BAB III BAHAN DAN METODE
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Karang Makassar, Taman Nasional
Komodo, Nusa Tenggara Timur, yang secara geografis terletak di koordinat 8°32′36″ LS dan 119°29′22″ BT. Data yang dipakai adalah data sekunder dari tahun 20082012. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan September-Oktober 2012, pemantauan kondisi awal, pengambilan data, dan identifikasi dilakukan langsung di lapangan. Lokasi pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 9 :
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Data
3.2
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pengambilan data primer, terdiri dari alat yang
digunakan untuk pengambilan data kondisi perairan dan alat identifikasi pari manta, yaitu: 1. GPS pada kamera sebagai alat penentuan lokasi pengambilan data 2. Scuba Set : Masker, Snorkel, Fin, BCD, Regulator, Tanki, dan Weight Belt sebagai alat bantu penyelaman. 3. Dive Computer sebagai penunjuk kedalaman, waktu, dan suhu. 4. Buku Identifikasi Biota Laut sebagai panduan identifikasi dan referensi. 5. Kamera Underwater sebagai alat dokumentasi pengambilan data. 6. Perahu Motor untuk alat transportasi laut.
Sedangkan untuk data sekunder yaitu : 1. USNO NAVY Database untuk data fase bulan. 2. WXTide Prediction Server untuk data pasang surut 3. Software Surfer 10 untuk pengolahan data klorofil-a.
Bahan yang digunakan adalah : 1.
Data set 1 (Bulanan) : Kemunculan pari manta dari tahun 2008-2012 di Karang Makassar, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
2. Data set 2 (Harian) : Kemunculan pari manta pada bulan September-Oktober 2012 berupa data jumlah kemunculan pari manta, suhu, dan kedalaman. 3. 3.3
Data sekunder dan klorofil-a dari data citra Aqua MODIS. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasi. Data kemunculan bulanan pari
manta dari tahun 2008-2012 yang diambil dan dikumpulkan oleh para pemandu selam dari Dive Komodo dan Divine Diving, yang umumnya sangat mengenali hampir setiap individu dan tingkah laku pari manta di T.N. Komodo. Metode
pengumpulan data non-peneliti (Citizen Science) digunakan dalam penelitian jangka panjang dan dalam cakupan wilayah yang luas/gobal (Dickinson 2010). Para pemandu selam menghitung pari manta yang mereka temui pada setiap penyelaman (Jaine 2012), dikarenakan arus yang sangat kencang, maka penyelam akan mengalami drifting, maka kemungkinan bertemu individu yang sama sangat kecil, karena pari manta berenang melawan arus ketika mencari makan atau membersihkan diri. Penggunaan data kemunculan tahun 2008-2012 pada penelitian ini tidak memisahkan kemunculan pari manta berdasarkan tingkah laku saat ditemui, tetapi hanya mengamati kemunculan saja. Data diambil pada siang hari dimana pari manta mencari makan dan membersihkan diri, kadang ditemukan juga pari manta melakukan ritual perkawinan di Karang Makassar. Pada malam hari pari manta diperkirakan bermigrasi ke lepas pantai untuk mencari makan yang terdapat di tempat yang lebih dalam (Dewar 2010). Data Kemunculan bulan September-Oktober 2012 diambil langsung di lapangan.
Pengambilan data mencakup fase bulan dan pasang surut dilakukan
sebelum penyelaman. Pengambilan data suhu, waktu, dan kedalaman diambil ketika bertemu pari manta menggunakan Dive Computer, sedangkan pengambilan data kemunculan individu dengan metode Photo ID menggunakan Kamera Underwater. Pari manta di Karang Makassar ditemui dari permukaan sampai kedalaman 22 meter. Pada data ini kemunculan pari manta dipisahkan menurut tingkah laku ketika ditemui. Pari manta yang terhitung belum tentu semuanya didapatkan Photo ID, namun dapat diestimasikan dari tanda-tanda fisik oleh pemandu selam setempat dan sifat pari manta yang berenang melawan arus memudahkan perhitungan karena sangat kecil kemungkinan bertemu individu yang sama. Tabel 3 memperlihatkan data yang diambil untuk pengolahan :
Tabel 1. Parameter yang Digunakan ( Jaine et al. 2012) Variabel Penjelas
Unit/Level
Resolusi
Sumber
Tahun
Tahunan
1 tahun
Kalender
Hari
Harian
1 hari
Kalender
Waktu*
00:00
menit
Standar waktu WITA
Suhu Air*
C
1 derajat
Dive computer
Utara/Selatan
Peneliti
Arah arus*
Arah Mata
Pasang Surut*
Angin elevasi
meter
mg.m-3
0,05 derajat
Fase Bulan
Fase
-
Jumlah Manta
Manta
1
Konsentrasi Klorofil-a
WXTide Prediction Server Aqua MODIS
USNO NAVY Database Peneliti
*Hanya dipakai pada data kemunculan pari manta bulan September-Oktober 2012
3.4
Prosedur Penelitian 1. Pemilihan lokasi pengambilan data dilakukan dengan memilih lokasi berdasarkan kriteria sebagai berikut : -
Memiliki kriteria ekologis yang khas sebagai habitat pari manta
-
Memiliki kekhususan pemanfaatan sumberdaya wisata (Dewar 2010).
-
Mudah diakses
berdasarkan pertimbangan tersebut maka pemilihan lokasi pengambilan data dilakukan di perairan Karang Makassar, Taman Nasional Komodo, Nusa
Tenggara Timur, yang secara geografis terletak di 8°32′36″ LS dan 119°29′22″ BT. 2. Setelah ditentukan koordinatnya ditentukan waktu pengambilan data, yaitu tanggal, hari, dan jam, dimana akan melakukan penyelaman. 3. Sebelum melakukan penyelaman harus diketahui lebih dahulu fase bulan dan pasang surut pada tanggal tersebut, demikian juga waktu naik dan turunnya air pada hari tersebut. Data posisi bulan didapatkan dari USNO NAVY (http://aa.usno.navy.mil/data/docs/moonPhase) dan pasang surut didapatkan menggunakan software WXTide, kemudian kondisi perairan diamati langsung dilapangan. 4. Data konsentrasi klorofil-a didapat dari citra Aqua MODIS, dan diolah menggunakan Software Surfer 10. 5. Temperatur dan kedalaman diambil oleh di lapangan pada setiap penyelaman menggunakan Dive Computer. 6. Arah arus, jumlah pari manta, penyelam, dan kapal diambil di lapangan pada setiap penyelaman. 3.5
Analisa Kondisi Lingkungan dan Kemunculan Pari Manta
3.5.1 Musim Musim sangat berpengaruh pada kemunculan pari manta, musim dipengaruhi oleh pergerakan angin dan posisi bumi. Penelitian pada kemunculan pari manta perbulan menggunakan data dari tahun 2008-2012, setelah data dianalisis per musim , dan disajikan dalam grafik bisa dilihat keterkaitannya dengan kemunculan Pari Manta. Musim dibagi menjadi 4 kategori : musim Barat (Desember-Februari), Peralihan I (Maret-Mei), musim Timur (Juni-Agustus), Peralihan II (SeptemberNovember) (Wyrtki 1961).
3.5.2 Fase Bulan dan Pasang Surut Penelitian akan dilakukan untuk mencari fase bulan dan kondisi pasang surut per bulan selama lima tahun dari data sekunder tahun 2008-2012. Pada setiap fase bulan dan pasang surut akan dilihat perbedaan jumlah kemunculan pari manta (Dewar 2008), yang dibagi dengan jumlah survei, sedangkan untuk data primer pada bulan September-Oktober 2012 penyelaman dilakukan beberapa kali pada masing-masing fase bulan, yaitu bulan penuh (full moon) yaitu cahaya bulan >90 %, bulan baru (new moon) yaitu cahaya bulan <10 %, dan bulan setengah (half moon) yaitu cahaya bulan antara 10-90 % (Dewar 2008). Fase bulan juga mempengaruhi pasang surut di perairan, sehingga terdapat tiga kondisi : surut (falling), kendur (slack), dan pasang (rising). Pasang surut menentukan arah arus ketika penyelaman dan dapat diperkirakan kemunculan pari manta di lingkungan tersebut (Dewar 2008). Adapun perhitungan persentase kemunculan yang digunakan :
SC pada fase bulan X MP =
x 100 % Jumlah total penyelaman harian SC pada kondisi pasut X
TC =
x 100 % Jumlah total penyelaman harian
dimana : Moon Phase (MP) chance : Persentase kesempatan muncul pada fase bulan tertentu, dibagi 3 fase yaitu bulan penuh (F), bulan baru (N), dan bulan setengah (H). Tide Condition (TC) chance : Persentase kesempatan muncul pada fase pasang surut tertentu, dibagi 3 fase yaitu pasang (R), surut (F), dan kendur (S).
Sighting Chance (SC) : Kesempatan melihat pari manta Pada suatu penyelaman, jika bertemu pari manta diberi nilai 1, jika tidak diberi nilai 0. 3.5.3 Klorofil-a Klorofil-a adalah zat hijau daun yang terkandung dalam tumbuhan. Klorofil-a merupakan pigmen yang mampu melakukan fotosintesis dan terdapat pada seluruh organisme fitoplankton (Barnes dan Huges, 1988 dalam Fajanuarsyah 2011). Fitoplankton sebagai produsen primer merupakan pangkal rantai makanan dan merupakan dasar yang mendukung kehidupan seluruh biota lainnya. Fitoplankton umumnya banyak terdapat diperairan sekitar muara sungai atau perairan lepas pantai dimana terjadi upwelling. Pada kedua lokasi terjadi proses penyuburan karena masuknya zat hara kedalam lingkungan tersebut. Pada muara sungai zat hara datang dari daratan dan dialirkan oleh sungai ke laut, sedangkan didaerah upwelling zat hara terangkat dari lapisan dalam ke permukaan (Nontji, 2002 dalam Fajanuarsyah 2011). Penelitian akan dilakukan dengan mencari data rata-rata klorofil-a setiap musim selama 5 tahun, menggunakan data citra dari Aqua MODIS. Pengolahan data klorofil-a menggunakan software Surfer.10. Korelasi antara kemunculan pari manta dengan konsentrasi klorofil-a yang diwakili dengan variable x dan y dapat dicari dengan Korelasi Pearson yaitu :
Dimana : r
= Pearson correlation coefficient
n
= Jumlah sampel
x,y
= Variable yang dikorelasikan
Tabel 2. Interpretasi Kekuatan Hubungan Hasil Korelasi (Sarwono 2006) Interval korelasi
3.6
0
Tidak ada
0,00-0,25
Sangat lemah
0,25 – 0,50
Cukup
0,50-0,75
Kuat
0,75-0,99
Sangat Kuat
1,0
Sempurna
Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis untuk mencari hubungan masing-masing faktor
yang telah diteliti. Hasil akan di keluarkan secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran keadaan lingkungan dan populasi. Hasil yang didapat dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kemunculan pari manta di Karang Makassar untuk mendukung wisata bahari. Analisis secara deskriptif juga diarahkan terhadap upaya rehabilitasi dan konservasi pari manta di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.