BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku atau perbuatan yang menjadi kebiasaan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi akhlak remaja di desa karanganom sendiri memang membutuhkan bimbingan dari ulama setempat. Karena melihat kondisi akhlak remaja sebelum ada ulama di sana, akhlak remaja di desa Karanganom dapat dikategorikan memliki akhlak yang cenderung tidak baik, remaja di desa karanganom masih sering melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang seperti perkelahian, tawuran, ugalugalan dan judi bola kecil-kecilan. Hal ini terjadi karena dampak kemajuan teknologi yang semakin pesat yang menyediakan hiburan-hiburan yang kurang mendidik dan masih lemahnya pengetahuan agama remaja. Tetapi setelah datangnya ulama di desa karanganom perlahan-lahan akhlak remaja mulai cenderung kearah yang lebih baik. Melalui usaha yang dilakukannya dengan mendirikan lembaga pendidikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti majlis taklim berdampak positif terhadap kondisi akhlak remaja. Melalui usahanya tersebut ulama dengan sabar mengenalkan dan mengajarkan agama kepada remaja sehingga perlahan-lahan ulama bisa merubah akhlak remaja menjadi lebih baik walaupun memang
61
62
masih nampak ada remaja yang masih melakukan perbuatan yang tidak baik seperti ugal-ugalan dan judi bola kecil-kecilan. 2. Remaja mempunyai sopan santun yang baik terhadap masyarakat, orang tua dan sesama remaja. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan perbuatan-perbuatan baik atau buruk secara spontan tanpa memerlukan pikiran atau dorongan dari luar. Dari situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Membiasakan berbicara sopan kepada orang tua dengan menggunakan bahasa yang halus (kromo) dan menghormati sesama teman sebaya dan masyarakat yang ada disekitar merupakan salah satu cerminan akhlak yang terpuji. Akhlak terpuji dapat dibentuk dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia. Karena pada dasarnya manusia itu dapat menerima segala usaha pembentukan melalui kebiasaan. Sebagaimana
yang dikatakan
oleh
Imam
dalam
wawancara,
mengatakan bahwa : “Menghormati orang tua itu sudah mejadi kewajiban kami sebagai anak, salah satunya yaitu selalu bersikap sopan kepada orang tua, yaitu dengan cara selalu berbicara dengan bahasa kromo/halus ketika sedang berbicara dengan orang tua. Bukan hanya kepada orang tua saja, tetapi kepada sesama remaja pun kami selalu menjunjung tinggi sopan santun yaitu dengan selalu berjabat tangan setiap bertemu dan biasa memanggil dengan sebutan “kang” kepada remaja yang lebih tua.”1 1
Imam, Remaja Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015
63
3. Remaja rutin melaksanakan kegiatan tahlil dan aktif dalam kegiatan masjid Untuk menumbuhkan akhlak mulia atau perilaku yang baik pada seseorang termasuk juga bagi kalangan para remaja, seseorang harus dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk sejak kecil, sehingga pada saat dewasa seseorang diharapkan telah mengetahui dan memahami antara akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Pembinaan akhlak tersebut dititik beratkan pada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak terjadi penyimpangan. Salah satunya yaitu dengan membiasakan melakukan kegiatan yang bernilai ibadah seperti pembacaan tahlil dan berperan aktif dalam kegiatan masjid. Dengan rutin melaksanakan kegiatan seperti tahlilan remaja akan akan bisa semakin dekat dengan Allah karena didalam kegiatan tersebut dibacakan kalimat-kalimat suci yang bisa membuat tenang hati dan pikiran sehingga akan memberi dampak yang baik bagi pembentukan akhlak remaja. Begitu pula ketika remaja ikut berperan aktif dalam kegiatan masjid remaja akan mendapatkan manfaat yang besar bagi perkembangan akhlaknya karena ketika memasuki masjid seoarang muslim pasti akan merasa aman, tenang dan remaja akan berinteraksi bergaul dengan orang-orang yang baik di masjid dan meniru akhlak dan perilaku mereka.
64
Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Diyono dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Alhamdulillah setelah ada pak yai disini kegiatan keagamaan remaja disini jadi semakin berkembang, dari usulan beliau juga remaja disini diusulkan untuk terlibat aktif dalam kegiatan masjid, seperti misalnya pada bulan puasa remaja ditugaskan untuk menjadi bilal dan dalam kegiatan sholat jumat remaja juga ditunjuk sebagai muadzin dalam pelaksanaan sholat jumat yang sudah terjadwalkan. Dan sudah pasti kegiatan tersebut akan membawa manfaat yang besar bagi remaja terutama dalam pembinaan akhlaknya.2” 4. Remaja rajin mengikuti majlis taklim atau pengajian. Bagi remaja agama memiliki arti yang penting dalam menumbuhkan perilaku atau akhlak yang terpuji. Agama memberikan sebuah kerangka moral sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa menjelaskan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama juga memerikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensinya. Kegiatan majlis taklim dan pengajian merupakan salah satu bentuk pendidikan Islam dimana didalamnya disampaikan materi-materi keagamaan yang bermanfaat untuk menambah wawasan keagamaan kepada remaja. Dengan rajin mengikuti kegiatan majlis taklim dan pengajian ilmu agama yang dimiliki remaja akan semakin bertambah sehingga dengan sendirinya remaja akan dapat menilai baik atau tidak tingkah lakunya dan mampu memperbaiki perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
2
2015
Diyono, Tokoh Masyarakat desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 agustus
65
Sebagaimana yang dikatakan Fauzi dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Remaja disini memang senang mengikuti kegiatan majlis taklim atau pengajian, baik majlis taklim yang dilaksanakan oleh pak yai maupun pengajian yang ada diluar. Bahkan kalau ada pengajian besar diluar kami remaja berangkat rame-rame untuk mengunjunginya. Kami merasa senang mengikuti kegiatan majlis taklim atau pengajian karena kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi kami. Karena dengan mengikuti kegiatan tersebut kami bisa mendapatkan informasi keagamaan yang bermanfaat untuk menambah keimanan kami”3 B. Analisis Peran Ulama dalam Mendidik Akhlak Remaja Ulama merupakan orang berilmu dan berpengetahuan luas tentang kegamaan. Ulama biasa akrab dengan tugas-tugas kemasyarakatan, itu dapat dimaklumi karena ulama dikenal sebagai orang yang ahli dalam agama Islam dan pembimbing umat.
Peran ulama sangatlah penting dalam mendidik
akhlak remaja. Seperti yang sudah dipaparkan pada bab tiga, terdapat persamaan persepsi tentang pentingnya peran ulama dalam mendidik akhlak remaja. Adapun peran ulama dalam mendidik akhhak remaja di desa Karanganom yaitu sebagai berikut : a. Ulama sebagai mubaligh Sebagai seorang yang berilmu luas dalam bidang keagamaan ulama desa Karanganom mempunyai kewajiban untuk mengajarkan tentang agama kepada remaja. Ulama di desa Karanganom dipercaya sebagai orang yang 3
Fauzi, Remaja Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015
66
mampu memimpin dalam mengajarkan agama kepada remaja. Pengenalan dan pengajaran agama bagi remaja memang sangat diperlukakan karena dalam era globalisasi sekarang ini banyak remaja yang melupakan pentingnya ilmu agama, remaja terlena oleh kemajuan tekonologi yang menyediakan berbagai macam hiburan yang kurang mendidik seperti di telivisi dan internet. Salah satu cara pengajaran dan pengenalan agama kepada remaja yaitu melalui penyampaian ceramah keagamaan. Ceramah atau dakwah yang dilakukan oleh ulama desa Karanganom merupakan sarana penyampaian ilmu kepada remaja, salah satunya yaitu melalui majlis taklim, banyak dari remaja didesa Karanganom yang mengikuti kegiatan majlis taklim. Sehingga dalam forum inilah remaja dapat berkumpul dan penyampaian ilmu akan mudah dan sebisa mungkin ulama selalu menyampaikan materi yang berbeda terutama materi tentang akhlak harus diberikan secara mendalam dengan tujuan menambah pengetahuan remaja, dan kegiatan yang terus menerus dilakukan ini dan ilmu agama yang semakin bertambah dengan sendirinya remaja akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk sehingga akan terbina remaja yang berakhlak mulia. Meskipun perubahan sikap tentunya tidak terjadi secara spontan
semua
berkesinambungan.
berjalan
dalam
suatu
proses
yang
panjang
dan
67
Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Diyono dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Ulama itu kan orang yang alim, orang yang paham dan pintar yang berwawasan luas dalam ilmu agama, melalui ceramah keagamaan yang disampaikanya, peran ulama dalam masyarakat itu sangat penting yaitu untuk mengenalkan ajaran islam pada masyarakat. Terutama untuk para remaja, karena remaja itu merupakan generasi masa depan, remaja yang ada disini merupakan generasi yang akan membangun desa ini nanti, apa jadinya kalo remaja yang ada disini tidak mengenal agama dan tidak mempunyai akhlak yang baik. Saya sebagai orang yang dituakan dikampung ini berharap banyak pada remaja yang ada di sini untuk memajukan desa ini nantinya.”4 b. Ulama sebagai seorang pendidik. Ulama merupakan pendidik bagi remaja sekaligus panutan bagi remaja. Salah satu peran ulama sebagai pemuka agama Islam yang patut dicatat adalah posisi ulama sebagai kelompok terpelajar yang memberikan pendidikan Islam kepada remaja sekitar. Pendidikan akhlak remaja adalah segala upaya untuk mengarah pada pertumbuhan total yang berorientasi kepada tingkah laku remaja agar terbentuk keutuhan remaja yang berbudi luhur. Melalui lembaga yang didirikan ulama seperti TPQ menjadi awal langkah ulama untuk mendidik akhlak remaja. Karena untuk membentuk remaja yang berakklak mulia mebutuhkan proses penanaman akhlak yang baik sejak kecil. Sehingga ketika tumbuh remaja anak sudah memiliki bekal akhlak yang sudah tertanam sejak kecil.
4
2015
Diyono, Tokoh Masyarakat desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 agustus
68
Melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan juga merupakan salah satu upaya ulama dalam menjalankan peranya mendidik akhlak remaja. Dengan melaksanakan kegiatan keagamaan remaja dibiasakan untuk melakukan perbuatan, atau perkataan yang didasarkan pada nilai-nilai islam. Kegiatan keagamaan seperti majlis taklim dan berzanjian yang rutin dilakukan ulama merupakan salah satu metode pembiasaan dalam menanamkan akhlak kepada remaja. Dengan remaja mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin diharapkan remaja desa karanganom bisa menambah wawasan agamanya dan dapat membangun kesadaran remaja bahwa kegiatan keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik, yang berperan dalam pembentukan akhlak remaja. Karena pada dasarnya kepribadian manusia itu dapat menerima segala usaha pembentukan melalui kebiasaan. Jika remaja membiasakan melakukan hal-hal positif seperti rutin mengikuti kegiatan majlis taklim, berzanjian dan kegiatan keagamaan lainya maka ia akan menjadi pribadi yang islami dan berdampak pada tingkah laku dan akhlaknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Melalui TPQ selain untuk mengajarkan al Quran, TPQ saya gunakan sebagai media pertama untuk menanamkan dan mengenalkan pendidikan akhlak kepada anak sejak kecil. Karena pendidikan akhlak itu harus diberikan dan ditanamkan sejak kecil, pendidikan akhlak remaja itu juga merupakan proses yang berkelanjutan, jadi mulai dari TPQ anak-anak sudah saya ajarkan tentang akhlak kemudian setelah lulus dari TPQ sampai mereka remaja dan tumbuh dewasa pun saya mewajibkan mereka untuk melanjutkan ngaji dirumah, yaitu dengan mulai mengaji kitab kuning seperti kitab-kitab fiqih, akhlak, dan tasawuf. Yaitu dengan harapan setelah tumbuh dewasa anak bisa
69
mempunyai akhlak yang baik dan mempunyai unggah-ungguh kesopanan dalam masyarakat.”5 c. Ulama sebagai tauladan bagi remaja. Pembentukan akhlak tidak dapat dibentuk melalui pelajaran atau berupa intruksi saja, menanamkan akhlak yang baik membutuhkan pendidikan yang panjang dan tidak akan berhasil tanpa disertai pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Selain bertugas mengajarkan agama ulama juga berperan menjadi tauladan yang baik bagi remaja. Ulama selalu memberikan contoh baik dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Keteladan ini juga merupakan metode ulama dalam mendidik akhlak remaja. Metode keteladanan merupakan suatu metode yang diterapkan dengan cara memberi contohcontoh yang baik berupa perilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Dan sudah selayaknya ulama dalam mendidik akhlak tidak hanya melalui lisan saja tetapi juga dengan perbuatan yang bisa dijadikan contoh tauladan bagi remaja. Sebagaimana
yang dikatakan
oleh
Imam
dalam
wawancara,
mengatakan bahwa : “Pak yai selalu memberikan contoh-contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, beliau menjadi taualadan yang baik bagi remaja. Karena dalam kesehariannya beliau merupakan sosok yang sederhana, tawaduk dan selalu bersikap sopan. Dan sifat-sifat itulah yang seharusnya bisa kami contoh.”6
2015
5
Ahmad Muslihat, Ulama Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus
6
Imam, Remaja Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015
70
d. Ulama sebagai problem solver Ulama dipandang sebagai orang yang ahli dalam hal atau pengetahuan agama Islam. Ulama juga biasa dijadikan remaja sebagai rujukan dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan ilmu yang dimilikinya ulama diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah remaja. Karena masa remaja merupakan masa peralihan dimana dalam masa tersebut remaja akan menghadapi berbagai problem atau masalah yang berkaitan dengan dirinya. Oleh karena itu dibutuhkan sosok ulama untuk memberikan nasehat-nasehat dan solusi yang mendidik dalam membantu remaja menyelesaikan masalahnya. Agar remaja bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik. Sebagaimana
yang
dikatakan
oleh
Fauzi
dalam
wawancara,
mengatakan bahwa : “Pak yai itu selalu sabar dalam memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada kami, beliau selalu memberikan contoh tauladan yang baik kepada kami. Beliau juga selalu merangkul kalau kami sedang mengalami masalah. disaat menghadapi masalah saya tidak sungkan untuk bercerita dan meminta masukan dan sarana kepada beliau. Beliau selalu berpesan kepada kami agar selalu hati-hati dalam bergaul diluar. Karena apabila kita salah bergaul dengan teman diluar itu akan menyebabkan pudarnya akhlak yang sudah terbina dirumah.“7
7
Fauzi, Remaja desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015
71
C. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Ulama dalam Mendidik Akhlak Remaja. a. Faktor pendukung 1) Sudah terbina hubungan yang baik antara ulama dan remaja. Membina hubungan yang baik antara ulama dengan remaja memang dibutuhkan, yaitu sebagai upaya untuk lebih mempererat ukuwah islamiyah antara ulama dan remaja. Hubungan itu terjadi karena ada kepentingan remaja terhadap kebutuhan ilmu agama dan kepentingan ulama terhadap pembinaan akhlak pada remaja serta pembentukan karakter remaja yang diharapkan dapat menjadi kader bagi umat Islam. Sehingga hubungan yang sudah terjalin baik harus dipertahankan untuk lebih memudahkan ulama dalam mendidik akhlak remaja. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Saya selalu berusaha untuk melakukan pendekatan kepada remaja yaitu dengan cara menjaga pergaulan dengan remaja, saya ingin lebih dekat dengan remaja yaitu dengan tujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan mereka. Jadi saya berusaha untuk membaur dengan remaja dan menjaga pergaulan saya dengan remaja agar selalu tetap baik, agar remaja tidak sungkan dan nyaman untuk bercerita dan mengobrol dengan saya. Sehingga memang remaja disini banyak yang sering silaturahmi kerumah saya untuk sekedar bertukar pikiran. Dan hal itu akan lebih memudahkan saya dalam
72
menyampaikan nasehat kepada remaja yang berkaiktan dengan agama.“8 2) Antusias masyarakat yang cukup tinggi dalam memotivasi anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan ulama. Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai salah satu seorang pendidik dimasyarakat ulama tidak bisa bekerja seorang diri tetapi juga membutuhkan dukungan dari masyarakat setempat. Dengan antusiasnya masyarakat dalam memotivasi anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
oleh ulama, hal itu akan
memudahkan ulama dalam peranya dalam mendidik akhlak remaja. Seperti yang dikatakan bapak Diyono salah satu warga desa Karanganom mengatakan bahwa : “Alhamdulillah setelah pak yai datang kesini dan mengajarkan tentang agama memang terlihat jelas dampaknya bagi masyarakat dan terutama para remaja yang ada disini, apalagi dengan didirikanya TPQ, dulu memang disini tidak ada TPQ anak-anak hanya belajar ngaji dirumah guru ngaji saja, sejak ada TPQ saya memang antusias untuk mengikutkan anak saya belajar ngaji di TPQ untuk belajar agama dan tentang al Quran. Dan setelah lulus dari TPQ pun saya tetap mewajibkan anak saya melanjutkan ngaji dirumah pak Yai untuk lebih mendalami tentang agama, anak saya biar paham agama. Saya takut kalo nanti anak saya tidak paham agama akan mempunyai akhlak yang tidak baik. Dan alhamdulillah sekarang setelah dewasa anak saya
8
2015
Ahmad Muslihat, Ulama Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus
73
menjadi anak yang punya agama bagus dan mempunyai akhlak yang baik juga.”9 b. Faktor penghambat 1) Masih kurangnya pendidikan agama dalam keluarga Keluarga merupakan salah satu lembaga yang ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan terutama pendidikan agama bagi anak. Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan, dan dikatakan utama karena pendidikan dan bimbingan anak itu paling banyak dilaksanakan dalam lingkungan keluarga. Tetapi fungsi keluarga yang dikenal sebagi tempat pendidikan utama dan pertama, nampaknya saat ini sudah berubah seiring dengan era globalisasi dalam setiap lini kehiduapan. Para orang tua banyak yang sibuk bekerja diluar rumah, sehingga pada gilirannya anggota keluarga, terutama anak-anak sering menjadi korban kurang terperhatikan terutama dalam kebutuhan agamanya. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Keluarga memang sangat penting dalam pembentukan akhlak, Ketika dari kecil anak sudah diberikan oleh keluarganya pendidikan akhlak yang baik maka ketika dewasa anak tersebut akan mempunyai akhlak yang baik pula. Karena pada dasarnya anak itu punya sifat dasar meniru. Tetapi kondisinya remaja disini masih 9
Diyono,Tokoh Masyarakat desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus
2015
74
kurang mendapatkan perhatian oleh keluarganya dalam pendidikan agama. Kebanyakan orang tua mereka sibuk bekerja dari pagi sampai sore sehingga banyak para orang tua disini kurang memperhatikan pendidikan agama didalam keluarga. ”10 2) Lingkungan pergaulan remaja yang semakin bebas Pergaulan remaja yang semakin bebas merupakan hal yang harus menjadi perhatian lebih oleh ulama. Apabila remaja kurang mendapatkan bimbingan keagamaan dan remaja berteman dengan kelompok sebaya yang kurang menghargai nilai-nilai agama, maka kondisi diatas akan menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja yang kurang baik. Oleh karena itu untuk mencegah hal itu terjadi remaja harus dibekali ilmu agama sejak dini sebagai pondasi untuk mencegah pengaruh-pengaruh pergaulan yang kurang baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : “Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi akhlak anak. Lingkungan disini tidak saja lingkungan dimana anak tinggal tetapi juga lingkungan dimana anak bergaul bersama temanya. Akhlak anak yang sudah baik dan sudah dibekali dari rumah bisa saja berubah dan pudar ketika ia bergaul dengan teman-teman yang berkelakuan tidak baik. Jadi saya selalu memberikan bimbingan keagamaan dan berpesan kepada remaja untuk berhati-hati dalam memilih teman diluar agar tidak terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik.“11
10
2015
11
Ahmad Muslihat, Ulama Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus
Ahmad Muslihat, Ulama desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus
2015