BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian dan Peranan Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Pengertian pengawasan secara umum merupakan suatu jaminan untuk memperoleh suatu sasaran yang telah direncanakan. Dalam bukunya pada bab ke-II tentang dasar-dasar housekeeping Sulastiyono menyatakan bahwa pengertian pengawasan adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui dan atau mengevaluasi suatu hasil pekerjaan housekeeping sudah selesai dengan direncanakan atau tidak, dapat dikatakan berhasil atau gagal, apabila diperlukan dapat diambil tindakan koreksi.
2.1.2 Peranan Pengawasan Yang termasuk dalam peranan pengawasan menurut Sulastiyono adalah : a. Menentukan sistem laporan Mengumpulkan data-data penting yang diperlukan dalam menentukan cara dan waktu penerapannya hingga tercapainya suatu peningkatan kualitas kerja yang diharapkan. b. Penilaian atas prestasi peningkatan kualitas Penilaian atas peningkatan kualitas perlu dilakukan terhadap kelompok kerja yang bersangkutan. Ukuran keberhasilan peningkatan kualitas tersebut, didapat dari pemantauan dan evaluasi dengan cara mebandingkan hasil yang telah dicapai setelah perbaikan. c. Pengukuran efektivitas yang dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada data yang terkumpul merupakan hasil kerja, maka dapat dilakukan pengukuran seberapa besar efektivitas yang telah dicapai oleh kelompok yang bersangkutan. Pengukuran tersebut dilakukan untuk semua jenis produk. d. Mengadakan koreksi Pengawas pada housekeeping sebaiknya meninjau kembali rencana semula dan menyesuaikannya dengan kemampuan, menegakan dan meningkatkan disiplin kerja, menghindari pemborosan, dan mengantisipasi kelemahan pada pelaksanaan kerja.
2.2 Ruang lingkup kegiatan Housekeeping 2.2.1 Pengertian Housekeeping Di dalam bukunya yang berjudul Hotel Housekeeping Training Manual secara etimologi Andrew menjelaskan bahwa kata housekeeping berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu House dan Keeping, sedangkan dalam bahasa sangsekerta dikenal dengan Tata Graha. House berarti rumah dan to keep memelihara atau merawat. Maka dari kata housekeeping tersebut dapat diartikan dengan pemeliharaan dan perawatan rumah tangga hotel yang meliputi semua peralatan dan perabotan yang ada di hotel baik yang bergerak atau yang tidak bergerak. Oleh sebab itu maka seluruh pelaksanaan operasionalnya merupakan tanggung jawab Housekeeping Department yang dipimpin oleh seorang Executive House Keeper. Dari hal di atas dapat diambil suatu kesimpulan tentang pengertian house keeping yang merupakan salah satu bagian yang memegang peran penting dalam suatu hotel, sebab bagian ini bertanggung jawab atas kebersihan, kerapihan dan kenhyamanan semua ruangan di hotel termasuk juga halaman di luar hotel.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab, Housekeeping Department selalu berorientasi kepada hal-hal sebagai berikut: Bersih (cleanliness) Kebersihan di suatu ruangan dan kamr tamu di hotel sangat menentukan. Bila kebersihan terjaga maka tamu menjadi tenang karena sanitation dan hygiene terjamin. Inilah langkah utama tamu dalam menilai suatu hotel. Daya tarik (attractive) Dengan dasar kebersihan pada suatu ruangan yang ditunjang dengan kelengkapan serta dekorasi maka ruangan akan menjadi suatu daya tarik tersenidiri. Rasa aman (safe) Faktor penting yang selalu didambakan pengunjung atau tamu yaitu keamanan. Keamanan tamu selama berkunjung atau menginap di hotel meliputi keamanan pribadi dan kecurian, kebakaran, dan bahaya dari peralatan hotel. Menyenangkan (comfortable) Lingkungan suatu hotel yang bersih, menarik, dan tenang dengan pelayanan yang memuaskan akan membuat tamu dan pengunjung merasa nyaman dan betah tinggal atau berkunjung kembali ke hotel. Make a good and friendly atmosphere Housekeeping dapat memberikan suasana akrab penuh kekeluargaan yang tercermin di dalam pelayanan dari seluruh personilnya. Mereka menyambut tamu dengan ramah tamah, menyapa tamu setiap berpapasan sikap ramah tamah serta siap membantu tamu apabila terlihat sedang dalam kesulitan. Seluruh personil Housekeeping harus senantiasa membuat tamu dalam keadaan santai, serta merasa seperti di rumahnya sendiri. Ramah tamah (hospitality)
Universitas Sumatera Utara
Seluruh personil housekeeping mulai dari jenjang atas sampai bawah memiliki sikap ramah tamah yang mengesankan. Mereka tidak hanya bersikap ramah kepada tamu, tetapi juga ramah terhadap atasan, sesama rekan kerja dan juga terhadap bawahannya. Bertanggung jawab (responsibility) Karyawan housekeeping adalah orang-orang yang bertanggung jawab, dan tidak mengelak dari tanggung jawabnya. Personil housekeeping harus berkemauan keras dan tidak cepat menyerah terhadap kesulitan yang bagaimanapun beratnya. Kerjasama (corporation) Seluruh personil housekeeping harus menyadari bahwa tanpa adanya tim kerja serta kondisi kerja yang baik, maka apapun pekerjaan yang dilakukan akan sulit mencapai hasil yang diharapkan.
2.2.2. Tanggung jawab Operasional Housekeeping Di dalam bukunya tentang Hotel Housekeeping Training Manual, Andrew menjelaskan Secara umum tanggung jawab Organisasi Housekeeping Department meliputi: a. Floor Section Dipimpin oleh seorang Floor Supevisor dengan sub ordinatnya yaitu: room boy atau room maid tugas bagian ini adalah menata dan mempersiapkan kamar-kamar tamu, termasuk pembersihan koridor. b. Housemen Section Dipimpin oleh Housemen Supervisor (Chief Houseman) dengan para anggotanya yang terdiri dari houseman, lobby porter, dan toilet attendant. Tugastugas bagian ini adalah menangani kebersihan seluruh area, perkantoran, dan seluruh toilet baik toilet umum maupun toilet karyawan. c. Laundry Section
Universitas Sumatera Utara
Suatu seksi di bawah house keeping yang menangani cucian tamu maupun cucian linen hotel. Adapun fasilitas yang tersedia yaitu: mesin cuci, mesin pengeringan, mesin pemeras dan mesin setrika. d. Gardening and Landscaping Section Suatu bagian di hotel yang menangani kebersihan seluruh areal halaman hotel termasuk kebun dan taman-taman hotel. e. Upholsterer Section Biasanya seksi ini terdapat pada hotel yang bertaraf sangat besar dan luas. Dimana tugasnya adalah khusus untuk menata ruangan, mengatur meja kursi, perabot hotel dan sebagainya. f. Florist Section Pada hotel yang berukuran sedang, bagian ini bergabung dalam gardening section untuk melaksanakan tugasnya dalam pemeliharaan bunga-bunga di hotel baik bunga yang terdapat di taman maupun bunga yang akan di gunakan menghiasi dekorasi diruangan banquet Pada prinsipnya organisasi itu dibentuk menurut kebutuhan dengan
melihat
operasional yang dihadapi oleh hotel tersebut, dengan pengertian bahwa tugas-tugas yang akan dilaksanakan akan lebih baik hasilnya dan akan lebih efisien, mudah diorganisir dan dikoordinir, dapat cepat dikontrol dan terlaksana dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas dalam pelayanan memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan apabila berhasil membuat tamunya merasa puas dalam pemenuhan kebutuhan tamu. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka kunci untuk memberikan kepuasan kepada tamu adalah berusaha telebih dahulu mengetahui apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh tamu. Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu yang dijadikan tolak ukur pelayanan yang baik, maka perlu dijelaskan tentang kualitas pelayanan. Penilaian terhadap kualitas pelayanan ditentukan oleh tamu sebagai pemakai jasa pelayaan tersebut. Oleh sebab itu, kualitas pelayanan dapat diciptakan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi harapan tamu tentang pelayanan yang dibutuhkan dan diinginkan, kemudian disesuaikan dengan pelayanan yang akan disediakan oleh Housekeeping. Dengan demikian Housekeeping selalu berusaha menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan tamu. Bila pelayanan yang diterima oleh tamu melebihi atau sama dengan yang diharapkan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah baik atau memuaskan. Akan tetapi, akan menjadi sebaliknya bila barang atau jasa pelayanan yang diterima ternyata kurang dari apa yang diharapkan oleh tamu, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut tidak berkualitas baik. Secara umum, kualitas pelayanan adalah sesuatu yang kompleks, James A Fitzsimmons dan Mona J Fitzsimmons menjelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui lima prinsip dimensi pelayanan sebagai tolak ukurnya, yaitu: a. Realialibilitas (Realialibility) Adalah kemampun untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu.
Universitas Sumatera Utara
b. Responsif (Responsiveness) Adalah kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu. c. Kepastian / Jaminan (assurance) Adalah pengetahuan dan kesopanan santunan serta kepercayaan diri para pegawai. d. Empati (Emphaty) Adalah memberikan perhatian individu tamu secara khusus. Dimensi empat ini memiliki ciri-ciri: kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu. e. Nyata (Real) Adalah sesuatu yang terlihat atau yang nyata seperti: Penampilan para pegawai, serta fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan pelayanan.
2.4 Kesenjangan Dalam Kualitas Pelayanan
Mengkur kesenjangan kualitas pelayanan yang terjadi antara pelayanan yang diharapkan oleh tamu dengan kenyataan yang diterima merupakan suatu proses umpan balik dari tamu yang berlangsung secara rutin. Berikut ini dapat dilihat beberapa kesenjangan yang terjadi dalam kualitas pelayanan : 1. Kesenjangan yang ditimbulkan karena ketidaksesuaian antara harapan yang dibuat manajemen tentang harapan – harapan konsumen dan harapan tamu terhadap barang atau jasa pelayanan yang diterima.
Universitas Sumatera Utara
2. Kesenjangan terjadi karena ketidakmampuan manajemen dalam merumuskan tingkat sejalan kualitas pelayanan untuk memenuhi harapan – harapan tamu dan ketidakmampuan untuk menterjemahkan ke dalam spesifikasi pekerjaan dan mekanisasi tingkat sasaran kualitas pelayanan tersebut. 3. Kesenjangan disebabkan oleh ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan kepada tamu dengan spesifikasi pelayanan yang telah ditentukan manajemen. 4. Kesenjangan yang terjadi karena ada perbedaan antara pelayanan yang dijanjikan manajemen dengan yang diterima oleh tamu. 5. Kesenjangan yang terjadi karena akumulasi dari kesenjangan – kesenjangan yan pertama sampai dengan kesenjangan ke empat yaitu karena terjadi ketidaksesuaian antara harapan tamu dengan kenyataan yang diterima tamu. Jasa pelayanan hotel berkaitan dengan penyedia kamar, tempat makan dan minum serta jasa lainnya untuk memenuhi kebutuhan tamu. Yaitu kebutuhan – kebutuhan physik, kebutuhan – kebutuhan sosial, psikologis serta tujuan – tujuan yang dikehendaki tamu. Dan sebagai contoh, tamu yang menginap di kamar hotel tidak hanya memenuhi kebutuhan physiknya saja tetapi mendapatkan rasa aman dan nyaman secara psikologis.
2.5 Fungsi Pengawasan dalam Operasional Tata Graha Dari setiap pengertian tentang fungsi-fungsi manajemen, selalu disebutkan bahwa pengawasan (Controlling) adalah sebagai fungsi manajemen yang terakhir. Akan tetapi, bila kita memandang bahwa pengawasan itu merupakan suatu proses, maka setiap fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan) selalu akan melekat pula kegiatan pengawasan. Dengan demikian kegiatan pengawasan itu dapat dikatakan sebagai sebagai proses yang selalu melekat pada setiap fungsi manajemen, serta pada setiap jenis kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
Dalam operasional di bagian Tata Graha, oleh karena jenis, sifat-sifat dan ruang lingkup pekerjaan-pekerjaan Tata Graha adalah sangat luas, maka dirasakan cukup sulit untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan. Oleh sebab itu, perlu diciptakan suatu alat pengawasan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan pengawasan. Pengertian pengawasan sebenarnya adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui dan atau mengevaluasi suatu hasil pekerjaan sudah sesuai dengan yang direrncanakan atau tidak, dan dapat dikatakan berhasil atau gagal, apabila diperlukan dapat diambil tindakan koreksi. Dalam membahas tentang pengawasan operasional Tata Graha akan dititik beratkan pada tiga bidang kegiatan pengawasan, yaitu: 1. Pengawasan biaya 2. Pengawasan produksi, dan 3. pengawasan kualitas
1. Pengawasan biaya Dalam membahas pengawasan biaya dibagian Tata Graha ini, lebih dititik beratkan pada komponen-komponen yang perlu diperhitungkan dalam penyusunan anggaran. Hal ini karena anggaran dapat dikatakan sebagai alat pengawasan yang paling signifikan. Dengan anggaran, dapat kita ketahui apakah program-program kerja pada bagian Tata Graha dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Ada dua alasan mengapa kita memerlukan anggaran yang disusun secara tahunan. Pertama, adalah bahwa anggaran merupakan suatu perkiraan biaya operasional untuk periode mendatang. Kedua, untuk mengetahui sejauh mana biaya yang dianggarkan dapat direalisasikan. Realisasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana program-program kerja yang telah disususun dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan
Universitas Sumatera Utara
sebelumnnya. Dengan demikian, kemungkianan dapat terjadi realisasinya lebih kecil dari pada anggaran yang telah ditetapkan, ini berarti terdapat program-program kerja yang telah direncanakan tidak terlaksanakan. Dengan demikian pula bila terjadi sebaliknya, realisasi nggaran lebih besar dari jumlah yang telah dianggarkan, dan ini berarti kemungkinan terdapat pemborosanpemborosan atau ada beberapa kegiatan yang tidak direnakan menyusun anggaran, ada
beberapa
sebelumnya. Didalam
hal yang harus dijadikan perhitungan oleh Exc.
Housekeeper bersama stafnya, yaitu: 1. Biaya-biaya aktual periode/ tahun sebelumnya Diperlukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode sebelumnya, dan dijadikan dasar perhitungan untukperiode yang akan datang.karena sifatnya mengevaluasi kembali biaya-biaya yang lain, maka ada kemungkinan terjadi koreksi yang berkaitan dengan pengurangan dan atau penambahan biaya-biaya untuk periode mendatang dsesuaikan dengan program kerja yang telah dibuat oleh Exc. Housekeeper. Program kerja yang telah dibuat oleh Exc. Housekeeper tidak akan terlepas dengan proyeksi keadaan hotel pada masa yang akan datang, misalnya ketertarikan dengan bagian Kantor Depan Hotel, yang akan memberikan informasi tentang proyeksi tingkat hunian kamar pada periode yang akan datang. Proyeksi tingkat hunian kamar hotel, akan sangat berpengaruh tehadap penyusuna anggaran di bagian Tata Graha. Untuk itu hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: 2. Bahan perlengkapan kebutuhan tamu dan bahan pembersih Besar atau kecilnya biaya yang akan dialokasikan terutama untuk bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih akan banyak bergantung pada proyeksi
Universitas Sumatera Utara
tingkat hunian kamar. Perlu diperhatikan, bahwa sebelum disusun rencana anggaran, Exc. Housekeeper harus mengetahui secara rinci tentang: a.
Jenis-jenis bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih yang dipergunakan untuk membersihkan ruangan.
b.
Mengevaluasi kembali jumlah penggunaan bahan perlengkapan tamu (guest supplies) dan bahan pembersih (cleaning supplies) periode yang lalu. Dalam melakukan evaluasi jumlah penggunaan bahan pembersih periode lalu tersebut, Exc. Housekeeper sebaiknya melihat kembali rekord pembelian bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih serta penggunaannya, yang dikaitkan dengan realisasi tingkat hunian kamar pada
periode
tersebut
kemudian
proporsi
penambahan
atau
pengurangan anggaran biaya untuk periode mendatang disesuaikan dengan naik ataupun turunnya proyeksi tingkat hunian kamar. Adapun jenis-jenis bahan perlengkapan tamu (guest supplies) dan dan bahan pembersih (cleaning supplies). c.
Peralatan pembersih Dalam perhitungan anggaran peralatan pembersih yang diperlukan, tidak hanya jumlah peralatan yang akan dibeli saja, tetapi perlu juga diperhitungkan anggaran perawatan untuk peralatan-peralatan yang digunakan. Perhitungan anggaran perawatan peralatan diperlukan karena jenis peralatan pembersih yang digunakan terdiridari dua jenis peralatan, yaitu peralatan yang sifatnya manual tidak mekanis, dan peralatan mekanis. Dengan meneliti kembali rekord perawatan dan perbaikan perlatan pembersih yang digunakan oleh bagian Tata Graha, maka dapat dibuat
Universitas Sumatera Utara
estimasi anggaran biaya perawatan dan perbaikan untuk periode yang akan datang. Disamping itu, rekord tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis dan merek peralatan yang paling besar memerlukan biaya perbaikan, dengan demikian rekord tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan, apakah jenis/ merek peralatan tersebut perlu untuk dibeli lagi atau tidak. d.
Gaji Karyawan Estimasi gaji karyawan
dibagian Tata Graha dimulai dari rincian
jumlah gaji yang dibayarkan pada periode saat ini, kemudian dibuat perkiraan anggaran gaji untuk periode yang akan datang, dengan memperhitungkan perubahan-perubahan (modifikasi) yang disebabkan oleh; kenaikan gaji karena telah dijanjikan, dan kenaikan gaji yang dikarenakan promosi jabatan. Disamping itu juga harus diperhitungkan jumlah karyawan yang akan selesai kontraknya dan tidak diperpanjang lagi, ataupun adanya penambahan karyawan baru. e.
Program Renovasi Renovasi dapat dikatakan sebagai suatu usaha untuk memperbaiki kembali atau memperbaharui suatu bangunan atau ruangan kedalam suatu bentuk atau model yang lebih baru.
Dalam usaha perhotelan, suatu bentuk atau model yang baru cenderung disesuaikan dengan keinginan pasar. Karena renovasi sifatnya adalah memperbaharui suatu bentuk atau model maka program renovasi biasanya dilakukan oleh hotel-hotel yang bentuk atau modelnya sudah kadaluarsa, atau kondisi ruangan seperti kamar-kamar lobby, dan sebagainya. Sudah tidak mampu lagi memberikan kenyamanan kepada para tamu yang menginap, seperti karpet yang sudah sangat kotor, lapisan dinding (wall paper) sudah banyak
Universitas Sumatera Utara
yang sobek, dan sebagainya karena kondisi yang demikian itulah maka perlu adanya renovasi. Dalam melaksanakan program renovasi seperti pengecatan kembali, penggantian karpet atau perlengkapan diperlukan suatu data atau rekord agar dapat dibuat perkiraan berapa kamar yang memerlukan pengecatan kembali, penggantian karpet dsb.
2. Pengawasan Produksi Pengawasan produksi bagian Tata Graha dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas karyawannya. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat produktivitas yang dimiliki oleh masing-masing karyawan, maka digunakan catatan yang dapat mencatat atau merekord setiap tugas yang dapat diselesaikan oleh masing-masing karyawan pada suatu waktu tertentu. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kualitas, maka dapat dibahas dibawah ini tentang pengawasan kualitas pekerjaan di bagian Tata Graha.
3. Pengawasan Kualitas Pendekatan terhadap pengawasan kualitas akan melibatkan beberapa kegiatan, yaitu: a. Mengevaluasi kinerja karyawan secara aktual b. Membandingkan sasaran yang ingin dicapai dengan realisasinya (keadaan aktual) c. Mengambil tindakan atas perbedaan antara sasaran yang ingin dicapai dengan keadaan aktual. Kegiatan pengawasan terhadap kualitas adalah untuk menjaga agar supaya kualitas hasil kerja dibagian Tata Graha selalu tetap dalam keadaan yang standar. Oleh sebab itu, kualitas menurut pengertian yang selalu berorientasi pada derajat kesesuaian terhadap standar. Kualitas yang berorientasi pada derajat kesesuaian terhadap standar, dapat diwujudkan melalui pengawasan yang dilakukan secara konsisten terhadap pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
prosedur kerja. Akan tetapi, kalau kita melaksanakan pekerjaan, dengan pengertian kualitas mengacu pada Total Quality Control (TQC), maka pengertian kualitas produk harus berorientasi pada kebutuhan, keinginan, dan tujuan tamu. Oleh sebab itu, kualitas produk pada bagian Tata Graha, seperti: kebersihan, kerapihan, kelengkapan ruangan umum dan kamar-kamar tamu, serta keramah tamahan, sopan santun karyawan harus sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan tujuan tamu, sehingga mereka merasa puas. Kualitas produk adalah tingkat kesesuaian terhadap harapan-harapan tamu, dan kualitas produk yang diperoleh tamu kemungkinan dapat mencapai pada tingkat yang lebih tinggi dari harapan-harapan tamu, atau sesuai dengan harapannya, bahkan tidak menutup kemungkinan berada di bawah dari harapan-harapan tamu. Pemeliharaan produk di bagian Tata Graha, seperti kebersihan, kerapihan kelengkapan kamar-kamar tamu dan ruangan-ruangan umum hotel tetap pada kondisi yang standar, maka pada waktu proses pekerjaan berlangsung perlu dilakukan pengawasan, dan tidak sekedar hanya dilakukan inspeksi saja, yang biasanya dilakukan pada akhir proses pekerjaan. biasanya inspeksi dilakukan oleh para pengawas kamar atau Room Supervisor setelah mendapatkan laporan dari Room Boy bahwa kamar-kamar sudah selesai dibersihkan. Pengawasan bukan hanya sekedar melihat atau memeriksa, tetapi pengawasan harus disertai dengan tindakan menguji serta kritis dan hati-hati terhadap hasil pekerjaan, dengan memberikan arahan-arahan, dan kemudian dilakukan tindakan-tindakan atau koreksi di dalam proses pekerjaan, baik terhadap penyimpangan prosedur kerja, ataupun terhadap hasil pekerjaan yang tidak baik atau yang gagal. Untuk menjamin agar pelaksanaan pengawasan bias terlaksana secara konsisten, maka tanggung jawab pengawasan tidak harus dilakukan sendiri oleh Exc. HouseKeeper tetapi dapat didelegasikan sekalipun pada tingkat yang paling bawah. Dikatakan demikian karena dalam konsep Total Quality Control, bahwa permaslahan itu timbul di dalam proses, bukan
Universitas Sumatera Utara
setelah proses berakhir. Inspeksi hanya memisahkan hasil yang baik dari yang tidak baik dan memperbaiki kualitas maupun kuantitas. Pada dalam Housekeeping Department ada suatu cara yang dilakukan dengan menerapkan suatu sistem yaitu check and recheck system ( room check list ). Daftar periksa kamar harus dibuat secara sistematis, yaitu dengan urutan atau langkah – langkah yang disesuaikan dengan tata letak, perlengkapan atau fasilitas yang terdapat di dalam kamar. Dan pada umumnya langkah pemeriksaan pertama dimulai dari memasuki kamar, berada di dalam kamar dan pada saat mengisikan kamar. Berikut ini contoh daftar room check list : Daftar Periksa Kamar ( Room Check List )
NO
Bagian yang harus diperiksa secara rutin
Ya
1
Apakah pintu kamar dapat dibuka dengan mudah
2
Apakah lampu-lampu dan AC kamar dapat dihidupkan
3
Apakah televise di dalam kamar bisa dihidupkan dan sesuai dengan
Tidak
pemakaian remote control yang tersedia 4
Memeriksa apakah lena atau handuk sudah lengkap dan terlipat rapi
5
Memeriksa perlengkapan mandi apakah sudah lengkap
6
Memeriksa mini bar atau freezer apakah sudah terisi dengan lengkap
7
Memeriksa perlengkapan seperti asbak dan gelas-gelas apakah sudah tersedia dan bersih
8
Apakah air di dalam kamar mandi sudah bisa dihidupkan dengan baik
9
Dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara