BAB III DATA PERANCANGAN
3.1 Tabel Data Perancangan SIFAT DATA RINCIAN DATA
A
MANFAAT DATA
Primer
Sekunder
DALAM
(utama)
(Pendamping)
PERANCANGAN
KESIAPAN DATA Sudah
Belum
Data Objek Perancangan Data
Untuk mengetahui
tekstual RSUD
kondisi serta situasi
√
RSUD Cengkareng
Cengkareng
√
dari awal berdiri Sebagai sumber informasi yang menunjukan tentang
Data visual RSUD
keadaan terkini
√
mengenai
Cengkareng
√
permasalahan sign system RSUD Cengkareng Pemahaman tentang sign system baik
Data teori sign system
sejarah, fungsi dan √
jenisnya. Untuk
√
mempermudah dalam proses perancangan Untuk mengetahui
Data teori Pictogram
pictogram yang baik √
sehingga bisa
√
dimengerti oleh masyarakat
Data teori Gestalt
Untuk mengetahui √
kriteria Gestalt yang
√
baik dalam
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
perancangan
Data teori
√
Tipografi
Untuk mengetahui jenis info grafis apa saja yang dibutuhkan yang akan dibuat dan jenis informasi apa saja yang sering digunakan. Serta kelemahan dan kelebihan dari bentuk informasi tersebut.
Data kebutuhan informasi
√
grafis
B.
Untuk mengetahui tingkat legibility dan readability teks dalam sign, sehingga dalam perancangan nati dapat menciptakan sign yang baik dan nyaman
Data Teknis Perancangan Awal proses
Bentuk & sketsa info
√
grafis Bahan dan material
pemasangan
nantinya di olah
√
digital √
Aplikasi yang dibutuhkan
√
Optimalisasi
Teknis & cara
perancangan untuk
√
penyampaian ide perancangan pada
√
khalayak
Tabel 3.1 Tabel data perancangan Sumber : Dokumen pribadi
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2. Rincian Data Perancangan
3.2.1 Data Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng a. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng adalah rumah sakit pemerintah DKI Jakarta yang mulai dibangun pada awal tahun 2001 dan selesai pada tahun 2003, terletak di Jalan Kamal Raya, Bumi Cengkareng Indah, Cengkareng Timur, Jakarta Barat 11730. Rumah Sakit Cengkareng merupakan Rumah Sakit Umum Daerah pertama yang di bangun di wilayah Jakarta Barat. Rumah Sakit ini dibangun diatas lahan 25.316 M2 dengan luas bangunan 31.000 M2. Operasionalisasi Rumah Sakit ini dimulai sejak 28 Oktober 2002 diawali dengan pembukaan pelayanan Rawat Jalan dan Unit Gawat Darurat yang masih terbatas. Pada tanggal 20 Mei 2003, secara resmi Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta meresmikan pembukaan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Secara singkat perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng adalah sebagai berikut: 1.
Tahun 2002 – 2004 Sebagai UPT Dinas Kesehatan Unit Swadana, berdasarkan Keputusan Gubernur No: 148 tahun 2002
2.
Tahun 2005 – 2006 Rumah Sakit Cengkareng berbadan hukum Perseroan terbatas, berdasarkan Perda Propinsi DKI Jakarta No: 14 Tahun 2004 dan akte Notaris Sutjipto,SH no 77 Tahun 2004 tentang pendirian PT RS Cengkareng.
3.
Tahun 2007 – 2009 Berdasarkan PerGub No: 250 Tahun 2007 RSUD Cengkareng menjadi UPT Dinas Kesehatan dengan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD secara penuh.
4.
Tahun 2009 – Sekarang
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
RSUD Cengkareng sebagai LTD dengan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD secara penuh Visi dan misi RSUD Cengkareng yaitu: Visi Menjadi rumah sakit terbaik di indonesia dan terdepan diasia tenggara tahun 2020 Misi •
Memberikan pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat
•
Mengembangkan manajemen rumah sakit yang profesional
Pelayanan Medis : Klinik paru-paru, klinik bedah umum, klinik bedah tulang , klinik bedah mulut, klinik bedah onkologi, klinik kesehatan anak, klinik kebidanan dan kandungan, klinik THT (telinga, hidung, tenggorokan), klinik gigi dan mulut, klinik jantung, klinik mata, klinik syaraf, klinik psikiatri, klinik kulit dan kelamin, rehab medik, klinik akupunktur, klinik penyakit dalam, klinik anastesi, klinik infertilitas, klinik IQ / EQ, klinik gizi, Klinik rehab medik
Pelayanan penunjang : Kateterisasi jantung, hemodialisa (cuci darah), endoscopy, farmasi, CT scan, USG (ultrasonografi), laboratorium, radiologi, apotik.
Pelayanan Instalasi : Ruang rawat inap, IGD (instalasi gawat darurat), ICU dan HCU, ruang operasi Selain itu, Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng ini memiliki fasilitas lain, yaitu instalasi pengelolaan air limbah, yang berfungsi untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan cara mengolah limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan di dalam rumah sakit.
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Fasilitas RSUD Cengkareng
Gambar 3.2 Ruangan lantai 1 yang terdapat di RSUD Cengkareng Foto : Feybert, 2013
Lantai 1 di RSUD Cengkareng terdiri dari 12 klinik spesialis yang tersebar di sayap kiri dan kanan, instalasi gawat darurat, pendaftaran rawat inap, informasi, pendaftaran rawat jalan, dapur, laundry, apotek berada di bangunan utama, sedangkan rumah duka, Batavia guest house, masjid dan ruang utilitas berdada di luar bangunan utama.
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.3 Ruangan lantai 2 yang terdapat di RSUD Cengkareng Foto : Feybert, 2013
Lantai 2 di RSUD Cengkareng terdiri 13 klinik spesialis yang berada di sayap kiri dan kanan, pendaftaran rawat jalan, kasir kartu jakarta sehat, apotek, laboratorium, radiologi, CT-scan, ruang kelas/training.
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.4 Ruangan lantai 3 yang terdapat di RSUD Cengkareng Foto : Feybert, 2013
Lantai 3 di RSUD Cengkareng terdiri kamar operasi, ruang perawatan intensif seperti ICU, ICCU, NICU, perinatologi, intermediate care, ruang perawatan manggis untuk kelas 3, ruang perawatan belimbing untuk kelas 2,
ruang
sterilisasi alat, ruang rapat dokter dan ruang makan karyawan
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.5 Ruangan lantai 4 yang terdapat di RSUD Cengkareng Foto : Feybert, 2013
Lantai 4 di RSUD Cengkareng terdiri ruang rekam medis, ruang bersalin, ruang bayi, ruang perawatan rambutan untuk ibu dan anak dan ruang perawatan pepaya untuk kelas 3.
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.6 Ruangan lantai 5 yang terdapat di RSUD Cengkareng Foto : Feybert, 2013
Lantai 5 di RSUD Cengkareng terdiri ruang hemodialisa/cuci darah, ruang endoscopy, ruang laparascopy, ruang depo farmasi, ruang peracikan kemoterapi, ruang perawatan mangga untuk kelas 3, ruang perawatan sirsak untuk isolasi dan kasir rawat inap.
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.7 Ruangan lantai 6 yang terdapat di RSUD Cengkareng Foto : Feybert, 2013
Lantai 6 di RSUD Cengkareng terdiri ruang medical check up, gudang farmasi, ruang sistem informasi, ruang server, ruang kontrol CCTV, ruang perawatan melon untuk perawatan anak dan ruang perawatan apel untuk kelas 1-VIP.
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.2 Sign System Sebuah sign system yang baik adalah lebih dari sekedar koleksi tanda yang diletakkan saat dibutuhkan. Tanda lebih nyata terlihat, legible, akurat, dan dapat dipercaya, didesain dengan baik, dan meletakkan informasi di tempat
yang
tepat,
tetapi
untuk
membimbing,
menunjukkan
dan
menginformasikan orang saat mereka melewati bangunan – bangunan dan ruang – ruang. Tujuannya
adalah
untuk
mempresentasikan
informasi
secara
konsisten sehingga orang dapat belajar untuk mencari tempat yang tepat, untuk mengenalnya secara mudah dan untuk mengikutinya dengan percaya diri. Secara umum, manusia membutuhkan informasi saat mengambil keputusan, dalam pintu masuk dan pintu keluar, sepanjang koridor, dan pada persimpangan, tangga, elevator, dan lain sebagainya. Sebuah tanda yang baik menyampaikan persoalan penting dalam informasi. Tanda dapat membantu orang untuk menemukan jalan dan memutuskan dengan mudah dan menyenangkan, untuk bergerak tanpa kebingungan dari keputusan dan keputusan, dan memperhatikanserta mengerti seluruh tanda peraturan dan informasi tentang kondisi tertentu. Kebutuhan akan suatu sign system yang baik semakin berkembang, khususnya dimana kerumunan massa membutuhkan informasi petunjuk arah. Hal ini dikarenakan sign system mampu mengkomunikasikan informasi kepada masyarakat dengan cepat dan biasanya relativ dengan biaya yang rendah. Selain itu, sign system merupakan suatu bagian yang penting dari keseluruhan advertising dan program pencitraan suatu perusahaan, karena membantu menciptakan suatu image yang mudah dikenal dan unik, sehingga membantu perusahaan yang bersangkutan untuk bertahan di persaingan pasar. Untuk menjadi efektif, penandaan semestinya menjadi suatu sistem dari elemen-elemen yang saling berhubungan, dan dirancang pada saat yang bersamaan, sehingga menjadi suatu kesatuan. Apabila hal tersebut dilakukan, maka sign system mampu mengkomunikasikan informasi penting yang terkandung di dalamnya.
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suatu sign system diharapkan mampu mengkomunikasikan informasi dengan baik kepada semua orang, baik yang bergerak cepat maupun lambat. Oleh karena itu, ukuran huruf dalam sign system seharusnya disesuaikan dengan target audiencenya. 1. Arti Sign system Yang dimaksud dengan sign system adalah media informasi yang telah di desain untuk mengidentifikasikan dan mengarahkan hal-hal tertentu antara pemberi informasi dan yang membutuhkan informasi untuk tujuan - tujuan tertentu. Hal-hal yang menyangkut tanda sebagai sebuah system harus berdasarkan elemen-elemen desain, seperti bahan, bentuk, warna, dan elemen desain lainnya. Tanda-tanda yang dipakai di dalam sebuah sign system pada dasarnya mengungkapkan makna aturan-aturan yang merupakan standar internasional, sehingga akan mudah dipahami maksudnya oleh semua orang di seluruh dunia 2. Sejarah Sign system Sign system sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Sedangkan simbol mulai ada sejak awal abad 20, karena simbol dianggap penting untuk menyamakan persepsi di seluruh dunia, sehingga dapat dimengerti secara universal. Perkembangan dari jenis-jenis sign dimulai setelah perang dunia ke II. Pada tahun 1909, di Paris diadakan konvensi bagi pengguna kendaraan bermotor internasional, yang akhirnya menghasilkan suatu sistem tanda lalu lintas yang menunjukan kondisi jalan berlubang, persimpangan jalan, jalan yang berliku dan persimpangan jalan rel kereta api. Sistem ini pada awalnya diadopsi oleh beberapa Negara eropa dan akhirnya dipakai oleh beberapa Negara di dinia. Hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pembuatan tanda adalah membuat dengan sederhana, namun mampu menyampaikan pesan, dan
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mampu berbicara lintas budaya, sehingga dapat dimengerti oleh orang dari latar budaya yang berbeda. 3. Jenis Sign menurut cara Penempatan dan Fungsinya Sign dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut cara penempatan dan fungsinya, antara lain :1 a) Ground Sign Yang termasuk dalam kategori ini adalah sign-sign yang letaknya rendah atau tiang yang berdiri secara bebas.Sign kategori ini banyak yang menggunakan listrik untuk menerangi huruf-huruf dari bent-glass yang diisi dengan neon, huruf huruf dari channel plastik yang mendapat tenaga neon ataupun sumber cahaya lain. Ada juga jenis lain yang tidak menyala namun menggunakan sorotan cahaya atau lampu sorot. Sebagian besar ground sign mengkombinasikan material dan teknik, seperti teknik lukisan dengan vinyl, ukiran pada batu, dan sebagainya. Hasilnya adalah sign mandiri yang didesain dan dibuat untuk merujuk pada bangunan yang dicari audience.
Gambar 3.8. Contoh Ground sign Sumber: http://www.google.co.id
b) Projecting Sign dan Hanging Sign Kategori ini bisa dibilang merupakan yang terbesar dari antara jenis-jenis sign lainnya, karena masyarakat umum melihat sign ini sebagai sign utama. Dalam kategori ini, para desainer dan pembuat sign juga sering
1
Gallery 2. Rockport, Massachusetts: Rockport Publishers, 1995
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengkombinasikan material dan teknik yang diproduksi secara manual ataupun digital untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Jenis sign ini, baik yang elektrik atau nonelektrik harus memenuhi dua tujuan, yaitu mengidentifikasikan jenis usaha yang diwakilinya, serta dapat menyatu secara halus dengan arsitektur dari gedung dimana sign ini di tempatkan.
Gambar 3.9. Contoh Projecting Sign dan Hanging Sign Sumber: http://www.google.co.id
c) Pole-Mounted dan Post-Mounted Sign Perusahaan Retail adalah pengguna terbesar dari kategori ini. Biasanya sign jenis ini berada di persimpangan jalan atau tempat parkir. Sign dari kategori ini tidak selalu mendapat penerangan dari dalam, banyak juga yang mengandalkan penerangan dari luar untuk menarik perhatian di waktu
gelap.
Pada umumnya,
sign
jenis
ini digunakan untuk
mengidentifikasi perusahaan pemasangnya dari jarak yang lebih jauh dibanding dengan ground sign, hanging ataupun projecting sign. Sign yang termasuk kategori ini mirip dengan ground sign, yaitu berdiri secara mandiri menggunakan tiang.
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.10. Contoh Pole-Mounted dan Post-Mounted Sign Sumber: http://www.google.co.id
d) Sign system Pusat perbelanjaan, perusahaan retail yang berskala besar, dan tempat parkir umum sering mencari kesatuan tujuan melalui penggunaan sign dengan prinsip-prinsip desain yang sama. Prinsip tersebut berupa material, bentuk dan warna. Keseluruhan sign merefleksikan kesamaan untuk seluruh wilayah tempat yang ada. Kategori ini dikenal dengan sebutan “sign system” oleh industri sign, dan “enviromental graphic wayfinding system” oleh komunitas desain grafis. Sign ini mengadaptasi keseluruhan jenis sign lainnya, seperti hanging dan projecting,wall-mounted, ground serta post-mounted untuk mencapai kesatuan prinsip seperti yang diinginkan. e) Wall Mounted Sign Seperti hanging atau projecting sign, wall-mounted harus dapat menarik perhatian kepada gedung yang diwakilinya dalam keadaan menempel di dinding. Tantangan dalam pembuatan
wall-mounted sign adalah
bagaimana agar sign yang dibuat dapat di tempatkan dengan pas antara keterbatasan ruang dan material dari dinding. Wall-mounted sign dapat terdiri dari sign komersial (nonelektrik) dan sign elektrik.
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.11. Contoh Wall Mounted Sign Sumber: http://www.google.co.id
f. Specialty Sign Yang termasuk dalam kategori ini adalah penulisan huruf pada jendela, tanda pada kaca etalase, mural atau karya grafis pada tembok, penunjuk wilayah yang sifatnya sementara dan monumen petunjuk jalan masuk. Semua jenis specialty sign ini mempunyai kesan yang berbeda-beda, seperti penempelan huruf pada kaca memberikan kesan penampilan yang klasik, mural atau karya grafis di tembok membangkitkan kesan sejarah tertentu menggunakan jenis-jenis gaya desain yang merujuk pada era tertentu, dan sebagainya.
Gambar 3.12. Contoh Specialty Sign Sumber: http://www.google.co.id
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jenis Sign menurut jenis Sign yang disampaikan Berdasarkan jenis pesan yang ingin disampaikan, sign dapat diklarifikasikan sebagai berikut :2 1. Ketentuan atau Peraturan a. Larangan. Standarnya berbentuk lingkaran merah dengan garis miring 450 dari kiri atas menuju kanan bawah, namun tidak selalu demikian. Contohnya, tanda dilarang memutar balik menggunakan bentuk lingkaran merah dengan garis melengkung.
Gambar 3.13. Contoh rambu larangan Sumber: http://www.google.co.id
b. Kewajiban. Tanda ini mengatur tentang hal-hal yang harus dilakukan, biasanya berupa lingkaran berwarna biru. Contohnya simbol kepala orang menggunakan helm dalam suatu area didukung dengan teks sebagai penjelas.
2
Paul Arthur and BrainirZlamalik. Wayfinding : Pictografics System Nonverbal Universal. Singapore; Page One. 2005
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.14. Contoh Rambu kewajiban Sumber: http://www.google.co.id
2. Peringatan a. Hati-hati. Tanda ini biasanya berupa outline segitiga atau persegi berwarna kuning untuk memberitahukan adanya hal-hal yang harus diwaspadai. Misalnya tanda outline segitiga tersebut dengan simbol radiasi sebagai tanda peringatan untuk bahaya radiasi.
Gambar 3.15. Contoh sign peringatan Sumber: http://www.google.co.id
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Bahaya. Tingkat kewaspadaan untuk tanda ini lebih tinggi dari tanda sebelumnya. Biasanya tanda ini berupa segitiga berwarna merah.
Gambar 3.16. Contoh sign bahaya Sumber: http://www.google.co.id
3. Informasi dan Pemberitahuan a. Darurat. Tanda ini biasanya mudah ditemukan untuk menunjukkan lokasi rumah sakit. Fungsinya sebagai petunjuk untuk keadaankeadaan darurat. Contohnya tanda kotak bujur sangkar berwarna biru dengan gambar tanda tambah / plus di bagian tengahnya berwarna merah yang menunjukkan lokasi untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Gambar 3.17. Contoh sign darurat Sumber: http://www.google.co.id
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Informasi Umum. Tanda ini dipakai untuk menunjukkan lokasi fasilitas umum. Misalnya kotak bujur sangkar berwarna biru dengan gambar pria dan wanita untuk menunjukkan WC atau toilet. Informasi lain juga dapat diwakili oleh tanda ini, antara lain telepon umum, eskalator dan fasilitasfasilitas umum lainnya.
Gambar 3.18. Contoh sign informasi umum Sumber: http://www.google.co.id
3.2.3 Teori Tentang Pictogram Sebuah bentuk gambar yang mewakili yang mewakili image tertentu disebut sebagai image pictografik atau pictogram.Biasanya berupa image positif atau negatif.Sebuah pictogram belum dapat dikatakan sebagai simbol karena memiliki makna lebih dari bentuk yang menggambarkan sebuah benda.Gambar pictogram kurang memiliki konteks grafis yang dapat membuatnya menjadi simbol.
Gambar 3.19. Contoh pictogram Sumber: http://www.google.co.id
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Simbol Gambar pictogram yang telah dilengkapi oleh konteks grafis yang memperjelas maknanya dapat disebut sebagai simbol. Konteks grafis adalah kemampuan untuk membuat sebuah imagepictografik memiliki tujuan yang berbeda. Berikut beberapa contoh simbol yang biasa digunakan dalam bentuk larangan kebiasaan masyarakat disuatu tempat.
Gambar 3.20 Contoh simbol yang umum digunakan Sumber: http://www.google.co.id
b. Simbol dengan Teks Terkadang penggunaan simbol saja dirasa kurang dapat menjelaskan suatu pesan yang ingin disampaikan. Dalam hal ini dapat ditambahkan dengan kata-kata sebagai pelengkap untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan. Misalnya simbol makanan di dalam lingkaran dan garis menyilang berwarna merah, di bawah atau di sampingnya di beri teks dilarang makan.
Gambar 3.21 Contoh simbol dan teks yang umum digunakan Sumber: http://www.google.co.id
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Teks Ada pula sign yang tidak menggunakan simbol namun hanya menggunakan teks saja. Penggunaan sign semacam ini memiliki berbagai macam alasan, namun yang paling sering terjadi adalah karena tidak adanya simbol virtual yang dapat mewakili pesan yang ingin disampaikan. Misalnya pesan agar setiap pengunjung yang datang melapor terlebih dahulu di pos keamanan.Dalam kasus seperti ini, meskipun tidak ada simbol yang digunakan terkadang tetap digunakan kode warna untuk memperjelas jenis isi pesan, misalnya merah untuk larangan, kuning untuk peringatan dan biru untuk keterangan fasilitas umum.
Gambar 3.22. Contoh sign teks yang umum digunakan Sumber: http://www.google.co.id
1) Pengkodean dan Standarisasi sign Ada dua macam pengkodean yang dapat dipakai dengan cara untuk menambahkan konteks grafis ke dalam gambar-gambar pictogram sehingga dapat mengubahnya menjadi sebuah simbol.Kedua pengkodean tersebut adalah kode bentuk dan kode warna.Kode bentuk misalnya bulatan atau lingkaran yang memiliki arti ketentuan dan peraturan, segitiga untuk peringatan dan kotak untuk informasi umum. Kode-kode bentuk yang digunakan bersama kode warna untuk menjadi dasar standarisasi sign secara internasional. Kode warna merupakan metode kedua untuk menambahkan konteks grafis ke dalam image pictografik. Merah identik
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan larangan dan bahaya, kuning untuk perhatian, hijau untuk darurat danperlengkapan perlindungan terhadap api, biru untuk informasi umum dan pemberian ijin atas suatu tindakan. Terdapat beberapa lembaga yang mengurus tentang standarisasi tandatanda tersebut, misalnya ISO (International Standards Organization), CSA (Canadian Standards Association), dan ANSI (American National Standards Institute).Masingmasing lembaga memiliki perbedaan dalam standarisasi tandatanda yang ditetapkannya.ISO atau ANSI menggunakan lingkaran berwarna hijau, sedangkan CSA menggunakan lingkaran berwarna hitam. ISO tidak mengakui segitiga merah,sedangkan ANSI mengganti segitiga merah dengan segitiga oranye. Sedangkan indonesia menggunakan lingkaran biru, lingkaran merah, maupun segitiga merah. Tanda lain yang uga sering dijumpai di Indonesia adalah penggantian simbol segitiga kuning dengan segi empat kuning yang ujung-ujungnya menghadap ke atas, bawah, kanan tengan dan kiri tengah (bentuk belah ketupat). Seringkali penggunaan tanda-tanda diatas mengharuskan tanda tersebut tidak berwarna atau hitam putih.misalnya untuk penggunaan tercetak pada buku atau kertas.Kadang untuk alasan estetika, beberapa tempat
tertentu
tidak
menggunakan
warna-warna
seperti
yang
seharusnya.Dalam kasus semacam ini, kejelasan mengenai klasifikasi tanda dapat diperlihatkan dengan mempertahankan bentuknya, misalnya untuk larangan dan kewajiban menggunakan bentuk segitiga atau segi empat (belah ketupat), untuk informasi keterangan tempat digunakan bentuk kotak bujur sangkar. Tidak peduli warna apa yang digunakan sebagai background, pictogram yang sold akan lebih baik terlihat daripada outline terutama pada permukaan yang berwarna gelap. Pictogram yang berbentuk outline lebih sulit dilihat dan dipahami dibandingkan dengan pictogram berwarna solid. Kadangkala dapat terjadi penyelewengan dalam pengguanaan pengkodean sebagai penambah konteks grafis ke dalam sebuah pictogram. Misalnya, di California menggunakan dua pengkodean bentuk yang berbeda dan juga merupakan simbol universal yang memiliki arti lain sebagai sign untuk WC atau toilet. Kedua simbol tersebut adalah
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
lingkaran yang di dalamnya terdapat gambar wanita sebagai sign untuk kamar kecil wanita, dan simbol segitiga dengan gambar pria di dalamnya sebagai sign untuk kamar kecil pria. Penggunaan sign ini menciptakan semacam ilusi visual seolah-olah gambar pria terlihat lebih tinggi daripada gambar wanita. Padahal sebenarnya keduanya memiliki ukuran ketinggian yang sama. 2) Pertimbangan dalam pembuatan pictogram pada sign Dalam membuat sebuah pictogram sebagai sign, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapannya, antara lain: a. Informasi berlebih Di dalam membuat sebuah simbol sebaiknya diperhatikan agar tidak terdapat kelebihan informasi, misalnya untuk simbol telepon umum tidak harus bergambarkan sebuah pesawat telepon lengkap dengan tombolnya. Simbol untuk telepon umum dapat terwakili hanya dengan gagang telepon saja tanpa terlalu banyak elemen lain. b. Elemen Jarak antara elemen adalah bagian dari elemen dalam desain secara keseluruhan. Bila jarak antar elemen terlalu sempit maka beresiko elemenelemen yang ada terlihat menyatu dengan yang lain. Jarak antar elemen yang cukup dapat membuat sebuah gambar terlihat jelas meskipun dari jarak jauh. c. Kesatuan Kesatuan desain dalam membuat image pictografik merupakan bagian yang penting untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Sekelompok pictogram sebaiknya memiliki kesamaan yang mudah dikenali satu sama lain. Dapat diilustrasikan seperti tulisan yang menggunakan font yang seragam akan lebih mudah dibaca daripada tulisan yang menggunakan font tidak seragam. d. Kesederhanaan Semakin sederhana sebuah simbol akan membuat simbol tersebut lebih mudah untuk dimengerti. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana cara
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
seseorang untuk menerima dan menggunakan informasi. Misalnya tanda panah ke kiri dalam lingkaran dengan garis menyilang berwarna merah untuk memberitahu pengguna jalan bahwa tidak diperbolehkan belok ke kiri. Tanda ini akan tampak membingungkan dan kurang jelas karena gambar tanda panah ke kiri tertiban oleh garis menyilang. Akan lebih mudah menyampaikan informasi yang sama dengan membuat simbol bergambarkan tanda panah ke kanan. e. Esensi Sebuah pictogram yang efektif dan lebih baik melibatkan komponen yang penting saja dari sebuah tindakan atau obyek.Informasi-informasi tambahan dapat dieliminasi atau tidak digunakan. Gambar sepasang kaki yang sedang berjalan mungkin tampak lebih tidak elegan sebagai sebuah image, tetapi merupakan cara yang lebih baik dalam menyampaikan pesan “tempat penyebrangan jalan” daripada gambar sosok tubuh yang sedang berjalan. f. Tingkat keakraban Bila ada beberapa pilihan gambar, selalu pilihlah yang akrab dengan audience daripada gambar-gambar abstrak yang kurang dikenal kecuali bila audience telah mendapat pengetahuan mengenai gambar abstrak tersebut. g. Ringkas Semakin ringkas sebuah gambar, maka semakin besar dan semakin jelas gambar itu terlihat ketika diletak di dalam kotak.Karena itu beberapa simbol menggunakan gambar yang tampak pada sisi yang lebih ringkas daripada sisi lainnya atau perspektif. Simbol untuk halte bus misalnya, sebaiknya menggunakan gambar bus yang tampak depan daripada tampak samping. h. Kejelasan Simbol larangan diseluruh dunia banyak yang menggunakan tanda menyilang di atas pictogram sehingga membuat gambar pictogram menjadi tidak terlihat jelas.Sebenarnya lebih baik bila garis menyilang diletakkan dibelakang pictogram agar terlihat lebih jelas.
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
i. Ambiguitas Seringkali suatu gambar tidak secara jelas menyatakan maksudnya. Gambar tanda panah ke atas dan tanda panah ke bawah merupakan salah satu varian simbol untuk lift yang ambigu karena dapat pula dipakai untuk menjelaskan makna lain. Salah satu varian yang lebih jelas dalam menyampaikan maknanya adalah gambar orang yang di dalam kotak yang diapit oleh dua garis vertikal dengan tanda panah ke atas dan ke bawah karena lebih dekat dengan kenyataan yang sebenarnya. j. Mencolok Tanda yang baik harus dapat dengan mudah dikenali, oleh karena itu sebuah tanda tidak boleh dengan mudah menyatu dengan lingkungan sekitar atau tempat dimana tanda itu diletakkan.Image negatif lebih baik digunakan sebagai simbol daripada image positif karena tampak lebih mencolok.Penggunaan image positif biasanya digunakan dengan alasans elera pribadi. k. Spesifik Ada perbedaan derajat dari sebuah peringatan yang mempengaruhi penggunaan tanda.Penggunaan tanda peringatan untuk hal-hal yang patut diwaspadai harus dibedakan dengan hal-hal yang berbahaya.Penggunaan segitiga berwarna kuning biasanya merujuk pada hal yang berbahaya.Hal ini dikarenakan masyarakat luas telah banyak memahami bahwa merah berhubungan
dengan
bahaya
dan
kuning
berhubungan
dengan
kewaspadaan, sehingga dengan penggunaan warna yang berbeda dapat lebih mudah dikenali perbedaan artinya.
3) Tanda – tanda yang berfungsi untuk sebuah sign system, yaitu : a. Identification Sign Digunakan untuk menandai area – area dan tempat – tempat khusus seperti fasilitas – fasilitas rekreasi dan taman. b. Directional Sign
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Digunakan untuk mengarahkan orang ke area – area atau ke tempat – tempat tertentu. c. Advice Sign Digunakan untuk menginformasikan himbauan-himbauan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan di suatu tempat. d. Decorative Sign Tanda ini tidak mengarahkan atau mengidentifikasikan pesan – pesan, tetapi untuk mempromosikan event, season, holiday dan kegiatan lain. Contoh :Flag, banner e. Prohibitory and warning Sign yang berfungsi untuk memberi tahu pengguna apa yang harus dilakukan dan diwaspadai, secara umum berupa symbol atau symbol sign (symbol yang dikombinasikan dengan kata-kata) f. Official Notices Sign yang memberi informasi tentang hal-hal resmi dan dianjurkan jangan kacau dengan orientation sign.3 Menurut Tinarbuko (2008, h. 13) dalam pembuatan Sign system yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut: 1. Mudah dilihat Penempatan sign system juga harus dipikirkan secara tepat, dan penempatan sign system yang baik yaitu di tempat yang mudah diakses orang. 2. Mudah Dibaca Bentuk huruf atau tipografi yang digunakan dalam sign system Sebisa mungkin dapat terbaca baik siang maupun malam.
3
Paul Arthur and BrainirZlamalik. Wayfinding : Pictografics System Nonverbal Universal.
Singapore;
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Page One. 2005
3. Mudah Dimengerti Bentuk penulisan yang tertera pada sign system harus mudah untuk dipahami. Oleh semua kalangan dari semua usia, bentuk tulisan juga sebisa mungkin dibuat singkat dan padat. 4. Dapat Dipercaya Kebenaran
informasi
yang
ada
dapat
dipercaya
tidak
menyesatkan.Pembuatan sign system juga memilki kriteria tersendiri.
Ukuran Simbol Jarak Pandang
Ukuran Simbol (mm)
<7m
60 x 60
7 - 18 m
100 x 100
> 18 m
200x200 - 450x450
Sumber : Public works department, 1995 Gambar 3.23. Tabel Ukuran simbol Sumber: http://www.google.co.id
3.2.4 Teori tentang Tipografi Dalam desain komunikasi visual, tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’ yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menerjemahkan kata – kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan daripada karya desain tersebut. Pemilihan huruf tipografi adalah langkah permulaan yang mendasar, akan tetapi suatu pesan atau susunan suatu pesan dirancang dan di tempatkan pada signface yang meliputi permasalahan yang lebih detail. Signface adalah sebuah permukaan yang diatasnya terdapat suatu pesab. Istilah pesan terdiri dari beberapa unsur seperti teks ( copy ), susunan kata atau sebuah kisah yang lalu. 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
•
Jenis Huruf/ Typeface Istilah lettestyle mengacu pada banyaknya karakter dari huruf pada desain yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap huruf, angka, symbol, dan tanda baca didesain untuk mengkomunikasikan suatu pesan secara estetis kepada semua orang. Dan setiap jenis huruf sebagai satu kesatuan yang utuh mempunyai perbedaan yang membedakan jenis huruf satu dengan yang lainnya. Dalam cetak mencetak istilah letterstyle adalah mengacu pada kata typeface ( bentuk huruf ) Ada ribuan variasi tipe huruf yang berbeda – beda, karena itu pengelompokan yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut :4 -
Text Karakter pertama dibuat oleh Guttenbereg, seorang ahli yang pertama memproduksi buku pada abad pertengahan. Nama umum untuk jenis huruf ini adalah black letter ( huruf hitam ), Fraktur, Old English, Or Engravers Text.
-
Old Style Sebuah kelompok yang mengikti text face dan dikembangkan dari bentuk huruf Roma Klasik. Karakter hurufnya adalah stroke yang seragam relative tebal dan tidak ada hairlines, diotong oleh serif, konturnya mudah dibaca.termasuk di dalam nya adalah Garamond dan Caslon.
-
Serif Huruf serif dikenali dari garis silang pendek di akhir bagian utama dalam banyak huruf. Huruf ini relative mudah dibaca ( legibility ), tapi tidak sebagus huruf San Serif. Secara visual merusak spasi dan berkarakter yang cenderung menunjukan kehangatan dan tampilan yang klasik
-
San Serif Huruf san serif tidak mempunyai garis silang. Dalam sign huruf ini mudah terbaca bentuknya yang sederhana dan dekat dengan bentuk – bentuk geometric. Huruf tersebut cenderung menunjukkan kebersihan dan tampilan modern.
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Transisional Huruf ini tampak lebih klasik dari huruf serif dan lebih terbaca daripada huruf san serif. Jenis ini merupakan panduan dari old dan modern style. Yang termasuk jenis transisional adalah Baskerville dan Century.
-
Modern Jenis ini sebenarnya telah ada 200 tahun yang lalu. Huruf ini modern hanya jika dibandingkan dengan huruf old – syle yang mengikitinya. Pada umumnya huruf ini mempunyai bayangan (Shadow), hairlines tipis dan serif lurus tipis. Contoh dari jenis ini adalah bodoni dan Scotch Roman.
-
Square Serif Jenis huruf yang mempunyai akhir serif berbentuk persegi. Termasuk dalam jenis ini adalah Clarendon, Stymie, dan Cairo.
-
Script Jenis huruf ini didesain untuk tulisan tangan. Misalnya : Bernhard Cursive dan Coronet.
-
Dekoratif atau Display Kadang – kadang disebut huruf yang selalu baru, desain ini termasuk segala sesuatu yang tidak masuk dalam salah satu kategori diatas. Jenis huruf ini bentuk, teksturnya tidak biasa, dan tidak iasa terdapat dalam berbagai ukuran dan berat. Setiap desain terlihat unik.
•
Prinsip Tipografi Tipografi adalah sekumpulan tanda – tanda yang mempunyai arti, namun penggunannya baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip – prinsip tipografi yang ada.5
4
http://www.microsoft.com/typography/
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada 4 prinsip pokok tipografi: -
Legibility, adalah kualitas huruf sehingga huruf tersebut terbaca. Misalnya bentuk huruf yang terlalu abstrak bisa membuat huruf tersebut tidak dikenali atau tidak terbaca. Penggunaan cropping, overlapping, dll dapat
menyebabkan berkurangnya legabilitas
daripada suatu huruf , karena itu seorang desainer harus mengerti karakter dan bentuk dengan baik. -
Readibility, adalah penggunaan huruf dengan memperlihatkan hubungannya dengan huruf lain sehingga terlihat jelas, yang membuat teks tersebut mudah dibaca, menarik, dan tidak melelahkan mata. Teks dapat legible tetapi harus dilihat dan dirasakan. Hal ini berhubungan pula dengan jarak antara huruf dan jarak antar baris.
-
Visibility, adalah kemampuan huruf dan teks atau kalimat dalam suatu karya desain untuk dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Misalnya ukuran huruf pada poster yang ada dipinggir jalanharus cukup besar.
-
Clarity, adalah kemampuan dan huruf dalam suatu karya desain untuk dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas oleh target pengamat yang dituju. Beberapa unsure desain yang berpengaruh terhadap clarity adalah visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain – lain.
5
Danton Sihombing, Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta ; PT Gramedia Pustaka
utama. (2001)
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ukuran tinggi Huruf Jarak Pandang (m)
Tinggi Huruf Minimum (mm)
2
6
3
12
6
20
8
25
12
40
15
50
25
80
35
100
40
130
50
150
Sumber : Public works department, 1995 Gambar 3.24. Tabel Ukuran Huruf Sumber: http://www.google.co.id
3.2.5
Teori Gestalt Dalam teori Gestalt, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep
tentang form, yaitu suatu elemen yang terstruktur dan tertutup dalam pandangan visual seseorang. Hukum-hukum pada teori Gestalt antara lain:6 Proksimitas atau kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana dari suatu organisasi. Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual. Similiaritas, bila elemen-elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama dalam hal ukuran, tekstur dan warna, maka elemen-elemen tersebut cenderung akan diamati sebagai suatu kesatuan. Ketertutupan, unit visual cenderung membentuk suatu unit yang tertutup. Persepsi individu sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagian yang terbuka pada suatu elemen akan otomatis dianggap sebagai suatu yang tertutup. Kesinambungan, hukum ini menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bidang dan simetri, hukum ini menyatakan semakin kecil area tertutup dan simetris semakin cenderung terlihat sebagai suatu unit. Bentuk dan latar, bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah bentuk memiliki latar yang kontras. Esensi dari teori Gestalt adalah bahwa keseluruhan lebih penting daripada bagian-bagiannya. Teori Gestalt menjelaskan bahwa persepsi tidak berdasarkan pada respon yang terisolasi terhadap stimulus khusus, tetapi lebuh kepada reaksi terhadap stimulus total. Implikasi lain dari persepsi adalah adanya reaksi aktif terhadap lingkungan. Manusia secara aktif akan membuat struktur dan mengatur perasaan terhadap stimulus yang ada. (Deddy Halim, 2005)
6
http://www.desainstudio.com/2010/12/teori--‐gestalt--‐dalam--‐desain--‐grafis.html
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.6 Teori tentang warna Warna merupakan satu faktor penting yang dapat menunjang sebuah tanda. Simbol, logotype, dan warna adalah tiga elemen visual yang diperlukan dalam menyusun sebuah symbol. Selain itu warna juga dapat berguna sebagai penghubung atau penyatu suatu bagian dari perusahaan atau organisasi, dengan induk perusahaan atau organisasi. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sebuah symbol tampak lebih hidup dan lebih menarik untuk diamati, meningkatkan kesadaran, serta memudahkan untuk diingat. Simbol tanda memilliki beragam bentuk, dan masing – masing memiliki warna yang khusus. Bentuk dan warna dikombinasikan untuk menguatkan efektivitas komunikasi. Arti dari tiap warna yang digunakan untuk tanda, sebagai berikut: Merah
: untuk tanda larangan dan bahaya
Hijau
: untuk tanda keadaan darurat, pertolongan pertama, dan proteksi
kebakaran. Kuning
: untuk tanda perhatian dan hati – hati
Biru
: untuk tanda perhatian/hati – hati
Hitam
: untuk symbol pada tanda yang mengunakan merah, kuning, juga
suatu tanda kewajiban Putih
: untuk semua symbol dalam kelompok tanda – tanda lainnya, atau
dapat digunakan pada semua tanda diatas. Dalam sebuah logo atau symbol warna dapat tampil sebagai representasi simbolik dan juga secara psikologis. Pada symbol yang bersifat persuasive, warna tampil secar psikologis yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya, sedangkan pada logo yang bersifat informative warna tampil sebagia representasi simbolik. Demikian pula dalam sign system RSUD Cengkareng ini karena bersifat informatis maka warna tampil sebagai representasi simbolik.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.7 Material dalam Sign system Pengetahuan bahan atau material untuk pembuatan sign system mutlak diperlukan terutama untuk penempatan desain-desain tertentu. Bahan untuk sign system cukup beragam, kunci pemilihannya adalah mengetahui jenis sign systemnya, lokasi penempatannya, karakternya dan budget yang dipersiapkan: a. Batu Batu adalah material pertama dan bahan utama yang digunakan sejak jaman kuno.Sign system pada bahan jenis ini (termasuk batu granit, marmer atau batu sedimen) menggunakan teknik ukir. Sign system dari batu jelas awet hingga kurun waktu beberapa puluh tahun. b. Kayu Kayu
termasuk
jenis
material
favorit
untuk
pembuatan
sign
system.Alasannya selain permukaannya lebih bertekstur, kayu tumbuh dari pohon (artinya bisa ditanam dan diambil kayunya) serta tidak memerlukan teknologi tinggi untuk pengerjaannya. Kayu juga bisa digunakan sebagai bagian dari sign structures yang mampu menopang dengan kuat meskipun bobot material kayu terbilang cukup ringan. Kurang cocok untuk penempatan di outdoor karena mudah lapuk akibat cuaca. c. Gelas Gelas yang mempunyai sifat meneruskan cahaya juga memiliki permukaan yang bisa memantulkan. Material jenis ini juga populer untuk signage design dan kerap digunakan sebagai dekorasi. Dengan ketebalan tertentu, multilayer, permukaan yang transparan dan efek-efek yang dihasilkan, material jenis ini sangat menarik jika digunakan sebagai bahan dasar signage.Biasanya digunakan untuk penamaan gedung atau papan pengumuman atau tanda penunjuk dalam sebuah gedung. d. Alumunium dan besi Sekitar tahun 1950-an, alumunium adalah bahan alternatif selain besi.Sering digunakan untuk permukaan signage berukuran besar.Ringan, kokoh, dan tidak memerlukan perawatan serta mudah dibuat. Di satu sisi, material dari besi dijadikan bahan baku untuk signage. Tingkat kekuatan
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
jauh melebihi bahan alumunium.Sering digunakan sebagai bahan untuk struktur internal. e. Akrilik Jenis akrilik dikenal sebagai material yang tahan terhadap sinar ultraviolet sehingga cocok untuk penempatan sign di luar ruangan. Tersedia dalam beberapa pilihan warna, warna putih atau tembus pandang sehingga bisa digunakan sebagai background signage.Material jenis ini bisa dibentuk dengan cetak panas dan bisa memancarkan cahaya lebih baik. Bahan akrilik terkenal relatif kuat karena tingkat kepadatannya tetap meskipun mengalami banyak tempaan pada saat produksi. f. Vinyl Teks pada signage alumunium bisa memakai huruf berbahan enamel dan vinyl yang dibubuhkan dengan menggunakan teknik cetak panas. Huruf pada
signage
sebaiknya
tidak
menggunakan
bahan
scottlight
(memantulkan cahaya) karena menyilaukan di siang hari sehingga signage menjadi tidak terbaca.Penggunaan cat putih pada teks cukup efektif untuk dibaca di siang dan malam hari. Tapi kalau cuaca mendung atau sore hari, teks pada signage berbahan scottlight pada rambu lalu-lintas akan sangat bermanfaat untuk memperjelas petunjuk arah saat dibaca. g. Kain Signage dalam EGD tidak harus menggunakan rigid materials. Bahan baku dari kain juga bisa digunakan sebagai bahan signage. Banner atau bendera sering digunakan sebagai material signage dan biasanya memanfaatkan besi atau alumunium sebagai strukturnya. h. Digital media Kehadiran teknologi digital, Sejak 15 tahun terakhir, hampir setiap karya grafis bisa dicetak dengan bantuan printer dan diaplikasikan untuk signage.Biasanya memanfaatkan inkjet UV print. Ilustrasi peta pada directional sign biasanya menggunakan hasil cetak dengan dengan tinta yang tahan cahaya UV. Dari sisi harga, budgetnya termasuk cukup murah dan mudah digonta-ganti secara berkala.Cocok untuk sign di ruang publik yang non-permanen.
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.8 Teknik dan cara pemasangan info grafis Ada tiga jenis teknik pemasangan untuk info grafis, yaitu dengan cara di tempel, di tanam dan di gantung. Teknik di tempel biasa digunakan pada identifying sign yaitu menandai area – area tertentu, atau fasilitas-fasilitas yang ada di area tersebut.
Gambar 3.23. Objek referensi Sumber: http://www.google.co.id
Gambar di atas ini merupakan referensi karya yang akan dijadikan moodboar dalam perancangan grafis lingkungan yang akan perancang buat nantinya, yang meliputi: a. Layout Contohnya pada direction sign dengan menggunakan rata kiri, dengan untuk teks, anak panah rata kiri. b. Material Pada
perancangan
grafis
lingkungan
RSUD
Cengkareng
akan
menggunakan material acrylic dan cutting sticker pada keseluruhan sign. 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Teknik pemasangan sign Teknik pemasangan sign dengan cara ditempel, gantung dan ditanam, sesuai dengan penempatan dan masing - masing jenis sign misalkan pada main gate, akan di letakkan di pintu masuk utama RSUD Cengkareng dengan teknik ditanam.
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/