BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 – 23 Agustus 2013, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Hatchery Balai Besar Pengembangan Ikan Air Tawar Cijengkol Subang.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1
Alat-alat Penelitian
3.2.1.1 Proses Isolasi Bakteri Probiotik - Gelas ukur 500 ml dan 1000 ml untuk wadah media atau cairan. - Mikropipet dengan skala 100-1000 µ1 merek Bio-Rad, yang digunakan untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil. - Sentrifuge untuk memisahkan senyawa dengan berat molekul berbeda. - Tabung reaksi ukuran 15x150 mm untuk tempat media padat dan cair. - Rak tabung reaksi untuk tempat meletakkan reaksi. - Vortex mixer untuk menghomogenkan larutan. - Inkubator sebagai tempat mengkultur atau mengikubasi mikroba pada suhu yang disesuaikan. - Laminar flow sebagai tempat steril untuk proses isolasi, inokulasi dan pemurniaan mikroba. - Labu Erlenmayer untuk wadah pembuatan media atau larutan. - Autoclave untuk mensterilkan media dan peralatan yang akan digunakan. - Bunsen untuk mensterilkan media. - Cawan petri untuk media inkubasi. - Jarum ose untuk menginokulasi mikroba. - Batang L untuk meratakan mikroba di media padat. - Alumunium foil untuk menimbang bahan-bahan media juga sebagai penutup labu Erlenmayer.
15
16
- Hot plate dan stir plate untuk memanaskan dan mengaduk media. - Kapas dan kain kasa sebagai penutup tabung reaksi atau labu Erlenmayer. - Pisau bedah, gunting, pinset untuk pengambilan inokulum dari saluran pencernaan ikan. - Water bath untuk proses psteurisasi pada mikroba. - Spektrofotometer sebagai alat penghitung kepadatan bakteri. 3.2.1.2 Pemeliharaan Ikan - Toples plastik sebanyak 15 buah dengan volume air 1,5 L. - Blower merk resun sebanyak 1 buah dengan kapasitas 100 watt, yang diberi selang dan batu aerasi sebanyak 15 buah untuk disebar pada setiap toples. - Jangka Sorong manual merk Sellery untuk mengukur panjang larva ikan pada saat masa pengamatan. - Termometer air raksa untuk mengukur suhu air. - pH meter merk Hanna untuk mengukur kadar pH air. - DO meter merk Lutron model DO-5509 untuk mengukur kadar oksigen terlarut. - Ammonia Test kit untuk mengukur kadar NH3. - Serok kain kasa sebanyak 1 buah untuk mengambil ikan uji.
3.2.2 Bahan-Bahan Penelitian 1. Ikan Uji Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan lele dumbo yang berumur 3 hari setelah menetas sebanyak 1.125 ekor dengan kepadatan 50 ekor/liter. Telur yang digunakan berasal dari pemijahan yang dilakukan sebelumnya. 2. Isolat murni bakteri Lactobacillus sp. 3. Pakan ikan berupa artemia dan pakan buatan serbuk merk PS-P
17
3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian terdiri atas 5 perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian probiotik dengan kepadatan : Perlakuan A = kontrol / tanpa pemberian probiotik Perlakuan B = 106 CFU (ml)/ml air media Perlakuan C = 107 CFU (ml)/ml air media Perlakuan D =108 CFU (ml)/ml air media Perlakuan E = 109 CFU (ml)/ml air media
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 -
Persiapan Wadah Toples plastik sebanyak 15 buah dengan kapasitas 2 L dibersihkan dan dikeringkan bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sumber penyakit pada ikan.
-
Pemasangan selang dan batu aerasi pada setiap toples.
-
Toples diisi dengan air sebanyak 1,5 L pada setiap toples.
-
Penentuan letak perlakuan penelitian yang dilakukan secara acak (Lampiran 1).
3.4.2
Persiapan Penyediaan Larva Lele Dumbo
1. Pemijahan Ikan Lele Dumbo -
Pemijahan ikan dilakukan secara alami, induk yang digunakan hasil seleksi dengan bobot induk 900 gram. pememilihan induk yang akan dipijahkan sesuai dengan kriteria induk yang siap mijah.
-
Mempersiapkan kolam pemijahan dengan diisi air sebanyak 2/3 dari tinggi kolam kemudian diberi kakaban berupa ijuk sebagai substrat tempat menempelnya telur.
-
Induk lele hasil seleksi yang akan dipijahkan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada sore hari dengan perbandingan jantan dan betina 1:1.
18
-
Keesokan harinya (setelah memijah) induk dipindahkan kembali ke kolam pemeliharaan induk, sedangkan telur dibiarkan hingga menetas.
-
Larva ikan lele yang telah menetas yang berumur 3 hari ditebar ke setiap wadah perlakuan.
-
3.4.3 -
Setiap wadah perlakuan (toples) diisi dengan 75 ekor ikan.
Pengukuran Kepadatan Koloni Lactobacillus sp. Lactobacillus sp. hasil isolasi dari saluran pencernaan ikan tagih (Mystus nemurus) diidentifikasi sehingga mendapatkan isolat murni. (Lampiran 2).
-
Bakteri dikultur pada media MRS agar (Man Ragosa Sharpe Agar) dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35°C.
-
Pemanenan bakteri Lactobacillus sp. hasil kultur secara aseptik dengan menggunakan jarum ose kemudian dicampurkan kedalam tabung falcon yang telah berisi NaCl steril.
-
Campuran antara bakteri dengan NaCl kemudian dihomogenkan dengan menggunakan vortex mixer.
-
Perhitungan kepadatan bakeri dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 620 ƞm.
-
Apabila belum diperoleh nilai OD, penambahan NaCl steril atau stok bakteri harus dilakukan hingga diperoleh absorban 1.
3.4.4
Pemberian Lactobacillus sp. ke dalam Media Pemeliharaan Bakteri Lactobacillus sp. yang telah dihitung kepadatannya, kemudian dimasukkan ke dalam wadah (toples) yang telah berisi air dan peralatan lainnya (aerasi) sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan.
3.4.5
Pemberian Pakan Pemberian pakan diberikan pada fase exogonous feeding (habis yolk salk ) pada hari 1-3 menggunakan naupli artemia dengan frekuensi
19
pemberian pakan 2 kali sehari yang diberikan secara
adlibitum.
Sedangkan untuk hari ke 4-14 menggunakan pakan buatan merk PSP berupa serbuk yang diberikan secara satiasi dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore. 3.4.6 -
Pengamatan Pengamatan dilaksanakan selama 14 hari yang terbagi atas 3 periode pengamatan yaitu pada 0, 7 dan 14 hari.
-
Pengamatan dilakukan dengan cara memilih ikan penelitian secara acak kemudian diukur panjangnya sebanyak 15% dari jumlah ikan.
-
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan ikan.
-
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari.
3.5 Parameter yang Diamati 3.5.1
Kualitas Air Pengamatan kualitas air dengan mengukur suhu air, oksigen terlarut (DO),
derajat keasaman (pH) dan ammonia. Pengamatan suhu, DO dan pH dilakukan setiap hari sedangkan ammonia dilakukan setiap 7 hari sekali.
3.5.2
Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup larva dihitung dengan menggunakan rumus Effendi
(1979) yaitu : KH = Nt / N0 x 100 % KH : Kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah larva yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor) N0 : Jumlah larva yang ditebar (ekor)
3.5.3
Laju Pertumbuhan Pengukuran pertumbuhan panjang pada larva ikan Lele Dumbo dilakukan dengan menggunakan rumus Huisman dalam Wicaksono (2009) :
20
α = lnLt – lnLo T
Keterangan :
x 100%
α
= Laju pertumbuhan panjang (mm)
lnLt
= Panjang rata-rata ikan di akhir periode sampling.
lnLo
= Panjang rata-rata ikan diawal periode sampling.
T
= Lama Pengamatan (hari).
3.6 Analisis Data Analisis data dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan lele dumbo digunakan analisis sidik ragam dengan uji F yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dan kualitas air dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.