BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil pengolahan data statistik diperoleh hasil analisa seperti tampak pada tabel 4.1 yang menunjukkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : jumlah sampel perusahaan (N), nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean (rata-rata), dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
NP= TOBINS'Q (Y)
66
.397
10.251
1.73540
1.734879
DKI (X1)
66
.000
.667
.38131
.099669
UDD (X2)
66
2.000
11.000
4.59091
1.984380
SIZE (X3)
66
10.893
13.773
11.88516
.656138
DER (X4)
66
-10.341
6.013
.94323
1.947152
Valid N (listwise)
66
Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2014
Pada tabel diatas menunjukkan jumlah N sebanyak 66, yang merupakan data yang diambil dari 22 perusahaan dan dijadikan sampel dengan periode 3 tahun yaitu untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Data variabel terdiri dari Nilai
41
42
Perusahaan (NP), Dewan Komisaris Independen (DKI),
Ukuran Dewan Direksi
(UDD), Ukuran perusahaan (Size) dan Leverage (DER). Dari hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan, untuk Nilai Perusahaan (NP) diperoleh nilai rata-rata sebesar 1,73540. Nilai tertinggi yaitu sebesar 10,251 untuk perusahaan Krakatau Steel Tbk.(KRAS) pada tahun 2010 dan nilai terendah 0,397 yaitu perusahaan Asiaplast Industries Tbk. (APLI) pada tahun 2012, dengan standar deviasi sebesar 1,734879. Pada variabel Dewan Komisaris Independen (DKI) diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,38131 dengan standar deviasi sebesar 0,099669. Nilai tertinggi yaitu sebesar 0,667 untuk perusahaan BIMA pada tahun 2011 dan tahun 2012, sedangkan nilai terendah yaitu 0,000 pada perusahaan Intanwijaya Internasional Tbk. (INCI) untuk tahun 2012. Pada variabel Ukuran Dewan Direksi (UDD) diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,59091 dengan standar deviasi sebesar 1,984380. Untuk nilai tertinggi sebesar 11,000 yaitu pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) pada tahun 2011 dan tahun 2012. Sedangkan nilai terendah yaitu 2,000 terdapat pada perusahaan Pelangi Indah Canindo Tbk.(PICO) ditahun 2010, tahun 2011 dan tahun 2012. Pada variabel Ukuran Perusahaan (Size) diperoleh nilai rata-rata sebesar 11,88516 dengan standar deviasi sebesar 0,656138. Nilai tertinggi yaitu sebesar 13,773 untuk perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) pada tahun 2012,
43
dan nilai terendah sebesar 10,893 pada perusahaan Lionmesh Prima Tbk. (LMSH) pada tahun 2010. Pada variabel Leverage (DER) diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,94323 dengan standar deviasi sebesar 1,947152. Nilai tertinggi yaitu sebesar 6,013 pada perusahaan Mulia Industrindo Tbk. (MLIA) tahun 2011, sedangkan nilai terendah sebesar (-10.341) pada tahun 2010.
B. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Dasar dalam pengambilan keputusan adalah jika Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan, pada tabel 4.2 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,702 dengan nilai signifikan 0,006 berada jauh dibawah nilai signifikan 0,05. (< 0,05). Nilai tersebut mengindikasikan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Sehingga peneliti perlu menormalkan data terlebih dahulu sebelum melangkah pada tahap uji normalitas selanjutnya.
44
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N Normal Parameters
66 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 1.57959544
Absolute
.210
Positive
.210
Negative
-.161
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.702 .006
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2014
Untuk menormalkan data yang belum terdistribusi normal,
peneliti
melakukan transformasi data awal dengan menggunakan metode logaritma natural (Ln). Transformasi data dilakukan dengan merubah kedalam bentuk Ln terhadap semua variabel baik dependen maupun independen pada persamaan regresi, dengan persamaan seperti berikut : LnNP = a + b LnDKI + b LnUDD + b LnSIZE + b LnDER + e Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian One sample Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai probabilitas untuk residual lebih besar dari 0,05.
45
Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data tampak pada tabel 4.3, menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,031 dengan nilai signifikan 0,238 lebih besar dari 0,05. (> 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa data sudah terdistribusi secara normal . Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N Normal Parameters
61 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .59659513
Absolute
.132
Positive
.132
Negative
-.089
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.031 .238
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2014
Selain pengujian dilakukan dengan uji one sample Kolmogorov-Smirnov, peneliti juga melakukan pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dan analisis grafik plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi terdistribusi normal, karena titik-titik menyebar disekitar diagonal dan penyebarannya mengikuti arah diagonal serta tidak membentuk pola tertentu.
46
Hasil uji normalitas grafik dapat dilihat pada gambar 4.1 menampakkan bentuk simetris tidak menceng kekiri atau kekanan, mengindikasikan bahwa residual terdisribusi secara normal. Sedangkan gambar 4.2 memperlihatkan grafik probality plots
dimana
titik-titik
menyebar
berhimpitan
pada
garis
mengindikasikan bahwa residual terdistribusi secara normal.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Nilai Perusahaan
diagonal,yang
47
Gambar 4.2 Uji Normalitas Nilai Perusahaan P-P Plot
2.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi
yang digunakan dalam penelitian terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk itu peneliti melakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10.
48
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant)
Std. Error
2.064
5.745
LnDKI
.180
.442
LnUDD
.833
LnSIZE LnDER
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
.359
.721
.051
.407
.686
.916
1.091
.303
.494
2.746
.008
.440
2.274
-1.167
2.388
-.091
-.489
.627
.413
2.421
-.023
.090
-.036
-.256
.799
.738
1.356
a. Dependent Variable: LnNP
Sumber: Data Sekunder diolah tahun 2014
Pada tabel 4.4 hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai toleransi semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian menunjukkan nilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Nilai toleransi variabel Dewan Komisaris Independen sebesar 0,916 dan nilai VIF sebesar 1,091. Ukuran Dewan Direksi dengan nilai toleransi sebesar 0,440 dan nilai VIF sebesar 2,274. Size Perusahaan dengan nilai toleransi sebesar 0,413 dan nilai VIF sebesar 2,421, sedangkan Leverage (DER) memiliki nilai toleransi sebesar 0,738 dan nilai VIF sebesar 1,356. Tabel 4.5 memperlihatkan tampilan matriks korelasi antar variabel independen juga tidak melebihi 90%. Dimana nilai terbesar antar variabel yaitu antara variabel Ukuran Dewan Direksi dengan Size perusahaan dengan nilai 0,736 berada
49
dibawah 0,90 atau tidak melebihi 90 %. Hal ini mengindikasikan bahwa semua model regresi yang digunakan terbebas dari multikolinearitas. Tabel 4.5 Coefficient Correlationsa Model
LnDER
Correlations
1
Covariances
LnDKI
LnUDD
LnSIZE
LnDER
1.000
.071
.470
-.478
LnDKI
.071
1.000
.183
-.280
LnUDD
.470
.183
1.000
-.736
LnSIZE
-.478
-.280
-.736
1.000
LnDER
.008
.003
.013
-.103
LnDKI
.003
.195
.025
-.295
LnUDD
.013
.025
.092
-.533
LnSIZE
-.103
-.295
-.533
5.701
a. Dependent Variable: LnNP
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2014 3.
Uji Autokolerasi Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi, penulis menggunakan analisis Durbin-Watson. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi Model Summaryb Model 1
R .453
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.205
.148
a. Predictors: (Constant), LnDER, LnDKI, LnUDD, LnSIZE
b. Dependent Variable: LnNP
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2014
.61753
Durbin-Watson 1.300
50
Dari tabel hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa hasil dari regresi tersebut terkena autokorelasi dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1.300. Nilai Durbin-Watson (DW) dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 persen, dengan jumlah sampel (N) 66 dan jumlah variabel 4 (k=4). Dari tabel Durbin-Watson diperoleh nilai dl sebesar 1,475 dan nilai du sebesar 1,731. Dari nilai-nilai tersebut dapat dihitung nilai 4 – du, diketahui nilai du sebesar 1,731, maka nilai DW4-1,731 adalah 2,269. Hasil perhitungan dapat diketahui du 1,731 > DW 1,300 <
4 - du 2,269 , dimana nilai DW lebih kecil dari nilai du sehingga
mengindikasikan terdapat autokolerasi pada model regresi. Untuk mengatasi autokorelasi yang terjadi pada model regresi, selanjutnya peneliti melakukan transformasi data dengan metode Logaritma (Lag) pada variabel dependen. Hasil transformasi
data terhadap variabel dependen Nilai perusahaan
menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,905 dapat dilihat pada tabel 4.6, dengan jumlah sampel (N) 66 dan jumlah variabel 4 (k=4). Dari tabel Durbin-Watson diperoleh nilai dl sebesar 1,475 dan nilai du sebesar 1,731. Dari nilai-nilai tersebut dapat dihitung nilai 4 – du, diketahui nilai du sebesar 1,731, maka nilai DW4-1,731 adalah 2,269. Hasil perhitungan dapat diketahui du 1,731 < DW 1,905 < 4 - du 2,269, dimana nilai DW lebih besar dari nilai du sehingga mengindikasikan tidak terdapat autokolerasi dari model regresi tersebut.
51
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi Setelah Transformasi Model Summaryb
Model
R
R Square
.588a
1
Adjusted R Square
.346
.286
Std. Error of the Estimate .56927
DurbinWatson 1.905
a. Predictors: (Constant), LnDKI, LnUDD, LagLnNP, LnDER, LnSIZE b. Dependent Variable: LnNP
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2014
4.
Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi
yang digunakan terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam penelitian ini penulis menggunakan grafik Scatterplot. Hasil uji heterokedastisitas tampak pada gambar 4.3, dimana terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menggambarkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
52
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
C. Uji Hipotesis 1.
Analisis Regresi Berganda
Pada Tabel 4.8 hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan persamaan regresi berganda sebagai berikut : LnNP = a + b LnDKI + b LnUDD + b LnSIZE + b LnDER + e LnNP = 2,064 + 0,180 LnDKI + 0,833 LnUDD – 1,167LnSIZE - 0,023LnDER + e
53
Dimana : NP
= Nilai Perusahaan
DKI
= Dewan Komisaris Independen
UDD = Ukuran Dewan Direksi SIZE
= Ukuran Perusahaan
DER
= Debt Equity Ratio Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error 2.064
5.745
LnDKI
.180
.442
LnUDD
.833
LnSIZE
LnDER
Beta
t
Sig. .359
.721
.051
.407
.686
.303
.494
2.746
.008
-1.167
2.388
-.091
-.489
.627
-.023
.090
-.036
-.256
.799
Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2014
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, analisa
dari pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap Nilai Perusahaan (variabel dependen), adalah sebagai berikut : 1) Koefisien regresi sebesar 2,064 menyatakan bahwa jika semua variabel independen dianggap konstan, maka nilai perusahaan (NP) adalah sebesar 2,064.
54
2) Koefisien regresi DKI (Dewan Komisaris Independen) sebesar (+ 0,180) artinya bahwa variabel Dewan Komisaris Independen terdapat hubungan positif dengan Nilai Perusahaan. Hal ini menunjukkan setiap penambahan 1 persen Dewan Komisaris Independen akan menyebabkan kenaikan Nilai Perusahaan sebesar 0,180 persen. 3) Koefisien regresi UDD (Ukuran Dewan Direksi) sebesar (+ 0,833) artinya pada variabel Ukuran Dewan Direksi terdapat hubungan positif dengan Nilai Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 persen Ukuran Dewan Direksi akan menyebabkan kenaikan Nilai Perusahaan yang diterima sebesar 0,833 persen. 4) Koefisien regresi SIZE sebesar (- 1,167) artinya bahwa variabel Ukuran Perusahaan terdapat hubungan negatif dengan Nilai Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 persen dari Ukuran Perusahaan akan menyebabkan penurunan Nilai Perusahaan yang diterima sebesar 1,167 persen. 5) Koefisien regresi DER (Debt Equity Ratio) sebesar (-0,023), artinya pada variabel Leverage (DER)
terdapat hubungan negatif dengan Nilai
Perusahaan. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Leverage (DER) akan menyebabkan penurunan pada Nilai Perusahaan sebesar 0,023 persen.
55
2.
Uji Koefisien Determinasi Untuk mengetahui beasarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi R2. Nilai R2 berada diantara 0 dan 1, semakin mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Dibawah ini adalah tabel hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi.
Tabel 4.9 Hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
1
.588a
R Square
Adjusted R Square
.346
Std. Error of the Estimate
.286
.56927
a. Predictors: (Constant), LnDKI, LnUDD, LagLnNP, LnDER, LnSIZE b. Dependent Variable: LnNP
Sumber : Data sekunder diolah Tahun 2014 Pada tabel hasil uji analisis koefisien Determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,286. Hal ini menunjukkan bahwa 28,6 % variabel dependen dalam hal ini Nilai Perusahaan, dapat dijelaskan oleh ke empat variabel independen yaitu Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Perusahaan, dan Leverage (DER). Sisanya yaitu sebesar 71,4 % (100 % - 28,6 %) dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Berikut adalah tabel hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi.
56
3.
Uji Parsial ( Uji t ) Uji
t
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
independen
mempengaruhi variabel dependen. Tabel 4.10 Hasil Uji t
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error 2.064
5.745
LnDKI
.180
.442
LnUDD
.833
LnSIZE LnDER
Beta
t
Sig. .359
.721
.051
.407
.686
.303
.494
2.746
.008
-1.167
2.388
-.091
-.489
.627
-.023
.090
-.036
-.256
.799
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2014 Dari hasil uji t pada tabel 4.10, dengan melihat Unstandardized Coefficients dapat dianalisa sebagai berikut : a.
Dewan Komisaris Independen signifikan pada 0,686 ( > 0,05 ) lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Menunjukkan bahwa Dewan Komisaris Independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sehingga Hipotesis 1 ditolak.
b.
Hasil Uji Hipotesis Ukuran Dewan Direksi signifikan pada 0,008 (< 0,05) kurang dari nilai signifikansi 0,05. Menunjukkan bahwa Ukuran Dewan Direksi berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sehingga Hipotesis 2 diterima.
57
c.
Hasil Uji Hipotesis Ukuran Perusahaan signifikan pada 0,627 ( > 0,05 ) lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sehingga Hipotesis 3 ditolak
d.
Hasil Uji Hipotesis Leverage (DER) signifikan pada 0,799 (> 0,05) lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Menunjukkan bahwa Leverage (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sehingga Hipotesis 4 ditolak.
Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa dari keempat variabel independen hanya variabel Ukuran Dewan Direksi yang memiliki nilai signifikan pada 0,05. Dengan demikian hanya variabel Ukuran Dewan Direksi yang berpengaruh terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan.
4.
Uji Pengaruh Simultan (F test) Uji pengaruh simultan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil Uji F pada tabel 4.11, menunjukkan nilai F sebesar 3,607 dan signifikan pada 0,011 ( < 0,05 ) kurang dari 0,05. Hal
ini
menjelaskan
bahwa
variabel
independen secara
simultan
mempengaruhi variabel dependen sebesar 3,607 dan signifikan pada 0,011. (< 0,05). Atau dengan kata lain variabel dependen Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Perusahaan (Size), dan Leverage (DER) berpengaruh secara
58
serentak terhadap variabel independen Nilai Perusahaan. Dengan demikian model regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan. Tabel 4.11 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
5.502
4
1.375
Residual
21.356
56
.381
Total
26.857
60
F 3.607
Sig. .011
a. Predictors: (Constant), LnDER, LnDKI, LnUDD, LnSIZE b. Dependent Variable: LnNp
Sumber : Data sekunder diolah Tahun 2014
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji t dan Uji F Hasil Uji t
DKI
UDD
SIZE
DER
DKI, UDD, SIZE, DER
0.686 0,008 0.627 0.799
Uji F
Sumber : Data diolah tahun 2014
0.011
H0 diterima H0 dtolak H0 diterima H0 diterima Ho ditolak dan Ha diterima
a
59
D. Pembahasan Analisa dari pengujian atas hipotesis dengan nilai persamaan regresi berganda yang dihasilkan yaitu : NP = 2,064 + 0,180 LnDKI + 0,833 LnUDD – 1,167LnSIZE - 0,023LnDER + e adalah sebagai berikut : 1.
H1 = Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan Hipotesis pertama yaitu Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
dengan variabel kontrol Size dan leverage pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2012. Dari hasil uji analisis regresi berganda, nilai koefisien regresi sebesar (+) 0,180 dan nilai signifikansi 0,686 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif variabel Dewan Komisaris Independen dengan Nilai Perusahaan tetapi tidak signifikan. Artinya bahwa setiap perubahan penambahan jumlah Dewan Komisaris Independen sebesar 1 persen akan direspon dengan perubahan peningkatan terhadap nilai perusahaan sebesar 0,180 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Dewan Komisaris Independen merupakan mekanisme Good Corporate Governance yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Atau dengan kata lain bahwa variabel Dewan
60
Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dengan demikian Hipotesis pertama (H1) ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Siallagan dan Machfoed (2006), serta Agung Mirah Purnama sari dan Agus Ardian (2014) yang menyimpulkan bahwa proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh secara positip terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Angraheni Niken Susanti, Rahmawati dan Aryani (2010) yang menyimpulkan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mekanisme GCG yaitu komposisi Dewan Komisaris Independen dalam perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2010 s.d tahun 2012, tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Masih adanya perusahaan yang belum memenuhi Code of Corporate Governance (Pedoman Tata Kelola Perusahaan) PT BEI tahun 2011, mengenai syarat minimal 30 % jumlah Dewan Komisaris Independen dari total keseluruhan Dewan Komisaris yang harus dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di BEI. Masih ditemukannya jabatan rangkap anggota Dewan Komisaris Independen yang juga sebagai Dewan Direksi atau sebagai pemegang saham, tidak memenuhi kriteria yang dimaksud
Dewan Komisaris Independen dalam
Keputusan Menteri BUMN Nomor : Per-01/MBU/2011. Bahwa yang dimaksud Dewan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak
61
memiliki hubungan dengan anggota direksi dan/atau pemegang saham. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kurangnya investor memperhatikan informasi tentang GCG ketika akan melakukan investasi diperusahaan. Atau kemungkinan lain juga bisa disebabkan karena investor sudah mengetahui adanya aturan yang telah dikeluarkan oleh BEI mengenai keharusan menerapkan prinsip-prinsip GCG bagi perusahaan yang terdaftar di BEI. 2.
H2
= Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positip terhadap Nilai
Perusahaan Hipotesis kedua yaitu Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
dengan variabel kontrol dan leverage pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2012. Dari hasil uji analisis regresi berganda, nilai koefisien regresi positip sebesar 0,833 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008, berarti bahwa adanya perubahan peningkatan jumlah Dewan Direksi sebesar 1 persen akan direspon dengan perubahan peningkatan Nilai Perusahaan sebesar 0,833 persen. Hal ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara variabel Ukuran Dewan Direksi dengan variabel Nilai Perusahaan, dengan kata lain variabel Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ukuran Dewan Direksi, yang merupakan mekanisme Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis kedua (H2) diterima.
62
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suranta dan Machfoedz (2003) bahwa Nilai Perusahaan dipengaruhi positif signifikan oleh Ukuran Dewan Direksi. Berbeda dengan hasil penelitian Agung Mirah Purnama Sari dan Agus Ardian (2014) yang menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3.
H3 = Ukuran Perusahaan berpengaruh positip terhadap Nilai Perusahaan Hipotesis ketiga yaitu Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan dengan variabel kontrol Size dan leverage pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2012. Dari hasil uji analisis regresi berganda, nilai koefisien regresi bernilai negatif sebesar 1,167 dan nilai signifikan 0,627, memperlihatkan bahwa size perusahaan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang berarti bahwa setiap penambahan Size perusahaan sebesar 1 persen akan berakibat pada penurunan nilai perusahaan sebesar 1,167 persen. Ukuran Perusahaan menunjukkan tidak adanya korelasi signifikan terhadap penerapan GCG dalam pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan atau dengan kata lain bahwa variabel Size perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis ketiga (H3) ditolak. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin kecil.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
63
penelitian Siallagan dan Machfud (2006) bahwa Size secara negatif dan signifikan mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan. 4.
H4 = Leverage (DER) berpengaruh positip terhadap Nilai Perusahaan Hipotesis keempat yaitu Leverage (DER) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan dengan variabel kontrol Size dan leverage pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2012. Hasil uji analisis regresi berga nda, diperoleh nilai koefisien regresi yaitu negatif 0,023 dengan nilai signifikansi sebesar 0,799, artinya bahwa penambahan 1 persen pada variabel Leverage (DER) akan mengakibatkan penurunan pada nilai perusahaan sebesar 0,023,
Jadi variabel Leverage
berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa variabel Leverage menunjukkan tidak adanya korelasi signifikan terhadap penerapan GCG dalam mempengaruhi nilai perusahaan Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis keempat (H4) ditolak. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) yang mengungkapkan bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun sejalan dengan hasil penelitian Angraheni Niken Susanti, Rahmawati dan Aryani (2010 yang menyimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap kualitas laba dan nilai perusahanan.
64
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) variabel independen yang digunakan dalam pengujian menunjukkan hanya 1 (satu) variabel yang berpengaruh positip dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yaitu Ukuran Dewan Direksi.