1
BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing Atas Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata, daftar distrbusi frekuensi, histogram, varians,
Standar deviasi (S), uji
normalitas dan homogenitas data dari variabel terikat (X) yaitu Kemampuan Melakukan Passing Atas sebelum dan sesudah di berikan latihan. 4.2 Analisis Uji Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Analisis uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah pembuatan daftar distribusi frekuensi, Histogram, dari variabel hasil kemampuan melakukan passing atas tes awal (X1), dan variabel (X2) kemampuan melakukan passing atas tes akhir yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.2.1 Analisis Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing Atas tes awal (X1) 4.2.1.1 Data Distribusi Frekuensi Dan Grafik Histogram Variabel Kemampuan Melakukan Passing Atas Tes Awal (X1) Berdasarkan data pre-test (X1) maka dapat disajikan dalam daftar tabel distribusi frekuensi dengan data tunggal yang dapat dilihat pada Lampiran 4 hal. 56, maka dapat dijelaskan bahwa, jumlah total frekuensi (∑ f= 20). Frekuensi nilai tertinggi adalah X1 = 46 dengan jumlah frekuensi 4. Selanjutnya berdasarkan
2
tabel distribusi frekuensi tersebut dapat diperjelas dengan grafik histogram pada lampiran 4 hal. 57. 4.2.1.2 Perhitungan rata-rata, data pre-test Kemampuan Melakukan Passing Atas (X1) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. Rumus yang digunakan sebagai berikut Rumus
:
Keterangan :
= Nilai rata-rata = Jumlah total kemampuan melakukan passing atas n
= Jumlah sampel
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-test Kemampuan Melakukan Passing Atas Tes Awal (X1)
= 48,9
4.2.1.3 Menghitung Varians
, Standar deviasi (S) data pre-test Kemampuan
Melakukan Passing Atas (X1) Rumus Varians
Keterangan : S i2 = Nilai Varians
i
= Nilai setiap data
3
i =
n Diketahui
Nilai rata-rata
= Jumlah sampel
:
48,9 dan n = 20
Data pre-test Kemampuan Melakukan Passing Atas (X1), selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. Dengan demikian dapat dihitung varians (S 12 )
Rumus Varians :
=
13,779 ( Varians )
S
S
13,779
3,712 (Standar Deviasi) dapat dilihat pada
lampiran 5 hal. 61. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data pre-test ketepatan Pelatihan Kemampuan Melakukan Passing Atas Standar Deviasi (S) = 3,712.
= 13,779
dan
4
4.2.1.4 Uji normalitas data pre-test Kemampuan Mealakukan passing Atas (X1) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a)
: µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal)
b)
: µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a) Terima
: Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20
b) Tolak
: Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data. 4) Langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1 Dari perhitungan pada tabel diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0,649 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai sebesar 0,190. Jadi Lh lebih besar dari Lt (Lhitung = 0,649 > Ltabel = 0,190). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pre-test Kemampuan Melakukan Passing Atas tidak berdistribusi normal. 4.2.2 Analisis Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing Atas tes akhir (X2) 4.2.2.1 Data Distribusi Frekuensi Dan Grafik Histogram Variabel Kemampuan Melakukan Passing Atas Tes Akhir (X2)
5
Berdasarkan data Kemapuan Melakukan Passing Atas tes akhir (X2) maka dapat disajikan dalam daftar tabel distribusi frekuensi dengan data tunggal yang dapat dilihat pada Lampiran 4 hal. 58, maka dapat dijelaskan bahwa, jumlah total frekuensi (∑ f= 20). Frekuensi nilai tertinggi adalah X2= 52 dengan jumlah frekuensi 3. Selanjutnya berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diperjelas dengan grafik histogram pada lampiran 4 hal. 59. 4.2.2.2 Perhitungan rata-rata, data post-test Kemampuan Melakukan Passing Atas Tes Akhir (X2) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. Rumus yang digunakan sebagai berikut
Rumus
:
Keterangan :
= Nilai rata-rata = Jumlah total kemampuan melakukan passing atas n
= Jumlah sampel
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-test Kemampuan Melakukan Passing Atas Tes Akhir (X1)
= 52,15
4.2.2.3 Menghitung Varians
, Standar deviasi (S) data pre-tes Kemampuan
Melakukan Passing Atas (X2)
6
Rumus Varians Keterangan :
S i2 = Nilai Varians = Nilai setiap data
i
i = Nilai rata-rata
n Diketahui
= Jumlah sampel
:
52,15 dan n = 20
Data post-test Kemampuan Melakukan Passing Atas (X2), selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. Dengan demikian dapat dihitung varians (S 22 ) :
Rumus Varians :
=
22,516 ( Varians ) S2
s2
22,516
4,745
(Standar Deviasi) dapat dilihat pada lampiran 5 hal. 62.
7
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data post-test (X2) ketepatan Pelatihan Kemampuan Melakukan Passing Atas
= 22,516 dan
Standar Deviasi (S) = 4,745. 4.2.2.4 Uji normalitas data post-test Kemampuan Melakukan Passing Atas Tes Akhir (X2) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) b)
: µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal) : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a) Terima
: Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20
c) Tolak
: Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data. 4) Langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X2 Dari perhitungan pada tebel diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0.605 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0,605 > Ltabel=0,190). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data post-test Kemampuan Melakukan Passing berdistribusi normal.
Atas Tes Akhir tidak
8
4.3
Pengujian Homogenitas Varians Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut :
F=
Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujian : 2)
(Varians Homogen)
:
(Varians tidak Homogen)
b) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian : Jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 20 dan dk
1) Terima
pembilang 20 2) Tolak
: Jika Fhitung > Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 20 dan dk
pembilang 20 c) Langkah ketiga : Menguji kesamaan varians Diketahui varians nilai antara pre-test dan post-test adalah: 13,779 22,516 Dengan diketahui
nilai varians antara pre-test dan post-test, maka
pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
F=
9
F=
F = 1,634 Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 1,634 dan Ltabel (Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 20 dan dk pembilang 20 ditemukan nilai sebesar 2,12. Jadi Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung = 1,634 ≤ Ftabel = 2,12 ). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Kemampuan Melakukan Passing Atas memiliki kesamaan varians atau data berasal dari populasi yang homogen. 4.4
Pengujian Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa,
terdapat pengaruh latihan Kemampuan Melakukan Passing Atas Terhadap Latihan Beban, dan untuk membuktikan hal tersebut, maka di lakukan langkahlangkah pengujian sebagai berikut : 1. Langkah Pertama : menentukan hipotesis statistik a.
: µ1 =µ2
:
tidak terdapat pengaruh latihan Beban terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas.
b.
: µ1 ≠ µ2 : terdapat pengaruh latihan Beban terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas.
2. Langkah Kedua : menentukan kriteria pengujian a. Terima
: Jika thitung ≥ ttabel pada α = 0,05; n - 1
b. Tolak
: Jika thitung < ttabel pada α = 0,05; n – 1
10
3. Langkah Ketiga : menetukan uji statistik Untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, di gunakan rumus uji t pasangan ombervasi Rumus
4. Langkah Keempat : komputasi data Sebelum di lakukan pengujian dengan uji t, untuk keperluan rumus di atas maka perlu di ketahui besaran-besaran statistik yang di sajikan pada tabel di bawah ini Setelah besaran-besaran statistik diketahui, maka dapat di lanjutkan dengan uji t sebagai berikut :
t=
t=
=
=
=
=
t = 0,876 5. Langkah Kelima : kesimpulan pengujian Hasil pengujian di peroleh thitung = 0,876. nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (20-1 = 19) di peroleh harga sebesar 1,729. Dengan demikian thitung lebih kecil dari t
table
(thitung = 0,876 < ttabel = 1,729). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak
: Jika thitung < ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis alternativ atau
11
Ha dapat di terima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh latihan Kemampuan Melakukan Passing Atas terhadap latihan power lengan ( push-up ).
Gambar 1. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 4.5
Pembahasan Cabang atletik khususnya bola voli pada dasarnya merupakan salah cabang
olahraga yang paling banyak digemari oleh masyarakat pada umumnya. Di lingkungan pendidikan khusunya pada jenjang SMP, cabang atletik bola voli telah menjadi bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Cabang olahraga ini sangat menarik dan mudah dilaksanakan, karena dapat dimainkan di mana saja dengan tidak membutuhkan lapangan yang luas, baik untuk kepentingan kesehatan jasmani maupun sebagai ajang untuk memacu prestasi. Di samping itu, cabang atletik ini juga dapat diarahkan pada pengembangan kemampuan dasar bagi siswa yang mempunyai minat dan bakat dalam atletik bola voli. Namum untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam cabang atletik bola voli sangat dibutuhkan proses penyajian latihan kontinu dan terprogram. Dengan latihan yang tepat dapat memberikan dampak yang positif terhadap kemampuan
12
siswa dalam atletik ini. Bentuk latihan yang dapat dilakukan antara lain melalui latihan power lengan (push-up). Dalam penelitian ini, penulis melakukan eksperimen dengan menggunakan latihan interval pada siswa SMP Negeri 7 Kota Gorontalo. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang perubahan/peningkatan kemampuan siswa dalam Pengaruh Latihan Power Lengan Terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa secara signifikan dalam Kemampuan Melakukan Passing Atas setelah pelaksanaan eksperimen. Dalam hal ini, terdapat perbedaan kemampuan dalam cabang atletik bola voli antara sebelum dan sesudah pelaksanaan eksperimen. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Latihan Power Lengan Terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli pada siswa Extrakurikuler SMP Negeri 7 Kota Gorontalo”, dapat diterima.