BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN
A. Analisis Tentang Problematika Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa SMP Islam Walisongo Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Secara khusus, Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan Agama Islam( PAI) yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal ayat terpilih, serta memahami dan mengamalkan hadits-hadits pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran AlQur’an Hadits. Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa siswa mengenai materi yang disampaikan oleh guru, mereka menjawab sebagai berikut: “pak guru hanya membaca Al-Qur’an yang sedang dipelajari dan menyuruh siswa mengikuti bersama-sama. Dan kita tidak dikasih tau secara rinci tajwidnya yang benar seperti apa”.
Penulis juga mengadakan wawancara dengan guru yang bersangkutan mengenai permasalahan tersebut. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
49
50
“ Sebenarnya materi Tajwid kadang dilakukan ketika ayat Al-Qur’an atau Hadits yang sedang dipelajari merupakan Ayat pendek. Sehingga masih ada waktu untuk membahas bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar sesuai kaidah Tajwid. Akan tetapi masalahnya guru harus bisa menyelesiakan materi dalam 1 pertemuan itu. Sedangkan waktu yang diberikan tidak cukup. Sehingga bila melihat materi yang begitu banyak dan waktu sedikit, kurang memungkinkan jika materi tajwid disampaikan pada tiap-tiap pertemuan”. Dari data diatas dapat diketahui bahwa materi Al-Qur’an yang disampaikan di SMP Islam Walisongo Kedungwuni Kabupaten Pekalongan masih dirasa sulit oleh sebagian siswa oleh karena itu timbulah problematika siswa dalam mempelajari pembelajaran Al-Qur’an Hadits disekolah mereka.. Bahasa yang digunakan Al-Qur’an dan Hadits adalah bahasa arab yaitu bahasa asing bagi orang Indonesia, maka dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadits akan menumukan kesulitan atau problem yang harus diatasi, baik yang bersifat linguistik maupun non linguistik. 1) Problem membaca 2) Problem menulis Adapun detailnya adalah sebagai berikut: a) Menulis lebih sulit dari pada membaca dan menghafal b) Menulis membutuhkan konsentrasi antara tangan, ingatan dan penglihatan 3) Problem menghafal 4) Problem menerjemahkan 5) Problem memahami
51
Permasalahan
yang
dihadapi
siswa
SMP
Islam
Walisongo
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan termasuk dari problematika dalam mempelajari Al-Qur’an Hadits. Adapun permasalahan tersebut adalah: Dari hasil wawancara diatas dapat penulis ketahui masih banyak diantara mereka mereka yang mengalami problem dalam pembelajaran a) Nama siswa
: M. Asy Arsyad
Tempat/ tangggal lahir
: Pekalongan, 27 Juli 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar
menghafal, tidak lancar
menulis imla’ ayat Al-Qur’an b) Nama siswa
: M. Anwar
Temapt/ tanggal lahir
: Pekalongan, 11 Maret 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menghafal dan membaca sesuai kaidah tajwid.
c) Nama siswa
: Ahmad Innafi Suwando
Temapt/ tanggal lahir
: Pekalongan, 26 Februari 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menulis Al-Qur’an.
d) Nama siswa
: Kiki Amelia
Tempat/tanggal lahir
: Pekalongan, 22 April 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menulis Al-Qur’an hadits .
e) Nama siswa
: Zaenal Anwar
Tempat/tanggal lahir
: Pekalongan, 27 Maret 2000
Hasil wawancara
:Tidak bisa membaca karena tidak ikut Dinniyah
52
f) Nama siswa
: M. Susilo
Tempat/ tangggal lahir
: Pekalongan, 7 September 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menulis baik salin dan imla’
Hasil wawancara penulis pada 25 Maret 2014 dengan beberapa siswa tentang pertanyaan yang disampaikan mengenai kemampuan mereka dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah sebagai berikut: “Saya merasa terbebani jika harus menghafal ayat Al-Qur’an maupun Hadits. Karena saya masih belum begitu lancar membaca Al-Qur’an saya masih harus belajar lagi bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar”. Sedangkan jawaban yang lain adalah sebagai berikut: “Kalau disuruh menghafal sama pak guru saya selalu tertinggal dengan teman-teman lain yang sudah mahir dalam membaca AlQur’an. Padahal ayat yang disampaikan pak guru pada waktu itu harus dihafalkan”. Dari data diatas dapat diketahui bahwa problematika yang dihadapi oleh mereka adalah problem membaca dan mengahafal dari problem tersebut bisa dipastikan mereka juga kesulitan dalam menulis mengingat kemampuan menulis merupakan kemampuan lebih susah dibandingkan membaca dan menghafal kemudian sebagian siswa merasa kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan.
53
B. Analisis Tentang Faktor Penyebab Problematika Pembelajaran AlQur’an Hadits Siswa SMP Islam Walisongo Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Setiap proses pembelajaran tidak akan terlepas dari adanya problem/masalah yang bisa menghambat proses pembelajaran tersebut. Demikian juga dengan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di SMP Islam Walisongo Kedungwuni problematia yang dihadapi siswa dalam belajar AlQur’an Hadits. Adapun penyebab munculnya problematika tersebut disebabkan oleh bebrapa faktor baik faktor internal dalam diri siswa maupun faktor eksternal siswa. Adapun problematika yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Hadits di SMP Islam Walisongo Kedungwuni disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut adalah: 1. Faktor Latar Belakang Sekolah Siswa Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menerangkan bahwa yang menyebabkan adanya problematika dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bermula latar belakang sekolah siswa yaitu dari MI dan SD, yang mana siswa dalam hal ini berdampak pada proses pembelajaran. Jumlah siswa berdasrkan Asal Sekolah. Asal Sekolah SD
MI
20 Siswa
14 Siswa
54
Berdasarkan data tabel diatas siswa SMP Islam Walisongo tersebut Mayoritas berasal dari SD yang mana kemampuan membaca dan menulis siswa masih rendah, karena di sekolah mereka sebelumnya belum mengenal Ilmu Tajwid yang sangat mendukung pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan baik dan benar. Untuk itu siswa dituntut untuk bisa menguasai Tajwid dalam mengadapi kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits. 2. Faktor Latar Belakang Keluarga /Orang Tua Siswa Orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dan sibuk dengan urusan pribadi serta terlalu sibuk dengan pekerjaan, maka itu akan mempengaruhi belajar si anak. Problem dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits juga dipengaruhi oleh keluarga yang perhatian dan tidak perhatian dari orang tua terhadap anaknya. Sesunguhnya anak tidak hanya belajar di sekolah saja, akan tetapi siswa juga belajar dari keluarganya dalam hal ini kedua orang tuanya. Ketika orang tua menyerahkan pendidikan anaknya ke sekolah, orang tua tidak boleh lepas tangan begitu saja atas pendidikan anaknya, akan tetapi orang tua hendaknya memperhatikan pendidikanya ketika anak di rumah. Begitu pula dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, peran orang tua sangatlah penting dalam rangka belajar membaca Al-Qur’an dengan baik
55
dan benar. Karena orang tua juga termasuk faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Orang tua yang menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anaknya, maka mereka tidak akan pernah peduli dan memperhatikan belajar anak-anaknya. Adapun siswa yang tidak lancar
menulis Al-Qur’an Hadits.
Karena orang tua adalah: Nama siswa
: Ahmad Innafi Suwando
Temapt/ tanggal lahir : Pekalongan, 26 Februari 1998 Hasil wawancara
: Tidak lancar menulis Al-Qur’an
karena orang
tua jarang mendampingi belajar Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebanyakan siswa SMP Islam Walisongo Kedungwuni ini berasal dari keluarga yang kurang memperhatikan masalah pendidikan agama Islam pada anaknya terutama dalam mempelajari Al-Qur’an. Mereka mempercayakan sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk pendidikan anaknya. Dalam hal ini orang tua kurang mengarahkan anaknya untuk belajar Al-Qur’an atau mengaji baik di masjid, Madrasah Dinniyah maupun TPQ. Mereka yang tidak aktif mengikuti belajar di luar sekolah otomatis akan ketingalan dalam belajar ketimbang mereka yang aktif belajar mengaji di luar sekolah. Disamping itu kondisi keluarga dari siswa SMP Islam Walisongo Kedungwuni terkelompokan dalam keluarga yang tingkat perekonomianya rendah, yang dalam hal ini mengakibatkan kebutuhan siswa terhadap
56
tuntutan pembelajaran kurang maksimal. Dalam hal ini kebutuhan bukubuku penunjang lain yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran. 3. Faktor Psikologi dan Kemampuan Siswa Faktor minat d belapat menjadi penyebab problem belajar, tidak usah dipertanyakan lagi bagi seseorang tidak minat untuk belajar atau mempelajari sesuatu boleh dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebu. Demikian juga mereka tidak memiliki minat untuk belajar menulis Al-Qur’an Hadist. Secara garis besar ada tiga tingkat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an di SMP Islam Walisongo Kedungwuni yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits. Tingkatan tersebuat yaitu: a. Siswa rendah (belum lancar membaca dan belum lancar menulis baik salin maupun imla’) b. Siswa sedang (bisa membaca, benar dalam menyalin tulisan tetapi menulis imla’ dan tajwidnya belum lancar) c. Siswa Pintar (lancar dalam membaca, sesuai Tajwidnya serta benar dalam menulis baik dalam menyalin dan imla’) Dengan begitu penguasaan dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pun bermacam-macam sesuai dengan kemampuanypa. Dari beberapa pemahaman ini timbulah suatu problem dalam penyampaian materi pelajaran yaitu terdapat beragamnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Ketika materi yang disampaikan terlalu dasar,
57
maka akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa yang sudah pintar dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran Al-Qur’an Hadits, namun disisi lain ketika materi yang disampaikan sesuai dengan tingkat siswa yang sudah pintar maka siswa yang belum bisa akan merasa terbebani dalam mengikuti pelajaran tersebut. Diantara problematika siswa karena faktor tersebut adalah: 1) Nama siswa
: M. Asy Arsyad
Tempat/ tangggal lahir
: Pekalongan, 27 Juli 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menghafal, tidak lancar menulis imla’ ayat
Al-Qur’an
dikarenakan malas menghafal. 2) Nama siswa
: M. Susilo
Tempat/ tangggal lahir
: Pekalongan, 7 September 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menulis baik salin dan imla’
dikarenakan
tidak
tertarik
dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits. 3) Nama siswa
: M. Anwar
Temapt/ tanggal lahir
: Pekalongan, 11 Maret 1998
Hasil wawancara
:Tidak membaca
lancar sesuai
menghafal kaidah
dan tajwid
dikarenakan tidak bisa konsentrasi saat menghafal.
58
Dari data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai problematika dalam pembelajaran Al-Qur’an hadits dikarenakan secara psikologi terbebani oleh materi yang ada di sekolah tersebut, sebagian karena merasa keberatan dan sebagian lagi karena bosan dengan materi yang disampaikan. 4. Faktor Lingkungan Lingkungan/masyarakat adalah faktor ekstern yang juga dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa. Penyebabnya karena keberadaan siswa dalam masyarakat tersebut. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat mengantungkan terhadap perkembangan pribadinya. Namun siswa tersebut tidak memanfaatkan sekolah diniyah di masyarakat, karena dengan adanya madrasah diniyah tersbut bisa membantu belajar siswa kuhusunya dalam mempelajari Al-Qur’an baik membaca maupun menulis . a. Nama siswa
: Kiki Amelia
Tempat/tanggal lahir
: Pekalongan, 22 April 1998
Hasil wawancara
:Tidak lancar menulis Al-Qur’an hadits karena
tidak
sekolah
diniyah
di
kampungnya. b.
Nama siswa
: Zaenal Anwar
Tempat/tanggal lahir
: Pekalongan, 27 Maret 2000
Hasil wawancara
:Tidak bisa membaca karena tidak ikut Dinniyah
59
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan dapat menjadi penyebab problematika dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam hal ini masyarakat yang tidak menyediakan sarana pembelajaran pendidikan Al-Qur’an seperti Taman Pendidikan Qura’n (TPQ) maupun sekolah Dinniyah.