33
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Luas Kota Padang Panjang adalah 23 km2 dan terdiri dari dua kecamatan yaitu Padang Panjang Barat dan Padang Panjang Timur, dimana masing-masing kecamatan memiliki delapan kelurahan. Adapun batas-batas wilayah administrasinya dikelilingi oleh Kabupaten Tanah Datar dengan masingmasing kecamatan yang menjadi batasnya adalah sebelah Utara, Selatan, dan Barat Kota Padang Panjang berbatasan dengan Kecamatan Sepuluh Koto, serta sebelah Timur Kota Padang Panjang berbatasan dengan Kecamatan Batipuh. Gambar 9 memperlihatkan peta lokasi penelitian yaitu Kota Padang Panjang. Setelah melalui kajian, pertimbangan dan analisis dipilihlah dua tapak yaitu Lapangan Anas Karim (5,6 Ha) dan Lapangan Bancah Laweh (8,0 Ha) yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau.
Kec. Padang Panjang Barat
Kec. Padang Panjang Timur U (Tanpa Skala)
Sumber: Bappeda Kota Padang Panjang (2005) dan Olahan Penulis
Gambar 9. Peta Lokasi Penelitian
Studi ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2010 meliputi tahap pengamatan tapak, pengumpulan data primer maupun sekunder dan pengolahan data, kemudian dilanjutkan dengan tahap analisis data, perumusan rencana hasil penelitian serta penyusunan laporan akhir hingga bulan Maret 2011.
34
3.2. Batasan Studi Penelitian dibatasi pada dua Ruang Terbuka Hijau (RTH) di pusat Kota Padang Panjang yang direncanakan sebagai taman kota untuk evakuasi bencana. Taman kota ini melayani skala kota, terkait dengan daya tampung tapak dan koordinasi yang memadai saat bencana. Taman kota untuk evakuasi bencana dapat menjadi contoh bagi taman-taman lingkungan sebagai tempat penyelamatan diri sementara, tentunya dengan penyesuaian fasilitas yang berbeda. Hasil perencanaan dapat menjadi contoh atau sample yang dapat diterapkan di beberapa RTH kota-kota lain di Sumatera Barat. Perencanaan lanskap dibatasi sampai pada pembuatan gambar rencana tapak (site plan). Bentuk site plan yang dihasilkan disesuaikan dengan kondisi fisik, biofisik dan sosial budaya. Selain siteplan, perencanaan lanskap juga dilengkapi dengan gambar tampak potongan dan gambar perspektif.
3.3. Metode Studi Metode yang digunakan dalam studi ini adalah modifikasi metode Gold (1980) dengan basis/pendekatan bencana (mitigasi dan evakuasi bencana), yang terdiri
dari
tahapan
persiapan,
inventarisasi,
analisis,
sintesis,
konsep,
perencanaan. Proses Perencanaan Lanskap Taman Kota untuk Evakuasi Bencana di Daerah Rawan Gempa ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. persiapan Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah dan penentuan tujuan penelitian serta rencana alokasi waktu dan biaya penelitian, sebagai landasan awal yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian ini. Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi awal mengenai lokasi penelitian yang digunakan sebagai bahan penyusunan usulan penelitian. 2. inventarisasi Inventarisasi merupakan tahapan awal dalam proses perencanaan. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan semua data dan informasi berupa kondisi eksisting maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan kota. Inventarisasi merupakan tahapan awal yang penting untuk perencanaan lanskap taman kota di daerah rawan gempa.
35
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapang, pemotretan atau dokumentasi di lapang dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari Bappeda Kota Padang Panjang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Padang Panjang, Dinas Sosial, dinas dan instansi terkait lainnya serta studi pustaka. Keseluruhan data ini terkumpul dalam bentuk deskripsi, peta dan foto. Adapun jenis, bentuk dan cara perolehan data dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4. Jenis, Bentuk dan Cara Perolehan Data No. 1.
2.
3. 4. 5.
6.
7.
8. 9.
Jenis Data Fisik Geologi Batas dan Aksesibilitas Letak geografis RTRW Jenis tanah Topografi dan kemiringan lahan Tata guna lahan Iklim Curah hujan Suhu udara Kelembaban udara Kecepatan angin Vegetasi dan Satwa Pemandangan Struktur dan Bangunan Eksisting dan perencanaan ke depan Jaringan sirkulasi dan transportasi Teknik Rencana ruang evakuasi Sosial Budaya Demografi dan jumlah penduduk Perilaku dan keinginan penduduk terhadap tapak Kesejarahan gempa Ekonomi Legalitas
Cara Perolehan Data
Sumber Data
Bentuk Data
Studi Pustaka Survai dan Studi Pustaka
Bappeda Lapang, Bappeda
Peta, Deskripsi Peta, Deskripsi
Survai dan Studi Pustaka Survai dan Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka
Lapang, Bappeda Bappeda Bappeda Lapang, Bappeda
Peta, Deskripsi Peta, Deskripsi Deskripsi Peta, Deskripsi
Survai dan Studi Pustaka
Lapang, Bappeda
Peta, Deskripsi
Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka Survai dan Studi Pustaka Survai
BMKG BMKG BMKG BMKG Lapang, Literatur Lapang
Deskripsi Deskripsi Deskripsi Deskripsi Deskripsi Foto
Survai dan Studi Pustaka
Lapang, Bappeda
Peta, Deskripsi
Survai dan Studi Pustaka
Lapang, Bappeda
Peta, Deskripsi
Survai dan Studi Pustaka
BMKG, Bappeda
Peta,Deskripsi
Wawancara dan Studi Pustaka Survai dan Wawancara
Bappeda
Deskripsi
Lapang
Deskripsi
Wawancara dan Studi Pustaka Studi Pustaka Wawancara dan Studi Pustaka
BMKG, Lapang
Peta, Deskripsi
Bappeda Lapang, Bappeda
Deskripsi Deskripsi
36
3. analisis Data inventarisasi yang telah didapat, selanjutnya dikelompokkan terlebih dahulu menjadi data fisik dan biofisik, data sosial budaya, data ekonomi, data terkait dengan objek (taman kota) dan potensi bencana (bencana gempa). Data yang telah dikelompokkan tersebut kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui potensi, kendala, dan danger signal (bila ada) yang berperan dalam proses perencanaan, untuk kemudian dihubungkan dengan faktor ruang. Pada tahap ini data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara mendalam baik secara deskriptif, tabular ataupun spasial. Analisis yang dilakukan yaitu: a. analisis penilaian potensi dan kendala dari aspek fisik dan biofisik tapak dengan metode deskriptif kualitatif, b. analisis kesesuaian kondisi tapak secara spasial terhadap tujuan perencanaan taman kota berbasis bencana dengan metode deskriptif kualitatif, overlay manual menurut Chiara dan Koppelman (1989) dan Pusat Geologi dan Bappeda (2006). Peta yang dioverlay adalah peta analisis tata guna lahan, kemiringan dan geologi. Ketiga peta ini dianggap paling mewakili sebagai aspek terpenting dalam perencanaan taman kota berbasis bencana di Kota Padang Panjang. Standar kesesuaian kondisi ketiga aspek terhadap aman dan nyamannya fungsi rekreasi dan evakuasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Standar Kesesuaian Aspek Tata Guna Lahan, Kemiringan dan Geologi Aspek
Kriteria Standar Kesesuaian
Tata Guna Lahan1
Tidak terdapat peruntukan struktur bangunan. Tapak didominasi oleh penggunaan lahan yang terbuka sehingga berbagai aktifitas rekreasi dan evakuasi berlangsung efektif, aman dan nyaman. Tapak masih cukup didominasi oleh penggunaan lahan yang terbuka, namun terdapat beberapa struktur dan bangunan. Struktur yang tahan gempa dan beberapa area terbuka cukup efektif dan aman untuk berlangsungnya aktifitas rekreasi dan evakuasi. Tapak dominan dengan penggunaan dan peruntukan bangunan sehingga aktifitas rekreasi dan evakuasi tidak cukup efektif dan aman untuk berlangsung. Datar dan Landai Bergelombang Agak Curam dan Curam Kerentanan Terhadap Goncangan Gempa Rendah Kerentanan Terhadap Goncangan Gempa Sedang Kerentanan Terhadap Goncangan Gempa Tinggi
Kemiringan1 Geologi2
Sumber: 1Chiara dan Koppelman (1989) dan 2Pusat Geologi dan Bappeda (2006).
Tingkat Kesesuaian Sesuai
Cukup Sesuai
Kurang Sesuai
Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai
37
c. analisis terhadap aspek sosial budaya masyarakat sekitar dan pengguna tapak mengenai persepsi dan keinginan pengunjung serta masyarakat terhadap tapak dan perencanaan tapak melalui penyebaran kuisoner dan wawancara kepada 50 responden dengan metode deskriptif kualitatif. 4. sintesis Sintesis merupakan tahapan lanjutan dari analisis. Pada tahap sintesis ini dibuat alternatif pemanfaatan potensi dan solusi kendala yang terdapat dalam tapak, baik dalam aspek fisik, biofisik, teknik dan sosial budaya. Hasil overlay data yang telah dianalisis sebelumnya menghasilkan peta komposit yang dijadikan sebagai dasar perencanaan ruang. Zona-zona dalam peta komposit dihitung luasannya untuk kemudian dibuat alternatif pemanfaatannya dalam tahap sintesis. 5. konsep Dari hasil sintesis yang ada ditentukan konsep dasar perencanaan dan pengembangan konsep untuk perencanaan. Konsep merupakan ide atau gagasan yang mempertimbangkan hasil analisis sehingga menciptakan konsep tapak yang fungsional, harmonis, aman, nyaman bagi pengguna dan masyarakat sekitar serta meningkatkan kualitas lingkungan. Konsep perencanaan ini terdiri dari konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep vegetasi, konsep aktifitas-fasilitas dan konsep borrowed scenery. 6. perencanaan Konsep pengembangan yang telah dibuat dituangkan ke dalam tapak menjadi rencana-rencana lanskap spesifik dan kemudian menghasilkan rencana blok (block plan). Rencana lanskap meliputi rencana masing-masing zona dengan mempertimbangkan aspek daya dukung, keamanan, aspek fungsional dan estetika untuk semua elemen lanskap yang direncanakan. Rencana daya dukung tapak merupakan unsur penting dalam perencanaan taman kota sebagai ruang evakuasi. Daya dukung atau daya tampung akan menjadi indikator penting dalam merencanakan kebutuhan ruang saat evakuasi dan kebutuhan fasilitas serta logistik lainnya. Penentuan standar dilakukan sesuai dengan literatur dan asumsi logis, karena keterkaitannya dengan aspek fisik kawasan, psikologis masyarakat dan ekologis. Secara umum rumus daya dukung (Boulon dalam Nurisjah, 2003): Daya tampung = luas area (m2)÷standar kebutuhan (m2/orang atau m/orang)
38
Hasil yang didapat dari tahapan perencanaan berupa rencana tapak (site plan) dan rencana tertulis. Hasil perencanaan dilengkapi dengan gambar tampak potongan dan perspektif beberapa spot pada tapak. Tahapan proses Perencanaan Lanskap Taman Kota untuk Evakuasi Bencana disajikan pada Gambar 10. PERSIAPAN
Data dan Informasi Kota Padang Panjang
Usulan penelitian
Aspek Bio fisik: Lokasi, Aksesibilitas, Geologi, Tata Guna Lahan, Jenis Tanah, Topografi, Kemiringan, Hidrologi, Vegetasi dan Iklim.
INVENTARISASI
Aspek Sosial Budaya: Demografi dan Jumlah Penduduk; Persepsi, Keinginan dan Harapan terhadap Tapak; Kesejarahan Gempa; Adat Istiadat
Kondisi dan Karakteristik tapak
Aspek Ekonomi Aspek Teknis Aspek Hukum dan Legalitas Analisis potensi kendala dengan metode Deskriptif Kualitatif dari semua aspek data yang diinventarisasi
Potensi, kendala, amenity dan danger signal
Overlay Manual Peta Analisis Tata Guna lahan, Peta Analisis Kemiringan dan Peta Analisis Geologi
Kesesuain tapak terhadap fungsi rekreasi dan evakuasi: Peta Komposit
Analisis Sosial Budaya
Persepsi dan keinginan masyarakat
SINTESIS
Pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi serta potensi pengembangan
Pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi, Zonasi dari peta komposit
KONSEP
Konsep dasar perencanaan, tata ruang, sirkulasi, vegetasi, aktifitas-fasilitas dan borrowed scenery
Diagram konsep
Pengembangan konsep menjadi perencanaan
Block plan , Site plan
ANALISIS
PERENCANAAN
Gambar 10. Alur Perencanaan Lanskap
39
3.4. Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Global Positioning System (GPS), yang digunakan untuk menentukan luasan, bentuk, elevasi, serta posisi titik koordinat dari lokasi penelitian, 2. meteran, yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang dan lebar beberapa elemen eksisting pada tapak, 3. kamera digital, tape recorder serta alat tulis dan alat gambar, 4. laptop dengan perangkat lunak Garmin (MapSource), AutoCAD 2006, Adobe Photoshop CS3, Google SketchUp 6, Microsoft Word 2007, Microsoft Excel 2007, yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Beberapa bahan peta Kota Padang Panjang seperti peta batas kota, RTRW serta peta geologi dan potensi bahaya bencana gempa yang digunakan sebagai acuan orientasi lokasi dan acuan dalam menentukan pemilihan tapak dalam penelitian ini, diperoleh dari Bappeda Kota Padang Panjang dan BMKG Kota Padang Panjang. Alat dan bahan tersebut digunakan dalam proses penelitian sesuai dengan tahapan-tahapan pada diagram alur perencanaan sebelumnya.