Juli 2007
INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI q
Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.
q
Pertumbuhan tertinggi secara bulanan terjadi pada konsumsi semen, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada ekspor kayu lapis.
Grafik 1
Pertumbuhan Komoditi Tahunan q
q
Pada Juli 2007, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga sebesar 58,12%, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel sebesar -55,09%.
Posisi Pertumbuhan Tahunan pada Juli 2007 (% y-o-y)
500 Jul 2006 - Jul 2007 Tertinggi
400
Jul 2007 Jul 2006 - Jul 2007 Terendah
300 200
Dalam periode Juli 2006 – Juli 2007, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga yang mencapai 410,85% pada November 2006. Sementara itu, kontraksi tertinggi terjadi pada ekspor kayu gergajian pada Agustus 2006 (-74,93%).
100 0 -100 -200 -300 -400 -500
Grafik 2 Posisi Pertumbuhan Bulanan pada
Pertumbuhan Komoditi Bulanan q
q
Secara bulanan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada konsumsi semen, yaitu sebesar 11,41%. Sementara kontraksi tertinggi terjadi pada ekspor kayu lapis sebesar -14,33%. Dalam periode Juli 2006 – Juli 2007, pertumbuhan bulanan tertinggi terjadi pada penjualan kendaraan niaga pada Maret 2007 yang mencapai 187,51%, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada ekspor besi dan baja pada Mei 2007 (-51,94%).
Juli 2007 (% m-t-m)
200
Jul 2006 - Jul 2007 Tertinggi Jul 2007
150
Jul 2006 - Jul 2007 Terendah
100
50
0
-50
-100
-150
-200
Metodologi Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi (IAE) disusun berdasarkan data sektor riil baik dari Bank Indonesia maupun dari pihak eksternal diantaranya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Tim Statistik Sektor Riil
27
Indikator Aktivitas Ekonomi
H I GH LI GH T Perkembangan Penting Beberapa Indikator q
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu berkapasitas 3x50 megawatt (MW) mulai dibangun. Hal ini merupakan bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW. Pembangkit akan disalurkan ke transmisi 150 kV sistem Jawa-Bali melalui Gardu Induk (GI) Cibadak Baru dan GI Lembur Situ. PLTU ini digunakan untuk menambah daya listrik kota Pelabuhan Ratu dan sekitarnya melalui saluran 20 kV. Pembangunan pembangkit menghabiskan biaya investasi USD566,9 juta dan Rp2,2 triliun. Konsorsium diharuskan menyelesaikan pembangunan pembangkit unit pertama dalam waktu 30 bulan, unit kedua 33 bulan dan unit ketiga 36 bulan sejak penandatanganan kontrak. Pembangkit unit pertama diharapkan sudah dapat beroperasi pada Februari 2010. Untuk memenuhi kebutuhan batu bara PLN sudah melakukan kontrak pembelian batu bara untuk delapan PLTU 10.000 MW, termasuk Pelabuhan Ratu dengan total volume 15.420.000 ton per tahun. Tujuh PLTU lainnya adalah Suralaya Baru 1x625 MW, Labuan 1x315 MW, PLTU Indramayu 1x330 MW, Paiton Baru 1x660 MW, Teluk Naga 1x315 MW, Pacitan 2x315 MW dan Rembang 2x315 MW.
q
Larangan Uni Eropa terhadap maskapai penerbangan nasional tidak memengaruhi minat wisatawan Eropa ke Indonesia. Jumlah wisatawan dari Inggris, Jerman, dan Belanda pada Juli 2007 meningkat dari bulan sebelumnya. Para wisatawan tersebut datang dengan maskapai asing. Selama Juli 2007, wisatawan dari Inggris naik 11,83% dibandingkan Juni 2007. Sedangkan wisatawan dari Belanda naik dua kali lipat atau naik 93,3% menjadi 17.637 wisatawan. Begitu juga dengan wisatawan dari Jerman yang bertambah dari 8.017 orang pada Juni 2007 menjadi 10.160 pada Juli 2007.
q
Kehadiran produk baja nonstandard mendistorsi pasar baja nasional dan menggerus keuntungan produsen baja lokal yang selama ini menjalankan usaha sesuai dengan prosedur. Selama lima tahun terakhir, berdasarkan data Gabungan Asosiasi Produsen Besi dan Baja Indonesia (Gapbesi), hampir 30% perusahaan baja lokal telah menutup pabrik. Tercatat pada akhir 2006 perusahaan baja turun signifikan menjadi 134 perusahaan dari sebelumnya 201 perusahaan di tahun 2001. Baja non standar umumnya berasal dari impor asal China ataupun beberapa perusahaan lokal lain berskala kecil. Pemberlakuan Standar Nasional (SNI) oleh pemerintah bagi seluruh produk baja yang beredar di Indonesia belum mampu menekan peredaran baja non standard. Selain kehadiran baja nonstandard faktor lain yang membuat iklim usaha baja nasional tidak kondusif adalah serbuan baja ilegal. Baja tersebut umumnya impor ilegal murah dari China. Impor baja China meningkat pesat dari 4 juta ton atau USD 1,68 miliar di tahun 2001 menjadi 6,18 juta ton dengan nilai USD 4,2 miliar pada tahun 2006. Menurut ketua umum Gapbesi, dari jumlah impor tersebut sebagian masuk secara ilegal yang nilainya mencapai USD800 juta.
q
Harga serat rayon di pasar domestik mencapai rekor tertinggi selama 15 tahun terakhir setelah melonjak 37,5% sejak kuartal pertama 2007, dari USD1,6 per kg menjadi USD2,2 per kg. Kenaikan harga bahan baku ini menyulitkan produsen hilir, termasuk industri garmen yang terpaksa mengalihkannya ke kapas. Namun pasokan kapas dari Australia, negara pemasok kapas kedua setelah Amerika Serikat, justru menurun hampir 70% akibat pengaruh musim kemarau panjang. Akibat tingginya harga kedua bahan baku tersebut, produktivitas produsen garmen dalam negeri menurun. Staf Ahli Sekretaris Pemintalan
28
Tim Statistik Sektor Riil
Indikator Aktivitas Ekonomi
Bersama (Sekbertal) mengatakan bahwa perbedaan harga kapas dan rayon sangat mencolok. Harga serat rayon USD2,2 per kg sementara harga kapas Australia diperkirakan hanya USD1,5 per kg. Turunnya pasokan dari Australia menyebabkan produsen kemungkinan akan meningkatkan impor kapas dari negaranegara Afrika, meski kualitasnya tidak terjamin. Ketua Australian Cotton Shippers Association (ACSA) menjelaskan bahwa kebutuhan kapas dunia pada 2006 diperkirakan mencapai 106 juta bal atau 19,18 miliar kg, sedangkan produksi kapas dunia sebanyak 110 juta bal atau 19,91 miliar kg. Dari jumlah tersebut, kebutuhan kapas untuk tiongkok mencapai 30%. Produsen kapas terbesar adalah Amerika Serikat sebanyak 22 juta bal, Australia sebagai produsen kapas terbesar nomor enam menghasilkan 3,4 juta bal dan saat ini hanya menghasilkan 1,6 juta bal akibat kemarau.
q
Pemerintah menargetkan ekspor mobil utuh (CBU) naik sekitar 40% pada 2008 menjadi sekitar 70 ribu unit menyusul akan beroperasinya pelabuhan khusus mobil (car port) pada akhir Agustus 2007. Potensi kenaikan ekspor mobil tahun depan tidak hanya karena produksi dan penetrasi pasar ekspor yang meningkat dari kalangan industri otomotif tapi juga karena dukungan infrastruktur pelabuhan yang semakin baik. Pada 2006 ekspor mobil CBU baru mencapai 31 ribu unit dan diproyeksikan naik menjadi 50 ribu unit pada tahun 2007. Sedangkan impor mobil CBU relatif sedikit tiap tahunnya, sekitar 10 ribu unit dari total pasar mobil di dalam negeri yang pada tahun ini diproyeksikan mencapai di atas 400 ribu unit. Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan optimis kinerja industri dan investasi di sektor otomotif akan terus tumbuh, seiring beroperasinya pelabuhan khusus mobil yang merupakan salah satu agenda dalam Rencana Aksi Investasi Strategis (SIAP) antara Indonesia-Jepang.
Tim Statistik Sektor Riil
29
Indikator Aktivitas Ekonomi
Tabel 1 Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi
2006 Indikator
Satuan
Juni
Juli
Ags
Sep
2007 Okt
Nov
Des
Mei
Juni
Pertumbuhan (%) Juli
Tahunan
Bulanan
Jun-07 Jul-07 Jun-07 Jul-07 Migas - Produksi Minyak Mentah
ribu barel
26.600
27.214
26.357
25.688
26.440
26.100
22.792
25.749
25.003
25.668
-6,00
-5,68
-2,90
2,66
- Produksi Kondensat
ribu barel
3.754
3.969
3.728
3.441
3.770
3.677
3.700
3.524
3.349
3.625
-10,79
-8,67
-4,97
8,24
Produksi Kendaraan Non Niaga
unit
18.330
17.324
23.444
28.301
19.616
31.734
27.196
25.353
25.817
27.393
40,85
58,12
1,83
6,10
- Produksi Kendaraan Niaga
unit
8.240
7.328
8.722
9.928
6.982
12.853
8.826
9.349
9.601
9.933
16,52
35,55
2,70
3,46
- Produksi Sepeda Motor
unit
345.296
370.527
446.634
492.950
347.400
528.969
447.605
378.424
378.541
396656*
9,63
7,05
0,03
4,79
- Ekspor Besi dan Baja
ton
208.287
157.077
215.966
217.579
178.486
140.657
254.915
151.730
168.122
156.820
-19,28
-0,16
10,80
-6,72
- Konsumsi Semen
ton
2.631.874
2.791.415
3.062.498
3.197.457
2.250.538
3.233.416
2.969.577
2.910.198
2.767.822
3.083.646
5,17
10,47
-4,89
11,41
- Ekspor Tekstil
ton
173.088
166.994
173.613
167.697
135.849
160.408
164.169
172.157
157.262
158.660
-9,14
-4,99
-8,65
0,89
- Ekspor Kayu Lapis
ton
193.369
247.337
189.779
209.957
205.507
154.992
210.948
170.080
177.387
151.967
-8,27
-38,56
4,30
-14,33
- Ekspor Kayu Gergajian
ton
49.003
51.000
41.345
49.124
33.952
37.897
41.311
43.314
41.273
39.876
-15,77
-21,81
-4,71
-3,38
kiloliter
42.446
53.104
46.523
46.484
38.103
35.160
42.102
24.812
26.496
23.848
-37,58
-55,09
6,79
-9,99
Non Migas -
- Penjualan Minyak Diesel Penjualan Listrik ke Sektor Industri
ribu KWH
3.712.536
3.717.850
3.778.315
3.823.768
3.741.906
3.181.557
3.631.966
3.739.093
3.890.731
3.794.511
4,80
2,06
4,06
-2,47
Penjualan Listrik ke Sektor Perdagangan
ribu KWH
1.434.774
1.414.635
1.435.147
1.445.198
1.443.013
1.450.294
1.538.232
1.544.659
1.614.166
1.590.226
12,50
12,41
4,50
-1,48
- Penjualan Listrik Total
ribu KWH
9.365.507
9.384.623
9.415.675
9.604.912
9.470.419
9.187.578 10.063.457
9.792.520 10.186.187 10.051.528
8,76
7,11
4,02
-1,32
361.127
361.896
343.415
333.546
290.316
13,88
17,02
12,33
2,97
- Kunjungan Wisman
orang
365.026
388.367
366.137
411.264
423.489
*) angka perkiraan Bank Indonesia
Keterangan : -
30
Data bersumber dari berbagai instansi/asosiasi antara lain : Bank Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Tim Statistik Sektor Riil
Indikator Aktivitas Ekonomi
GRAFIK PERTUMBUHAN 15 INDIKATOR TERPILIH Grafik 3
Grafik 4
Produksi Minyak Mentah
Produksi Kondensat
(% y-o-y)
(% m-t-m)
24,0
24,0
Minyak Mentah
20,0
16,0
12,0
12,0
8,0
8,0
4,0
4,0
0,0
0,0
-4,0
-4,0
-8,0
-8,0
-12,0
-12,0
-16,0
-16,0
-20,0
-20,0
-24,0
-24,0
-28,0
-28,0 3 4
5
6 7
8 9 1 0 11 12 1 2
3
2 005
4 5
6 7
8
9 10 11 12 1
2 006
2 3
4 5
6
20,0 Kondensat
5,0
10,0
0,0
0,0
-5,0
-10,0
-10,0
-20,0
-15,0
-30,0 2 3
7
4
5
6
7
8 9 1 0 1 1 12 1
20 0 5
200 7 y -o-y
2
3
4
5
6
7
8 9 1 0 1 1 12 1
2 3
20 0 6
Grafik 6
Produksi Kendaraan Non Niaga
Produksi Kendaraan Niaga
(% m-t-m
120,0
120,0 Kendaraan Non Niaga
80,0
60,0
60,0
40,0
40,0
20,0
20,0
0,0
0,0
-20,0
-20,0
-40,0
-40,0
-60,0
-60,0
-80,0
-80,0 9 1 0 11 12 1 2 3 4
20 0 5
5 6 7 8 9 1 0 11 12 1 2 3 4 5 6 2 0 06
7
Kendaraan Niaga
300,0
300,0
200,0
200,0
100,0
100,0
0,0
0,0
-100,0
-100,0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 01 11 2 1 2 3 4 5 6 7 8
9 1 01 11 2 1 2 3 4 5 6 7
2 00 6
20 07 y -o -y
m - t- m
Grafik 8
Produksi Sepeda Motor
Ekspor Besi dan Baja (% m-t-m) Sepeda Motor
80,0
90,0 80,0
500,0 400,0
Grafik 7
90,0
m-t-m
(% m-t-m)
2 00 5
(% y-o-y)
7
400,0
2 00 7 y -o -y
6
(% y-o-y) 500,0
100,0
80,0
5 6 7 8
5
2007
Grafik 5
100,0
4
y - o- y
m - t- m
(% y-o-y)
2 3 4
(% m-t-m
10,0
20,0
16,0
2
(% y-o-y)
m - t- m
(% y-o-y)
(% m-t-m
350,0
Besi Baja
300,0
240,0 200,0
70,0
70,0
60,0
60,0
250,0
160,0
50,0
50,0
40,0
40,0
200,0
120,0
30,0
30,0
150,0
80,0
20,0
20,0
100,0
40,0
10,0
10,0
0,0
0,0
50,0
0,0
-10,0
-10,0
0,0
-40,0
-20,0
-20,0
-50,0
-80,0
-30,0
-30,0
-40,0
-40,0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 11 2 1 2 3 4 5 6 7 * 2005 *) angka perkiraan
Tim Statistik Sektor Riil
2 0 06
-120,0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 01 1 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 11 2 1 2 3 4 5 6 7 20 0 5
2007 y -o-y
-100,0
m - t- m
20 0 6
2 00 7 y -o-y
m - t- m
31
Indikator Aktivitas Ekonomi
Grafik 9
Grafik 10
Konsumsi Semen
Ekspor Tekstil
(% y-o-y)
(% m-t-m)
80,0
80,0
Semen
60,0
60,0
40,0
40,0
20,0
20,0
0,0
0,0
-20,0
-20,0
-40,0
-40,0
(% y-o-y)
2006
55,0
30,0
42,5
20,0
30,0
10,0
17,5
0,0
5,0
-10,0
-7,5
-20,0
-20,0
-30,0
-32,5
-40,0
-45,0 2
3 4
2007 y -o-y
5 6
7 8
9 10 1112 1 2
3 4
2005
5 6
7 8
9 10 1112 1 2
2006
3 4
5 6
7
2007 y -o-y
m- t- m
Grafik 11
m - t- m
Grafik 12
Ekspor Kayu Lapis
Ekspor Kayu Gergajian
(% y-o-y)
(% m-t-m)
100,0
100,0
Kayu Lapis
75,0
75,0
(% y-o-y)
(% m-t-m))
200,0
400,0
Kayu Gergajian
175,0
350,0
150,0
300,0
125,0
50,0
50,0
25,0
25,0
0,0
0,0
-25,0
-25,0
250,0
100,0 75,0
200,0
50,0
150,0
25,0
100,0
0,0
50,0
-25,0
0,0
-50,0
-50,0
-50,0
-75,0
-75,0
-50,0
-75,0 -100,0
-100,0 2 3 4
2 3 4 5 6 7 8 9 1 01 1 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 1 2 3 4 5 6 7 20 0 5
2 00 6
5 6 7 8 9 1 0 1 11 2 1 2 3 4 20 06
m - t- m
Grafik 13
Grafik 14
Penjualan Minyak Diesel
Penjualan Listrik ke Sektor Industri (% m-t-m))
200,0
100,0 Minyak Diesel
150,0
75,0
100,0
50,0
50,0
25,0
0,0
0,0
-50,0
-25,0
-100,0
-50,0 7 8
2 00 5
9 10 1 1 12 1
2 3
4 5
6 7 8 9 1 01 1 1 2 1 2 3 4 5 6 2 0 06
20 0 7 y -o-y
7
(% y-o-y)
(% m-t-m )
25,0
Penjualan Listrik ke Industri
25,0
20,0
20,0
15,0
15,0
10,0
10,0
5,0
5,0
0,0
0,0
-5,0
-5,0
-10,0
-10,0
-15,0
-15,0
-20,0
-20,0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 11 2 1 2 3 4 5 6 7 20 0 5
2006
20 0 7
m - t- m
y -o-y
32
5 6 7
20 07 y -o-y
m - t- m
(% y-o-y)
5 6
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 20 05
2 00 7 y -o - y
2 3 4
67,5
Tekstil
40,0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 2005
(% m-t-m)
50,0
m - t- m
Tim Statistik Sektor Riil
Indikator Aktivitas Ekonomi
Grafik 15
Grafik 16
Penjualan Listrik ke Sektor Perdagangan
Penjualan Listrik Total
(% y-o-y)
(% m-t-m )
40,0
15,0
(% y-o-y)
(% m-t-m )
40,0
14,0
Penjualan Listrik ke Perdagangan
Listrik Total
30,0
10,0
20,0
5,0
10,0
0,0
0,0
-5,0
-10,0
-10,0 2 3
4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 20 05
9 10 11 1 2 1 2 3 4 5
2 00 6
10,0
20,0
6,0
10,0
2,0
0,0
-2,0
-10,0
-6,0
-20,0
-10,0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 12 1 2
6 7
2 0 05
20 0 7 y -o - y
30,0
3 4 5 6
7 8 9 10 1 11 2 1
20 0 6
2 00 7 y -o-y
m- t-m
2 3 4 5 6 7
m - t- m
Grafik 17 Kunjungan Wisman (% y-o-y)
(% m-t-m )
80,0
40,0 Kunjungan Wisman
60,0
30,0
40,0
20,0
20,0
10,0
0,0
0,0
-20,0
-10,0
-40,0
-20,0
-60,0
-30,0 2 3 4
5 6
7 8 9 1 0 11 1 2 1 2 3 2 0 05
4 5
6 7 8
9 10 11 12 1
2 00 6
3 4
5 6 7
2007 y - o-y
Tim Statistik Sektor Riil
2
m- t- m
33