BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. X yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara
Nizam
Zachman Jakarta.
Waktu penelitian
telah
dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah : -
Lembar
pemeriksaan
untuk
pemeriksaan
distribusi
proses
produksi,
pemeriksaan item cacat, pemeriksaan lokasi cacat, pemeriksaan penyebab cacat, pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan, dan lain-lain (Ishikawa 1988). Nantinya data yang sudah didapat, dibuat dalam bentuk statistika seperti a) check sheet, b) diagram alir, c) bagan kendali. -
Software Microsoft Excel 2010 dan Minitab 15 yang berfungsi untuk mengolah data.
-
Alat tulis
3.2.2 Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah data primer dari kadar histamin, data produksi tuna saku beku, suhu cold storage, suhu chilling room, suhu ABF, dan hasil uji TPC. 3.3 Metode Penelitian. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data dari data primer dengan mengikuti langsung alur proses penanganan tuna saku beku mulai dari tahap awal produksi hingga akhir produksi. Karakteristik yang diukur adalah variasi dari kadar histamin, bobot tuna saku beku, hasil uji TPC, suhu cold storage, suhu chilling room, dan suhu ABF.
23
24
3.4 Prosedur Penelitian 1) Pemahaman mengenai proses produksi tuna saku beku Hal dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah memahami proses produksi tuna saku beku di PT. X. Hal ini sangat penting karena semua yang terjadi di ruang produksi berkaitan dengan proses produksi itu tersebut. Pemahaman proses produksi dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung di ruang produksi dan meminta penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas kepada pembimbing lapangan dan pelaku proses produksi. 2) Mengumpulkan data yang berkaitan dengan proses produksi tuna saku beku Data yang akan digunakan dalam proses analisis adalah data suhu di chilling room, suhu di cold storage, suhu di ABF, hasil uji TPC, kadar histamin, dan bobot tuna saku beku. 3) Penggunaan bagan kendali pada proses analisis data Bagan
kendali
digunakan
untuk
membantu
mendeteksi
adanya
penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali : 1. Upper Control Limit / batas kendali atas (UCL), merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diizinkan. 2. Central Line / garis pusat atau tengah (CL), merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel. 3. Lower Control Limit / batas kendali bawah (LCL), merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel. 4) Identifikasi penyebab terdapatnya titk-titik penyimpangan Proses identifikasi dilakukan dengan cara melihat pada kurva-kurva pada bagan kendali yang memenuhi kriteria penyimpangan. Jika terjadi penyimpangan maka selanjutnya dilakukan proses analisis dengan melihat proses pengolahan tuna saku beku. 3.5 Analisis Data Proses analisis data dilakukan melalui tahapan berikut : 1) Bagan Kendali X-Bar dan R-Bar
25
Menurut Ishikawa (1988), langkah-langkah untuk membuat bagan kendali X-bar dan R-bar adalah : Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Langkah 2. Masukkan data ke dalam subgrup. Data tersebut harus dibagi ke dalam subgrup dengan kondisi: a. Data yang diperoleh dari kondisi teknik yang sama harus membentuk satu subgrup. b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atau sifat yang berbeda. Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran subgrup dan digambarkan dengan n, jumlah subgrup dilambangkan dengan k. Langkah 3. Catat data pada lembaran data. Langkah 4. Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran subgrup). Langkah 5. Cari kisaran R (selisih x terbesar dan x terkecil) untuk tiap subgrup. Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X), yaitu harga X keseluruhan dibagi k (jumlah subgrup). Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagidengan k. Langkah 8. Hitung batas-batas pengendalian. Bagan kendali X-bar : Garis pusat CL (Control Limit) = X
Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = X+ A2 R
Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = X – A2 R
Bagan kendali R-bar :
Garis pusat CL (Control Limit) = R
Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = D4 R Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = D3 R
26
Angka-angka koefisien A2, D3 dan D4 yang digunakan dalam perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Langkah 9. Susun bagan kendali. Langkah 10. Gambar titik-titik X dan R untuk setiap subgrup pada garis vertikal yang sama.
Langkah 11. Tulis informasi yang diperlukan 2) Kapabilitas Proses
Kapabilitas proses (Cp), merupakan suatu ukuran kinerja kritis yang menunjukkan proses mampu menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Penghitungan kapabilitas proses hanya dilakukan untuk proses yang stabil. Cp = dengan :
(
USL : upper specification limit
)
LSL : lower specification limit σ : R / d2 Namun, jika proses hanya memiliki satu batas spesifikasi (SL), maka digunakan persamaan sebagai berikut : Cp = dengan :
(
)
dan
USL : upper specification limit
(
)
LSL : lower specification limit x
σ
: nilai rata-rata proses : R / d2
Jika: Cp > 2,0
: Keadaan proses industri berada dalam keadaan stabil dan mampu, artinya proses mampu untuk menghasilkan produk
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
ekspektasi
pelanggan. 1 < Cp < 1,99
: Keadaan proses industri berada dalam keadaan cukup stabil dan tidak mampu, artinya proses berada dalam keadaan tidak mampu sampai cukup mampu untuk menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan
27
ekspektasi pelanggan. Cp < 1,0
: Keadaan proses industri berada dalam keadaan tidak mampu untuk menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan