BAB III AKTIVITAS EKONOMI PRIMER
3.1. Pengumpulan hasil hutan, berburu dan menangkap ikan Aktivitas ekonomi primer merupakan aktivitas manusia yang paling tua dan paling sederhana dalam usaha memenuhi kebutuhan primer yaitu pangan, sandang dan papan. Cara pengambilannya langsung dari hutan yang berupa tumbuhtumbuhan dan binatang, menangkap ikan dari sungai, danau atau rawa dan laut; mengumpulkan dan kemudian memanfaatkannya. Biasanya dilakukan oleh masyarakat yang masih terbelakang (primitif).
a. Pengumpulan hasil hutan Pengambilan dan pengumpulan berbagai hasil hutan yang langsung dimanfaatkan tanpa diproses lebih dahulu :
mengumpulkan kayu keperluan kayu bakar, untuk membuat rakit, untuk keperluan membuat tempat berlindung
mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, dedaunan untuk kebutuhan makan
mengumpulkan rotan untuk membuat peralatan dan sebagainya Kegiatan ekonomi seperti ini dilakukan di hutan alam seperti hutan tropis dan subtropis, misalnya : Amazone, Afrika (Kongo), Malaysia, Indonesia dan sebagainya.
b. Berburu binatang liar biasanya dilakukan bersama-sama dengan pengumpulan hasil hutan, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan makan
c. Menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan makan dilakukan dengan cara sederhana di sungai, danau, rawa dan laut. Misalnya : di pedalaman Amerika Utara, Amazone, Afrika Tengah dan Asia, atau di laut yang sangat dingin seperti di Eskimo.
Universitas Gadjah Mada
HUTAN
Faktor utama yang menentukan keberadaan dan karakteristik hutan di dunia ini adalah faktor iklim dunia. Wilayah-wilayah di dunia yang mempunyai iklim yang berbeda akan mempunyai hutan yang berbeda pula. Sebelum dijelaskan mengenai klasifikasi hutan dan karakteristiknya, akan dibicarakan lebih dahulu mengenai zonezone iklim dunia. PEMBAGIAN ZONE IKLIM DUNIA 1. Zone iklim Tropis : 0 - 30° LU/LS Merupakan daerah iklim panas Terdiri dari 4 tipe iklim
Iklim hujan tropis Iklim monson tropis Iklim semiarid tropis Iklim arid tropis 2. Zone iklim Subtropis : 30° - 400 LU/LS Merupakan daerah panas - sejuk Terdiri dari 3 tipe iklim
Iklim mediterian Subtropis Iklim humid (lembab) subtropis Iklim subtropis 3. Zone iklim Sedang : 40° - 65° LU/LS Merupakan daerah iklim sejuk - dingin Terdiri dari 2 tipe iklim
Iklim kutub (polar) Iklim subkutub (sub polar)
Universitas Gadjah Mada
A. Klasifikasi, Karakteristik dan Persebaran Hutan Berdasarkan Pembagian Iklim Dunia 1. Hutan hujan tropis dan hutan munson tropis Jenis pohonnya campuran, pohonnya besar tinggi ada yang berdaun lebar ada yang berdaun jarum. Kayunya berkualitas bagus untuk bahan bangunan, umur pohon sampai ratusan tahun. Ada hutan primer ada hutan sekunder. Disini juga terdapat hutan cemara tropis, kayunya lurus tetapi mudah patah, tidak baik untuk bahan bangunan. Persebarannya di zone iklim tropis, di sekitar garis katulistiwa. Wilayah persebaran : - Amazone (Brazilia + Columbia) - Kongo (di Afrika), Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia - Birma, Thailand, Indochina, Bagian barat India dan Austrlia Utara
2. Hutan iklim Subtropis Sebagian besar jenis hutan ini terletak di daerah yang kering seperti daerah gurun. Hutan jenis ini pohonnya lambat tumbuh, bentuk pohonnya kecil dan pendek, kayunya tidak lurus, kualitas jelek, tidak baik untuk bahan bangunan. Umur pohon rata-rata pendek maksimal 20 tahun. Wilayah persebaran : - Gurun di Australia (gurun Victoria) - Gurun di Asia (gurun Gobi) 3. Hutan iklim sedang Jenis tumbuhannya berupa sabana (savana) padang rumput dengan pohonpohon kecil tumbuh dengan tidak rapat, merupakan hutan pokok tirus sederhana (konifor) yang kaya dengan berbagai kayu lembut yang berharga untuk pembuatan pulp (kertas). Kayu berkualitas rendah, tidak baik untuk bahan bangunan. Wilayah persebaran : - Eropa, Rusia, Amerika Utara, Amerika Tengah sedikit di selatan Chili, Australia dan Selandia Baru
Universitas Gadjah Mada
4. Hutan di daerah iklim kutub Daerah ini iklimnya sangat dingin, tumbuhan yang dapat hidup disini sebangsa lumut, dan hutan ini disebut hutan tundra.
B. Klasifikasi Hutan Berdasarkan Keadaan Tanah dan Air 1. Hutan payau Terdapat di daerah pantai yang dipengaruhi oleh genangan air laut tidak dipengaruhi oleh iklim. Baik musim kemarau maupun musim penghujan pohon tetap berdaun lebar. Jenis vegetasi : - mangrove, bakau, pohon api-api 2. Hutan rawa Terdapat di daerah yang selalu tegenang air tawar tidak terpengaruh oleh iklim. Pohon selalu berdaun lebar. Biasanya terletak di belakang hutan payau, tumbuh pada tanah aluvial. Jenis vegetasi : - palem rawa, dan nipah 3. Hutan pantai Terdapat di daerah pantai pada lahan kering. Tidak dipengaruhi iklim. Hutan pantai tumbuh pada tanah berpasir atau berbatu. Jenis vegetasi : - keben, ketapang, waru dan cemara laut.
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
C. Klasifikasi Hutan Berdasarkan Pengelolaan 1. Hutan yang belum dikelola Hutan ini berupa hutan alam atau hutan rimba. Jenis vegetasinya campuran vegetasi alam. 2. Hutan yang sudah dikelola Hutan ini berupa hutan budidaya. Vegetasi ditanam dan dipelihara sampai mendapatkan hasil, dikelola kearah perkebunan. Pada umumnya tanamannya satu jenis tertentu yang dipilih : jati, pinus, akasia, sonokeling dan sebagainya. D. Klasifikasi Hutan Berdasarkan Fungsinya 1. Hutan lindung Hutan ini tidak boleh ditebang sembarangan karena berfungsi sebagai pelindung untuk pelestarian tanah dan air a) Hutan lindung mutlak, pohon sama sekali tidak boleh ditebang, vegetasi dipilih yang berakar kuat, ditanam pada lereng yang terjal, tujuannya untuk mencegah erosi. b) Hutan lindung terbatas, pohon masih boleh ditebang dengan cara tebang pilih namun harus tetap dijaga kelestariannya. Dalam hal ini mangrove termasuk vegetasi hutan lindung. 2. Hutan Suaka dan Wisata Hutan ini berfungsi sebagai hutan yang didalamnya dipelihara secara alami berbagai flora dan fauna langka, tidak diperbolehkan untuk diburu atau ditebang, tetapi harus dilindungi untuk kelestarian flora dan fauna langka. Tujuan atau fungsinya untuk suaka, untuk riset (penelitian), pendidikan dan tempat rekreasi. 3. Hutan yang dikelola secara ekonomi a. Hutan produksi terbatas : pengambilan kayu harus secara tebang pilih, haarus diperhatikan populasinya sebagai hutan produksi. b. Hutan produksi tetap : pengambilan kayu boleh tebang pilih atau tebang habis. tetapi harus segera ditanami kembali untuk menjaga populasi. c. Hutan yang dapat dikonversikan sebagai hutan cadangan yang dapat dilepas oleh kehutanan untuk dijadikan lahan perkebunan, lahan industri. lahan transmigrasi dan sebagainya. Produksi hutan
Kayu, merupakan produksi hutan yang paling penting, dari dahulu sampai sekarang masih penting untuk bahan bangunan dan kertas.
Universitas Gadjah Mada
Selain kayu, banyak hasil hutan lainnya seperti rotan, damar, madu, anggrek dan sebagainya. 3.2. AKTIVITAS PERIKANAN Kegiatan menangkap ikan dibedakan : 1. Subsistance fishing (perikanan subsistensi) 2. Commercial fishing ( perikanan komersial atau perusahaan perikanan) Perusahaan perikanan : semua kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan dan pendaratan hasil-hasil laut dan air tawar seperti udang, ikan, kerang, dan sebagainya dan kegiatan khusus seperti penangkapan ikan paus, tiram mutiara.
Secara komersial hasil ikan digunakan dalam berbagai bentuk seperti ikan segar, ikan bakar, ikan kering, ikan salai, ikan presto, ikan asap, dan berbagai ikan olahan dalam kaleng. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perikanan 1. Adanya potensi ikan karena tersedianya plankton 2. Kawasan pantai-pantai, terlindung dari ombak 3. Teknologi perkapalan maju (peralatan penangkapan, bilik pendingin, pemrosesan) 4. Iklim sedang (lebih baik dari iklim tropis) 5. Pemasaran 6. Modal operasional cukup 7. Kemajuan penelitian 8. Kondisi lahan pertanian dan sumberdaya alam yang lain kurang baik Kalsifikasi Jenis Perikanan, Karakteristik dan Persebaran
1. Perikanan Laut Dangkal : di kawasan pinggir pantai kurang dari 32 km, dengan kedalaman kurang dari 600 m. Dilakukan secara kecil-kecilan untuk konsumsi sendiri dan perdagangan lokal. Banyak dilakukan di kawasan laut tropika, seperti di laut Indo Pasifik : Asia Tenggara, Asia Selatan, Kep. Pasifik, Laut Karibia, Teluk Meksiko dan pantai Afrika Tengah.
Universitas Gadjah Mada
2. Perikanan Laut Dalam : di kawasan laut yang pebih jauh ke tengah lebih dalam, dengan menggunakan peralatan modern dan lengkap. Dilakukan secara besabesaran dengan tujuan untuk perdagangan. Banyak dilakukan di kawasan laut iklim sedang, seperti Jepang, Rusia, Norwegia, United Kingdom, Swedia, Perancis dan Kanada. Kawasan Utama Tumpuan Perikanan Laut Dalam Pada Kawasan Iklim Sedang a. Kawasan Laut Pasifik, meliputi perairan Asia Timur, yaitu Taiwan, Jepang hingga ke laut Bearing Utama b. Kawasan Laut Atlantik Utara yang meliputi : kawasan-kawasan laut di negaranegara Eropa barat dan barat laut. c. Kawasan Laut Atlantik : Amerika Utara yang membujur dari Atlantik Tengah AS ke wilayah-wilayah lautan Kanada. 3. Penangkapan ikan paus : merupakan jenis perikanan khusus yang dilakukan secara besar-besaran untuk tujuan perdagangan (sejak pertengahan abad 19). Pada awalnya penangkapan ikan paus untuk mendapatkan minyak ikan untuk keperluan
penerangan
sebelum
diketemukan
minyak
bumi.
Perikanan
mengalami kemunduran setelah diketemukan minyak nabati dan minyak bumi - Kawasan utam potensi ikan paus : Laut Antartika, lautan Pasifik utara dan Afrika, Lautan Pasifik Selatan, Lautan Hindia dan kawasan Atlantik dan Artik. - Negara penangkap ikan paus dan penghasil minyak ikan : Jepang dan Norwegia (25%), Rusia (12%), United Kingdom (10%) Negara-negara lainnya : Belanda, Iceland, Kanada, AS, Brazilia, Australia, New Zeyland dan Afrika Selatan. 4. Perikanan air tawar : perikanan dilakukan pada sungai, danau, rawa, kolam dan sawah. Dilakukan secara kecil-kecilan untuk konsumsi sendiri dan perdagangan lokal. Kegiatan ini banyak dilakukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti : India, Pakistan, Banglades, Negara-negara Asia Tenggara, China, Taiwan dan Afrika Tengah. Sungai-sungai yang menjadi sumber ikan air tawar di Asia : S Indus, S. Gangga, Yang Tse Kiang, Hoang Ho, Irawadi, Mekong dan lain-lain. Di Amerika : S. Missisipi dan dungai-sungai di Eropa.
Universitas Gadjah Mada
KAWASAN PERIKANAN YANG MAJU DAN PRODUKTIF
1. Kawasan Timur Laut Atlantik : Portugal dan perairan Eropa : Britania, Norwegia, Spanyol, Iceland, Perancis, Jerman Barat, Portugal, Denmark dan Belanda. Faktor-faktor pendukung : - Sungai kaya plankton - Laut dangkal banyak cahaya matahari - Pengaruh arus panas teluk yang membawa plankton - Iklim sedang - Banyak pantai terlindung untuk pelabuhan ikan - Kemajuan bidang perkapalan, teknologi perikanan - Permintaan pasar tinggi 2. Kawasan Barat Laut Atlantik Kegiatan perikanan dilakukan secara besar-besaran baik di laut dalam maupun di laut dangkal.
Kawasan yang membujur dari New York ke Utara Kanada Kawasan Timur Laut Amerika ke Utara (New Foundland) Kawasan Laut Kanada dan AS Aktivitas perikanan di kawasan ini mengalami perkembangan yang cepat karena adanya faktor-faktor geografi yang mendukungnya :
Kawasan laut dangkal, banyak plankton dan banyak sinar matahari Arus dingin Labrador dari laut Artik dan arus panas teluk Meksiko membawa plankton
Banyak teluk (pantai telindung) untuk pelabuhan perikanan Kekurangan lahan pertanian Teknologi perikanan maju Modal dan peralatan cukup Pemasaran dalam negeri dan eksport
Universitas Gadjah Mada
3. Kawasan Timur Laut Pasifik Kemajuan perikanan disini disebabkan oleh faktor-faktor geografis seperti Kawasan Atlantik, Eropa Barat dan Timur Laut Amerika Utara. Namun sekarang mengalami kemunduran karena :
Merosotnya tangkapan ikan salmon karena penangkapan sebelumnya berlebihan
Persaingan hebat dari negara asing (Jepang, Peru) Berkurangnya berbagai jenis ikan yang lain Wilayah penangkapan meliputi kawasan perairan barat AS dan Kanada, terutama : Alaska, Kolumbia, Washington dan Kalifornia.
4. Kawasan Barat Laut Pasifik Meliputi kawasan-kawasan laut dangkal : China Timur, Laut Kuning, Laut Jepang, dan laut Bearing Utara, kawasan-kawasan ini merupakan salah satu kawasan perikanan utama di dunia dan tepenting di Asia. Jepang sebagai negara penghasil utama dunia sudah berjalan sejak ±65 tahun yang lalu, sekarang sebagai penghasil ikan paus terbesar dan poduksi lainnya seperti udang, kerang, tiram. Setelah Perang Dunia II Jepang menjadi negara paling maju di bidang perikanan.
Kemajuan perkembangan perikanan di Jepang karena :
Lahan pertanian sempit, iklim terlalu dingin untuk kegiatan pertanian dan miskin sumberdaya alam mineral
Perairan dangkal kaya plankton dan sinar matahari - Arus dingin Oya Shiwo dan arus panas Kuro Shiwo yang bergerak sepanjang perairan Jepang membawa plankton - Keadaan iklim sedang - Jepang terdiri dari banyak pulau (±3000 pulau), pantainya berteluk dan terlindung
Kemajuan di bidang perkapalan Teknologi perikanan maju, dilengkapi kamar pendingin, tempat pemrosesan dalam kapal
Pemasaran dari dalam dan luar negeri
Universitas Gadjah Mada
5. Perikanan Di Kawasan Laut Tropik Dilakukan secara kecil-kecilan untuk konsumsi sendiri dan perdagangan lokal. Perikanan disini jauh ketinggalan dibanding dengan kawasan iklim sedang. Kawasan Laut Tropik yang menjadi tumpuan kegiatan : Kawasan perairan Peru dan Equador, kawasan perairan Asia Tenggara dan kawasan perairan Karibia.
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
Kawasan laut Asia Tenggara merupakan perikanan laut tropika yang terpenting dan kaya akan hasil ikannya yaitu : Selat Malaysia, Laut Jawa, Teluk Siam, Teluk Tongkin dan Laut China Selatan. Masalah utama yang dihadapi dalam memajukan perikanan di kawasan Laut Tropik
Kandungan plankton sedikit, jenis ikan sedikit (berasal dari arus dingin yang bergerak dari laut iklim sedang)
Tidak adanya sungai-sungai besar yang mengalir ke laut, kecuali beberapa bagian di Asia Tenggara dan Selatan.
Keadaan iklim yang panas dan lembab Dipengaruhi tiupan angin muson yang kencang dan ombak yang besar (muson timur laut dan barat daya)
Peralatan tradisional, tak berani memasuki taut dalam Penelitian dan teknologi kurang maju 3.3. AKTIVITAS PERTANIAN Pertanian berdasarkan tinjauan studi geografi adalah : suatu sistem keruangan yang merupakan perpaduan sub sistem fisik dan sub sistem manusia. Di dalam sub sistem fisik termasuk komponen-komponen : tanah, iklim, hidrologi, topografi dengan segala proses alamiahnya. Adapun di dalam sub sistem manusia termasuk komponenkomponen : tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku, kemampuan ekonomi dan kondisi poltik setempat. Distribusi, kegiatan dan perkembangan pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor geografi. Kegiatan pertanian dipengaruhi oleh : 1. Faktor fisik : faktor alam sekitar atau ekologi suatu kawasan, geomorfologi, tanah iklim, yang menentukan batas ekologi terhadap suatu jenis tanaman atau hewan. 2. Faktor sosio kultur tradisi : sejarah, perubahan masyarakat, organisasi sosial, adat istiadat, agama dan kepercayaan. 3. Faktor ekonomi : yang ada hubungannya dengan keuntungan suatu kegiatan, modal, buruh, teknologi dan pemasaran. 4. Faktor poltik : keputusan (policy) pemerintah terhadap kegiatan pertanian, pengairan, transportasi, perkreditan, penelitian, percobaan dan sistem pemasaran.
Universitas Gadjah Mada
1. Faktor-faktor subsitem fisik
Faktor-faktor fisik terutama iklim, tanah dan bentuk muka bumi, sangat berpengaruh dalam menentukan distribusi dan kegiatan pertanian. Setiap jenis tanaman dan hewan memerlukan kondisi geografi tertentu untuk hidup dan memberi penghasilan yang memuaskan.
Faktor iklim yang meliputi suhu, hujan, kelembaban, cahaya matahari dan cuaca mempunyai pengaruh besar tehadap " penzonaan" tanaman dan ternak.
Tanaman zone tropik, mempunyai batas tertentu apabila menuju ke garis lintang yang lebih tinggi, di hemisphere utara atau selatan. Daratan yang membujur sepanjang garis lintang berlainan, menunjukkan pengaruh yang begitu jelas terhadap sebaran tanaman. a. Kawasan Tropika Lembab
Pada umumnya tanaman yang cocok tumbuh di kawasan ini adalah : padi, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, tembakau dan tebu. Di daerah tanah tinggi yang lebih sejuk dan banyak hujan sepanjang tahun, tanaman teh, sayuran dan buahbuahan. Di kawasan yang lebih kering, hujan musiman kurang dari 150 cm/th : jagung, kacang tanah, ubi dan sebagainya
Perbedaan dalam jenis dan kualitas tanah, keadaan porositas menyebabkan perbedaan jenis tanaman antara suatu tempat dengan tempat lain di kawasan tropika lembab, kering dan tropika munson yang luas. Pengaruh iklim dan cuaca juga membawa pengaruh negatif terhadap kegiatan pertanian dan peternakan.
Keadaan iklim yang panas dan lembab di kawasan tropika lembab menimbulkan berbagai masalah :
Memudahkan pembiakan dan penyebaran penyakit, dan serangga Menyulitkan penyimpanan hasil karena cepat rusak Hujan lebat sepanjang tahun, menyebabkan erosi, banjir dan pelarutan Di kawasan tropika kering dan tropika munson, menghadapi masalah dari suhu musim panas yang sangat rendah hujan dan angin kencang.
Universitas Gadjah Mada
Keadaan ini sangat memerlukan bentuan pengairan dan pemilihan jenis tanaman dan ternak yang sesuai hidup dalam ekologi ini : ubi, jagung, kacang-kacangan, dengan ternak kambing, biri-biri, onta, keledai dan llama merupakan jenis yang tahan panas dan kemarau. b. Kawasan Iklim Sedang
Pada umumnya tanaman dan temak yang cocok untuk hidup di kawasan ini : gandum, jagung, barley, oat, rey dan buah-buahan dengan ternaknya : babi, lembu perah, sapi pedaging; di kawasan yang lebih kering biri-biri dan kambing, juga terdapat berbagai jenis tanaman yang mengikuti keadaan ekologi di suatu tempat. - Di kawasan iklim sedang yang lebih panas, sayur-sayuran, buah-buahan, sapi perah dan pedaging - Di kawasan iklim sedang yang lebih sejuk, gandum, oat, barley, rey, ubi dan kentang. Pertanian di kawasan iklim sedang juga sering mengalami masalah :
Kemarau panjang menyebabkan kekeringan Hujan tahunan sedikit menyebabkan kekeringan Sering tejadi angin kencang Sering tejadi frost yang merusak bunga dan putik Sering terjadi embun beku dan sebagainya 2. Faktor-faktor Subsistem Manusia
a. Modal : untuk beaya input pertanian, sewa lahan, gaji buruh, perlengkapan dan seprotan. Di kawasan tropik kebanyakan petani kecil kekurangan modal, karena output rendah dan pendapatn kecil. b. Tenaga kerja (buruh) Dalam pertanian subsistensi dicukupi tenaga kerja keluarga dibantu hewan misalnya di Jawa. Dalam pertanian modem banyak menggunakan tenaga mesin misalnya di Jepang, Eropa Barat dan Amerika Utara. Dalam perkebunan (negara tropik) yang dimulai dari jaman penjajahan, menggunakan tenaga kerja buruh yang jumlahnya besar seperti perkebunan karet, cokelat, tebu, kopi, teh dan sebagainya.
Universitas Gadjah Mada
c. Kemajuan di bidang teknologi, memberikan pengaruh langsung terhadap output dan peningkatan pendapatan petani. Pada umumnya teknologi di daerah iklim sedang lebih maju daripada tropis. d. Transportasi : sistem transportasi merupakan faktor penting dalam menentukan kecepatan dalam pengurusan pertanian, untuk pengangkutan input, pengepulan dan pemasaran hasil. e. Pemasaran dan kestabilan harga, merupakan faktor ekonomi yang memainkan peranan utama dalam penjualan atau perdagangan. f. Faktor sosio kultur, merupakan faktor yang mempunyai pengaruh penting dalam kegiatan pertanian. Faktor sosial seperti adat, agama, kepercayaan, sistem kekeluargaan mempunyai pengaruh tertentu terhadap kegiatan dan perkembangan pertanian. g. Faktor politik, tindakan kebijakan dan policy pemerintah memainkan peranan penting dalam mempengaruhi kegiatan dan perkembangan pertanian, baik langsung maupun tidak langsung Ada beberapa hal yang merupakn tindakan dan kebijakan pemerintah :
Bantuan subsidi input pertanian, kemudahan pengairan, bantuan modal, bimbingan dan latihan, penelitian dan percobaan. - Fasilitas kemudahan prasarana dan sarana pengangkutan dan pemasaran.
Memperluas kawasan pertanian dengan pembukaan lahan baru. Pemantauan harga dan penjualan di tingkat daerah, negara dan internasional. KLASIFIKASI SISTEM PERTANIAN Sistem pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan : a. Tingkatan komersialisasi atau kondisi perhitungan hasil b. Tipe tanaman atau kombinasi tanaman dan ternak c. Intensifikasi land use Berdasarkan pada faktor-faktor tersebut sistem pertanian dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Pertanian Subsistensi primitif, untuk konsumsi sendiri a. Pertanian berpindah (shifting cultivation) b. Pertanian menetap (sedentary cultivation)
Universitas Gadjah Mada
a. Pertanian subsistensi berpindah Terdapat di wilayah yang luas dan berpenduduk sedikit dengan cara pembukaan hutan, untuk pertanian selama 2-3 tahun, setelah kesuburan alamiah hilang ditinggalkan pindah ke daerah yang baru dibuka. Cara ini banyak dilakukan oleh penduduk asli yang tinggal di kawasan hutan hujan tropik pada tanah tinggi tropika lembab, terutama di : Afrika Tengah, kawasan Amerika Tengah, kawasn hutan hujan tropik di Amerika Selatan atau beberapa bagian Asia Tenggara. Jenis tanaman terdiri dari tanaman yang tahan ekologi hutan dan memberi hasil dalam waktu relatif pendek seperti : kedelai, ubi, kayu, pisang, jagung, shorgum. b. Pertanian subsistensi menetap, dilakukan oleh masyarakat petani yang lebih maju dibanding petani berpindah, dilakukan secara kecil-kecilan dengan sistim pertanian tradisional pada lahan tetap. Sifat pertanian intensif buruh dengan modal terbatas. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman untuk keperluan sendiri (bahan pangan pokok) dan sedikit tanaman untuk dijual seperti : cokelat, kopi, karet, kelapa sawit. Persebarannya di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Afrika. 2. Pertanian Subsistensi intensif a. Padi sebagai tanaman utama b. Tanaman lain tanpa padi a. Padi sebagai tanaman utama Tanaman padi merupakan .tanaman utama (tunggal), sedikit ditambah palawija diluar musim padi seprti ubi, tembakau dan jagung. Sistim ini merupakan jenis kegiatan yang sangat penting di kawasan tropika lembab dan munson tropika, terutama di negara-negara : Asia munson dan Asia Tenggara seperti India, Thailand, Birma, Indonesia, Filipina dan China. Pertanian padi sawah dilakukan di lahan sempit bersifat intensif buruh dengan input pertanian dan modal yang agak terbatas, sehingga produksi rendah. Pertanian pada sawah juga dilakukan kawasan luar tropika seperti China, Jepang, Selatan AS dan kawasan Tanah besar Mediteranian (Portugal, Perancis Selatan Italia dan Spanyol). Di kawasan ini dilakukan secara intensif modal dan input dengan produksi tinggi terdapat di kawasan yang lebih maju, seperti Jepang, Thailand,Taiwan, Korea dan Birma. Birma dan Thailand menjadi pengekspor beras sejak tahun 1960.
Universitas Gadjah Mada
b. Pertanian tanaman lain tanpa padi Dilakukan pada kawasan dengan kondisi fisik yang tidak sesuai dengan tanaman padi. Diusahakan secara intensif dengan berbagai jenis tanaman lain untuk konsumsi sendiri seperti gandum, jagung, barley, ubi-ubian, sayuran dengan ternak babi, ikan air tawar, kambing, biri-biri, ayam dan itik. Sistim pertanian ini dilakukan di kawasan tropik dan subtropik yang lebih kering atau lebih sejuk suhunya seperti Asia Selatan, Timur dan Tenggara. Sebagian besar lahan pertanian berukuran sempit, cara tradisional, modal kecil. 3. Perkebunan (plantation)
Menghasilkan tanaman perdagangan untuk eksport, seperti : karet, kelapa, kelapa sawit, cokelat, teh, kopi, dan tebu. Produk-produk ini banyak dieksport ke negara industri seperti : AS, Jepang dan negara-negara Eropa Barat.
Kawasan perkebunan meliputi kawasan tropika seperti : Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Tengah. Sampai sekarang perkebunan memainkan peranan penting terhadap pendapatan eksport, sebagian besar negara tropika yang pernah dijajah seperti : Malaysia, Indonesia, Sri Langka, Filipina, Nigeria dan Brzilia.
Kebanyakan dilakukan secara besa-besaran, modal besar dan tenaga buruh banyak.
4. Tanaman biji-bijian yang diperdagangkan - Sistem ini banyak dilakukan di kawasan padang rumput daerah iklim sedang : steppe, praire, di negara-negara Eropa Barat dan Timur. - Dilakukan pada lahan yang luas, peralatan modern, modal besar tenaga buruh sedikit. - Jenis tanamannya : jagung, barley, oat, rey, dengan tanaman sampingan gula bit, ubi, kentang, kacang-kacangan dan rumput untuk makan ternak. 5. Sistem pertanian dan peternakan komersial (campuran)
a. Pertanian dan peternakan subsistensi
Memadukan pertanian dan peternakan untuk keperluan sendiri, banyak dilakukan di daerah iklim sedang seperti Eropa timur, Rusia, Timur Tengah, Meksiko.
Universitas Gadjah Mada
Jenis tanaman dan ternak : gandum, barley, ubi-ubian, sayur-sayuran dan bijibijian penghasil minyak, dengan ternak kambing dan biri-biri.
Dilakukan di kawasan kurang maju, terpencil, cara tradisional dengan modal dan teknologi terbatas
Pertanian dengan intensif buruh, produksi untuk konsumsi sendiri Secara umum produksi tanaman dan ternak rendah dibanding kawasan iklim sedang
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
b. Pertanian dan peternakan untuk perdagangan
Sistem ini banyak dilakukan di kawasan iklim sedang, meliputi : Eropa, Amerika Utara, Australia dan New Zeyland
Kegiatan ini menghasilkan berbagai jenis tanaman dan temak : tanaman bijibijian (gandum, barley, oat, jagung, rey); tanaman sampingan (gula bit, kentang, ubi); makanan temak; jenis ternak yang dipelihara (babi, lembu, sapi perah, sapi pedaging, biri-biri, ayam dan itik).
Sistem pertanian campuran ini penting bagi daerah yang padat penduduknya dan mengalami kekurangan lahan pertanian. Sistem ini memerlukan modal agak besar, teknologi modem sarana produksi pertanian lengkap sehingga produksi tinggi untuk perdagangan. 6. Peternakan sapi perah (komersial) = dairy farming
Banyak dilakukan di daerah iklim sedang di kawasan kaya rumput yang baik, daerah lembab dengan hujan 75-150 cm/th
Umumnya dilakukan pada lahan ukuran sempit dengan modal tinggi, bersifat intensif
Di kawasan-kawasan ini banyak didirikan pabrik-pabrik pengolahan susu yang memproses susu segar menjadi keju, mentega, susu bubuk, krim dan sebagainya. - Negara dairy farming : Belanda, Denmark, Australia, New Zeyland, Argentina, AS.
7. Pertanian buah-buahan dan sayuran
Pertanian ini khusus menghasilkan buah-buahan, sayuran dan bunga, untuk diperdagangkan di dalam negeri dan di eksport.
Kawasan penghasil : Eropa Barat dan AS. Di kebanyakan negara-negara di Eropa Barat sistem pertanian ini dilakukan pada lahan ukuran sempit, dengan input pertanian besar, modal besar dan dengan sistem pertanian modem
Di sebagian negara di Eropa Barat terdapat cara penanaman dengan sistem rumah kaca, untuk mengatur temperatur, kelembaban dan gerakan udara
Universitas Gadjah Mada
8. Pertanian Sistem Mediteranian
Kawasan iklim Mediteranian mempunyai sistem pertanian yang berbeda dari kawasan iklim lain di dunia, mempunyai karakteristik sendiri
Kawasan mediteranian meliputi : tanah besar Mediteranian (Portugal, Spanyol, Perancis Selatan, dan Italia), Kalifornia Tengah, Chili Tengah, Baratdaya Australia dan Baratdaya Afrika
- Ciri khas sistem mediteranian adalah mempunyai tingkat pengkhususan yang
tinggi
dalam
jenis
produksi
maupun
pengkhususan
antara
kawasan/wilayah yang berlainan
Sistem pertanian mediteranian banyak menghasilkan sayur dan buahbuahan untuk perdagangan. Di tanah besar Mediteranian sayur dan buahbuahan ditanam pada lahan sempit secara intensif untuk subsistensi dan komersial. Di kawasan iklim mediteranian yang lain seperti Kalifornia Tengah, Bartdaya Australia dan Afrika kebanyakan ditanam pada lahan berukuran luas, teknologi modern, modal besar, input pertanian lebih banyak, fasilitas pengairan modern Kegiatan pertanian di Kawasan Mediteranian :
Tanaman musim dingin yang memerlukan banyak hujan seperti buahbuahan dan sayuran
Tanaman tahunan memberikan hasil tahunan yang tetap : Zaitun, korma, anggur
Tanaman musim panas yang memerlukan bantuan pengairan : buahbuahan, sayuran, makanan ternak
Peternakan menetap intensif dan peternakan berpindah mengikuti musim, seperti di kawasan pegunungan dalam musim dingin dan di kawasan dataran pada musim panas
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
Jenis binatang ternak untuk peternakan menetap intensif yaitu : ayam, itik dan sapi perah. Jenis binatang peternakan berpindah yaitu : biri-biri, kambing, dan sapi pedaging
Kegiatan peternakan berpindah dilakukan di kawasan iklim mediteranian yang lebih kering, mendapat hujan tahunan sedikit, tanah berkualitas rendah kurang cocok untuk bercocok tanam
Kawasan iklim Mediteranian mempunyai status yang tinggi dalam menghasilkan buah-buahan dan sayur untuk perdagangan internasional
Keberhasilan dalam produksi bukan hanya disebabkan oleh keadaan iklim dan cuaca yang sangat sesuai untuk buah-buahan dan sayuran tetapi juga disebabkan oleh majunya penelitian, teknologi modern dalam memproduksi dan pemrosesan serta permintaan yang tinggi di pasaran internasional
Negara-negara Tanah Besar Mediteranian menghasilkan sebagian besar produksi buah-buahan dunia : lebih dari 70% buah anggur, hampir 60% anggur kering, 90% Wine dari anggur, 94% minyak Zaitun, 64% buahbuahan dan jeruk Negara-negara AS terutama Kalifornia menghasilkan 15-20% buah anggur kering, buah-buahan dan jeruk dari seluruh produksi dunia
Universitas Gadjah Mada
MENGHITUNG KEUNTUNGAN PRODUKSI PERTANIAN
R = P – (A+T) R = keuntungan P = out put (nilai produksi) A = input (ongkos produksi) T = ongkos transport
MENGHITUNG KEUNTUNGAN PRODUKSI PERTANIAN PER SATUAN LUAS TERTENTU
R = E(p-a) – E.f.h R = keuntungan per unit lahan atau per satuan luas (Ha) E = out put per unit lahan (Ton/Ha) = produksi /Ha p = harga pasar per unit komoditi (Rp/Ton) a = ongkos produksi per unit komoditi (Rp/Ton) f = ongkos transportasi per unit komoditi (Rp/Km) h = jarak antara lahan pertanian dengan pasar (Kin)
TEORI LOKASI VON THUNNEN Teori Von Thunnen adalah pelopor segala teori lokasi. Teori Von Thunnen merupakan teori pertama tentang lokasai yaitu teori lokasi produksi agrikultural. Dalam teori tersebut dipelajari hubungan antara letak geografis suatu usaha tani dengan sistim orang bertani. Tujuan utama analisisnya untuk menunjukkan bagaimana dan mengapa penggunaan lahan agrikultural bervariasi sesuai dengan jaraknya dari suatu pasar.
Universitas Gadjah Mada
Ada 2 model teori yang diajukan Von Thunnen 1. Model intensitas Intensitas produksi suatu tanaman menurun seiring jaraknya dari pasar. Seorang petani yang mempunyai lahan dekat pasar akan lebih untung dibanding yang jauh dengan pasar. Petani yang lahannya jauh dari pasar akan mengeluarkan biaya transport ke pasar lebih besar, sehingga keuntungan akan berkurang untuk menutup biaya angkut hasil tanaman. 2. Model lokasi tanam terhadap pasar Lokasi penanaman tanaman pertanian ditentukan oleh : harga pasar, biaya transportasi, biaya produksi dan basil per hektar. Tanaman yang rente lokasionalnya paling tinggi akan selalu ditanam pada lokasi tersebut karena akan memberikan keuntungan terbesar. Tanaman yang mempunyai biaya produksi sama tetapi biaya angkut berbeda akan ditempatkan atau ditanam pada lokasi yang berbeda. Tanaman yang mempunyai biaya angkut tinggi akan ditanam dekat pasar. Disamping itu keawetan produk juga menjadi pertimbangan untuk meletakkan lokasi tanaman. Dalam kasus lain dua macam tanaman dapat memiliki biaya produk dan biaya transport per ton/Km yang sama, tetapi harga pasar dan hasil per unit lahan berbeda. Dalam hal seperti ini petani akan cenderung mendekatkan tanamannya dengan pasar untuk tanaman yang mempunyai hasil lebih banyak walaupun harganya lebih rendah. Dengan mendekatkan tanaman dengan pasar akan mengurangi ongkos angkut (berkurang jaraknya) yang akan menutup harga pasar, sehingga hasil yang banyak akan memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Dalam realita harga pasar, keawetan produk, jumlah/timbunan, hasil dan biaya produksi biasanya bervariasi diantara produk-produk. Apabila semua faktor ini dikombinasikan, tanaman yang menghasilkan rente lokasional yang paling tinggi untuk unit lahan tersebut akan ditanam. Untuk menghitung rente lokasional Von Thunnen mengajukan formula sebagai berikut :
Universitas Gadjah Mada
LR = Ym - Yc - Y.t.d = Y(m-c-t.d) LR = rente lokasional per unit lahan Y
= hasil per unit lahan
m
= harga pasar per unit komoditas
c
= biaya produksi per unit komoditas
t
= biaya transport per unit komoditas
d
= jarak terhadap pasar
Berdasarkan kedua model diatas maka jalur jalur lokasi penanaman produksi agrikultural akan membentuk zone-zone lingkaran konsentrasi sebagai berikut : 1. Produksi susu segar dan sayur-sayuran ditanam pada lokasi atau jalur yang paling dekat dengan pasar karena produk ini cepat rusak, maka harus cepat sampai ke konsumen 2. Pada lingkaran berikutnya yang lebih jauh dari pasar digunakan untuk produksi kayu. Kayu sangat dibutuhkan untuk bahan bakar dan bangunan . Kayu diletakkan relatif dekat pasar karena kayu mempunyai jumlah/timbunan besar berarti biaya transportasi tinggi 3. Lingkaran berikutnya adalah gandum. Gandum merupakan produk penting, tetapi dengan sifat keawetannya dan biaya transport yang relatif rendah maka gandum ditanam pada lokasi yang relatif agak jauh dari pasar. Dengan jarak yang agak jauh dari pasar gandum masih memberikan keuntungan yang tinggi 4. Zone lingkaran berikutnya diperuntukkan bagi petemakan dan rumput makanan temak Dalam menyusun teorinya Von Thunnen menggunakan beberapa asumsi : 1. Pasar merupakan daerah terisolasi 2. Pasar merupakan pasar tunggal dan area agrikultural tersebut merupakan pamasok tunggal pasar tersebut 3. Area agrikultural homogen dalam kesuburan tanah, iklim dan faktor fisik lainnya 4. Area berupa dataran 5. Semua petani bertindak sebagai pelaku ekonomi 6. Hanya ada satu macam transportasi (pada waktu itu tahun 1826) yaitu kereta kuda 7. Biaya transportasi proporsional langsung dengan jarak ke pasar
Universitas Gadjah Mada
Kritik terhadap teori Von Thunnen 1. Faktor-faktor non ekonomis yang mempengaruhi produksi tidak diperhatikan 2. Tidak memperhitungkan perubahan-perubahan yang akan datang 3. Tidak memperhatikan luas pasar 4. Sangat tergantung waktu dan wilayah
Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
3.4. Peternakan Petemakan merupakan salah satu kegiatan membudidaya hewan atau temak dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik berupa daging, susu pupuk dan lain sebagainya. Kegiatan peternakan pada mula dilakukan oleh masyarakat secara tradisional, namun dewasa ini kegiatan peternakan dilakukan dengan teknologi mutakhir dengan ditemukannya bibit unggul. Disamping itu juga ditemukan obatobatan yang dapat meningkatkan produktivitas ternak maupun obat-obatan yang dapat meningkatkan kesehatan temak. Pada dasarnya kegiatan peternakan sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti, iklim, ketersediaan pakan, pasar, bibit unggul, obat-obatan, modal dan teknologi.
Kegiatan peternakan yang dilakukan oleh petani pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu : 1. Ternak besar meliputi ternak kerbau, kuda, sapi dan sebagainya. 2. Ternak kecil meliputi ternak kambing, domba dan lain-lain. 3. Ternak unggas meliputi ternak ayam, bebe, itik, burung dan lain sebagainya. Kegiatan peternakan tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang disebutkan diatas, yang pada dasanya dapat menyebabkan munculnya permasalahan dalam bidang petemakan.
Banyak masalah yang dihadapi dalam bidang peternakan yaitu rendahnya produktivitas dan mutu genatik ternak. Keadaan ini terjadi karena apabila peternakan kovensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi dan ketrampilan peternak relatif masih rendah. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut berbagai teknologi terus dikembangkan. Salah satu teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas temak adalah teknologi transfer embrio. Adapun tujuan teknologi ini secara lebih khusus adalah : 1. Meningkatkan mutu genetik ternak 2. Mempercepat peningkatan populasi 3. Berpotensi mencegah berjangkitnya penyakit hewan yang ditularkan lewat saluran kelamin 4. Mempercepat pengenalan matrial genetik baru lewat ekspor embrio baru
Universitas Gadjah Mada
3.5. Pertambangan
Pertambangan merupakan kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam bahan tambang yang terdapat di bumi. Bahan tambang yang dimanfaatkan manusia tersebut bervariasi jenisnya dan penyebarannya pun tidak merata di seluruh dunia atau negara. Beberapa negara ada yang mempunyai bahan tambang yang sangat potensial, tetapi ada negara yang tidak mempunyai bahan tambang atau hanya sedikit. Bahan
tambang
yang
dimanfaatkan
manusia
secara
umum
dapat
dikelompokkan menjadi bahan tambang sumber energi dan bahan tambang mineral non minyak. Sebenarnya banyak klasifikasi dari bahan tambang tersebut, seperti pengklasifikasian menurut fungsi, jenis dan dan lain sebagainya. Bahan tambang yang termasuk sumber energi seperti, minyak bumi, gas alam, batu bara, tenaga air. panas bumi, nuklir dan tenaga surya. Semua bahan energi ini diperlukan oleh manusia untuk kebutuhan konsumsi. Seperti halnya sektor rumah tangga mengkonsumsi minyak bumi dan gas, sektor transportasi mengkonsumsi minyak bumi dan batu bara, tenaga kelistrikan mengkonsumsi minyak dan tenaga air dan sektor industri, pertambangan dan perdagangan banyak memanfaatkan minyak bumi, gas dan batu bara. Sementara itu bahan tambang yang tergolong mineral bukan minyak adalah timah, nikel, batu bara, bauksit, perunggu, emas, perak, besi, mangan dan lain sebagainya. Perkembangan mineral di lndoneisa sangat lambat, terutama yang bukan minyak. Hal ini terjadi karena tambang relatif tua, usaha exploratif kurang, peraturan pajak dan valuta asing. Oleh karena itu poduksi bahan tambang ini sangat plutuatif dan kurang menggairahkan. Namun demikian, dewasa ini tuntutan terhadap kebutuhan tersebut semakin meningkat maka exploratif secara besar-besaran pun dilakukan seperti penambangan yang terjadi di Timika Irian Jaya.
Universitas Gadjah Mada