BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 – April 2012.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wadah penelitian berupa akuarium dengan ukuran 40 cm x 20 cm x 40 cm sebanyak 12 buah. 2. Wadah pemeliharaan untuk stok benih berupa akuarium dengan ukuran 40 cm x 20 cm x 40 cm sebanyak 4 buah. 3. Aerator, selang aerasi dan batu aerasi untuk suplai oksigen pada setiap akuarium. 4. Timbangan digital untuk menimbang benih ikan dan menimbang pakan. 5. Water heater yang berfungsi sebagai penstabil suhu air selama penelitian. 6. Termometer untuk mengukur suhu air. 7. pH meter digunakan untuk mengukur pH air. 8. DO meter digunakan untuk mengukur oksigen terlarut (DO) 9. Tes Kit digunakan untuk mengukur kandungan ammonia, nitrit dan nitrat. 10. Serok ikan dari kassa digunakan untuk mengambil benih ikan pada saat sampling. 11. Gelas ukur, ukuran 1000 ml untuk mengukur volume air. 12. Suntikan (Spuit) untuk mengukur volume probiotik yang digunakan. 13. Baskom atau wadah plastik, untuk menampung ikan sementara ketika dilakukan sampling.
15
16
3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Ikan Uji Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan nila merah yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum (BP3U) Cirata, Jawa Barat. Benih yang digunakan telah dipilih berukuran seragam memiliki panjang ±9 cm dengan bobot rata-rata 12 g sebanyak 192 ekor dan 64 ekor sebagai stok. Padat penebaran untuk masing-masing akuarium sebanyak 1 ekor/L (Standar Nasional Indonesia : 01-6141-1999) (Lampiran 14). Setiap akuarium masing-masing diisi 16 ekor benih dengan volume air sebanyak 16 L. 2. Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berupa pellet terapung dengan merk FF-999 yang berasal dari PT. Central Proteinprima. Selama pemeliharaan, benih nila merah diberi pellet sebanyak 3% dari bobot biomassa ikan (Standar Nasional Indonesia : 01-6141-1999) (Lampiran 15) dan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali perhari yaitu pagi sekitar pukul 08:00, siang sekitar pukul 12:00 dan sore sekitar pukul 16:00. Tabel 1. Komposisi Pakan Buatan “FF-999” Komposisi Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar Abu Kasar Kadar Air
% 38 2 3 13 12
Sumber : pakanonline.wordpress.com
3. Probiotik Probiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah probiotik komersil dengan merk dagang Kusuma BioPlus, yang khusus digunakan untuk ikan.
17
Probiotik ini merupakan pakan tambahan berupa mikroorganisme hidup (bakteri dan mikroba lain) yang bermanfaat dalam proses metabolisme pencernaan ikan dan proses bioremidiasi. Penggunaan melalui pakan dapat meningkatkan pertumbuhan dan bobot ikan, menjaga stamina ikan sehingga terhindar dari penyakit serta menekan tingkat kematian benih ikan. Probiotik ini mengandung bakteri Bacillus sp, Lactobacillus sp, dan Pseudomonas sp.
3.3 Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan berdasarkan hipotesis dan anjuran pemakaian adalah sebagai berikut :
A = Tanpa penambahan probiotik (kontrol). B = Konsentrasi probiotik 0,125 ml/L C = Konsentrasi probiotik 0,250 ml/L D = Konsentrasi probiotik 0,375 ml/L Model percobaan yang digunakan sesuai dengan (Gasperz 1991) model linier dari rancangan tersebut adalah : Yij = μ + τi + εij Keterangan : Yij = Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Nilai tengah umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Galat hasil percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
18
3.4 Prosedur 3.4.1 Tahap Persiapan Tahap Persiapan meliputi : a. Persiapan Akuarium 1. Membersihkan akuarium, selang dan batu aerasi dengan klorin sebagai desinfektan, kemudian dibasuh kembali dengan air tawar. 2. Memasang peralatan aerasi pada masing-masing akuarium. 3. Mengisi air pada masing-masing akuarium sebanyak 16 L dan diaerasi selama 24 jam dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen terlarut di dalam air. 4. Memasang water heater pada masing-masing akuarium. 5. Menempatkan perlakuan secara acak dan diberi tanda sesuai dengan tata letaknya.
b. Persiapan Benih Ikan uji diaklimatisasi terlebih dahulu selama 3-4 hari di akuarium dan diberi pakan. Aklimatisasi dilakukan agar ikan uji dapat beradaptasi pada lingkungan dan pakan yang akan diberikan. Selama aklimatisasi jika ikan uji ada yang mati, ikan diganti dengan stok yang sudah dipersiapkan.
3.4.2 Tahap Penelitian a. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari, sampling dilakukan 10 hari sekali. b. Melakukan pengukuran awal parameter kualitas air di dalam akuarium (suhu, pH, DO, ammonia, nitrit dan nitrat). c. Menghitung benih ikan nila merah sesuai dengan padat penebaran yaitu 16 ekor setiap akuarium kemudian menimbang benih ikan nila merah sebanyak 8 ekor untuk mengetahui bobot awal penelitian (sampling), selanjutnya memasukan benih ikan nila merah ke dalam masing-masing akuarium. d. Memberi larutan probiotik dengan konsentrasi sesuai perlakuan. Selama penelitian tidak dilakukan pergantian air atau penyiponan karena
19
dikhawatirkan bakteri probiotik akan ikut tersipon sehingga setiap 7 hari sekali dilakukan penambahan larutan probiotik dengan konsentrasi yang sama untuk menggantikan bakteri probiotik yang mati, sehingga diharapkan bakteri probiotik dapat tetap aktif di dalam akuarium. e. Memberi pakan sebanyak tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB (Amri dan Khairuman, 2003). f. Melakukan sampling benih ikan nila merah setiap 10 hari sekali. Sampling dilakukan dengan mengambil benih ikan nila merah sebanyak 8 ekor dari masing-masing akuarium, kemudian dilakukan penimbangan untuk mengetahui laju pertumbuhan benih ikan nila merah. Penimbangan ini dilakukan dalam kondisi basah yaitu dengan memasukan benih ke dalam wadah lain yang berisi air dan telah diketahui bobotnya. Selisih bobot wadah yang diberi benih ikan dengan selisih wadah tanpa benih ikan merupakan bobot individu benih ikan nila merah. g. Melakukan pengukuran parameter kualitas air (Suhu, pH, DO, ammonia, nitrit dan nitrat) dilakukan setiap 10 hari sekali. h. Selama penelitian dihitung jumlah ikan yang mati dan yang hidup.
3.5 Parameter 3.5.1 Kelangsungan Hidup (Survival Rate) Kelangsungan hidup yaitu perbandingan jumlah ikan yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Persamaan yang digunakan menurut Effendie (1997) adalah :
SR =
x 100 %
Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan hidup (%) Nt
= Jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor).
No
= Jumlah ikan yang hidup pada awal penelitian (ekor).
20
3.5.2 Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan harian hewan uji dihitung menggunakan rumus menurut Effendie (1997) :
SGR =
x 100%
Keterangan : SGR
= Pertumbuhan rata-rata individu harian (%)
Wt
= Bobot rata-rata ikan pada akhir penelitian (g)
Wo
= Bobot rata-rata ikan pada awal penelitian (g)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)
3.5.3 Kualitas air Parameter kualitas air yang diukur meliputi: suhu, pH, oksigen terlarut (DO), ammonia, nitrit, dan nitrat. Pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut (DO), ammonia, nitrit dan nitrat dilakukan pada awal penelitian dan setiap 10 hari sekali.
3.6 Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keragaman dengan uji F untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan. Selanjutnya untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5% (Gasperz 1991).