BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Febuari- Mei 2013. Lokasi penelitian bertempat di Pasar Ciroyom Bandung dengan alamat di Jalan CiroyomRajawali, Bandung. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (case study) menggunakan survei yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya sebagai alat pengumpul data primer (Singarimbun dan Effendi 1985). Sebagai satuan kasus adalah pedagang yang terlibat dalam kegiatan pemasaran ikan laut di Pasar Ciroyom Bandung. Studi kasus menurut Nazir (1998) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Objek yang dilakukan berpedoman pada kuesioner dan pengamatan langsung kepada hal-hal yang tercakup dalam kuesioner. Subjek penelitian ini dapat berupa individu, kelompok, lembaga ataupun masyarakat. Studi kasus bertujuan untuk memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang sifatsifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu.
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari pedagang besar dan konsumen di Pasar Ciroyom. Data primer didapat dengan cara wawancara langsung yang dipandu oleh seperangkat kuesioner. Data primer yang dikumpulkan berupa : 1. Keragaan usaha yang meliputi jumlah produksi, dan peralatan yang digunakan. 2. Di tingkat lembaga pemasaran, data yang dikumpulkan adalah jumlah pembelian dan penjualan, cara pembelian dan penjualan, fungsi-fungsi 18
19
pemasaran yang dilakukan, biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan, hubungan antara lembaga pemasaran. 3. Karakteristik pedagang yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan pengalaman berusaha. 4. Di tingkat konsumen, data yang dikumpulkan adalah tingkat kesukaan terhadap ikan laut, jenis-jenis ikan laut yang biasa dikonsumsi, frekuensi dan alasan mengkonsumsi ikan laut. Data sekunder diperoleh dari instansi yang mempunyai keterkaitan dengan lingkup penelitian, seperti dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta literatur penelitian-penelitian terdahulu. Pengamatan langsung di lokasi penelitian dilakukan untuk mendukung hasil penelitian.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling, yaitu metode yang artinya bahwa untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono 2001). Kriteria-kriteria responden dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Responden merupakan pedagang ikan laut yang dianggap mewakili sifat-sifat dari keseluruhan pedagang dan konsumen
ikan laut di Pasar Ciroyom
Bandung. Jumlah pedagang ikan di pasar ciroyom adalah 180 orang. Gay dalam Umar (2000) menyatakan bahwa ukuran sampel minimum yang digunakan dalam jenis penelitian deskriptif adalah 10% dari populasi, perhitungannya adalah sebagai berikut : 180 x 10% = 18 Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel pedagang pada penelitian ini adalah sebanyak 18 orang.
20
2) Responden yang dipilih merupakan konsumen yang membeli ikan di Pasar Ciroyom Bandung. Cara penentuan jumlah responden di tingkat konsumen adalah dengan cara purposive sampling, yaitu metode yang artinya bahwa penentuan sampel dipertimbangkan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian (Fauzi 2001).
3.5 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini yang dipakai sebagai unit analisis adalah pedagang besar dan konsumen. Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis dengan metode deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel, tulisan, diagram atau grafik.
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang bersikap deskriptif. Hal-hal yang bersifat deskriptif tersebut, antara lain karakteristik responden, tempat dan frekuensi mengkonsumsi ikan laut.
3.5.2 Analisis Efisiensi Pemasaran Cara untuk mengetahui efisiensi pemasaran adalah dengan menggunakan analisis margin pemasaran dan indikator berupa fisherman’s share. Analisis Margin Pemasaran Untuk menganalisis margin pemasaran, penulis akan terlebih dahulu mentabulasikan data hasil wawancara (data mentah). Data mentah terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya tidak tetap. Sudiyono dalam Listianingsih (2008) mengungkapkan bahwa margin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat produsen (harga beli) dengan harga di tingkat konsumen akhir (harga jual). Untuk menghitung margin pemasaran digunakan rumus :
21
Mi = Psi Pbi Keterangan : Mi : Margin pemasaran pasar di tingkat ke i Psi : Harga jual pasar di tingkat ke i Pbi : Harga beli pasar di tingkat ke i Analisis fisherman’s share Analisis fisherman’s share dalam hal ini memiliki definisi yang sama dengan istilah farmer’s share. Fisherman’s share adalah perbandingan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dan sering dinyatakan dalam presentase (Limbong dan Panggabean 1988). Secara matematis fisherman s share ditulis sebagai berikut : Fs = Pf / Pk x 100% Keterangan : Fs : Fisherman’s share Pf : Harga di tingkat nelayan Pk : Harga di tingkat konsumen akhir
3.5.3 Analisis Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Analisis Benefit Cost Ratio digunakan untuk mengukur apakah usaha pemasaran ikan laut bersifat menguntungkan atau tidak. Rumus perhitungan nilai Benefit Cost Ratio (B/C ratio) adalah : B/C =
Bila B/C ratio > 1, maka kondisi ini menunjukkan investasi usaha pemasaran hasil perikanan menguntungkan. Sedangkan bila B/C ratio < 1, maka investasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan termasuk merugi, sehingga tidak layak untuk dikembangkan lebih lanjut.
22
3.5.4 Analisis Chi-Square Uji Chi-Square digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel, dalam hal ini antara karakteristik individu dengan variabel frekuensi konsumsi. Data karakteristik individu yang diperkirakan berhubungan dengan tingkat konsumsi ikan laut adalah pendidikan, pengetahuan gizi, pendapatan, budaya dan preferensi masyarakat terhadap ikan laut. Pendidikan dan tingkat pengetahuan gizi responden yang dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan pendidikan yang pernah ditamatkan yaitu : a) Rendah (tamat SD dan SMP) b) Sedang (tamat SMA/sederajat) c) Tinggi (tamat Diploma sampai dengan Pasca Sarjana) Pendapatan keluarga yang dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan pendapatan
yang
dihasilkan
keluarga
selama
satu
bulan
yaitu
:
a) Rendah (pendapatan keluarga < Rp 2 juta) b) Sedang (pendapatan keluarga antara Rp 2 juta – Rp 5 juta) c) Tinggi (pendapatan keluarga > 5 juta) Preferensi masyarakat terhadap ikan laut a) Suka b) Tidak suka Siagian dan Sugiarto dalam Nurmarchus (2006) menyatakan bahwa langkah pertama untuk mencari Chi-Square adalah dengan menghitung frekuensi yang diharapkan, yaitu frekuensi yang terjadi bila tidak ada perbedaan dalam frekuensi pada dua variabel pokok. Frekuensi harapan ( ) dihitung dari total kolom dikalikan total baris pada setiap kotak, dan dibagi dengan total pengamatan pada tabel kontingensi. Total kolom merupakan tingkat konsumsi ikan laut yang dilakukan oleh konsumen yang digolongkan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan total baris merupakan total tingkat pendidikan, total tingkat pengetahuan gizi, total pendapatan, total tingkat budaya dan total preferensi masyarakat terhadap ikan laut.
23
Semakin dekat nilai observasi dengan nilai frekuensi harapan berarti semakin besar kecenderungan bahwa kedua variabel tersebut saling bebas. Frekuensi observasi adalah nilai-nilai yang didapatkan dari hasil observasi penelitian, sedangkan frekuensi harapan adalah frekuensi yang diharapkan muncul bila kedua variabel yang diteliti saling bebas.
Setelah frekuensi harapan didapatkan maka selanjutnya menghitung nilai Chi-Square. Adapun rumus untuk menguji Chi-Square adalah :
Dimana : = Chi-Square = Frekuensi yang diobservasi = Frekuensi yang diharapkan Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-Square adalah dengan menentukan df (degree of freedom). Cara menghitung besar derajat kebebasan adalah df = (jumlah baris – 1) (jumlah kolom – 1). Setelah itu dibandingkan dengan tabel harga kritis Chi-Square, kemudian diambil kesimpulan dengan ketentuan : 1. Taraf signifikansi (α) adalah 5%. 2. Jika nilai
hitung < nilai
(tabel α), maka H0 diterima ; H1 ditolak.
3. Jika nilai
hitung > nilai
(tabel α), maka maka H0 ditolak ; H1 diterima.
Keterangan : H0 : tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tingkat konsumsi dengan karakteristik responden H1 : terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tingkat konsumsi dengan karakteristik responden