BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1
Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada tahun 1959, PT. Bakrie & Brothers mendirikan pabrik pipa baja yang diberi nama ”TALANG TIRTA” di Jakarta. Pada waktu itu Bakrie baru dapat memproduksi pipa baja berdiameter 5/8 inch sampai dengan 1 1/4 inch (conduit pipe), dengan desain kapasitas produksi sebanyak 3000 ton per tahun. Sejak saat itu pipa baja Bakrie sangat dikenal luas di masyarakat. Perkembangan berikutnya pada tahun 1972 Bakrie berhasil meningkatkan produksinya hingga mencapai 25.000 ton per tahun dengan diameter hingga 4 inch (conduit pipe, water pipe, pipe for ordinary uses). Pada
tahun
1978
ekspansi
dilakukan
dan
Bakrie
berhasil
memproduksi pipa sampai dengan diameter 6 5/8 inch serta memproduksi pipa dengan spesifikasi API 5L (pipes for oil and gas industries). Tahun 1979 American Petroleum Institute (API) memberikan pengakuan kepada Bakrie untuk menggunakan monogram API pada setiap produk pipa API 5L yang diproduksi. Dua tahun setelah itu PT. Bakrie Pipe Industries didirikan menempati lahan seluas 38 Ha di wilayah Bekasi – Jawa Barat. Pada saat itu PT. Bakrie Pipe Industries mampu memproduksi pipa baja sampai diameter 16
67
68 inch dengan kapasitas 70.000 ton per tahun. Pada tahun 1984, PT. Bakrie Pipe Industries untuk kedua kalinya mendapatkan pengakuan dari API untuk menggunakan monogram API pada setiap produk pipa API 5L yang diproduksi. Derap pembangunan Indonesia melangkah pasti, dan pada tahun 1995 PT. Bakrie Pipe Industries kembali melakukan ekspansi pabriknya dengan memasang mesin KT 24 (Kaiser Torrance 24 inch) dan VAI (Voest Alpine 4 inch) yang dapat memproduksi pipa baja hingga diameter 24 inch. Kini PT. Bakrie Pipe Industries memiliki total desain kapasitas produksi hingga 310.000 ton per tahunnya. Pada tahun 2000, PT. Bakrie Pipe Industries juga telah mendapatkan kepercayaan dari API untuk menggunakan monogram API pada setiap produk pipa API 5CT (casing & tubing) yang diproduksi. Demikian pula produk pipa PT. Bakrie Pipe Industries lainnya seperti BS 1387, ASTM A252, ASTM A53, JIS G 3444, maupun SNI telah setara dan diakui sebagai pipa yang memiliki kualiatas internasional. Pada bulan September 2005, PT. Bakrie Pipe Industries juga telah mendapat
pengakuan
diproduksinya
pipa
dari sesuai
DNV dengan
(Det
Norske
persyaratan
Veritas) spesifikasi
dengan DNV
OFFSHORE OS – F101 SUBMARINE PIPELINE SYSTEM. Komitmen untuk terus menerus melaksanakan perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja serta aset-aset yang dimilikinya diperkuat
69 dengan diperolehnya sertifikat OHSAS 18001 : 1999 dari ABS Quality Evaluation pada bulan April 2007.
3.1.2 Visi Menjadi produsen pipa baja terkemuka di wilayah ASEAN.
3.1.3 Misi •
Menyediakan produk yang dapat dipercaya, sesuai bahkan lebih baik dari persyaratan yang ditetapkan pelanggan dengan harga yang kompetitif dan pengiriman yang tepat waktu.
•
Mengoperasikan aktivitas bisnis dengan senantiasa didasari nilai-nilai integritas, profesional, dan profitabilitas.
•
Mengutamakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
•
Memuaskan pelanggan dan meningkatkan nilai investasi bagi pemegang saham.
3.1.4 Fasilitas Produksi Untuk memenuhi standar kualitas internasional, produksi pipa baja PT. Bakrie Pipe Industries didukung oleh mesin-mesin berteknologi tinggi dengan inovasi terbaru, antara lain: Mesin KT 24, VAI 4, WTM 16, WTM 8, dan MM 1. Berbagai fasilitas penunjang digunakan untuk senantiasa memastikan pengiriman yang tepat waktu.
70 Pengalaman mengelola sistem manajemen, produksi, dan pemasaran selama lebih dari 45 tahun, serta didukung fasilitas pengujian kualitas yang handal, melalui tangan-tangan terampil lebih dari 600 karyawan, tercipta proses produksi yang sinergis, sistematis, dan berkualitas tinggi. Setiap karyawan adalah ”Manusia Bakrie” yang senantiasa memiliki integritas dan profesional serta wawasan luas tentang kualitas.
3.1.5 Pemeriksaan Kualitas Produksi Setiap pipa yang diproduksi PT. Bakrie Pipe Industries telah menjalani pengujian dan pengawasan yang sangat ketat mulai pemesanan bahan baku, proses produksi serta pengiriman pipa guna memenuhi kepuasan pelanggan. a. Pemeriksaan Dimensi Pemeriksaan dimensi dilakukan untuk memeriksa diameter, tebal, panjang dan kelurusan pipa. b. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test) Pengujian tidak merusak (Non Destructive Test) dilakukan untuk memeriksa cacat-cacat pada daerah lasan dengan Ultrasonic (UT), Eddy Current, Magnetic Particle (MPI) maupun Dye Penetrant (DPT).
71 c. Pengujian Merusak (Destructive Test) Pengujian merusak (Destructive Test) dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kehandalan pipa baik pada daerah pengelasan maupun pada materialnya. Pengujian merusak yang dilakukan di dalam proses produksi adalah pengujian hidrostatik dan pengujian flattening. Pengujian merusak yang dilakukan di laboratorium adalah Chemical Analysis, Tensile Test, Hardness Test, Metallograpy, Charpy Test, Drop Weight Tear Test (DWTT) dan Bursting Test.
3.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bakrie Pipe Industries
72 Peran aktor dalam struktur organisasi perusahaan: • Accounting & Tax Manager Pengembangan tugas dan jabatan membantu dan bertanggung jawab atas pekerjaan Accounting, Budgeting dan Finance PT. Bakrie Pipe Industries dan PT. SEAPI. • IT Manager Bertanggung jawab akan kebutuhan IT baik dalam merancang, membuat dan maintenance perangkat-perangkat yang ada di PT. Bakrie Pipe Industries. • Quality & SHE Manager Menyiapkan, memperbaharui, melaksanakan dan mengendalikan sistem mutu produk dan meyakinkan bahwa sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi API, SNI, dan ISO 9001:2000. Menyiapkan, memperbaharui, melaksanakan dan mengendalikan sistem keselamatan kerja dan meyakinkan bahwa semua aktivitas sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi OHSAS 18000:1999. Melakukan evaluasi terhadap kegagalan produk dan menjamin bahwa corrective action sudah dilakukan untuk meminimalisasi rejection rate. Menjamin bahwa aktivitas inspeksi dan testing seperti inspeksi penerimaan, tes laboratorium, dan inspeksi loading sudah dilakukan dan sesuai dengan spesifik standar.
73 Menilai kemampuan supplier bahwa produk atau servis sesuai dengan persyaratan kualitas yang diminta. • Maintenance Manager Untuk mengelola dan menyediakan layanan maintenance produk yang ada dalam rangka untuk memastikan kinerja produk yang ditargetkan. • PPIC & Transportation Manager Memberikan kontribusi kepada fasilitas manufacturing PT. Bakrie Pipe Industries pada mesin WTM 8 dan WTM 16, VAI, MM 1, KT 24 line dalam hal proses kontrol, analisa, evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk tindakan-tindakan perbaikan serta memonitornya sehingga dapat memenuhi target yang telah ditentukan. • GA & Ind. Relation Manager Mengorganisir dan mengawasi pelaksanaan pengamanan asset perusahaan termasuk pengawasan disiplin kerja karyawan guna memperkecil jumlah kehilangan dan tindakan indisipliner di perusahaan.
74 3.1.7 Denah Kantor
Gambar 3.2 Denah Kantor PT. Bakrie Pipe Industries
75 Jaringan komputer digambarkan sebagai satu wilayah seluas lima kilometer yang terhubung satu sama lain. Di PT. Bakrie Pipe Industries terdiri dari empat gedung utama, yaitu: • Gedung Front Office yang terdiri dari dua lantai. • Gedung Manufacturing yang terdiri dari dua lantai. • Gedung Warehouse. • Gedung KT 24. Gedung-gedung yang ada di PT. Bakrie Pipe Industries semua sudah saling terhubung menggunakan media fiber optic yang dapat dilihat pada gambar 3.2 dengan garis berwarna merah. Fiber optic yang digunakan adalah fiber optic berjenis multimode. Berikut adalah daftar jarak antar gedung yang ada di PT. Bakrie Pipe Industries: •
Dari Gedung Front Office menuju Gedung Manufacturing berjarak kurang lebih 2.5 kilometer.
•
Dari Gedung Manufacturing menuju Gedung Warehouse berjarak kurang lebih 800 meter.
•
Dari Gedung Warehouse menuju Gedung KT 24 berjarak kurang lebih satu kilometer.
76 3.2
Topologi Jaringan Yang Sedang Berjalan
Gambar 3.3 Topologi Jaringan yang Sedang Berjalan
77 Bagan jaringan di PT. Bakrie Pipe Industries terdiri dari satu farm server dan empat buah gedung terpisah yang dihubungkan oleh satu jaringan komputer. Jaringan komputer pada gambar 3.3 merupakan jaringan utama yang digunakan PT. Bakrie Pipe Industries dalam menjalankan metode kerja di perusahaan. Semua gedung selalu terhubung satu dengan lainnya karena merupakan satu kesatuan proses alur kerja pada PT. Bakrie Pipe Industries. Setiap gedung yang ada terdiri dari lima departemen. Lima departemen tersebut terdiri dari beberapa divisi-divisi bawahan sesuai dengan bidang kerjanya. Sesuai dengan gambar 3.3, empat gedung utama yang ada di PT. Bakrie Pipe Industries terhubung pada server yang berada pada Gedung Front Office. Lalu lintas data yang ada pada tiap gedung dihubungkan oleh kabel fiber optic yang terpasang pada tiap-tiap switch antar gedung. Koneksi Internet di PT. Bakrie Pipe Industries menggunakan dua Internet Service Provider (ISP), yaitu Indonet dan D-net. Koneksi tersebut menggunakan radio yang dipancarkan dari PT. Bakrie Pipe Industries ke ISP, yang juga menghubungkan Bakrie Pusat yang ada di Kuningan. Koneksi untuk menghubungkan antara PT. Bakrie Pipe Industri dengan Bakrie Pusat dihubungkan dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network).
3.3
Hardware Yang Digunakan Perangkat-perangkat yang digunakan pada PT. Bakrie Pipe Industries untuk membangun jaringan komputer yang ada, dapat dilihat sebagai berikut:
78 •
Router Router yang digunakan pada PT. Bakrie Pipe Industries adalah router mikrotik dan router ADSL.
•
Switch Switch-switch yang digunakan pada PT. Bakrie Pipe Industries adalah: - Switch Linksys SR2024 - Switch Linksys SLM224G2 - Switch 3Com Baseline switch 2224 (3C16471) - Switch 3Com Baseline switch 2226 plus (3C16475CS) - Switch 3Com WL-524 - Switch 3Com 3C16471B - Switch Alied Talesys AT-FS750/48 - Switch D-Link DES-1024R+ - Switch D-Link 10/100 8-Port - Switch D-Link DES-1024D Selain perangkat jaringan komputer, PT. Bakrie Pipe Industries juga
memiliki lima buah server yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional, yaitu: 1. Proxy Server Pada server ini selain proxy juga terdapat DHCP, penggabungan fungsi ini dikarenakan pada server tersebut menggunakan sistem operasi Linux distribusi IPCOP dengan fitur DHCP server.
79 2. Gateway dan Mail Server Server ini berfungsi sebagai server website resmi PT. Bakrie Pipe Industries yaitu www.e-bakrie.com dan juga sebagai mail server di PT. Bakrie Pipe Industries yang menggunakan sistem operasi Linux Centos. 3. Web dan Network Traffic Monitoring Server Server ini bertugas untuk memantau lalu lintas yang ada pada jaringan komputer dan sebagai pusat tempat penyimpanan data Web. 4. ERP Server Server ini bertugas sebagai tempat penyimpanan database karyawan di PT. Bakrie Pipe Industries. Server ini menggunakan sistem operasi Windows Server 2003 dengan aplikasi yang digunakan adalah MySQL. 5. ERP Backup Server Server ini digunakan untuk penyimpanan cadangan server utama sistem ERP apabila server utama tidak berfungsi dengan baik. Sementara pada sisi pengguna, perangkat komputer yang digunakan bervariasi. Berikut adalah spesifikasi dari salah satu komputer pengguna: •
HP Pavilion a62301 Home PC
•
Intel Core 2 Duo 2.6 GHz
•
Memori 1.5 GB dan Hardisk 500 Gb
•
Sistem Operasi Windows XP Profesional
•
LCD monitor 19” HP
80 3.4
Analisis Permasalahan Dengan melihat topologi jaringan komputer yang ada, PT. Bakrie Pipe Industries sering mengalami beberapa kendala yang terjadi dalam menjalankan proses alur kerja. Kendala tersebut muncul pada saat yang tidak terduga, karena kegiatan maintenence jaringan komputer hanya berlangsung jika timbulnya suatu masalah. Selebihnya jika kondisi jaringan komputer yang ada berjalan normal, monitoring perangkat dilakukan dengan melihat IP address apakah perangkat sedang dalam kondisi menyala atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap jaringan komputer yang sedang berjalan diperoleh data sebagai berikut:
Gambar 3.4 Existing PT. Bakrie Pipe Industries Network Infrastructure Pada gambar 3.4 dijelaskan bahwa keberadaan jaringan komputer yang ada secara umum menjelaskan dimana koneksi Ethernet antar gedung dihubungkan oleh fiber optic multimode. Lalu untuk koneksi Internet, PT. Bakrie Pipe Industries menggunakan sinyal gelombang radio yang berfrekuensi 2,4 GHz yang terhubung
81 langsung pada ISP. Radio tersebut terhubung oleh router yang ada di gedung Front Office dengan menggunakan kabel UTP cat 5e.
Gambar 3.5 Front Office Network Infrastructure Kendala utama yang banyak dirasakan oleh pengguna di PT. Bakrie Pipe Industries yaitu pengiriman data-data yang tidak sampai ke server, data yang hilang saat pengiriman dan data yang diterima di server tidak sesuai dengan yang dikirim. Kendala tersebut terjadi karena adanya collision domain yang disebabkan oleh broadcast storm yang akan mempengaruhi komunikasi data pada sistem ERP. Pada gambar 3.5 penggunaan unmanageable switch pada core switch dinilai tidak tepat, karena dapat menimbulkan terjadinya broadcast storm. Broadcast storm menyebabkan lalu lintas data pada bandwidth network yang menuju server menjadi sangat padat. Selama proses pengiriman agar paket data dapat ingin sampai ketujuan maka paket data pasti dikirimkan ke semua perangkat yang ada dengan maksud mencari si penerima paket data. Sehingga banyak kemungkinan
82 dapat terjadi akibat tingginya lalu lintas data pada bandwidth network, seperti kehilangan data atau data tidak sampai ke tujuan karena collision domain.
3.5
Usulan Pemecahan Masalah Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Bakrie Pipe Industries maka diajukan usulan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi yaitu dengan melakukan beberapa perubahan pada infrastruktur jaringan komputer yang ada saat ini. Salah satu contohnya adalah dengan mengganti perangkat dari unmanageable switch menjadi manageable switch. Dengan menggunakan
manageable
switch
akan
sangat
mendukung
dalam
mengimplementasikan VLAN. Dengan begitu, permasalahan yang ada dapat teratasi dan kinerja jaringan komputer dapat berjalan lebih efektif. VLAN digunakan untuk mengelompokan beberapa divisi-divisi yang memiliki kepentingan akses data sama ke dalam suatu VLAN tersendiri. Dalam hal ini, komunikasi tiap-tiap divisi tidak saling mengganggu divisi lain karena setiap divisi dari segmen yang berbeda tidak dapat mengakses data yang sama, kecuali melalui proses autentikasi tersendiri. Namun, agar tiap-tiap segmen yang berbeda dapat berkomunikasi, akan disediakan jalur penghubung untuk mengatasinya. VLAN antar divisi yang berbeda akan menggunakan metode trunking.