BAB II STUDI DAN ANALISA
2.1. TINJAUAN STUDI 2.1.1. Studi Tentang Revitalisasi 2.1.1.1. Pengertian Revitalisasi Kawasan Menurut Danisworo (1988), Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduruan / degradasi. Pengertian revitalisasi tersebut juga dapat diartikan menghidupkan kembali suatu kawasan yang sudah mati, meningkatkan kawasan yang sudah hidup, menyuntikan sesuatu yang baru (aktivitas dan bangunan) pada suatu kawasan. (Kimpraswil, 2003). Menurut Piagam Burra (1988) Revitalisasi adalah menghidupkan kembali kegiatan sosial dan ekonomi bangunan,
lingkungan/kawasan
yang sudah kehilangan vitalitas fungsi aslinya, dengan cara memasukkan fungsi baru ke dalamnya sebagai daya tarik, agar bangunan atau lingkungan tersebut menjadi hidup kembali.2 Dengan melakukan upaya revitalisasi terhadap kawasan, tentunya diharapkan benar-benar menjadi salah satu aset yang dapat dijual oleh kota tersebut sehingga butuh peran serta masyarakatnya. Hasilnya, selain ditujukan untuk pemerintah juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh masyarakat yang ada pada kawasan sehingga mereka merasa memiliki dan mampu memelihara dengan baik.
2.1.1.2. Tujuan Revitalisasi Kawasan Tujuan kawasan 2
revitalisasi
terbangun
kawasan
melalui
adalah
intervensi
meningkatkan
perkotaan
Konsep revitalisasi kawasan kota sumenep, fania handiyani surya. 2009
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
vitalitas mampu
menciptakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan sistem kota, layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan. 3 Menurut Hanan (2001), revitalisasi bertujuan untuk : 4 1. Menghidupkan kembali kawasan pusat kota yang memudar atau menurun kualitas lingkungannya. 2. Meningkatkan nilai ekonomis kawasan yang strategis. 3. Merangsang pertumbuhan daerah sekitarnya. 4. Mendorong peningkatan ekonomi lokal dari dunia usaha dan masyarakat. 5. Memperkuat identitas kawasan 6. Mendukung pembentukan citra kota.
2.1.1.3. Sasaran Revitalisasi Kawasan Dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah : a. Meningkatnya
kegiatan
melalui
intervensi
yang
mampu
mengembangkan penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlah usaha dan variasi usaha serta produktifitas kawasan. b. Meningkatkan kembali nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor eksternal yang menghambat sebuah kawasan sehingga nilai properti kawasan sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka panjang. c.
Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan sistem kota dari segi spasial, sarana, prasarana serta kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.
d. Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan dan jembatan, air bersih, drainase, sanitasi dan persampahan, 3 4
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 18/prt/m/2010 tentang pedoman revitalisasi kawasan Hanan, 2001. dalam diane elizabeth de yong "Konsep Revitalisasi Permukiman di Kawasan Tua Kasteel Nieuw Victoriakota Ambon"
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
serta sarana kawasan seperti pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi formal dan informal, fasilitas sosial dan budaya, dan sarana transportasi.
2.1.2. Studi Tentang Neighborhood Unit 2.1.2.1. Pengertian Neighborhood Unit Neighborhood unit adalah skema untuk mengatur kehidupan sebuah kawasan permukiman. Tingkat perencanaannya lebih besar dari ukuran keluarga namun lebih kecil daripada kota. 5 Neighborhood unit adalah kota bersuasana "kampung halaman" yang dibuat untuk mengembalikan social community yang sehat ke dalam kehidupan urban. 6 Bentukan fisiknya boleh bervariasi. Luasnya sekitar 100 Hektar. Daya tampungnya diproyeksikan untuk 6.000 sampai 10.000 penduduk. Dalam skala yang lebih luas, satuan tadi boleh dibayangkan seperti sel-sel permukiman
yang
tersebar
disekeliling
kota.
Masing-masing
unit
dipisahkan oleh infrastruktur kota maupun batas alam yang jelas, seperti rel kereta api, jalan raya, sungai, saluran irigasi, ladang, hutan dsb. 7
2.1.2.2. Prinsip-prinsip Dasar Neighborhood Unit Menurut Arthur Perry, ada enam prinsip dasar dalam membentuk sebuah unit lingkungan, diantaranya : a. Ukuran. Sebuah pengembangan unit perumahan harus menyediakan sebuah Sekolah Dasar yang mencukupi kebutuhan penduduknya, yang besarannya sendiri tergantung pada kepadatan penduduknya. b. Batas. Unit perumahan harus dibatasi oleh jalan arteri pada semua sisi, yang cukup lebar untuk mudah dilewati, untuk menghindari terjadinya kemacetan.
5 6 7
Clarence Arthur Perry, in cambridge planning board, 1953. DR. Ir. Agus prabowo, M.Eng. Jurnal neighborhood unit , 2002.
DR. Ir. Agus Prabowo, M.Eng. dalam Neigborhood Unit Concept Plan (Clrarence Arthur Perry. 1929).
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c.
Ruang Terbuka. Taman-taman dan ruang-ruang rekreasi, harus direncanakan dan disediakan untuk memenuhi kebutuhan kawasan tersebut.
d. Lokasi Instansi. Lokasi untuk sekolah dan lembaga-lembaga lainnya yang mempunyai lingkup pelayanan jasa yang bertepatan dengan batas-batas unit harus sesuai pengelompokkan terhadap titik pusat, atau sama. e. Toko-toko lokal. Pusat perbelanjaan satu atau lebih, yang cukup untuk melayani kawasan tersebut, harus ditata dengan mempertimbangkan jarak antar pusat perbelanjaan, lebih baik terletak pada persimpangan jalan dan berdekatan dengan kawasan lainnya. f.
Jalan internal. Sebuah unit perumahan harus menyediakan sistem jalan khusus, masing-masing jalan tol dibangun secara proporsional terhadap kemungkinan beban lalu lintas, dan lebar jalan dirancang untuk memudahkan sirkulasi dalam unit perumahan dan untuk mencegah terjadinya kemacetan.
Gambar 2. Konsep neighborhood unit – Clarence Arthur Perry, 1929. Sumber : wikipedia
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari ke enam prinsip tersebut diatas, bila dikaitkan pada kawasan Kemang, elemen dasar yang belum ada yaitu Taman (Public Space) sebagai elemen pendukung dalam memenuhi kebutuhan lingkungan yang akan memberikan peningkatan terhadap kualitas kehidupan masyarakat.
2.1.3. Studi Tentang Ruang Publik 2.1.3.1. Pengertian Ruang Publik Ruang publik adalah ruang dalam suatu kawasan yang dipakai masyarakat penghuninya untuk melakukan kegiatan kontak publik. Ruang publik dapat berbentuk cluster maupun linier dalam ruang terbuka maupun tertutup. Beberapa contoh ruang publik antara lain : plaza, square, atrium, pedestrian.8 Dari
perkembangan
sejarah,
ruang
publik
kota
memberi
pandangan yang lebih luas tentang bentuk variasi dan karakternya. Pengertian ruang publik secara singkat merupakan suatu ruang yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi, sosial dan budaya.9
2.1.3.2. Persyaratan Ruang Publik Ruang publik dalam suatu permukiman akan berperan secara baik jika mengandung unsur antara lain : comfort, relaxation, passive angagement, active angagement, discovery. 10 a. Comfort, merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan ruang publik. Lama tinggal seseorang berada di ruang publik dapat dijadikan tolok ukur comfortable tidaknya suatu ruang publik. Dalam hal ini kenyamanan ruang publik antara lain dipengaruhi oleh : environmental comfort yang berupa perlindungan dari pengaruh alam seperti sinar matahari, angin; physical comfort yang berupa ketersediannya fasilitas 8
Whyte dalam carmona dkk. 2003.
9
Darmawan,E,2004, Teori dan Kajian Ruang Publik Kota, Badan Penerbit UNDIP,Semarang. 10 Carret al. dalam Carmona dkk.2003.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penunjang yang cukup seperti tempat duduk; social and psychological comfort. b. Relaxation, merupakan aktifitas yang erat hubungannya dengan psychological comfort. Suasana rileks mudah dicapai jika badan dan pikiran dalam kondisi sehat dan senang. Kondisi ini dapat dibentuk dengan menghadirkan unsur-unsur alam seperti tanaman/pohon, air dengan lokasi yang terpisah atau terhindar dari kebisingan dan hiruk pikuk kendaraan di sekelilingnya. c.
Passive engagement, aktifitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara dudukduduk atau berdiri sambil melihat aktifitas yang terjadi di sekelilingnya atau melihat pemandangan yang berupa taman, air mancur, patung atau karya seni lainnya.
d. Active engagement, suatu ruang publik dikatakan berhasil jika dapat mewadahi aktifitas kontak/interaksi antar anggota masyarakat (teman, famili atau orang asing) dengan baik. e. Discovery, merupakan suatu proses mengelola ruang publik agar di dalamnya terjadi suatu aktifitas yang tidak monoton. Aktifitas dapat berupa acara yang diselenggarakan secara terjadwal (rutin) maupun tidak terjadwal diantaranya berupa konser, pameran seni, pertunjukan teater, festival, pasar rakyat (bazaar), promosi dagang.
2.1.3.3. Peranan Ruang Publik Karena pentingnya fungsi ruang publik dalam perencanaan kota perlu diuraikan sebagai berikut :11 a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat, baik formal maupun informal seperti upacara bendera, Sholat Ied pada hari Idul Fitri, dan peringatan-peringatan yang lain, serta informal seperti pertemuanpertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif seperti konser musik. 11
Edy darmawan, 2003, The Functional of Public Space Towards Friendly City.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor, jalan yang menuju ke arah ruang publik tersebut dan ruang pengikat dilihat dari struktur
kota,
sekaligus
sebagai
pembagi
ruang-ruang
fungsi
bangunan disekitarnya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan pindah ke arah tujuan lain. c.
Sebagai tempat pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertainment, seperti tukang sulap, tarian kera dan ular, dan sebagainya.
d. Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan kawasan tersebut, sekaligus sebagai ruang evakuasi untuk penyelamatan masyarakat apabila terjadi bencana gempa atau yang lain. Dari uraian Peranan ruang publik diatas, maka diharapkan dapat menjadikan salah satu elemen kota yang memberikan karakter tersendiri, yang memiliki fungi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat, dan sebagai tempat apresiasi budaya bagi masyarakat setempat khususnya, juga DKI Jakarta pada umumnya.
2.1.3.4. Tipologi Ruang Publik Menurut Stephen Carr (1992) ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe dan karakter sebagai berikut :12 a. Taman Umum (Public Parks) Berupa Lapangan/taman di pusat kota dengan skala pelayanan yang beragam sesuai dengan fungsinya. Tipe ini ada tiga macam yaitu : 1) Taman Nasional (National Parks), skala pelayanan taman ini adalah tingkat nasional, lokasinya berada di pusat kota. Bentuknya berupa zona ruang terbuka yang memiliki peran sangat penting dengan luasan melebihi taman-taman kota yang lain, dengan kegiatan yang dilaksanakan berskala nasional. Disamping sebagai Landmark Kota Jakarta juga dapat sebagai Landmark Nasional, terutama tugu monumen yang didukung dengan elemen asesori 12
Darmawan, 2005;dalam simonds, J-O. 1961
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kota yang lain seperti air mancur, jalan pedestrian yang diatur dengan pola-pola menarik, disamping taman dan penghijauan di sekitar kawasan tersebut. 2) Taman Pusat Kota (Downtown Parks), taman ini berada di kawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon-pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat pula dengan desain pengembangan baru. Areal hijau kota yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan santai dan berlokasi dikawasan perkantoran, perdagangan, atau perumahan kota. Contohnya
lapangan
hijau
dilingkungan
perumahan
atau
perdagangan/perkantoran. 3) Taman Lingkungan (Neighborhood Parks), ruang terbuka yang dikembangkan dilingkungan perumahan untuk kegiatan umum seperti
bermain
masyarakat
anak-anak,
disekitarnya.
olahraga Contohnya
dan
bersantai
taman
bagi
dikompleks
perumahan. 4) Taman Kecil (Mini Parks), taman kecil yang dikelilingi bangunanbangunan, termasuk air mancur yang digunakan untuk mendukung suasana taman tersebut. Contohnya taman-taman disudut-sudut lingkungan/setback bangunan. b. Lapangan dan Plasa (Squares and Plazas) Merupakan bagian dari pengembangan sejarah ruang publik kota plaza atau lapangan yang dikembangkan sebagai bagian dari perkantoran atau bangunan komersial. Dapat dibedakan menjadi Lapangan Pusat Kota (Central Square) dan Plasa pengikat (Corporate Plaza). c.
Peringatan (Memorial) Ruang publik yang digunakan untuk memperingati memori atau kejadian penting bagi umat manusia atau masyarakat ditingkat lokal atau nasional. (contoh Tugu pahlawan Surabaya, Tugu Muda Semarang).
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Pasar (Markets) Ruang terbuka atau ruas jalan yang dipergunakan untuk transaksi biasanya bersifat temporer atau hari tertentu. Contoh : kegiatan pasar krempyeng (sementara) yang berlokasi di depan Java Mall dan pasar Peterongan Semarang di waktu fajar. e. Tempat Bermain (Playground) Ruang publik yang berfungsi sebagai arena anak-anak yang dilengkapi
dengan
sarana
permainan,
biasanya
berlokasi
di
lingkungan perumahan. Tipe ini terdiri dari Tempat Bermain (Playground) atau Halaman Sekolah (Schoolyard). Dari
perkembangan
sejarah,
ruang
publik
kota
memberi
pandangan yang lebih luas tentang bentuk variasi dan karakternya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang kota yang direncanakan. Asesori ruang publik yang harus disediakan semakin berkembang. Misalnya : papan-papan informasi dan reklame, tempat sampah, telpon boks, lampulampu, dsb. Tipologi ruang publik ini memiliki banyak variasi yang kadangkadang memliki perbedaan yang tipis sehingga seolah-olah memberi pengertian yang tumpang tindih (overlapping). Jadi, dalam perencanaan ruang publik pada Kawasan Kemang, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan yaitu termasuk ke dalam tipologi taman lingkungan (Neighborhood Parks). 2.1.3.5. Tinjauan Taman Lingkungan Di Indonesia 13 Untuk skripsi ini, penulis melakukan studi terhadap 2 buah taman yang ada di Jakarta, yaitu taman menteng yang terletak di Jl. Hos Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, dan taman ayodya yang terletak di Jl. Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tujuan mengangkat kedua taman tersebut sebagai studi adalah karena keberadaannya yang dirasakan oleh masyarakat sangat bermanfaat sekali ditengah-tengah 13
Sumber : Survey dengan pengamatan lapangan dan wawancara
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kota yang tingkat polusi udaranya sangat tinggi dan berguna untuk mengembalikan keselarasan diri terhadap lingkungan dan komunitasnya. Selain itu juga terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh kedua taman tersebut.
Foto 1 Tampak Taman Menteng dilihat dari gedung parkir (gambar kiri) Tampak Taman Ayodya dilihat dari jl. Mahakam (gambar kanan)
Taman menteng diresmikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 28 April 2007, seluas 1,2 Ha. Awalnya lahan yang dibangun untuk taman tersebut merupakan stadion kebanggaan warga DKI Jakarta yaitu PERSIJA, namun seiring berjalannya waktu stadion tersebut mengalami
pergeseran
fungsi
sebagaimana
mestinya.
Minimnya
perawatan menjadikan tempat ini kumuh dan dijadikan lahan usaha ilegal sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berinisiatif untuk menyulap kawasan tersebut menjadi sebuah Taman yang dapat dirasakan manfaatnya oleh warga setempat khususnya juga warga jakarta pada umumnya. Berbeda halnya dengan taman Ayodya yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 15 Maret 2009, dengan luas taman 7.500 m² dan ditengahnya terdapat danau buatan seluas 1.500 m². Taman ayodya awalnya merupakan pasar ikan dan bunga hias, namun dengan adanya tuntutan perluasan Ruang Terbuka Hijau di wilayah tersebut sehingga Dinas Tata Kota Jakarta Selatan merubah fungsinya menjadi Ruang Publik yaitu berupa taman. Jika taman Ayodya mempunyai danau ditengah tamannya serta dilengkapi dengan air mancur dan 1 buah amphiteatre untuk pertunjukan seni, maka taman menteng mempunyai 2 buah rumah kaca yang digunakan sebagai ruang pameran dan berbagai event lainnya.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Foto 2 Danau taman ayodya dilihat dari jl.Barito (gambar kiri) Rumah kaca taman menteng dilihat dari jl. Hos Cokroaminoto (gambar kanan)
Bila dilihat dari perbedaan luas lahan, maka taman menteng dilengkapi sarana olahraga outdoor yaitu 1 buah lapang basket, 2 buah lapang futsal, 1 buah lapang volly dan jogging track. Sementara pada taman ayodya hanya memiliki sarana jogging track yang mengelilingi danau saja.
Foto 3 Lapang basket, lapang volly, lapang futsal dan jogging track di taman menteng (gambar atas) Pedestrian & Jogging track di taman ayodya (gambar bawah)
Kedua taman tersebut memiliki sarana parkir kendaraan, namun pada taman menteng disediakan dalam bentuk gedung parkir setinggi 5 lantai yang mempunyai kapasitas parkir sebanyak 346 kendaraan, terdiri dari 146 mobil dan 200 sepeda motor, dikelola oleh dinas perhubungan 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
jakarta pusat. Sementara fasilitas parkir di taman ayodya terdapat dipinggir-pinggir tamannya saja (jalan mahakam), baik untuk parkir sepeda motor maupun mobil, tetapi area yang digunakan untuk parkir tidak mengganggu arus lalu lintas pada jalan barito dan jalan melawai.
Foto 4 Gedung parkir taman di menteng (gambar kiri) Parkir motor dan mobil di taman ayodya (gambar tengah & kanan)
Fasilitas lainnya di taman ayodya yaitu 2 buah gazebo, area parkir sepeda, toilet umum, dan tempat untuk duduk-duduk yang mengelilingi danau. Sementara fasilitas lainnya yang terdapat di taman menteng yaitu sarana bermain anak-anak (play ground), mushola, toilet umum, tempat duduk-duduk di sekitar taman. Selain itu taman menteng juga memiliki koridor pejalan kaki yang cukup lebar dibanding taman ayodya.
Foto 5 Taman Ayodya : Parkir sepeda (kiri), tempat duduk (tengah atas), toilet (kiri bawah), gazebo (tengah bawah) Taman Menteng : Arena bermain anak/playground (kanan)
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2. METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba mendapatkan data primer sebanyak-banyaknya dan selengkap mungkin. Untuk itu metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan pengamatan langsung di lokasi. Yang pertama dilakukan adalah mengunjungi Dinas Tata Kota DKI Jakarta untuk mendapatkan informasi kawasan yang termasuk dalam proyek Revitalisasi Kawasan. Dari beberapa alternatif maka diputuskan untuk memilih kawasan Kemang, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, karena dalam Rencana Bagian Wilayah
Kota
tahun
2005
Kemang
merupakan
kawasan
yang
direncanakan sebagai daerah hunian dengan kepadatan yang sangat rendah yaitu Wisma Taman dan Wisma Sedang yang berubah fungsinya. Meskipun lokasinya berada di pinggir selatan Kota Jakarta, namun Kemang memiliki aksesibiltas yang sangat sibuk dan memiliki potensi terhadap perekonomian yang tinggi. Setelah mendapatkan lokasi, selanjutnya menghubungi kelurahan Bangka untuk mendapatkan data-data tentang kawasan Kemang yang masuk dalam kawasan revitalisasi. Kelurahan bangka terdiri dari 5 RW dan 66 RT. Dari 5 RW tersebut diputuskan untuk memilih sebagian dari wilayah Kemang sebagai wilayah studi kasus yaitu RW 02 dengan pertimbangan bahwa di wilayah studi tersebut terdapat lokasi yang peruntukan lahannya adalah karya taman dan fasilitasnya, selain itu juga dekat dengan jalan utama yaitu jalan kemang selatan yang berbatasan langsung dengan kelurahan Cilandak Timur. (Lihat Gambar 2 dibawah ini)
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3. Peta RRTRW-C dan usulan perubahan peruntukan Sumber : Penataan Kawasan Kemang, SUDIN Tata Kota Jakarta Selatan, 2003.
2.3. ANALISA 2.3.1. Analisa Kawasan Kawasan Kemang merupakan daerah perumahan di Jakarta Selatan yang berubah fungsi dari perumahan dengan intensitas rendah menjadi jalur komersil dan jasa. Perubahan tersebut merupakan akibat 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari lokasi yang strategis terhadap aksesibilitas dan pergeseran mayoritas penghuni (ekspatriat) yang mempengaruhi perilaku sosial yang akhirnya memerlukan fasilitas lingkungan yang berbeda seperti cafe, restoran, bar, hiburan malam dll. Hunian di Kemang saat ini tergolong hunian dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dan termasuk kedalam Penataan Kawasan (Redevelopment Area) oleh Sub Dinas Tata Kota DKI Jakarta Selatan. Selain bermunculan bangunan tinggi (High Rise Building) dan kawasan komersil, Kemang juga memilki festival budaya betawi yang diadakan tiap tahun nya. Namun dalam perayaannya Festival tersebut selalu menggunakan badan jalan Kemang Raya. Kemudian Setiap RW memilki batas wilayah yang jelas yaitu berupa jalan arteri, jalan internal, dan sungai.
Gambar 4. Kawasan Kemang Kelurahan Bangka Sumber : Pengamatan Lapangan
2.3.2. Analisa Lokasi 2.3.2.1. Batasan Lokasi Lokasi studi meliputi sebagian kawasan Kemang yaitu RW. 02 Kelurahan Bangka. Luas RW 02 mencapai 49.6 Ha, terdiri dari 13 RT. Lokasi berada di barat daya Kemang. 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Batas sebelah utara yaitu jalan Kemang 5 & 6 atau berbatasan dengan RW 05. Batas sebelah timur yaitu jalan kemang dalam 10 atau berbatasan dengan RW 03. Batas sebelah selatan yaitu jalan Kemang selatan sekaligus menjadi batas kelurahan Bangka dengan kelurahan Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu. Batas sebelah barat yaitu sungai/kali krukut sekaligus menjadi batas kelurahan Bangka dengan kelurahan Cipete Utara Kecamatan Kebayoran Baru.
Gambar 5. Lokasi Perencanaan di RW 02 Sumber : Pengamatan Lapangan
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2.2. Deskripsi Lokasi Legenda : 1. Kemang Village (Highrise Building 8 buah Tower) 2. TK Islam, SD Islam, MI (Yayasan AHDI Islam) 3. Pemakaman Umum di Jl. Kemang Selatan 4 4. Mushola 5. Apartment Nirvana (Highrise Building) 6. Pom bensin (PERTAMINA) Kemang Raya 7. Masjid Jami Al-Ibadah 8. Madrasah & Play Group 9. Sekretariat RW. 02 10. Pemakaman Umum 11. Global Doctor 12. Toko Swalayan (Alfamart) 13. Tanah Kosong (ada bangunan tua) 14. Tanah Kosong
Gambar 6. Lokasi Eksisting di RW 02 Sumber : Pengamatan Lapangan
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kondisi tersebut diatas merupakan gambaran umum dimana hunian dilayani oleh berbagai sarana yang ada, misalnya, dipinggir sepanjang jalan Kemang Raya dan Kemang Selatan terdapat area komersil yang dapat melayani kebutuhan masyarakat sekitar.
Gambar 7. Peta Eksisting kawasan kemang Sumber : Penataan Kawasan Kemang, SUDIN Tata Kota Jakarta Selatan, 2003.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2.3. Potensi Lokasi
Gambar 8. Sarana Lingkungan Sumber : Pengamatan Lapangan
Potensi yang dimiliki lokasi ini yaitu terdapatnya lahan kosong yang berada disudut jalan Kemang raya dan Kemang Selatan. Lahan kosong
tersebut
juga
direncanakan
sebagai
Karya
Taman
dan
Fasilitasnya.14 Apabila dilihat dari aktifitas beban jalannya, lokasi ini merupakan
daerah
sibuk,
karena
status
jalannya
yang
dapat
menghubungkan dengan wilayah diluar Kawasan Kemang seperti, Depok, Cinere, Fatmawati, Cilandak, Jati Padang, Pasar Rebo. Banyak warga luar Kemang melintasi jalur ini terutama dipagi hari dari arah selatan menuju utara (Jl. Kapten Tendean, Pusat Perbelanjaan Blok M, Jl. Mampang Prapatan). Di lokasi ini juga banyak warga ekspatriat, namun berdasarkan data RW. 02 yang terdaftar sebanyak 42 jiwa, hal tersebut sangat jauh berbeda dengan realita dilapangan.
14
Peta usulan. Penataan Kawasan Kemang, SUDIN Tata Kota Jakarta Selatan, 2003
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.3. Analisa Sirkulasi Dan Jaringan Jalan
Gambar 9. Sirkulasi Kendaraan Sumber : Pengamatan Lapangan
Sirkulasi pada lokasi ini terdiri dari sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan pada RW. 02 berupa jalan kolektor primer, jalan lingkungan/internal dan jalan culdesac. Jalan kolektor sekunder pada wilayah ini adalah jalan Kemang Raya dengan lebar bahu jalan 12 meter yang membelah wilayah RW. 02 dan jalan Kemang Selatan yang merupakan Batas dari kelurahan Bangka dengan Kelurahan Cilandak Timur.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jl. Kemang Selatan
Jl. Kemang Raya Sumber : Pengamatan Lapangan
Jalan lingkungan (internal) dapat menghubungkan antar RT yang meliputi jalan Kemang Selatan 1, jalan Kemang Selatan 1C, jalan Kemang Selatan 5, jalan Kemang Selatan 1D, jalan Kemang Dalam 10 yang merupakan batas dengan RW 03, jalan Kemang Selatan 9, jalan Kemang Selatan 8, jalan Kemang 6 yang merupakan batas dengan RW 05, lebar jalan lingkungan tersebut rata-rata 4 – 5 meter. Selain itu ada juga jalan culdesac yang merupakan jalan Kemang Selatan 1A, jalan Kemang Selatan 4, jalan Kemang Selatan 2, Jalan Kemang 7, jalan Kemang Selatan 8A, jalan Kemang Selatan 8B jalan Kemang Selatan 10, lebar jalan tersebut rata-rata 3 – 4 meter. Namun sirkulasi untuk pejalan kaki tampaknya kurang diperhatikan, seperti minimnya pedestrian, saluran air hujan tidak ditutup sehingga pejalan kaki sering merasa tidak nyaman ketika bepergian ke toko swalayan atau melintasi antar RT. Pedestrian hanya terdapat di jalan utama saja yaitu jalan Kemang Raya dan jalan Kemang Selatan, itupun kondisinya sedikit rusak.
Gambar 10. Jalan Utama sekitar Lokasi Sumber : Google Maps
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jalan Kemang Raya dan jalan Kemang Selatan menghubungkan antar wilayah/kelurahan, seperti jalan Pangeran Antasari, jalan Warung Buncit/Mampang Prapatan, JORR TB. Simatupang.
2.3.4. Analisa Fasilitas Komersil dan Pelayanan Masyarakat Dilokasi terdapat fasilitas komersil yang sangat memadai, warung sebanyak 41 buah toko dan 15 buah restoran. Juga terdapat fasilitas pelayanan masyarakat seperti 6 buah Bank pemerintah dan swasta, 2 buah POM Bensin (PERTAMINA), 3 buah Pos Yandu, Kantor POS namun letaknya berdekatan. Selain itu dilokasi terdapat fasilitas pendidikan milik Yayasan AHDI Islam yang
menyatu (satu lokasi) mulai dari Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah/setara dengan SLTP.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/