BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak ubi jalar merah dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, dan penelitan utama telah dilaksanakan
di Hatchery Gedung 4
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan September sampai Oktober 2013.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1
Bahan Penelitian Bahan – bahan penelitian yang digunakan antara lain (Lampiran 1) :
1. Ikan Uji Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan koi jenis kohaku (merah putih) dengan jumlah 75 ekor dan untuk stok sebanyak 50 ekor. Ikan tersebut diperoleh dari kolam pembesaran karamba jaring apung di Waduk Cirata Maleber, Kabupaten Cianjur. Benih yang digunakan berumur ± 3 bulan dengan ukuran 7-12 cm. Pada umur tersebut warna benih ikan koi sudah konstan. 2. Ubi Jalar Merah Jingga Ubi jalar yang digunakan yaitu ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga (Ipomoea batatas) yang termasuk kedalam ketela rambat. Ubi yang digunakan sebanyak 2 kg dengan berat masing-masing 200 gram sebanyak 10 buah yang diperoleh di Pasar Gedebage Bandung. 3. Pelarut N-Heksan Pelarut N-Heksan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 liter (2000 ml) dan digunakan untuk merendam ubi jalar dengan tujuan untuk mengekstrak zat karotenoid yang terdapat dalam ubi jalar merah.
18
19
4. Aquadest Aquadest dalam penelitian ini digunakan untuk mengencerkan larutan stok hasil ekstraksi sehingga diperoleh konsentrasi sesuai perlakuan yaitu 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm (Lampiran 2). 5. Pakan
Pakan buatan yang diberikan pada ikan uji berupa pelet komersial merk FF-999 dengan kandungan protein 38% yang telah ditambahkan larutan ekstrak ubi jalar merah sesuai dengan perlakuan. Pakan yang diberikan pada ikan uji yaitu sebanyak 5% dari bobot biomassa/hari.
Pencampuran pakan uji dengan ekstrak ubi jalar dilakukan dengan cara pakan dihancurkan dengan menggunakan blender. Setelah pakan hancur, larutan ekstrak ubi jalar merah dicampurkan dengan pakan sehingga menjadi pakan berbentuk pasta (Lampiran 3).
Stok pakan yang telah menjadi pasta ditimbang untuk kebutuhan per-dua hari pakan sebanyak 5% dari bobot biomassa, stok pakan dimasukan kedalam plastik dan disimpan dalam freezer agar memperpanjang masa simpan selama dua hari.
3.2.2
Alat-alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain (Lampiran 4) :
1. Akuarium, berukuran 40x20x20 cm3 sebanyak 15 buah sebagai media penelitian. 2. Termometer air raksa dengan ketelitian 0.1oC untuk mengukur suhu air. 3. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr untuk menimbang pakan dan ikan uji. 4. DO meter, pH meter dan Amonnia Test Kit masing-masing untuk mengukur oksigen terlarut, mengukur tingkat keasaman dan mengukur kadar ammonia dalam air. 5. Aerator merk Techno Takasuki co. Ltd sebagai penyuplai oksigen. 6. Selang dan batu aerasi.
untuk
20
7. Peralatan ekstraksi (Evaporator dan Gelas Kimia) 8. Mikro pipet dan tips untuk mengambil ekstrak ubi jalar merah. 9. Pisau, untuk mengupas dan memotong ubi jalar. 10. Blender, untuk menghancurkan ubi jalar dan pakan. 11. Wadah baskom untuk menampung ubi jalar yang sudah dikupas. 12. Botol untuk menyimpan hasil ekstrak ubi jalar merah. 13. Alat pembanding (comparator) standar warna, yaitu Tocca Colour Finder. 14. Serok sebagai alat bantu memindahkan ikan uji. 15. Selang sifon untuk membersihkan kotoran di akuarium.
3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dan masingmasing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan A, yaitu pemberian ekstrak ubi jalar merah jingga dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol). Perlakuan B, yaitu pemberian ekstrak ubi jalar merah jingga dengan konsentrasi 100 ppm Perlakuan C, yaitu pemberian ekstrak ubi jalar merah jingga dengan konsentrasi 200 ppm. Perlakuan D, yaitu pemberian ekstrak ubi jalar merah jingga dengan konsentrasi 300 ppm.. Perlakuan E, yaitu pemberian
ekstrak ubi jalar merah jingga dengan
konsentrasi 400 ppm.
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1
Persiapan Wadah Akuarium, selang dan batu aerasi dicuci dan dibersihkan dengan menggunakan larutan Kalium Permanganat (PK) dan dibilas dengan air tawar.
Penempatan perlakuan dilakukan secara acak (Lampiran 5).
21
Akuarium diisi dengan air tawar.
Setiap akurium dimasukkan ikan sebanyak 5 ekor/ 25 liter air. Bobot ikan telah ditimbang sebelumnya.
3.4.2
Pembuatan Ekstrak Ubi Jalar Merah Pembuatan ekstrak menggunakan ubi jalar merah sebanyak 2 kg, dan
pelarut n-heksan sebanyak 2 liter (2000 ml). Prosedur pembuatan ekstrak ubi jalar merah dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.4.3
Masa Persiapan dan Aklimasi Kegiatan pada masa persiapan dan aklimasi dilakukan kurang lebih selama
satu minggu meliputi perangkaian wadah dan aklimasi ikan uji. Pada masa aklimasi ini, ikan uji diberi perlakuan yang sama dalam pemberian pakan yaitu berupa pelet tanpa pemberian ekstrak ubi jalar merah. Bobot pakan yaitu sebanyak 5% dari bobot biomassa. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB.
3.4.4
Tahap Penelitian Benih ikan koi kohaku dipelihara pada akuarium dengan sistem air stagnan dan dilakukan penyiphonan setiap hari agar resirkulasi dan kualitas air terjaga.
Menimbang bobot awal benih ikan koi.
Mengamati warna awal benih ikan koi dengan menggunaka Toca Colour Finder.
Memberikan pakan dengan frekuensi 2 kali sehari pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB sebanyak 5% dari bobot biomassa per hari.
Mengamati perubahan warna benih ikan koi (yang ditandai) seminggu sekali selama lima minggu dengan membandingkan warna benih ikan koi terhadap warna Toca Colour Finder.
22
3.5 Pengamatan Sampling ikan uji dilakukan setiap 1 minggu dengan melakukan penimbangan penambahan bobot ikan uji dan pengamatan perubahan warnanya. Pengamatan dilakukan dengan cara observasi langsung dilapangan terhadap percobaan yang diteliti dengan lama pengamatan 5 minggu. Data yang dikumpulkan merupakan data dari hasil penelitian yang meliputi data perubahan warna, pertambahan bobot ikan, dan kualitas air sebagai data pendukung (suhu, DO, pH dan Amonia). Terdapat dua alat yang dapat digunakan unuk mengamati perubahan peningkatan warna yaitu Toca Colour Finder dan chromameter. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Toca Colour Finder karena keterbatasan alat chromameter. Pengamatan perubahan warna dilakukan secara visual dengan menggunakan standar nilai yang diperoleh dari Tocca Colour Finder. Dalam Tocca Colour Finder terdapat indeks yang menginformasikan tingkatan warna mulai dari warna kuning, oranye sampai warna merah. Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan dan mencocokkan warna yang terdapat dalam Tocca Colour Finder dengan warna pada tubuh ikan bagian atas untuk mendapatkan skor yang sesuai (Lampiran 7). Pengamatan dilakukan oleh tiga orang panelis yang sehat dan tidak buta warna untuk menghindari bias. Lesmana (2004) mengatakan pemberian suplemen selama 2 minggu akan menunjukkan hasil warna ikan hias sudah mulai meningkat. Satu minggu kemudian, yaitu pada waktu 3 minggu warna ikan hias menunjukkan hasil yang sudah maksimal. Lebih dari waktu itu umumnya warna ikan hias akan stabil. Perubahan kualitas warna diketahui dari perubahan nilai warna dengan cara menghitung peningkatan atau penurunan nilai warna masing-masing perlakuan selama penelitian (Nasution dalam Gunawan 1997).
3.6 Analisis Data Parameter pertumbuhan diuji dengan menggunakan analisis ragam (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95%, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Data peningkatan warna dari setiap
23
perlakuan diuji dengan menggunakan metode statistik non-parametrik dengan uji Kruskal-Wallis (Uji H) (Siegel 1956). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Dimana : H
= statistik uji Kruskal-Wallis
Rj2 = jumlah peringkat-peringkat hasil pengamatan perlakuan ke-j N
= jumlah data pengamatan gabungan
Nj
= banyaknya data pengamatan pada sampel ke-j dengan j = 1, 2, ..,k.
Nilai signifikansi harga observasi H dapat diketahui dengan menggunakan table harga-harga kritis Chi-kuadrat dengan db = k-1 ; α = 0,05. Kaidah keputusan untuk menguji hipotesis yaitu : Ho = perlakuan tidak memberikan perbedaan yang nyata pada taraf α = 0,05. H1 = perlakuan memberikan perbedaan yang nyata pada taraf α = 0,05. Jika harga H ≤ x2 α ( k - 1 ), maka terima H0 dan tolak H1, dan jika harga H ≥ x2 α ( k – 1 ), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila perlakuan memberikan perbedaan yang nyata, maka dilakukan pengujian pembanding berganda (multiple comparison) dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : | Ṝi – Ṝj |
= selisih rata-rata rangking.