BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data & Informasi yang diperlukan untuk mendukung projek tugas akhir ini diperoleh dari sumber : 1. Tinjauan pustaka : melalui media buku, brosur, dan internet. 2. Survei lapangan : melalui wawancara dengan narasumber dan menyebar kuisioner secara online. 2.2 Data Umum 2.2.1
Darah Cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengantar zat-zat yang sangat penting bagi manusia seperti oksigen, menyalurkan bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan sebagai pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus. Pengetahuan mengenai golongan darah dimulai pertama kali oleh Karlk Landsteiner tahun 1901. Landsteiner menemukan bahwa darah seseorang dapat dibagi dalam golongan-golongan tertentu yaitu : • • • • • •
2.2.2
Golongan darah A Seseorang yang memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Golongan darah B Seseorang yang memiliki antigen B pada sel darah merahnya. Golongan darah AB Seseorang yang memiliki antigen A dan B pada sel darah merahnya. Golongan darah O Seseorang yang tidak memiliki antigen A dan B pada sel darah merahnya. Golongan Rhesus
Donor Darah Donor Darah adalah orang yang memberikan darah secara sukarela untuk maksud dan tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan. Semua orang dapat menjadi donor darah jika memenuhi persyaratan yang berlaku. Setelah pengambilan darah untuk di donorkan, darah akan diambil kembali namun tidak sebanyak mendonorkan darah untuk dilakukan pemeriksaan uji saring terhadap IMLTD yang meliputi : • Hepatitis B = HBs Ag • Hepatitis C = Anti HCV 2
3 • •
HIV = Anti HIV Sifilis = TPHA
Komponen-komponen darah dalam 1 kantung darah yang dapat digunakan bagi yang membutuhkannya : • • • • • • • • 2.2.3
Syarat-Syarat untuk Mendonorkan Darah • • • • • •
2.2.4
Sehat jasmani dan rohani Usia 17 – 60 tahun Berat badan minimal 45 kg Tekanan darah sistole antara 100 – 180 dan diastole antara 60 – 100 Kadar hemoglobin minimal 12.5 % Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 1 tahun)
Hal-Hal yang Darah Tidak Dapat Disumbangkan • • • • • • • • • • • •
Darah Lengkap / Whole Blood (WB) Darah Merah Pekat / Packed Red Cell (PRC) PRC miskin leukosit / PRC – Leukocyte Depleted (PRC-LD) Trombosit Pekat (TP) / Thrombocyte Concentrate (TC) Plasma Segar Beku / Fresh Frozen Plasma (FFP) Cryoprecipitate AHF Plasma Cair / Liquid Plasma (LP) Buffy Coat (BC)
Mempunyai penyakit jantung dan paru-paru Menderita kanker Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) Menderita kencing manis (diabetes militus) Memiliki kecenderungan pendarahan abnormal atau kelainan darah lainnya Menderita epilepsy dan sering kejang Menderita atau pernah menderita Hepatitis B atau C Mengidap sifilis Ketergantungan narkoba Kecanduan minuman beralkohol Mengidap atau beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS Dokter menyarankan untuk tidak menyumbangkan darah karena alas an kesehatan
4 2.2.5
Donor Darah Ditunda jika • • • • • • • • • • • • • • • •
Sedang sakit demam atau influenza, tunggu 1 minggu setelah sembuh Setelah cabut gigi, tunggu 5 hari setelah sembuh Setelah operasi kecil, tunggu 6 bulan Setelah operasi besar, tunggu 12 bulan Setelah transfusi, tunggu 1 tahun Setelah tattoo, tindik, tusuk jarum dan transplantasi, tunggu 1 tahun Bila kontak erat dengan penderita hepatitis, tunggu 12 bulan. Sedang hamil, tunggu 6 bulan setelah melahirkan. Sedang menyusui, tunggu 3 bulan setelah berhenti menyusui. Setelah sakit malaria, tunggu 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria. Setelah berkunjung pulang dari daerah endemis malaria, tunggu 12 bulan. Bila tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun berturutturut, tunggu 3 tahun setelah keluar dari daerah tersebut. Bila sakit tipus, tunggu 6 bulan setelah sembuh Setelah vaksin, tunggu 8 minggu Ada gejala alergi, tunggu 1 minggu setelah sembuh. Ada infeksi kulit pada daerah yang akan ditusuk, tunggu 1 minggu setelah sembuh.
2.3 Data Penyelanggara 2.3.1 Palang Merah Indonesia
Gambar 2.1 Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr
5 Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan. Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota). Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 (yang saat ini menjadi hari PMI) dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia. Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Tugas Pokok PMI : • Kesiap-siagaan bantuan dan penanggulangan bencana • Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan • Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat • Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980) Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
6 Palang Merah Indonesia tidak melibatkan diri/berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Dalam pelaksanaannya tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya. 2.4 Data Pendukung 2.4.1
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies
Gambar 2.2 International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) terbentuk pada tahun 1919 di Paris setelah perang dunia 1. Henry Davison, presiden dari America Red Cross War Committee, yang mengajukan pembentukan federasi ini. Konferensi medical internasional yang dimulai oleh Davison menghasilkan kelahiran dari League of Red Cross, yang kemudian pada tahun 1983 berubah nama menjadi League of Red Cross and Red Crescent Societies, dan pada bulan November tahun 1919 berubah menjadi International Federation of red Cross and Red Crescent Societies. Objektif pertama dari IFRC adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang terkena dampak kesehatan yang parah semasa 4 tahun berperang. Ada 5 negara yang awalnya bergabung yaitu : Inggris, Perancis, Itali, Jepang, dan Amerika. Semakin bertambahnya tahun, saat ini sudah ada 186 negara yang bergabung di seluruh dunia.
7 2.4.2
International Committee of the Red Cross
Gambar 2.3 ICRC pertama kali terbentuk di awal bulan Februari tahun 1863 di Geneva, Switzerland. Dari 5 orang member, ada orang lokal yang bernama Henry Dunnant yang pada tahun 1862 telah mempublis buku berjudul Crusading Book ( A Souvenir of Solferino ) yang bercerita tentang tentara yang terluka selama perang. Di akhir tahun, komite tersebut bekerja sama dengan pemerintah menyetujui proposal dari Dunant untuk membantu untuk pengobatan tentara. Dan pada bulan Agustus 1864 membuat pemerintah untuk mengadopsi perjanjian Geneva yang pertama. Perjanjian ini mengharuskan tentara untuk merawat tentara yang sedang terluka, dimana pun dia berada, dan memperkenalkan suatu emblem yang telah disetujui sebagai serfis medis yaitu sebuah symbol berbentuk cross (+) berwarna merah di atas background berwarna putih. Sejak tahun 1945, ICRC terus melanjutkan untuk mendesak pemerintah setempat untuk memperkuat hukum akan kemanusiaan dan untuk menghormatinya. Pada tahun 1949, ICRC menyetujui untuk merevisi dari 3 perjanjian Geneva yang sudah ada ( merawat dan menyembuhkan seseorang ketika sedang berperang, korban dari perang di laut, tahanan perang) dan menambahkan tambahan yaitu untuk melindungi masyarakat yang hidup di bawah kontrol musuh. Dan pada tahun 1977, 2 protokol untuk perjajian tersebut di adopsi, yang pertama dapat dipakai untuk konflik senjata dunia, yang kedua untuk internal – terobosan utama.
8 2.4.3
World Blood Donor Day
Gambar 2.4 Setiap tahun, pada tanggal 14 Juni di selenggarakan World Blood Donor Day di seluruh belahan dunia. Kegiatan dimulai dari tahun 2004 bertepatan dengan ulang tahun Nobel Laureate dan sang penemu system penggolongan darah ABO, Karl LandSteniner. 3 organisasi yang mendukung event ini adalah International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, International Federation of Blood Donor Organizations dan International Society of Blood Transfusion. Event ini pun juga di dukung oleh World Health Organization (WHO). 2.5 Target Pria dan wanita yang berusia antara 18 – 22 tahun yang peduli akan masalah sosial di sekitarnya, selalu ingin melakukan perubahan dan selalu mengikuti perkembangan dunia dengan media Online, media digital, dan media cetak. 2.6 Analisa SWOT • Strengths - PMI DKI Jakarta sudah memiliki peralatan donor darah yang lengkap. - Donor darah merupakan kegiatan sukarela sehingga tidak dipungut biaya sepeser pun. • Weaknesses - Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah. - Masih kurangnya tenaga ahli dalam bidang darah di Indonesia. - PMI saat ini belum memiliki sistem pendaftaran donor darah secara Online. • Opportunities - Dengan melakukan donor darah maka akan dengan cepat terdeteksi penyakit-penyakit besar seperti HIV, hepatitis B dan C , dan sifilis secara cuma-cuma. - Bagi yang memiliki kartu donor darah, ketika membutuhkan darah akan diberikan keringanan dalam biaya. • Threats - Beredarnya persepsi buruk masyarakat akan efek dari mendonorkan darah. - Masyarakat masih tidak mengetahui alasan mengapa ketika membutuhkan darah harus bayar.