BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Savitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”. Teknik penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antara variabel dependen dan independen dengan menggunakan korelasi dan regresi berganda, diolah dengan statistik menggunakan sofware SPSS versi 12.0 for windows dengan persamaan Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e, adapun hasil dari penelitian ini adalah struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang. Prima (2009) dengan judul melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi Sumatera Utara”. Sampel yang diambil sebanyak 49 orang, teknik analisis data yang digunakan koefisien korelasi Product Moment dan koefisien determinan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dan berdasarkan perhitungan determinan maka diketahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar 38,44% dan 61,56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
B. Konsep Organisasi 1. Pengertian Organisasi Istilah atau kata organisasi mengenai pengertian tentang organisasi berbeda-beda satu sama lainnya, walaupun demikian pengertian tersebut mempunyai elemen-elemen dasar yang sama. Dalam pengertian yang sederhana organisasi sering diartikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain. Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkatan organisasi berasal dari istilah yunani yaitu organom, dan istilah latin yaitu organum yang berarti alat, bagan, anggota, badan atau komponen-komponen (Manullang, 2002:59). Dalam literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan pengertian atau defenisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan tujuan yang hendak dicapai. Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain: a. Menurut Barnard dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan organisasi adalah suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Atmosudirdjo dalam buku Wursanto (2005: 53) mendefinisikan organisasi itu sebagai struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu. c. Menurut Manullang dalam buku Hasibuan (2001:119) mendefinisikan organisasi suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan. Berdasarkan definisi-definisi organisasi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Organisasi adalah suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama. b. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen untuk mencapai tujuan bersama. c. Organisasi merupakan suatu sistem terbuka dan organisasi sebagai kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. d. Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam melakukan tugas-tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan
bagaimana
tugas
kerja
akan
dibagi,
dikelompokkan
dan
dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Kerangka
kerja
organisasi
tersebut
disebut
sebagai
desain
organisasi
(organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure). Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sukirno, 2006: 129). Persoalan menyusun organisasi yang sesuai di dalam manajemen dapat mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan. Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengindikasi jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe karyawan. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi. 3. Unsur-Unsur Struktur Organisasi Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto (2005:90)
mengemukakan
adanya
empat
elemen
yang
berguna
untuk
menganalisis struktur organisasi sebagai berikut: a. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities) Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturanpengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (Departementasi). Di dalam sebuah organisasi, pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih amat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan departemendepartemen terkecil dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Standardisasi aktivitas (Standardization of activities) Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan (Predictability) aktivitasnya. Menstandardisasi berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas. c. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities) Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. d. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and Decentralization of dicision making) Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi keputusan diambil pada tingkat tinggi atau oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi di antara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan bawah. 4. Bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan (2001: 150) terdapat tiga jenis utama organisasi maka bentuk-bentuk organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Bentuk Organisaasi Lini Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan. Ciri-ciri organisasi lini : 1. Organisasinya relatif kecil dan sederhana 2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek. 3. pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi. 4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal 5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam. 6. masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya. Keunggulannya : 1. Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya. 2. Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan. 3. Proses pengambilan keputusan berjalan cepat. 4. Pengawasan melekat secara ketat terhadap kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
5. Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik. 6. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan. 7. rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena masih saling mengenal. Kelemahannya : 1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi sering kali tidak dapat dibedakan. 2. ada kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter dan diktator 3. maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan. 4. kaderisasi dan pengembangan karyawan kurang mendapatkan perhatian.
Direktur
Manajer Keuangan
Manajer Personalia
Manajer Produksi
Pekerja A
Pekerja B
Pekerja C
Gambar 2.1 Bentuk Struktur organisasi lini Sumber : Hasibuan (2001: 152) b. Bentuk Organisasi Lini dan Staff Bentuk organisasi lini dan staff pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan
kebaikan-kebaikannya
dan
meniadakan
keburukan-
Universitas Sumatera Utara
keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya, dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari pada staff. Tugas para staff hanya memberikan bantuan, pemikiran dan saran-saran, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya. Ciri-cirinya organisasi lini dan staff : 1. Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staff. 2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff. 3. kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung. 4. Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks. 5. Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung. 6. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal. 7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal. Keunggulannya : 1. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff. 3. adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana. 4. Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan saja. 5. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas. Kelemahannya : 1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat. 2. solidaritas karyawan kurang, karena tidak saling mengenal. 3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
Direktur Utama Staff
Manajer Produksi
Manajer Pemasaran Staff
Staff
Unit A
Unit B
Unit C
Unit D
Unit E
Unit F
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Lini dan Staff Sumber Hasibuan (2001: 153)
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Line authority (Wewenang lini) =( ) Staff authority ( Wewenang Staff) = ( - - - - - - - - ) C. Bentuk Organisasi Fungsional Bentuk organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya. Ciri ciri organisasi fungsional: 1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan. 2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. 3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya. 4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas. 5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional. Keunggulannya: 1. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. 2. Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin. 3. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing. 4. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan. 5. Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahannya: 1. Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan. 2. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan. 3. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan lebih dahulu. 4. Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan. 5. Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit.
Direktur Utama
Direktur Perencana
Proyek A
Direktur Teknik
Proyek B
Direktur Peralatan
Proyek C
Proyek D
Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Fungsional Sumber : Hasibuan (2001: 153) Keterangan : Line authority (Wewenang lini) =( Functional authority ( Wewenang Staff) = (
) --------)
Universitas Sumatera Utara
C. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja Performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai/karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan (Wibowo, 2007:2). Menurut Mangkunegara (2006:9) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Suntoro dalam buku Tika (2006:121) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut
Tika
(2006:121)
kinerja
adalah
hasil-hasil
fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau sekelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan disini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern yaitu kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, karateristik kelompok kerja dan sebagainya, sedangkan faktor ekstern terdiri dari peraturan ketenagakerjaan, pesaing, kondisi ekonomi dan sebagainya. Sedharmayanti (2003:147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika, yang paling penting dari pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh organisasi. Simanjuntak (2005:1) memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya, dengan kata lain upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan kinerja masing-masing individu. 2 Pengertian Kinerja Pegawai Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut: a. Menurut Kusriyanto dalam buku Mangkunegara (2006:9) mendefinisikan kinerja karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya perjam).
Universitas Sumatera Utara
b. Faustino dalam buku Mangkunegara (2006:9) mendefinisikan kinerja karyawan ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas. c. Amstrong dan Baron dalam buku Wibowo (2007:7) mendefinisikan kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja baik dari kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu pada pelaksanaan tugas kerjanya seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 3. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:11) adalah sebagai berikut: a. Kejujuran Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja dan rekan kerja, kejujuran termasuk dalam mengekspresikan
pendapat,
menyampaikan
fakta
dan
memberikan
pertimbangan dan perasaan. b. Pelayanan Setiap aspek dalam proses kinerja harus memberikan pelayanannya kepada setiap pekerja, manajer, pemilik dan pelanggan, dalam proses manajemen
Universitas Sumatera Utara
kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja. c. Tanggung Jawab Merupakan prinsip dasar dibelakangi pengembangan kinerja dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka. Pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki. d. Perumusan Tujuan Manajemen
kinerja
dimulai
dengan
melakukan
perumusan
dan
mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi, sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki dan selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan ditingkat yang lebih rendah, seperti divisi, departemen, tim dan karyawan. e. Komunikasi Dua Arah Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah ini akan menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak. 4. Indikator Kinerja Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari peningkatan kinerja pegawai, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan perusahaan melalui penerapan struktur organisasi yang baik di dalam mengerakkan tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.. Menurut Hasibuan (2002:95), indikator kinerja pegawai dapat dinilai dari beberapa unsur yaitu: 5. Prestasi Kerja Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas menjadi tolok ukur kinerja. a. Kualitas Merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil tidak mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan. b. Kuantitas Merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialami pekerja selama bekerja. 6. Kerja sama Diukur dari kesediaan pegawai/karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal dan horizontal sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 7. Tanggung Jawab Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakan, serta perilaku kerjanya.
Universitas Sumatera Utara