BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN
A. Analisis
Motivasi
Remaja
Menempuh
Pendidikan
Putus
Kesetaraan
Sekolah
Paket
C
dalam di
Desa
Kwayangan Kedungwuni Pekalongan Dari hasil teori yang telah dikemukakan di bab dua dan deskripsi motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan Kedungwuni Pekalongan pada bab tiga, maka dapat dianalisis bahwa motivasi remaja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bisa Sekolah dan Bekerja
Rata-rata remaja putus sekolah yang termotivasi menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan adalah mereka terlebih dulu sudah bekerja sebagai buruh konveksi. Akan tetapi kemudian mereka melanjutkan pendidikan atau bersekolah di pendidikan kesetaraan paket C karena menurut mereka sekolah di pendidikan kesetaraan paket C tidak terlalu menyita banyak waktu karena waktu sekolah hanya 2 sampai 3 hari dalam seminggunya. Artinya hal itu tidak mengganggu pekerjaan mereka. Alasan itulah yang menjadi salah satu motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan yaitu agar bisa sekolah sambil bekerja. 2. Menambah Ilmu dan Pengalaman
Pendidikan atau sekolah menjadikan orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan yang tadinya tahu menjadi tambah mengerti. Tentunya setiap orang pasti ingin memperoleh banyak ilmu dan pengalaman baik yang diperoleh melalui
1
2
sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain. Mereka juga ingin mencari pengalaman baru tidak fokus hanya untuk kerja saja. Mereka juga berharap ilmu yang mereka peroleh kelak dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Hal ini juga terjadi pada remaja putus sekolah di Desa Kwayngan yang menempuh pendidikan kesetaraan paket C mereka ingin memperoleh ilmu dan berbagai pengalaman baru lewat pendidikan atau sekolah yang mereka tempuh. 3. Mendapatkan Ijazah Setara SMA/MA
Pendidikan kesetaraan paket C merupakan alternatif pendidikan lain bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikannya agar setara dengan SMA/MA. Karena pendidikan kesetaraan paket C merupakan pendidikan yang setara dengan tingkat pendidikan SMA/MA. Harapan mereka kelak ijasah setara SMA/MA yang mereka peroleh kelak dapat membantu mereka. Hal inilah yang memotivasi remaja putus sekolah di Desa Kwayangan dalam menempuh pendidikan kesetaraaan paket C karena mereka ingin mendapatkan ijazah yang setara dengan SMA/MA. 4. Bisa Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan yang Lebih Tinggi
Kebanyakan orang pastilah punya harapan untuk bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Terlepas dari latar belakang kehidupan dan pendidikan pastilah setiap orang pernah terbesit dalam pikirannya agar kelak bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Setelah memperoleh ijasah setara SMA/MA mereka mempunyai harapan bahwa suatu saat nanti bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka berharap bisa merubah nasib mereka menjadi lebih baik lagi. Itulah yang memotivasi remaja putus sekolah
3
dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan agar kelak mereka berharap bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.
B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Putus
Sekolah dalam Menempuh Pendidikan Kesetaraan Paket C di Desa Kwayangan Kedungwuni Pekalongan Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap informan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C yang telah di sebutkan pada bab tiga, maka analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasinya adalah sebagai berikut : 1. Biaya Sekolah di Pendidikan Kesetaraan Paket C Lebih Terjangkau
Biaya sekolah merupakan hal penting lain yang harus dimiliki selain keinginan yang kuat untuk bersekolah. Mahalnya biaya pendidikan di sekolah formal terkadang membuat tidak semua orang mampu untuk memenuhinya. Di pendidikan kesetaraan paket C biaya yang dibutuhkan tidaklah merepotkan dan masih terjangkau oleh mereka. Hal inilah yang akhirnya mempengaruhi motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C, karena biaya pendidikan di sekolah paket C menurut mereka jauh lebih terjangkau jika di bandingkan dengan sekolah formal pada umumnya.
2. Tidak Ingin Merepotkan Orang Tua
4
Kondisi keluarga turut berpengaruh terhadap keputusan remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan. Dari beberapa informan kondisi keluarga mereka dapat dikatakan masuk dalam golongan menengah ke bawah. Menurut mereka jika sekolah di sekolah formal atau umum tentunya biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit, akhirnya pendidikan kesetaraan paket C menjadi alternatif bagi mereka. Itu pula lah yang ikut mempengaruhi motivasi mereka dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C, karena tidak ingin merepotkan orang tua mereka soal biaya sekolah jika mereka sekolah di sekolah formal. 3. Kurangnya Minat Meneruskan di Sekolah SMA/MA Formal
Pendidikan kesetaraan paket C di pilih sebagai alternatif sekolah selain bersekolah di SMA/MA, karena memang pendidikan kesetaraan paket C adalah pendidikan yang setara dengan SMA/MA sederajat. Dari beberapa informan mengaku lebih memilih bersekolah di pendidikan kesetaraan paket C dari pada di sekolah formal pada umumnya. Sekolah di pendidikan kesetaraan paket C tidak terlalu menyita waktu masih bisa sambil bekerja jika dibandingkan dengan sekolah formal atau umum yang kegiatan belajar mengajarnya hampir satu minggu penuh. Kurangnya minat menerusakan di sekolah formal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi remaja putus sekolah di Desa Kwayangan dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C.
4. Sudah Cukup Lama Berhenti atau Putus Sekolah
5
Kebanyakan remaja putus sekolah yang menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan, mereka sudah berhenti sekolah atau putus sekolah sekitar 2 sampai 3 tahunan. Seperti yang sudah di terangkan sebelumnnya alasan mereka putus sekolah atau berhenti sekolah adalah karena faktor biaya, minat yang kurang dalam melanjutkan, bekerja dan lain-lain. Mereka merasa malu, dan kurang minat jiia harus meneruskan di sekolah umum. Akhirnya karena faktor sudah cukup lama berhenti atau putus sekolah lah yang mempengaruhi mereka bersekolah di pendidikan kesetaraan paket C. 5. Dukungan dari Keluarga
Keluarga atau lingkungan terdekat merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang. Keluarga merupakan tempat sandaran dalam setiap menghadapi persolan yang muncul. Keluarga pula tempat berbagi keceriaan, kesenangan maupun kesusahan. Adanya dukungan dari keluarga dalam setiap hal akan mampu memberikan motivasi tersendiri dalam diri seseorang dalam menjalani kehidupannya. Begitu pula yang dirasakan oleh remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C, mereka mendapatkan dukungan yang sangat besar dari keluarganya. 6. Pengaruh Orang Lain
Selain kemauan dari dalam diri remaja putus sekolah itu sendiri untuk menempuh pendidikan kesetaraan paket C, guna mengejar cita-ciata mereka dan kemudian adanya dukungan dari keluarga ternyata pengaruh dari orang lain seperti teman, tetangga, guru mereka sendiri juga turut mempengaruhi motivasi mereka dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C
6
C. Analisis Bentuk dan Pelaksanan Pendidikan Kesetaraan
Paket C yang di Tempuh Remaja Putus Sekolah di Desa Kwayangan Adapun analisis pelaksanaan pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan adalah sebagai berikut : 1. Bentuk pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus
sekolah di Desa Kwayangan Bentuk pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan pada intinya sama dengan pendidikan kesetaraan paket C pada umumnya. Mereka bersekolah di tempat lain, artinya memang di Desa Kwayangan tidak terdapat lembaga yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan paket C. Mereka memperoleh informasi tentang keberadaan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan paket C tersebut dari berbagai pihak, yaitu baik dari tetangga, teman maupun guru SMP/MTS mereka. Dari jumlah 9 responden yang dijadikan subjek penelitian mereka bersekolah di dua tempat sekolah yang berbeda, di sekolah menyelenggarakan program pendidikan kesetaraan paket C. Adapun kedua sekolah tersebuat adalah KPC Ngudi Ilmu yang beralamat di Kedungwuni Pekalongan sebanyak 6 remaja yang bersekolah di sana, dan satu sekolah lainnya adalah PKBM Al-Hikmah yang beralamat di Desa Tangkil Kulon Kedungwuni Pekalongan sebanyak 3 remaja.
7
2.
Pelaksanaan pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus
sekolah di Desa Kwayangan Jadwal atau waktu sekolah di pendidikan kesetaraan paket C memang tidak sama dengan jadwal atau waktu sekolah di pendidikan formal pada umumnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di pendidikan kesetaraan paket C hanya 2 sampai 3 hari dalam seminggunya. Begitu pula dengan pelaksanaan atau jadwal sekolah di pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan tidak jauh berbeda dengan pendidikan kesetaraan paket C pada umumnya. Jadwal sekolah bagi remaja yang bersekolah di KPC Ngudi Ilmu adalah sebanyak 2 hari dalam seminggunya yaitu pada hari rabu dan jum’at di mulai pada pukul 14.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB, atau dari siang sampai sore hari. Dan jumlah mata pelajaran setiap harinya sebanyak 2 sampai 3 mata pelajaran. Sedangkan yang bersekolah di PKBM Al-hikmah jadwal sekolahnya sebanyak 3 hari dalam satu minggunya yaitu pada hari jum’at, senin, selasa di mulai pada pukul 19.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB, atau dilaksanakan pada malam hari. Dan jumlah mata pelajarannya pun sama sebanyak 2 sampai 3 mata pelajaran setiap harinya. Setiap hari mereka bekerja dari jam 08.00 pagi sampai jam 16.00 WIB, terkadang malam harinya pun mereka ada lembur kerja dari jam 19.00 sampai jam 22.00 WIB, dan mereka mendapatkan libur satu hari di hari jum’at setiap minggunya. Mereka pun sudah ada kesepakatan atau sudah mendapat ijin dari bos tempat mereka bekerja terkait keadaan mereka yang bekerja sambil sekolah.
8
Jadwal sekolah yang tidak setiap hari dalam seminggunya membuat mereka tetap bisa sambil bekerja dan waktunya pun tidak terlalu lama sehingga tidak terlalu mengganggu pekerjaan mereka.