BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing variabel yang terdapat dalam penelitian. Perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 72 sampel. Berikut hasil analisis deskriptif yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Laba Bersih
72
173569
17785000
4349527.21
4209232.930
Arus Kas Operasi
72
-37228553
54335687
5725843.49
11820870.714
Size Perusahaan
72
4700319
551891704
93630517.65 133942452.300
Harga Saham
72
159.0000
67180.7692
8742.865385 10985.3004351
Valid N (listwise)
72
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Dari output statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa: 1. N = 72 berarti jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 72 sampel yang terdiri dari 18 perusahaan yang dijadikan sampel selama 4 tahun yang terdiri dari data variabel laba bersih, arus kas operasi, size perusahaan, dan harga saham. 2. Laba bersih mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 4349527.21 dan nilai standar deviasi sebesar 4209232.930. Laba bersih minimum sebesar
39
40
173569 yaitu pada PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Laba bersih maximum sebesar 17785000 yaitu pada PT. Astra Internasional Tbk. 3. Arus kas operasi mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 5725843.49 dan nilai standar deviasi sebesar 11820870.714. Arus kas operasi minimum sebesar -37228553 yaitu pada PT. Bank Central Asia Tbk. Arus kas operasi maximum sebesar 54335687 yaitu pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 4. Size perusahaan mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 93630517.65 dan nilai standar deviasi sebesar 133942452.300. Size perusahaan minimum sebesar 4700319 yaitu pada PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Size perusahaan maximum sebesar 551891704 yaitu PT. Bank Mandiri Tbk. 5. Harga saham mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 8742.865385 dan nilai standar deviasi sebesar 10985.3004351. Harga saham minimum sebesar 159.0000 yaitu PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Harga saham maximum sebesar 67180.7692 yaitu pada PT. Astra Internasional Tbk.
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov – Smirnov Uji data dilakukan dengan analisa One-Sample Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: Ha: Data residual berdistribusi normal Ho: Data residual tidak berdistribusi normal
41
Pengambilan
keputusan
untuk
menentukan
data
variabel
penelitian
terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut : 1. Nilai Asym.Sig. (2-tailed) ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal. 2. Nilai Asym.Sig. (2-tailed) ≤ 0.05 maka data berdistribusi tidak normal. Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
72 Mean Std. Deviation
0E-7 9327.70990667
Absolute
.144
Positive
.144
Negative
-.114
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.219 .102
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) nya sebesar 0.102 atau nilainya lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada penilaian ini berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada multikolinearitas antar variabel independen. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0.10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
42
Tabel 4.3 Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.866
1.424
LabaBersih
.696
.146
ArusKasOperasi
.121
SizePerusahaan
-.253
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
.609
.545
.723
4.766
.000
.379 2.641
.110
.150
1.100
.275
.469 2.134
.110
-.320
-2.296
.025
.450 2.224
1
a. Dependent Variable: HargaSaham
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 dan VIF juga menunjukan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas atau tidak ada multikolonieritas. 3.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, pada kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Tabel 4.4 b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
.528
.279
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .247
Durbin-Watson
9531.247541
a. Predictors: (Constant), Size Perusahaan, Arus Kas Operasi, Laba Bersih b. Dependent Variable: Harga Saham
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20)
1.226
43
Dari hasil pengolahan data tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari gejala autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 1.226 yang terletak diantara -2 sampai +2. 4.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah satu model regresi ada
kesamaan atau ketidaksamaan variasi. Untuk pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Pada analisis grafik Scatterplot deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat jika tidak ada pola tertentu pada grafik Scatterplot maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot (Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20)
44
Berdasarkan gambar 4.1, dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Kali ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
C. Uji Hipotesis 1. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Tabel 4.5 Model Summaryb Model 1
R
R Square Adjusted R Square a
.528
.279
.247
Std. Error of the Estimate 9531.247541
a. Predictors: (Constant), Size Perusahaan, Arus Kas Operasi, Laba Bersih b. Dependent Variable: Harga Saham
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah 0,247 atau (24,7%) artinya pengaruh laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan terhadap harga saham sebesar 24,7% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan) mampu menjelaskan sebesar 24,7% variasi variabel dependen (harga saham). Sedangkan sisanya yaitu (100% - 24,7% = 75,3%) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
45
2. Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menunjukan pengaruh laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan terhadap harga saham secara bersama-sama. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program spss 20 : Tabel 4.6 a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
34.522
3
11.507
Residual
50.279
68
.739
Total
84.800
71
15.563
Sig. .000b
a. Dependent Variable: HargaSaham b. Predictors: (Constant), SizePerusahaan, ArusKasOperasi, LabaBersih
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Dari pengujian regresi pada tabel 4.6 diperoleh nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan. 3.
Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
independen
mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan tingkat signifikansi, masingmasing variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, jika mempunyai tingkat signifikansi < 0.05. Hasil uji T dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :
46
Tabel 4.7 a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
.866
1.424
LabaBersih
.696
.146
ArusKasOperasi
.121 -.253
Beta .609
.545
.723
4.766
.000
.110
.150
1.100
.275
.110
-.320
-2.296
.025
1 SizePerusahaan a. Dependent Variable: HargaSaham
(Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Hasil pengujian dapat dilihat dari nilai uji t dan hasil signifikansi pengujiannya dapat dilihat dari tabel 4.7 diatas. Dari uji statistik t antara masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variabel laba bersih menunjukkan nilai t sebesar 4.766 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05. Dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa laba bersih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 2. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variabel arus kas operasi menunjukkan nilai t sebesar 1.100 dengan signifikan sebesar 0.275 > 0.05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh saham.
yang signifikan terhadap harga
47
3. Pengaruh Size Perusahaan Terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variabel size perusahaan menunjukkan nilai t sebesar -2.296 dengan nilai signifikan sebesar 0.025 < 0.05. Dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa size perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 4. Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan model regresi yang dapat dibentuk, yaitu: HargaSaham = 0.866 + 0.696 LB + 0.121 AKO - 0.253 SP Dari hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa : a) Nilai konstanta adalah 0.866 artinya jika variabel independen (laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan) nilainya 0, maka harga saham bernilai 0.866. b) Nilai koefisien regresi laba bersih sebesar 0.696. Hal ini menunjukkan laba bersih berpengaruh positif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari harga saham akan menaikkan harga saham sebesar 0.696. c) Nilai koefisien regresi arus kas operasi sebesar 0.121. Hal ini menunjukkan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari arus kas operasi akan menaikkan harga saham sebesar 0.121. d) Nilai koefisien regresi size perusahaan sebesar -0.253. Hal ini menunjukkan size perusahaan berpengaruh negatif terhadap harga saham,
48
artinya setiap kenaikan 1% dari size perusahaan akan menurunkan harga saham sebesar 0.253. D. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan unttuk mengetahui seberapa besar pengaruh laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan terhadap harga saham dengan variasi pengaruh sebesar 24.7%. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, dan Size Perusahaan yang signifikan secara bersama-sama terhadap Harga Saham. Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap harga saham. Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F = 15.563 dengan probabilitas sebesar 0.000 < 0.05. Nilai probabilitas pengujian yang lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa harga saham dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan. Dengan kata lain, laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa variabel laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Artinya perusahaan yang memiliki laba bersih, arus kas operasi, dan size perusahaan yang bagus secara menyeluruh belum
49
tentu dapat memberikan pengaruh secara signifikan pada nilai harga saham dari investasi para pemegang saham. 2. Pengaruh Laba Bersih terhadap Harga saham. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah laba bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukan bahwa variabel laba bersih (Sig 0.000 < 0.05) cenderung berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa variabel laba bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Oktavia (2008) dan Riski (2013), tetapi kontradiktif dengan hasil penelitian Indira (2006). Hasil pengujian yang menunjukkan adanya arah pengaruh positif mengindikasikan bahwa informasi mengenai laba perusahaaan masih banyak dipakai investor dalam menilai kinerja perusahaan walaupun terdapat informasi yang lain. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi memberikan sinyal positif terhadap pembagian deviden yang diharapkan investor. 3. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga saham. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukan bahwa variabel arus kas operasi (Sig 0.275 > 0.05) cenderung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham Berdasarkan penelitian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal
50
ini konsisten dengan hasil penelitian Daniati dan Suhairi (2006) dan Adiwarman (2012), tetapi kontradiktif dengan hasil penelitian Indira (2006) dan Riski (2013). Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi berisi informasi yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Investor tidak melihat pelaporan arus kas dari aktivitas operasi tersebut sebagai informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasinya. 4. Pengaruh Size Perusahaan terhadap Harga saham. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukan bahwa variabel size perusahaan (Sig 0.025 < 0.05) cenderung berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan penelitian secara parsial variabel size perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian
Daniati dan Suhairi (2006) dan Adiwarman
(2012). Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba
51
dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Investor dalam hal ini melihat size perusahaan tersebut sebagai informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasinya.