BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik, maka berikut didalam tabel akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata – rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi bagi masing – masing variabel. Tabel 4.1 Diskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PROPER
42
3.00
5.00
3.8810
.55005
DER
42
.16
6.31
.7721
1.23666
PBV
42
1.59
2610.00
2.7402E2
626.35051
EPS
42
13.91
32888.59
1.3392E3
5012.70883
CSR
42
.50
.82
.6962
.08121
RETURNSAHAM
42
.02
2.20
.4243
.49009
Valid N (listwise)
42
Sumber: Data sekunder Spss 16.0 di olah Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah pengamtan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2008-2013. Dalam penelitian ini sebanyak 42 data. PROPER memiliki nilai tertinggi (maximum) 5,00 yaitu pada PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2008. Dan nilai terendah (minimum) sebeasar 3,00 yaitu PT. Tamabang Batubara Bukit asam 2009 sedangkan rata-rata (mean) pada periode 20082013 sebesar 3,8810.
89
90
DER memiliki nilai tertinggi (maximum) sebesar 6,31 yaitu pada PT. Aneka Tambang 2008. Dan nilai terendah (minimum) sebesar 0,16 yaitu pada PT. Indocement Tunggal Prakasa 2011. sedangkan rata-rata (mean) pada periode 20082013 sebesar 0,7721 PBV memiliki nilai tertinggi (maximum) sebeasar 2610,00 yaitu pada PT. Unilever 2013. Dan nilai terendah (minimum) sebesar 1,59 yaitu pada PT. Kalbe Farma 2008. Sedangkan nilai rata-rata (mean) pada periode 12008-2013 sebesar 2,7402. EPS memiliki nilai tertinggi (maximum) sebeasar 3288,59 yaitu pada PT. Astra Agro Lestari 2008. Dan nilai terendah (minimum) sebesar 13,91yaitu pada PT. Kalbe Farma 2011. Sedangkan nilai rata-rat (mean) pada periode 2008-2013 sebesar 1,3392. CSR memiliki Nilai tertinggi (maximum) sebeasar 0,82 yaitu pada PT. Unilever 2012. Dan nilai terendah (minimum) sebesar 0,50 yaitu pada PT. Aneka Tamabng 2009. Sedangkan nilai rata-rat (mean) pada periode 2008-2013 sebesar 0,6962 Return saham memeiliki nilai tertinggi (maximum) sebesar 2,20 yaitu pada PT. Kalbe Farma 2009. Dan nilai terendah (minimum) 0,02 yaitu pada PT. Atra agro lestari 2009. Sedangkan nilai rata-rata (mean) pada periode 2008-2013 yaitu sebesar 0,4243.
91
B. Uji asumsi klasik Uji asumsi klasik dilakukan sebagai persyaratan analisis regresi berganda. Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uni normalitas, multikolenieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah model yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilihat dengan analisi grafik dan analisis statistic. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorof – Smirnov Penggunaan uji statistik diperlukan karena karena kadang hasil uji grafik dapat menyesatkan bila kurang hati-hati, karena secara visual bisa kelihatan normal, padahal secara statisti bisa sebaliknya. Hasil uji Kolmogorof – Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
92
Tabel 4.2 Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
42
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .46857402
Absolute
.195
Positive
.195
Negative
-.184
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.262 .083
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data sekunder Spss 16.0 diolah Berdasarkan hasil tabel 4.2 tersebut, nilai Kolmogorof – Smirnov sebesar 1,262 dengan signifikansi 0,083 Data singnifikansi tersebut menunjukkan lebih besar dari 0,05 yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel independen. Jika variabel independen saling berhubungan, maka nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mengetahui uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing – masing variabel seperti pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
93
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant)
PROPER
.977
1.023
DER
.331
3.021
PBV
.687
1.456
EPS
.444
2.254
CSR
.684
1.504
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: Data sekunder Spss 16.0 diolah Suatu regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai niali Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari data tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian untuk uji multikolinearitas tidak terjadi masalah antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari aotukorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Sebagai berikut Tabel 4.4 akan menampilkan hasil uji autokorelasi:
94
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model 1
R .293
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.086
.230
.50006
Durbin-Watson 1.918
a. Predictors: (Constant), CSR, PROPER, PBV, EPS, DER b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
sumber: Data sekunder Spss 16.0 diolah Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil uji Durbin –Watson sebesar 1,918 nilai ini dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 42 dan jumlah variabel independen (k) = 5 dengan tingkat signifikansi 0,05 maka didapat nilai dL = 1,254 dan nilai dU = 1,781 Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi karena du < d < 4 – du dengan kata lain 1,781 < 1,918 dan 1,918< 4 – 1,781. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi keasmaan varian dari residual satu pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas dari model regresi bisa dilihat dari garfik scatterplot yang diperoleh dari output spss. Jika titik-titik dalam garfik menyebar diatas 0 dan juga dibawah 0, Serta titik-titik tersebut tidak membentuk pola tertentu disatu titik tempat, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini terbebas dari masalah. Berikut hasil grafik yang diperoleh dari regresi:
95
Gambar 4.1 Scatterplot
Berdasarkan hasil grafik dari uji regresi tersebut diatas terlihat bahwa titiktitik yang ada menyebar tidak norma dan titik-titik tersebut menyebar diatas dan di bawah nilai 0, dan titik-titik tersebut juga tidak membentuk pola tertentu. Jadi dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedastisitas sehingga dapat di katakan model model regresi layak digunakan. Karena hassil dari sccaterplots terkadang menyesatkan maka perlu dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji glejser untuk memperkuat hasil scatterplots. Berikut tabel Uji glejser:
96
Tabel 4.5 Uji glejser
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.099
.734
PROPER
-.052
.098
DER
-.036
PBV
Coefficients Beta
T
Sig. .134
.894
-.084
-.531
.599
.075
-.130
-.478
.636
.000
.000
-.200
-1.059
.297
EPS
1.376E-6
.000
.020
.086
.932
CSR
.686
.807
.163
.849
.401
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Data sekunder Spss 16.0 diolah Dari hasil output spss menunjukan bahwa nilai korelasi kelima variabel independent dengan unstandarized residual tingkat signifikan lebih dari 0,05 karena nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memandang adanya heteroskedastisitas. C. Uji Hipotesis 1. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh PROPER, DER, PBV, EPS, Dan CSR terhadap Return saham.
97
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.566
1.073
PROPER
-.067
.144
DER
.106
PBV
Coefficients Beta
t
Sig. .527
.601
-.075
.464
.645
.110
.268
.968
.339
.000
.000
-.268
-1.392
.173
EPS
-4.656E-6
.000
-.048
.199
.843
CSR
.142
1.180
.024
.120
.905
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: data sekunder spss 1.6 diolah Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Return saham = 0,566- 0,067 X1 + 0,106 X2 + 0,000 X3 –4,656 E-6 X4 + 0,142 X5 + e Persamaan tersebut mempunyai makna: a. Konstanta α = 0,566 menunjukkan bahwa apabila variabel kinerja lingkungan (X1), Debt To Equity Ratio (X2 ), Price To Book Value (X3), Earning Per Share (X4) dan variabel pengungkapan CSR (X5) bernilai 0 atau tidak ada maka variabel return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,556 b. Koefesien β1 = -0,067 menunjukkan bahwa apabila variabel kinerja lingkungan (X1) mengalami kenaikan sebesar satu persen dan dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya tetap maka variabel return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,067.
98
c. Koefesien β2 = 0,106 menunjukkan bahwa apabila variabel debt equity ratio (X2) mengalami kenaikan sebesar satu persen dan dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya tetap maka variabel return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,106 d. Koefesien β3 = 0,000 menunjukkan bahwa apabila variabel price to book value (X3) mengalami kenaikan sebesar satu persen dan dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya tetap maka variabel return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,000 e. Koefesien β4= -4,656E-6 menunjukkan bahwa apabila variabel earning per share (X4) mengalami kenaikan sebesar satu persen dan dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya tetap maka variabel return saham akan mengalami sebesar 4,656E-6 f. Koefesien β5 = 0,142 menunjukkan bahwa apabila variabel pengungkapan CSR (X2) mengalami kenaikan sebesar satu persen dan dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya tetap maka variabel return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,142 2. Uji signifikan a. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent. Kriteria pengujian adalah membandingkan angka signifikansi. Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 atau 5% maka H0 ditolak. Sedangkan jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau 5% maka H0 diterima. Dari hasil Uji t pada tabel 4.6 tampak bahwa dari kelima variabel tidak ada yang brepengaruh signifikan terhadap return saham karena kelima
99
variabel memiliki tingkat nilai signifikansi lebih dari 0,05. Nilai signifikansi masing-masing variabel adalah, 0,464, 0,339, 0,173, 0,843, dan 0,906. 1) Pengujian hipotesis pertama (Ha1) H01 = PROPER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Ha1 = PROPER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita ketahui bahwa variabel PROPER menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,464 dengan nilai t tabel sebesar 1,68195. Sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel (0,564<1,68195)
dengan nilai
signifikan 0,645 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa PROPER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham. Alasan tidak signifikanya Kinerja Lingkungan dengan return saham adalah karena perilaku variabel kinerja lingkungan pada perusahaanperusahaan di J II tersebut tidak sejalan dengan prediksi menurut teoritis. Variabel kinerja lingkungan ternyata bukanlah salah satu
faktor
yang
menentukan fluktuasi harga saham dan besarnya return saham pada suatu periode. Hal ini diduga karena kondisi yang terjadi di Indonesia sangat berbeda dengan yang terjadi di beberapa negara lain terutama di negara barat berkaitan dengan perilaku para pelaku di pasar modal Indonesia.
100
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2012).94 Dan bertentangan dengan penelitian Ardila Noor Rakhema (2007) 95 2) Pengujian Hipotesis ke dua (Ha2) H01 = DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Ha1 = DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita ketahui bahwa variabel DER menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,968 dan nilai t tabel 1,68195. Sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel (0,968<1,68195) dengan nilai signifikansi 0,339 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham. Salah satu penyebab tidak signifikanya DER terhadap return saham disebabkan oleh tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini
94
Fitriyani “ Pengaruh kinerja lingkungan, ukuran perusahaan terhadap Return saham, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek indonesia 2012 ” skripsi(universitas diponegoro) (http://eprints.undip.ac.id/1823/1), di unduh tanggal 12 maret 2015. 95 Ardilla noor rakhiema dan dian agustina, pengaruh kierja lingkungan terhadap csr disclosure dan kinerja financial, jurnal,(Yogyakarta, universitas muhammadiyah yogyakarta 2009),( http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/06/akmk29.pdf),(di unduh tanggal 25 maret 2015)
101
akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga semakin menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anisa Ika Hanani (2009)96 dan Ratna Prihantini (2009)97 yang menyatakan DER tidak memeiliki pengaruh terhadap return saham. 3) Pengujian Hipotesis ke tiga (Ha3) H01 = PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Ha1 = PBV berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita ketahui bahwa variabel PBV menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,392 dan nilai t tabel sebesar 1,68195 sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel ( -1,392< 1,68195) nilai signifikansi 0,173 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham. Alasan tidak signifikanya PBV terhadap return saham karena data return saham diambil dari perbandingan harga pasar saham akhir tahun yang bersangkutan dikurangi harga pasar saham awal tahun yang bersangkutan
96
Anisa Ika Hanani, “Analisis pengaruh EPS, ROE dan DER terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdftar di Jakarta Islamic Index 2006-2009” Skripsi (Universitas Diponegoro), (http://eprints.undip.ac.id/18391/1/) di unduh tanggal 20 maret 2015. 97 Ratna Prihantini”Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, ROA, DER dan CR terhadap return saham pada perusahaan real estateand property di bursa efek indonesia 2009” jurnal, (universitas diponegoro), (http://eprints.undip.ac.id/18720/1/Ratna_Prihantini.pdf) di unduh tanggal 13 maret 2015.
102
dibagi harga pasar saham awal tahun yang bersangkutan sedangkan data PBV diambil dari perbandingan harga pasar saham akhir tahun yang bersangkutan dengan nilai buku pada awal perusahaan tersebut melakukan IPO atau pertama listing di bursa saham, disinilah terjadi perbedaan waktu dimana belum tentu PBV yang beasar atau yang mengalami kenaikan yang signifikan akan memepengaruhi
return
saham
perusahaan
pada
tahun
yang
bersangkutan/tahun penelitian Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh saniman widodo (2007).98Dan Wirawati(2008)99. Dan bertentangan dengan penelitian Desy Arsita dan Astor (2010)100 4) Pengujian Hipotesis ke empat (Ha4) H01 = EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Ha1 = EPS berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita ketahui bahwa variabel EPS menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,199 dan nilai t tabel sebesar 1,68195 sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,199<1,68195) dengan signifikansi 0,843 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t
98
Saniman Widodo, , Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Rrofitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham sSyariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index periode 2003-2005, tesis (semarang, universitas dipoengoro,) 2007 (http://eprints.undip.ac.id/16305/) 99
Wiranti, “ Pengaruh Rasio keuangan terhadap Return saham pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia ” skripsi (universitas diponegoro), 2009 (http://eprints.undip.ac.id/54606/) 100
Desy Arista dan Astohar, faktor-faktor yang mempengaruhi return saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode tahun 2005 - 2009),jurnal ( stie tolawin, 2012),(http://www.jurnal.stietotalwin.ac.id/index.php/JurnalIlmuManajemendanAkunta/issue/view/12) (di unduh tanggal 25 maret 2015),
103
tersebut dapat disimpulkan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham. Salah satu penyebab tidak signifikanya EPS terhadap return saham karena adanya praktek window dresing terhadap laporan keuangan tersebut agar kinerja perusahaan tampak lebih baik. Akibatnya investor kurang percaya karena invormasi tersebut seringkali tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh desi Arsita dan Astor (2010)
101
dan bertentangan dengan penelitian Tomas Setya
Wahyubudi (2010)102 5) Pengujian Hipotesis ke lima (Ha5) H01 = pengungkapan CSR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Ha1 = pengungkapan CSR berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita ketahui bahwa variabel CSR menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,120 dan nilai t tabel sebesar 1,68195 sehingga t thitung lebih besar dari t tabel (0,120<1,68195) dengan signifikansi 0,906 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t
101
Desy Arista dan Astohar, faktor-faktor yang mempengaruhi return saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode tahun 2005 - 2009),jurnal ( stie tolawin, 2010),(http://www.jurnal.stietotalwin.ac.id/index.php/JurnalIlmuManajemendanAkunta/issue/view/12. 102 Thomas setya wahyu budi, pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham perusahaan di index LQ45 bursa efek indonesia 2008_2010, skripsi S1 (malang universitas brawijaya), fakultas ekonomi dan bisnis (http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/297), (di unduh 25 maret 2015)
104
tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham. Akibat tidak signifikanya pengungkapan CSR terhadap return saham adalah Karena Indeks pengungkapan CSR yang digunakan sebagai ukuran besarnya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan sampel cenderung bersifat subyektif. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang dari masing-masing pembaca dalam melihat pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosefa
Sayekti dan Ludovisus Sensi Wondabio (2007) 103dan bertentangan dengan dengan penelitian Reni Haryani (2011)104. b. Uji Statistik F Uji Statistik uji F pada dasarnya untuk menguji apakah semua variabel idependent yang dimasukan berpengaruh terhadap variabel dependent secara berasam-sama (simultan). Hasil pengujian uji F dapat dilihat pada gamabr berikut:
103
Yosefa Sayekti dan Ludovisus Sensi Wondabio, pengaruh CSR disclosure terhadap Earning Respon Coefficient jurnal .(Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2007), (http://www.tsm.ac.id/JBA/1_artikel_JBA11..asp), 104 Reni Haryani, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return Saham” (PT Unilever Indonesia Tbk.) (Universitas Budi Luhur)jurnal, (http://ejournal.jraiai.org.?ijar?index.php.?ijar/articel/view/174)’
105
Tabel 4.7 Hasil perhitungan Uji F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.846
5
.169
Residual
9.002
36
.250
Total
9.848
41
F
Sig. .676
.644
a
a. Predictors: (Constant), CSR, PROPER, PBV, EPS, DER b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: data sekunder Spss 16.0 diolah H06 = PROPER, DER, EPS, PBV, EPS, CSR, secara simulatan tidak berpengaruh terhadap return saham. H06 = PROPER, DER, EPS, PBV, EPS, CSR, secara simulatan berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.7 hasil perhitungan uji ANOVA atau Uji-F dengan nilai F hitung sebesar 0,676 dan nilai F tabel sebesar 2,49 dengan signifikansi 0,644 lebih dari 5% atau 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H05 diteima dan Ha5 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independent tidak berpengaruh secara bersama-sama trehadap variabel dependent. Maka dapat dikatakan bahwa PROPER, DER, PBV, EPS, CSR secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Tabel 4.8 Hasil Uji koefiesien Determinassi (R2) b
Model Summary
Model
R
1
.293
R Square a
.086
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.230
.50006
a. Predictors: (Constant), CSR, PROPER, PBV, EPS, DER b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
106
Sumber: data sekunder Spss 16.0 diolah Dilihat dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui nilai Adjusted R2 sebesar 0,230 yang berarti variabilitas variabel dependen yang yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 23%. Dan sisanya 83% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam variabel regresi dalam penelitian ini.