BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di kawasan perairan Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari bulan Mei sampai bulan Juni 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling kualitatif dan kuantitatif, pengukuran parameter fisik dan kimiawi perairan dilakukan secara insitu dan identifikasi plankton dilakukan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UNPAD. Penentuan stasiun penelitian berdasarkan pada tingkat perubahan salinitas dari tepi ke tengah perairan (horizontal) dan pengaruh aktifitas di daratan. Penentuan stasiun pengambilan sampel dilakukan berdasarkan dinamika oseanografi perairan, stasiun pengambilan sampel diplot sebanyak 5 stasiun yaitu : (Gambar 6) 1. Stasiun (1) yang terletak di 108023’2.09”BT dan 5055’8.79”LT merupakan perairan yang dipengaruhi oleh pertemuan arus. 2. Stasiun (2) yang terletak di 108023’46.51”BT dan 5055’45.20”LT merupakan areal terumbu karang. 3. Stasiun (3) yang terletak di 108022’46.04”BT dan 5056’9.70”LT merupakan areal dermaga dan tempat kapal yang bersandar. 4. Stasiun (4) yang terletak di 108022’52.59”BT dan 5056’21.43”LT merupakan areal ekosistem mangrove dan lamun. 5. Stasiun (5) yang terletak di 108022’8.84”BT dan 5055’50.78”LT merupakan areal penangkapan ikan.
14
15
Gambar 6. Lokasi Penelitian 3.2 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat-alat yang digunakan pada saat survei di lapangan, analisis di laboratorium, dan keperluan pengolahan data. Peralatan yang digunakan untuk survei di lapangan (Lampiran 1) antara lain: 1. Plankton net dengan spesifikasi jenis KITAHARA modifikasi berdiameter 32 cm, panjang 1 m dan mesh size 60 µm, digunakan untuk menyaring plankton. 2. Botol sampel ukuran 30 ml, digunakan untuk menyimpan sampel plankton. 3. Cold box, digunakan untuk menyimpan botol sampel plankton. 4. Current meter, digunakan untuk mengukur kecepatan arus. 5. Thermometer digital, digunakan untuk mengukur suhu perairan. 6. DO meter, digunakan untuk mengukur kandungan oksigen terlarut (DO). 7. Refraktometer, digunakan untuk mengukur salinitas perairan.
16
8. Mikroskop binokuler dengan perbesaran 10 x 10 dan cover glass, digunakan untuk mengidentifikasi genus dan jumlah plankton. 9. GPS, digunakan untuk menentukan stasiun penelitian. 10. Buku identifikasi plankton Sachlan (1982) dan Yamaji (1966). 11. Alat tulis untuk mencatat hasil penelitian.
3.3 Bahan Penelitian 1. Sampel plankton (zooplankton dan fitoplankton), untuk diindentifikasi. 2. Sampel air. 3. Larutan formalin 5% digunakan untuk mengawetkan sampel zooplankton. 4. Larutan lugol 0,5% digunakan untuk mengawetkan sampel fitoplankton. 3.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey. Pengukuran parameter fisik dan kimiawi dilakukan secara langsung di stasiun penelitian (insitu). Analisis sampel plankton dilakukan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad. Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 7.
Penentuan lokasi pengambilan sampel
Pengambilan sampel zooplankton
Pengukuran parameter fisikkimiawi perairan
Pengambilan sampel fitoplankton
Identifikasi sampel zooplankton di laboratorium MSP FPIK UNPAD
Analisis hubungan antar zooplankton dengan fitoplankton
Regresi dan korelasi
Gambar 7. Prosedur Penelitian
17
3.5 Prosedur Pengambilan Sampel Pengambilan sampel plankton (zooplankton dan fitoplankton) dilakukan pada 5 stasiun penelitian dengan mengambil air laut sebanyak 65 L dimasukkan kedalam jaring plankton. Pastikan botol penampung sampel air laut pada jaring plankton sudah terisi penuh. Sampel air untuk analisis zooplankton diberi zat pengawet larutan formalin 5% dan larutan lugol 0,5 % untuk fitoplankton, kemudian diberi keterangan pada label. Suhu, arus, salinitas, oksigen terlarut dan pH diukur secara langsung (in situ). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pada pagi, siang dan sore hari. Metode analisis parameter kualitas air dan peralatan yang digunakan untuk pengukurannya mengikuti petunjuk buku Standard Methods For Examination Of Water And Wastewater, (APHA, 1989) disajikan pada (Tabel 1). Tabel 1. Parameter fisik, kimiawi dan biologis yang diukur Variabel Fisik Arus Suhu
Unit m/s o C
Kimiawi DO mg/l 0 Salinitas /00 pH Biologis Zooplankton Ind/L Fitoplankton Ind/L
Alat
Metode Analisis
Keterangan
Current meter Thermometer Digital
Potensiometri Potensiometri
In situ In situ
DO meter Refraktometer pH meter
Potensiometri Visual Potensiometri
In situ In situ In situ
Botol sampel (30 ml), Formalin (5%), Lugol (0,5%), Plankton Net, Water Sampler, Mikroskop, Alat Tulis, Buku Literature Identifikasi Sachlan dan Yamaji.
metode penghitungan langsung (direct counting) laboratorium
18
3.6 Analisis Data 3.6.1 Kelimpahan Plankton Identifikasi plankton dilakukan dengan menggunakan buku identifikasi Yamaji (1966) dan Sachlan (1982). Perhitungan analisis data kelimpahan plankton menggunakan rumus Sachlan (1982).
dimana: N
= Kelimpahan plankton (Ind/L)
n
= Jumlah individu plankton (zooplankton dan fitoplankton) pada seluruh lapang pandang (ind)
Vs
= Volume air yang disaring (65 liter)
Vr
= Volume air tersaring (30 ml)
Vo
= Volume air yang diamati (2 ml)
3.6.2
Indeks Keanekaragaman (D) dan Dominansi (C) Zooplankton Indeks keanekaragaman jenis adalah suatu pernyataan secara matematik
yang menggambarkan struktur kehidupan dan dapat mempermudah dan menganalisis informasi-informasi tentang jenis dan jumlah organisme (Asmara 2005). Penghitungan indeks keanekaragaman dikemukakan oleh Simpson dalam Magurran (1991), yang dirumuskan sebagai berikut:
∑(
)
Keterangan: D
= Indeks keanekaragaman Simpson
N
= Jumlah total individu yang ditemukan
ni = Jumlah individu yang ditemukan Nilai indeks keanekaragaman Simpsons berkisar antara 0-1, apabila nilai indeks mendekati 1, maka sebaran individu tidak merata dan kestabilan ekosistem
19
dikatakan baik jika mempunyai indeks keanekaragaman Simpsons antara 0,6 - 0,8 (Odum 1991). Penghitungan indeks dominansi dikemukakan oleh Simpson dalam Magurran (1991), yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: C
= Indeks dominansi
D
= indeks keanekaragaman
Kisaran indeks dominansi terletak antara 0 - 1. Semakin mendekati 0 berarti cenderung tidak ada individu yang mendominasi komunitas yang biasanya diikuti dengan nilai indeks keanekargaman yang besar. Sebaliknya apabila mendekati 1, berarti ada kecenderungan dominasi 1 atau lebih individu dalam komunitasnya dan biasanya diikuti dengan nilai indeks keanekaragaman yang kecil (Magurran 1991). Kisaran nilai indeks dominansi, yaitu: 0,00 < C < 0,30
= dominansi rendah
0,30 < C < 0,60
= dominansi sedang
0,60 < C < 1,00
= dominansi tinggi
3.6.3 Regresi Berganda dan Korelasi Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kelimpahan zooplankton dengan kelimpahan fitoplankton, parameter fisik dan kimiawi perairan digunakan regresi berganda dan korelasi uji Pearson. Rumus regresi berganda yang digunakan (Walpole 1995) adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 +……………bnXn dimana : Y
= Variabel terikat
X1,X2 = kelimpahan fitoplankton (Variabel bebas)
20
a
= konstanta
b1,b2
= koefisian regresi Korelasi uji Pearson digunakan untuk mencari hubungan antara
kelimpahan zooplankton dengan kelimpahan fitoplankton, parameter fisik dan kimiawi perairan. Metode yang digunakan adalah uji Pearson menggunakan SPSS 20. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai mendekati 1 atau -1 berarti hubungan semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan semakin lemah. Nilai positif menunjukan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Pearson (r):
Keterangan : Y = Variabel terikat X1, X2 = Variabel bebas a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi n = Jumlah sampel