuk aspek kognitif antara kelas
Presentasi Hasil Belajar Siswa
eksperimen dan kontrol pada post-test dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
100
90
87
90.5
89.1 78.2
80
67
60 Eksperimen
40
Kontrol
20 0 Pengetahuan Pemahaman
Aplikasi
Aspek Kognitif
Gambar 4.4.Data hasil belajar siswa pada post-tes tuntuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap aspek kognitif.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa, persentasi hasil belajar siswa pada tahap post-test untuk setiap aspek kognitif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil belajar yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada semua aspek kognitif yang tersebar pada masing-masing butir soal yang telah diujikan, dimana pada aspek kognitf Pengetahuan (C1), Pemahaman (2) dan Aplikasi (3) menunjukkan bahwa capaian hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada capaian hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Untuk
perbandingan skor hasil belajar pada semua aspek kognitif pada kelas eksperimen
Skor rata-rata
dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.5di bawah ini.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
84.73 75.37
Eksperimen Kontrol 6.1
4.54
Pre-test
Post test Hasil belajar
Gambar 4.5. Distribusi skor rata – rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa, distribusiskor rata – rata hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen pada tahap pre-testsebesar 6,1 dan pada tahap post-test sebesar 84,73. Sedangkan untuk kelas kontrol skor rata-rata hasil
belajar siswa pada tahap pre-test sebesar 4,54 dan post-test sebesar 75,37. Dengan selisih skor rata – ratanya untuk tahap pre-test sebesar 1,56 dan selisih skor rata-rata pada tahap post-testsebesar 9,36. Dari selisih tersebut dapat dilihat dengan jelas perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut yakni kelas eksperimen yang menggunakan metode eksperimen mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi. 4.1.2
Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.2.1 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data ini berdasarkan statistik adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian: 4.1.2.1.1
Pengujian Normalitas Data Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengolahan data pretest kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 16 diperoleh X2 = 10,1664untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 32 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil postest kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 16 diperoleh X2 = 7,3564 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 32 diperoleh nilai x daftar
sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 4.1.2.1.2
Pengujian Normalitas Data Kelas Kontrol
Dari hasil pengolahan data pada pretest untuk kelas kontrol yang dilampirkan pada lampiran 16, telah diperoleh X2 = 5,0422 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 30 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Dari hasil pengolahan data pada postest untuk kelas kontrol yang dilampirkan pada lampiran 16, telah diperoleh X2 = 6,0158 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 30 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 4.1.2.2 Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata – rata dua varians dengan menggunakan uji Barlett. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada lampiran 17 2
hitung2,92428= <
2
daftar
2
hitung sebesar 2,92428dan nilai
2
daftar
= 11,07Karena
= 11,07, maka hipotesis H0 diterima, artinya kedua varians
homogen.Pengujian homogenitas dihitung bertujuan untuk menentukan teknik uji
hipotesis yang akan digunakan karena data homogen maka uji hipotesis yang akan digunakan adalah statistik uji t. 4.1.2.3 Pengujian Hipotesis Hipotesis yang berbunyi: “terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan metode eksperimen dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan metode diskusi pada materi Impuls dan Momentum”. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunkan uji-t didapatkan hasilnya yang terlampir pada lampiran 18. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh thitung = 4,83 dan ttabel = 1,67 untuk dk = (n1 + n2-2) = 60 dan taraf nyata α = 0,05. Apabila thitung > ttabel dengan kata lain thitung berada di luar penerimaan hipotesis H0 (H0 ditolak)yang berarti menerima hipotesis alternatif (H1 diterima)maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa. Sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen dan hasil belajar yang menggunakan metode diskusi. 4.2 Pembahasan Dalam proses belajar mengajar berlangsung, tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh seorang guru dalam mengajar seperti kurangnya keaktifan siswa dalam kelas serta hasil belajar siswa yang masih sangat rendah. Supaya didalam pembelajaran para siswa tidak mengahayal tentang materi yang sedang dipelajari dan lebih aktif dalam proses pembelajaran maka dalam penelitian ini pembelajarannya menggunakan metode eksprimen agar siswa dapat lebih aktif dengan melakukan
percobaan untuk mencari atau membuktikan sendiri suatu konsep/materi yang sedang dipelajari. Sebelumnya telah dibahas bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas yaitu kelas X TKJ A yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen dan kelas X TKJ B yang dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi dengan pokok materi yang diajarkan pada kedua kelas juga sama yakni materi impuls dan momentum. Jadi perlakuan yang berbeda hanyalah terletak pada metode yang digunakan yaitu untuk kelas eksperimen menggunakan metode eksperimen sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. penelitian, terlebih dahulu menyiapkan alat
Sebelum melakukan
yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu berupa tes uraian yang sudah divalidasi yang tujuannya untuk mengetahui apakah instrumen ini layak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.Validasi ini melalui beberapa tahap, yakni : melalui bimbingan dosen/guru ahli dan melalui pengujian soal. Validasi yang dilakukan melalui bimbingan dosen/guru ahli mencakup penilaian : redaksi kalimat, keterbacaan mencerminkan muatan pembelajaran, dan aspek bahasa. Sedangkan validasi melalui pengujian soal dilakukan di kelas selain kelas uji. Hasil dari validasi bimbingan dosen ahli dari Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalomenyatakan bahwa instrumen tersebut baik dan layak digunakan
sebagai tes hasil belajar pada penelitian ini.Untuk membuktikan pernyataan dari validator tersebut, peneliti melakukan uji coba di kelas XTKJ C yang berjumlah 27 orang. Setelah peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumus r Product Moment (dapat dilihat pada lampiran 12 ) terbukti bahwa soal tersebut berstatus valid dengan koefisien reliabel sebesar r = 0,7233. Dalam penelitian ini, digunakan metode eksperimen dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dngan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sehingga dari teknik tersebut didapatkan 2 kelas yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X TKJ A (kelas eksperimen) dan X TKJ B (kelas kontrol) yang dalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara pengambilan kartu arisan dengan tujuan agar kedua kelas tersebut memiliki peluang yang sama. Sebelum kedua kelas tersebut mendapatkan perlakuan terlebih dahulu peneliti memberikan pretest dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah itu, kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda,dimana untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen dan kelas kontrol deberi perlakuan dengan menggunakan metode diskusi. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan peneliti memberikan postest yang tujuannya untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Pembelajaran pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen dilakukan dengan cara mengelompokan siswa ke dalam beberapa kelompok, guru memberikan LKS kepada masing-masing kelompok, kemudian guru
meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan/merumuskan hipotesis terhadap masalah yang diajukan dalam LKS tersebut, selanjutnya siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan
melakukan eksperimen/percobaan bersama dengan
kelompoknya. Guru memeriksa dan membimbing siswa dalam melakukan eksperimen sehingga apabila ada kelompok yang belum bisa melakukan dengan benar, maka guru dapat langsung memberikan bimbingan. Setelah siswa selesai melakukan eksperimen dengan membuktikan sesuatu yang sedang dipelajari secara langsung, maka setiap kelompok
akan
memaparkan
hasil
pengamatannya
dan
kelompok
lain
menanggapi/memberikan tanggapan dengan mengacu pada hasil yang diperoleh dari eksperimen bersama kelompoknya, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja yang baik dan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi, Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi dilakukan dengan cara guru terlebih dahulu mendemonstrasikan apa yang akan dipelajari, menjelaskan materi dan prosedur pengerjaan soal, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, guru membagikan lembar soal kepada masingmasing kelompok, masing-masing kelompok mendiskusikan serta menyelesaikan soal yang telah diberikan, guru memeriksa kegiatan siswa apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum, jika belum maka guru dapat langsung memberikan bimbingan. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi melalui pertanyaan serta memberikan umpan balik kepada siswa, guru meminta perwakilan masing-
masing kelompok untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain akan
menanggapi/memberikan
tambahan
terhadap
jawaban
tersebut.
Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja yang baik dan menambahkan penjelasan untuk mendapatkan jawaban yang tepat kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi selanjutnya menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Dalam penelitian ini, selain melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi impuls dan momentum, respon yang diberikan siswa dalam proses pembelajaranpun diperhatikan. Respon yang dapat dilihat secara menonjol adalah siswa termotivasi untuk belajar. Besarnya rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang sedang dipelajari mendorong siswa berfikir dan bekerja sama untuk memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut. Proses pembelajaran akan terlihat lebih aktif karena pembelajaran disajikan dengan cara, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, sehingga pembelajarannya tidak hanya berpusat pada guru (teacher centered), serta penguasaan/pemahaman siswa terhadap materi akan tertanam dalam ingatan siswa. Selain itu juga tercipta suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan mengikuti pelajaran serta dapa memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa. Dari hasil yang didapatkan pada penelitian, untuk kelas eksperimen yang menggunakan metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswadibanding
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi, dengan melihat lembar hasil penilaian siswa pada post-test yang terdapat dilampiran 14. Untuk kelas eksperimen yakni jumlah siswa yang tuntas 28 dan yang tidak tuntas 4 siswa dari jumlah siswa di dalam kelas 32 sedangkan untuk kelas kontrol jumlah siswa yang tuntas 23 dan yang tidak tuntas 7 siswa. Untuk ranah kognitif aspek kompetensi pengetahuan (C1) pada kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih tinggi yakni sebesar 90 sedangkan kelas kontrol sebesar 87, aspek pemahaman (C2) pada kelas eksperimen memperoleh hasil sebesar 90,5 dan kelas kontrol sebesar 89, aspek aplikasi (C3) pada kelas eksperimen memperoleh hasil sebesar 78 dan kelas kontrol sebesar 67, ini menunjukan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan siswa pada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan metode diskusi khusunya pada materi impuls dan momentum, dimana perbedaannya yang tidak terlalu besar yaitu 9%. Selanjutnya berdasarkan statistik pengujian hipotesis, hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung sebesar 4,83. Sedangkan pada daftar distribusit taraf nyata α = 0.05 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α)
(n-2),
maka t(0,975)
(60)
= 1,67. Dari hasil
perhitungan, bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar yaitu (4,83 > 1,67), sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.6
Daerah Penolakan H0
4,83 1,67 Gambar 4.6 Daerah Penolakan Ho
Berdasarkan uraian
dan gambar di atas, maka penggunaan metode
eksperimen dalam proses pembelajaran akan lebih efektif dan memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi.Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan “terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan metode eksperimen dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan metode diskusi pada materi Impuls dan Momentum” dinyatakanditerima.