BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang terkumpul dari hasil survei motivasi belajar dan hasil belajar pada permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian deskriptif meliputi uji rerata, median modus, varian, standar deviasi dan uji persyaratan analisis. Uji statistik inferensial meliputi pengujian hipotesis menggunakan uji statistic uji koefesien korelasi (uji r) dengan teknik uji statistik korelasi product moment sederhana, kemudian dilakukan interpretasi koefisien korelasi, pengujian koefesien determinasi (r2) dan selanjutnya dilakukan pengujian tingkat signifikan atau tingkat keberartian. dengan taraf signifikan 5%. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu dengan uji normalitas data menggunakan uji kolmogorov-smirnov Z pada taraf signifikan 5%, dan uji peramalan pada setiap variable dengan uji regresi linier sederhana. 4.1.1 Hasil Uji Statistik Korelasi Sederhana antara variabel X1 dan Y 1) Deskripsi hasil pengujian data variabel X1 dan Y. A. Deskripsi Hasil perhitungan data variablel antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bermain bola voli (Y)
34
35
Tabel 1 Besaran Statistics Data X1 dan Y Besaran Statistik Motivasi Tinggi Hasil Belajar Motivasi Valid
(X1) 14
Tinggi (Y) 14
Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Sum
0 87.7143 88.5000 87.00a 7.01020 49.143 1228.00
0 93.2143 94.2500 96.00 2.98531 8.912 1305.00
N
Dari hasil perhitungan besaran-besaran statistic di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: B. Deskripsi data variabel Motivasi Tinggi (X1) Jumlah total data variabel motivasi tinggi (X1) sebesar 1228.00, nilai rata-rata sebesar 87.7143, nilai median sebesar 88.50, nilai mode sebesar 87.00, nilai Standard deviasi sebesar 7.01020 dan nilai varians sebesar 49.143. C. Hasil Belajar Motivasi Tinggi (Y) Jumlah total data variabel hasil belajar (Y) sebesar 1305.00, nilai rata-rata sebesar 93.2143, nilai median sebesar 94.2500, nilai mode sebesar 96.00, nilai Standard deviasi sebesar 2.98531dan nilai varians sebesar 8.912
36
D. Daftar distribusi frekuensi dan histogram data variabel X1 Tabel 2 Daftar distribusi frekuensi Data motivasi tinggi (X1) Cumulative Frequency Valid Percent Percent Valid 70 1 7.1 7.1 77 1 7.1 14.3 85 1 7.1 21.4 86 1 7.1 28.6 87 2 14.3 42.9 88 1 7.1 50.0 89 1 7.1 57.1 90 1 7.1 64.3 92 1 7.1 71.4 93 1 7.1 78.6 94 1 7.1 85.7 95 2 14.3 100.0 Total 14 100.0
Dari hasil daftar distribusi frekuensi Data Motivasi Tinggi (X1) ,maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Data
motivasi tinggi
(X1) yang memperoleh prosentase terbesar pertama
terletak pada nilai 87 dan 95 dengan masing-masing sebanyak 2 (dua ) frekuensi nilai dengan persentase masing-masing sebesar 14.3%. Selanjutnya nilai persentase terbesar kedua terletak pada nilai 70,77, 85, 86, 88, 89, 90, 92, 93,dan 94 dengan
persentase masing-masing sebesar 7.1%. Untuk memperjelas uraian di atas dapat dilihat pada gambar 1.
37
Gambar 1. Grafik Histogram Data Variabel Motivasi Tinggi (X1) Frekuensi 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
70
77
85
86
87 88
89
90
92
93
94
95
E. Daftar distribusi frekuensi dan histogram data variabel Y Tabel 3 Daftar distribusi frekuensi data hasil belajar motivasi Tinggi (Y) Cumulative Frequency Valid Percent Percent valid 87 1 7.1 7.1 89 1 7.1 14.3 90 1 7.1 21.4 91 1 7.1 28.6 92 1 7.1 35.7 93 1 7.1 42.9 93.5 1 7.1 50.0 95 2 14.3 64.3 95.5 1 7.1 71.4 96 4 28.6 100.0 total 14 100.0 Dari hasil daftar distribusi frekuensi data hasil belajar motivasi tinggi (Y) ,maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
38
Hasil belajar motivasi
Tinggi (Y) yang memperoleh prosentase terbesar
pertama terletak pada nilai 96 dengan frekuensi nilai 4(empat) dengan persentase sebesar 28.6%. Selanjutnya nilai persentase terbesar kedua terletak pada nilai 95 dengan frekuensi 2 (dua) dengan presentasi sebesar 14.3%. Dan selanjutnya nilai presentasi terbesar ketiga terletak pada nilai 87, 89, 90, 91, 92, 93, 93.5,dan 95.5
dengan persentase masing-masing sebesar 7.1%. Untuk memperjelas uraian di atas dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik Histogram Data Hasil Belajar Motivasi Tinggi (Y) Frekuensi 4 3 2 1 0
87
78
90
91
92
93
93.5
95
95.5
96
F. Hasil uji normalitas data variabel X1 dan Y. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data atau dengan kata lain untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh normal atau tidak dengan mengacu pada Sarwono, (2009); Wijaya, (2010)
39
dan Sujianto (2009). Untuk menguji normalitas data digunakan uji One-Sample Kolmogorove-Smirnov Test. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut. a) Pengajuan hipotesis (1) H0: µ 1 = µ 2 (Data berdistribusi normal) (2) Ha: µ 1 ≠ µ 2 (Data tidak berdistribusi normal) b) Kriteria pengujian data berdistribusi normal adalah: (1) Terima H0 jika tingkat signifikansi (p) > α = 0,05 yang berarti data tersebut berdistribusi normal. (2) Tolak H0 Jika tingkat signifikansi (p) < α = 0,05 dan menerima Ha yang berarti data tidak berdistribusi normal. c) Hasil perhitungan dengan SPSS untuk melihat gejala normalitas data tampak pada Tabel di bawah ini. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Variabel Motivasi Tinggi (X1) Hasil Belajar dengan Motivasi Tinggi (Y)
Nilai Signifikan (Probabilitas)
Ket
Status
0.590
P > 0.05
Normal
0.477
P > 0.05
Normal
Intepretasi dan simpulan. Hasil pengujian diperoleh nilai-nilai uji statistik seperti yang tercantum pada Tabel 4 di atas. Berdasarkan data pada tabel 4 di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Zhitung Kolmogorov Smirnov dari pengujian menunjukkan bahwa
40
variabel penelitian memiliki signifikan (nilai probabilitasnya) > 0,05 Sehingga hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti bahwa data motivasi tinggi (X1) dan hasil belajar dengan motivasi tinggi (Y) tersebut berdistribusi normal. G. Hasil uji regresi linier sederhana data motivasi tinggi (X1) dan hasil belajar dengan motivasi tinggi (Y) Hasil perhitungan menunjukan hasil uji regresi linier sederhana data motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar dengan motivasi tinggi (Y)
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Regresi Variabel X1 dan Y Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Motivasi Tinggi (X1)
B
Std. Error
61.861
5.879
.357
.067
Standardized Coefficients Beta .839
T
Sig.
10.523
.000
5.349
.000
Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi linier sederhana data motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar dengan motivasi tinggi (Y) pada tabel 5 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa besar konstanta dan koefisien yang digunakan untuk membuat fungsi regresi linearnya. Dari kolom B pada table diatas dapat diketahui bahwa nilai konstanta = 61,861 dan koefisien= 0,357 sehingga persamaan regresinya adalah Ŷ = a + bx atau Ŷ = 61,861+ 0,357x.
41
Konstanta sebesar 61.861 berarti apabila tidak ada motivasi (X) maka nila (Y) adalah 61,861 koefisien regresi sebesar 0,357 berarti apabila setiap tambahan motivasi sebesar 1 (satu) unit akan menaikan nilai hasil belajar sebesar 0,357. Demikian sebaliknya jika terjadi penurunan motivasi sebesar 1 (satu) unit akan menurunkan nilai hasil belajar sebesar sebesar 0,357. H. Hasil uji statistik korelasi sederhana antara variabel X1 dan Y Hasil uji statistik korelasi sederhana antara variabel X1 dan Y akan menjawab rumusan masalah dan hipotesis. a. Rumusan masalah penelitian Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bermain bola voli (Y) pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango” b. Rumusan hipotesis penelitian Rumusan hipotesis penelitian adalah “Terdapat hubungan antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bermain bola voli (Y) pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Bone Bolango” c. Hipotesis statistik yang diajukan adalah: (1) H0 : ryx1= 0 (tidak terdapat hubungan antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bermain bola voli
pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri
Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Bone Bolango”
42
(2) Ha : ryx1 ≠ 0 (terdapat hubungan antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bermain bola voli pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Bone Bolango” d. Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis : (1) Jika nilai alfa = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (P ≤ Alfa 0.05 ), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan. (2) Jika nilai alfa = 0,05 lebih besar nilai probabilitas Sig atau (P > Alfa 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan. e. Menghitung koefisien korelasi antara varaiabel motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bola voli (Y). (1) Dari hasil pengujian SPSS didapat hasil seperti pada table di bawah ini: Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Antara Variabel X1 dan Y Correlations Motivasi Tinggi (X1)
Hasil Belajar Motivasi Tinggi
Motivasi Tinggi Pearson Correlation (X1) Sig. (2-tailed)
1
.839**
N Hasil Belajar Pearson Correlation Motivasi Tinggi Sig. (2-tailed) N
14 .839** .000 14
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
14 1 14
43
(2) Dari hasil pengujian di atas diperoleh nilai signifikan (probabilitas) sebesar = 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai alfa = 0,05 lebih besar nilai probabilitas Sig atau (P > Alfa 0.05 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi tinggi dengan hasil belajar bola voli. f. Interprestasi koefesien korelasi Untuk memberi interpretasi seberapa kuat hubungan itu, maka dapat dilihat pada tabel 6 nilai pearson korelasi sebesar 0,839 yang dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisisen korelasi pada tabel 7 di bawah ini: Tabel 7 Interpretasi Koefisisen Korelasi Interval Koefesien 0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Tingkat hubungan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan pada tabel di atas, maka koefisien korelasi yang di temukan sebesar 0,839 termasuk pada kategori sangat kuat, jadi terdapat korealasi atau hubungan positif yang kuat antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar pada permainan bola voli di kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango”.
44
g. Pengujian Koefisien determinasi antara variabel X1 dan Y Pengujian koefisien determinasi, dengan maksud untuk mengetahui penentu derajat hubungan antara variabel X1 dan variabel Y dengan cara menguadratkan hasil koefisien korelasi atau r2 (r2 = 0,8392 = 0,7039 selanjutnya dikalikan 100 diperoleh hasil sebesar 70.39%) hal ini mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X1 dan variabel Y sebesar 70.39%. Dalam arti bahwa 70.39% variasi yang terjadi pada variabel Y dapat ditentukan oleh variabel X1. Dari hasil pengujian SPSS mendapatkan hasil bahwa Sig (P = 0,00) lebih kecil dari alfa (0,05) atau P = 0,00 < 0,05 sehingga Ha diterima. Dan sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara variabel X1 dengan Y benarbenar signifikan. 4.1.2
Hasil Uji Statistik Korelasi Sederhana antara variabel X2 dan Y
4.1.2.1 Deskripsi Hasil Pengujian Data Variabel X2 dan Y A. Deskripsi Hasil perhitungan data variablel antara motivasi rendah (X2) dengan hasil belajar bermain bola voli (Y).
45
Tabel 8 Besaran Statistics Data X1 dan Y Besaran Statistik N
Motivasi Rendah (X2)
Hasil Belajar Motivasi Rendah
14
14
0 44.2143 44.0000 43.00a 3.01735 9.104 619.00
0 76.9286 77.0000 76.00 1.42582 2.033 1077.00
Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Sum
Dari hasil perhitungan besaran-besaran statistic di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: B. Deskripsi data variabel Motivasi Rendah (X2) Jumlah total data variabel motivasi tinggi (X2) sebesar 619.00, nilai rata-rata sebesar 44.2143, nilai median sebesar 44.0000, nilai mode sebesar 43.00a, nilai Standard deviasi sebesar 3.01735 dan nilai varians sebesar 9.104. C. Hasil Belajar Motivasi Tinggi (Y) Jumlah total data variabel hasil belajar (Y) sebesar 1077.00, nilai rata-rata sebesar 76.9286, nilai median sebesar 77.0000, nilai mode sebesar 76.00, nilai Standard deviasi sebesar 1.42582 dan nilai varians sebesar 2.033.
46
D. Daftar distribusi frekuensi dan histogram data variabel X2 Tabel 9 Daftar distribusi frekuensi Data motivasi Rendah (X2)
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
40
2
14.3
14.3
14.3
41
1
7.1
7.1
21.4
42
1
7.1
7.1
28.6
43
3
21.4
21.4
50.0
45
3
21.4
21.4
71.4
47
2
14.3
14.3
85.7
49
2
14.3
14.3
100.0
Total
14
100.0
100.0
Dari hasil daftar distribusi frekuensi Data Motivasi Rendah (X2) ,maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Data motivasi rendah (X2) yang memperoleh prosentase terbesar pertama terletak pada nilai 43 dan 45 dengan masing-masing sebanyak 3 (tiga ) frekuensi nilai dengan persentase masing-masing sebesar 21.4%. Selanjutnya nilai persentase terbesar kedua terletak pada nilai 40, 47, dan 49 dengan masing-masing sebanyak 2 (dua) dengan persentase masing-masing 14.3%. dan selanjutnya nilai persentase terbesar ketiga terletak pada nilai 41 dan 42 dengan frekuensi sebanyak 1 (satu)
dengan persentase masing-masing sebesar 7.1%. Untuk memperjelas uraian di atas dapat dilihat pada gambar 1.
47
Gambar 3. Grafik Histogram Data Variabel Motivasi Rendah (X2) Frekuensi 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
41
40
42
43
45
47
49
E. Daftar distribusi frekuensi dan histogram data variabel Tabel 10 Daftar distribusi frekuensi data hasil belajar motivasi Rendah (Y)
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
75
2
14.3
14.3
14.3
76
4
28.6
28.6
42.9
77
3
21.4
21.4
64.3
77.5
2
14.3
14.3
78.6
78
1
7.1
7.1
85.7
79
1
7.1
7.1
92.9
80
1
7.1
7.1
100.0
Total 14 100.0 100.0 Dari hasil daftar distribusi frekuensi data hasil belajar motivasi rendah (Y) ,maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Hasil belajar motivasi rendah (Y) yang memperoleh prosentase terbesar pertama terletak pada nilai 76 dengan frekuensi nilai 4(empat) dengan persentase sebesar 28.6%. Selanjutnya nilai persentase terbesar kedua terletak pada nilai 77
48
dengan frekuensi 3 (tiga) dengan presentasi sebesar 21.4%. Selanjutnya nilai presentasi terbesar ketiga terletak pada nilai 75 dan 77.5 dengan frekuensi 2 (dua) dengan presentasi sebesar 24.3%. dan selanjutnya nilai presentasi terbesar keempat terletak pada nilai 78, 79, dan 80 dengan persentase masing-masing sebesar 7.1%. Untuk memperjelas uraian di atas dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 4. Grafik Histogram Data Hasil Belajar Motivasi Rendah (Y) Frekuensi 4 3 2 1 0
75
76
77
77,5
78
79
80
F. Hasil uji normalitas data variabel X2 dan Y. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data atau dengan kata lain untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh normal atau tidak dengan mengacu pada Sarwono, (2009); Wijaya, (2010) dan Sujianto (2009). Untuk menguji normalitas data digunakan uji One-Sample Kolmogorove-Smirnov Test. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut.
49
a) Pengajuan hipotesis 1) H0: µ 1 = µ 2 (Data berdistribusi normal) 2) Ha: µ 1 ≠ µ 2 (Data tidak berdistribusi normal) b) Kriteria pengujian data berdistribusi normal adalah: 1) Terima H0 jika tingkat signifikansi (p) > α = 0,05 yang berarti data tersebut berdistribusi normal. 2) Tolak H0 Jika tingkat signifikansi (p) < α = 0,05 dan menirima Ha yang berarti data tidak berdistribusi normal. c) Hasil perhitungan dengan SPSS untuk melihat gejala normalitas data tampak pada Tabel di bawah ini. Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data motivasi rendah (X2)
hasil belajar motivasi rendah
14
14
Mean
44.2143
76.9286
Std. Deviation Absolute
3.01735
1.42582
.156
.171
.156 -.108
.171 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z
.585
.640
Asymp. Sig. (2-tailed)
.884
.807
N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Positive Negative
d) Intepretasi dan simpulan. Hasil pengujian diperoleh nilai-nilai uji statistik seperti yang tercantum pada Tabel 11 di atas.
50
Berdasarkan data pada tabel 11 di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Zhitung Kolmogorov Smirnov dari pengujian menunjukkan bahwa variabel penelitian memiliki signifikan (nilai probabilitasnya) > 0,05 Sehingga hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti bahwa data motivasi rendah (X2) dan hasil belajar dengan motivasi rendah (Y) tersebut berdistribusi normal. G. Hasil uji regresi linier sederhana data motivasi rendah (X2) dan hasil belajar dengan motivasi rendah (Y) Hasil perhitungan menunjukan hasil uji regresi linier sederhana data motivasi rendah (X2) dengan hasil belajar dengan motivasi rendah (Y) Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Regresi Variabel X2 dan Y Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
(Constant) motivasi rendah (X2)
B
Std. Error
65.081
4.979
.268
.112
Berdasarkan hasil perhitungan uji
T
Sig.
13.072
.000
2.385
.034
Beta
.567
regresi linier sederhana data motivasi
rendah (X2) dengan hasil belajar dengan motivasi rendah (Y) pada tabel 12 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa besar konstanta dan koefisien yang digunakan untuk membuat fungsi regresi linearnya. Dari kolom B pada table diatas dapat diketahui bahwa nilai konstanta = 65,081 dan koefisien= 0,368 sehingga persamaan regresinya adalah Ŷ = a + bx atau Ŷ = 65,081+ 0,268x. Konstanta sebesar 65,081 berarti apabila tidak ada motivasi (X) maka nila (Y) adalah 65,081 koefisien regresi sebesar 0,268 berarti apabila setiap tambahan
51
motivasi sebesar 1 (satu) unit akan menaikan nilai hasil belajar sebesar 0,268. Demikian sebaliknya jika terjadi penurunan motivasi sebesar 1 (satu) unit akan menurunkan nilai hasil belajar sebesar sebesar 0,268. H. Hasil uji statistik korelasi sederhana antara variabel X2 dan Y Hasil uji statistik korelasi sederhana antara variabel X2 dan Y akan menjawab rumusan masalah dan hipotesis. 1.
Rumusan masalah penelitian Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara
motivasi rendah (X2) dengan hasil belajar bermain bola voli (Y) pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango” 2.
Rumusan hipotesis penelitian Rumusan hipotesis penelitian adalah “Terdapat hubungan antara motivasi
rendah (X2) dengan hasil belajar bermain bola voli (Y) pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango” 3.
Hipotesis statistik yang diajukan adalah: (a) H0 : ryx1= 0 (tidak terdapat hubungan antara motivasi rendah (X2)dengan hasil belajar bermain bola voli
pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri
Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango” (b) Ha : ryx1 ≠ 0 (terdapat hubungan antara motivasi rendah (X2) dengan hasil belajar bermain bola voli pada kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango” 4.
Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis :
52
(a) Jika nilai alfa = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (P ≤ Alfa 0.05 ), maka maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan. (b) Jika nilai alfa = 0,05 lebih besar nilai probabilitas Sig atau (P > Alfa 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan. 5.
Menghitung koefisien korelasi antara varaiabel motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar bola voli (Y). Dari hasil pengujian SPSS didapat hasil seperti pada table di bawah ini:
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil pengujian koefisien korelasi antara variabel X2 dan Y
motivasi rendah (X2)
Pearson Correlation
Motivasi Rendah
Hasil Belajar
(x2)
Motivasi Rendah
1
.567
*
Sig. (2-tailed) N hasil belajar motivasi rendah
.034 14
14 *
Pearson Correlation
.567
Sig. (2-tailed)
.034
N
14
1
14
Dari hasil pengujian di atas diperoleh nilai signifikan (probabilitas) sebesar = 0,034. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai alfa = 0,05 lebih besar nilai probabilitas Sig atau (P > Alfa 0.05 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi rendah dengan hasil belajar bola voli.
53
6.
Interprestasi koefesien korelasi Untuk memberi interpretasi seberapa kuat hubungan itu, maka dapat dilihat
pada table 13 nilai pearson korelasi sebesar 0,567 yang dikonsultasikan dengan table interpretasi koefisisen korelasi pada tebel 14 di bawah ini: Tabel 14 Interpretasi Koefisisen Korelasi Interval Koefesien 0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Tingkat hubungan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan pada tabel di atas, maka koefisien korelasi yang di temukan sebesar 0,567 termasuk pada kategori cukup kuat, jadi terdapat korealasi atau hubungan positif yang kuat antara motivasi rendah (X2) dengan hasil belajar pada permainan bola voli di kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango”. 7.
Pengujian Koefisien determinasi antara variabel X2 dan Y Pengujian koefisien determinasi, dengan maksud untuk mengetahui penentu
derajat hubungan antara variabel X2 dan variabel Y dengan cara menguadratkan hasil koefisien korelasi atau r2 (r2 = 0,5672 = 0,3215 selanjutnya dikalikan 100 diperoleh hasil sebesar 32.15%) hal ini mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X2 dan variabel Y sebesar 32.15%. Dalam arti bahwa 32.15% variasi yang terjadi pada variabel Y dapat ditentukan oleh variabel X2.
54
8.
Pengujian tingkat signifikan atau keberartian hubungan variabel X2 dengan Y. Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya
dapat di uji tingkat signifikan atau keberartian hubungan antara variabel X2 dengan variabel (Y). Dari hasil pengujian SPSS mendapatkan hasil bahwa Sig (P = 0,00) lebih kecil dari alfa (0,05) atau P = 0,00 < 0,05 sehingga Ha diterima. Dan sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara variabel X2 dengan Y benar-benar signifikan. 4.2 Pembahasan Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah kompetensi guru. Guru harus memiliki kompetensi sesuai ketentuan dan kebutuhan. Pembinaan dan pengembangan anak didik bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan dilakukan secara terus menerus sehingga mampu mendapatkan hasil belajar sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa, kita harus melihat dan mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam diri siswa tersebut. Diantaranya adalah motivasi siswa tersebut dalam belajar. Dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar tersebut sangatlah dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa itu sendiri. Penelitian dengan metode korelasional ini dimaksud untuk mengetahui gambaran tentang Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada materi permainan bola voli siswa kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila
55
Bone Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dengan pengujian statistik, menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa tersebut. Artinya adanya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada hubungan antara motivasi tinggi terhadap hasil belajar diperoleh nilai signifikan (probabilitas) sebesar = 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai alfa = 0,05 lebih besar nilai probabilitas Sig atau (P > Alfa 0.05 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi tinggi dengan hasil belajar bola voli. Koefisien korelasi yang di temukan sebesar 0,839 termasuk pada kategori sangat kuat, jadi terdapat korealasi atau hubungan positif yang kuat antara motivasi tinggi (X1) dengan hasil belajar pada permainan bola voli di kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango”. Dan derajat hubungan antara variabel X1 dan variabel Y diperoleh hasil sebesar 70.39%. Selanjutnya dilihat hubungan antara motivasi belajar rendah dengan hasil belajar diperoleh nilai signifikan (probabilitas) sebesar = 0,034. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai alfa = 0,05 lebih besar nilai probabilitas Sig atau (P > Alfa 0.05 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi rendah dengan hasil belajar bola voli. koefisien korelasi yang di temukan sebesar 0,567 termasuk pada kategori cukup kuat, jadi terdapat korealasi atau hubungan positif yang kuat antara motivasi rendah (X2) dengan hasil belajar pada permainan bola voli di kelas VIII MTs. Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone
56
Kabupaten Bone Bolango”. Dan derajat hubungan antara variabel X2 dan variabel Y diperoleh hasil sebesar 32.15%.