BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya diakukan seorang guru sebagai pengajar. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru. Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, terjadi proses berfikir yang melibatkan kegiatan mental. Dalam kegiatan mental terjadi penyusunan hubungan informasi – informasi yang di terima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan. Pemahaman dan penguasaan ini di sebut hasil belajar. Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi yang di ajarkan. Seperti yang dikemukakan oleh Winkel (dalam purwanto,2008 : 45) Hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. dalam konteks demikian hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Purwanto (2008:46-47), mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar juga merupakan realisasi terapainya tujuan pendidikan,sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Dalam hal ini hasil belajar perlu di evaluasi, evaluasi di maksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. Howard kingsley dalam sudjana (1989 : 45 ) membagi tiga macam hasil belajar yakni : 1) Keterampilan an kebiasaan 2) Pengetahuan dan pengertian 3) Sikap dan cita-cita Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kata kunci yang sering muncul ialah perubahan tingkahlaku dan pengalaman.
a. Kategori Hasil Belajar Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (Dalam Sujana, 2008 : 22) bahwa hasil belajar dapat dicapai melalui 3 kategori ranah antara lain ranah kognitif, ranah afektif, serta ranah psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut. 1.
Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian/evaluasi.
2.
Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3.
Ranah Psikomotor Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Diantara ketiga ranah tersebut yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah adalah ranah kognitif, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam meguasai materi yang diajarkan. 2.1.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil belajar Siswa Berbicara faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, banyak para ali yang telah membahasnya. Syah (2008;144) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada intinya terbagi dua faktor yaitu faktor internal
yang terdiri dari aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang meliputi intelegensi, kebiasaan belajar dan minat, serta faktor eksternal yang terdiri atas keluarga, sekolah, dan masyarakat. 1) Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti kesehatan. Faktor internal terdiri dari dua aspek yakni: a. Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus agar tetap bugar, siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. b. Aspek Psikologis Banyak faktor yang bersifat psikis yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yakni: Intelegensi Intelegensi merupakan suatu kecakapan yang dimiliki seseorang siswa dalam menyerap dan merealisasikan hal-hal yang dipelajarinya. Siswa yang telah memiliki tingkat intelegensi yang tinggi akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan,
sebab cepat menyerap apa yang dijelaskan guru dan mudah menyelesaikan tugastugas yang diberika guru dalam waktu yang tepat.
Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar ini bersifat individual yang berbeda-beda satu sama lain dan tidak bisa ditentukan sama rata dari setiap orang. Minat Dalam mempelajari pelajaran siswa perlu memiliki minat terhadap materi yang dipelajari. Kurangnya minat mengakibatkan kurangnya perhatian dalam belajar sehingga akan mengurangi dan mempengaruhi hasil belajar siswa. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa seperti lingkungan, kebersihan dan sebagainya. Faktor eksternal terdiri atas: a. Faktor Keluarga Lingkungan keluarga merupakan faktor penting dalam membina dan membentuk kepribadian anak, bahkan juga dapat dikatakan lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang menentukan prestasi siswa seperti, ekonomi keluarga, suatu rumah dan pengawasan orang tua. b. Faktor Sekolah Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi kelangsungan proses belajar mengajar, maka tetntu terdapat faktor-faktor yang bersumber dari sekolah itu
sendiri yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor tersebut antara lain kemampuan guru, metode mengajar guru, fasilitas proses belajar mengajar. c. Faktor Masyarakat Manusia sebagai mahluk sosial yang ingin bergaul dengan semua manusia ingin berkelompok dengan masyarakat
di sekitarnya.
Keadaan masyarakat
juga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Misalnya lingkungan masyarakat yang sering berjudi, penyabung ayam, peminum dan sebagainya akan mempengaruhi anak ke arah perbuatan yang tidak baik.
2.2
Media Pembelajran Chart Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara kharfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran sangat menentukan dalam proses belajar mengajar terutama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Suparman (1997:65), mendefinisikan media adalah merupakan alat yang dugunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Selanjutnya AECT (Association of Education and Communication Technology) (dalam Arsyad, 2004:3), memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Gagne (dalam
Sadiman dkk, 2007:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya belajar. Menurut Hamalik (1989 : 40) adapun jenis-jenis media pembelajaran diantaranya adalah media grafis, media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Salah satu media grafis yang digunakan untuk menarik perhatian siswa adalah media pembelajaran chart. Chart termasuk media visual yang fungsi pokoknya adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Penggunaan media pembelajaran dalam bentuk media chart akan memudahkan penyampaian pesan yang biasanya dirubah dalam bentuk ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau berupa gambar yang dapat memperjelas suatu konsep. Penggunaan media chart akan menguraikan secara jelas garis besar atau tahapantahapan dari suatu proses dan menyajikannya sekaligus pada satu konsep. Chart merupakan media pembelajaran yang praktis dan mudah didapat oleh guru.
Cara penyajian media chart dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Beberapa cara penyajian chart antara lain menggambar chart di atas kertas dan membankitkan kepada semua anggota kelas, menggambar chart di atas papan tulis, menggambar chart di atas white board, di atas flip chart, papan
pengumuman
atau
dengan
menggunakan
OHP
(Pasaribu,
1993).
http://uaksena.com/media-pembelajaran-media-chart.html di akses tgl 10 juli 2012
Langkah - langkah mempergunakan media chart dalam mengajar, yakni sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan pengajaran. 2) Persiapan kelas. Guru harus dapat memotifasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran. 3) Langkah penyajian pelajaran dengan media chart diperankan guru untuk membantu tugasnya menejelaskan bahan pelajaran. 4) Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media chart oleh siswa sendiri dengan mem-praktekkan-nya atau oleh guru langsung. 5) Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat menilai sejauh mana penggunaan media chart dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
2.2.1 Fungsi Media Pembelajaran Chart Fungsi media chart adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Selain itu juga berfungsi untuk memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentase. Berbicara tentang fungsi media pembelajaran chart, maka hal ini tidak terlepas dari
suasana proses belajar mengajar itu sendiri sebab semua itu merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pangajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. a. Keunggulan Media Pembelajaran Chart Media
pembelajaran
chart
mempunyai
beberapa
keuntungan
dalam
penggunaannya antara lain sebagai berikut : 1. Sifatnya yang sederhana sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar dalam penggunaanya. 2. Penggunaan media pembelajaran chart juga dapat mengefisiienkan waktu, termasuk mengefesienkan waktu belajar sehingga peserta didik dapat lebih cepat memahami materi atau konsep yang diajarkan. 3. Penggunaan media chart ada penyederhanaan konsep dari keseluruhan konsep yang ingin dipelajari sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa.
b. Kekurangan Media Pembelajaran Chart Media pembelajaran chart juga mempunyai kekurangan dalam penggunaannya antara lain sebagai berikut : 1. Biasanya data terlalu banyak 2. Pesannya terlalu singkat sehingga sulit dipahami
3. Hanya menekankan pada persepsi indera mata saja
2.3 Model Pembelajaran Konvensional Model pembelajaran konvensional biasa disebut
juga dengan model
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, adapun metode ceramah adalah penuturan secara secara lisan oleh guru terhadap peserta didik di kelas. Dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok – pokok yang di kemukakan oleh guru, dengan demikian tampak tingkat kemampuan murid-murid.
Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru dimana hampir semua kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa (Oemar Hamalik, 1991). Menurut Jusuf Djajadisastra (dalam strategi belajar mengajar I 1990:29), prosedur penggunaan ceramah antara lain: 1. Merumuskan tujuan khusus pengajaran yang akan dipelajari siswa. Dengan tujuan tersebut dapat ditetapkan apakah metode ceramah benar-benar merupakan metode yang tepat. 2. Menyusun bahan ceramah secara sistematis. 3. Mengidentifikasi istilah-istilah yang sukar dan perluh diberi penjelasan dalam ceramah.
4. Melaksanakan ceramah dengan memperhatikan: a. Sajikan kerangka materi dan pokok-pokok yang akan diuraikan dalam ceramah b. Uraikan pokok tersebut dengan jelas dan usahakan istilah yang sukar dijelaskan secara khusus c. Diupayakan bahan pengait dan advance organizer agar pengajaran lebih bermakna d. Dapat dilakukan dengan pendikator deduktif dan induktif e. Gunakan multi metode dan multi media.
5. Menyimpulkan pokok-pokok isi materi yang diceramahkan dikaitkan dengan tujuan pengajaran. Metode ceramah ini yaitu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar. Sebagai contah, guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, kemudian memberikan soalsoal latihan dan siswa disuruh mengerjakannya. Jadi kegiatan guru yang utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang disampaikan guru. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran secara konvensional adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru dimana aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode ceramah. 2.3.1. Ciri-ciri Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional mempunyai ciri-ciri, antara lain : 1.
Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
2.
Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3.
Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran.
4.
Materi ajar bersumber dari guru.
2.3.2. Langkah-langkah Pembelajaran Konvensional Langkah-langkah pembelajaran konvensional menurut Sujarwo adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa dari materi pelajaran yang disampaikan. 2. Guru member latihan soal yang dikerjakan invidu oleh siswa 3. Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara beberapa siswa disuruh mengerjakan di papan tulis 4. Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah
a. Keunggulan Model Konvensional Keunggiulan pembelajaran konvensional pada metode ceramah yaitu sebagai berikut: 1. Guru dapat menguasai seluruh arah kelas sebab guru semata-mata berbicara langsung sehingga dapat menentukan arah dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan 2. Dengan berceramah persiapan satu-satunya yang diperlukan guru adalah buku catatan atau bahan pengajaran. 3. Pembicaraan ada kemungkinan sambil duduk atau berdiri.
b. Kekurangan Model Konvensional 1. Guru tidak mengetahui sampai dimana siswa-siswanya telah mengerti 2. Pembicaraan guru sering menganggap bahwa karena siswa-siswanya duduk dengan diam serta sebagian besar memperhatikan sambil diam hanya bentuk kesopanan bukan tanda adanya pengertian. 3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama membosankan
2.4 Kerangka Berfikir Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu adanya media pembelajaran yang baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Penggunaan media disini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam melaksanakan
proses belajar mengajar di kelas sehingga hasil belajar akan meningkat sesuai yang duharapkan. Hamalik (1989:11) mengemukakan definisi media pendidikan dengan menggambarkan ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah: a. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga” artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan dapat diamati melalui panca indera kita. b. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar. c. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dengan siswa. d. Media pendidikan adalah berupa alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas. e. Berdasarkan c dan d maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara” (media-media). f. Media pendidikan mengandung aspek-aspek sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat kaitannya dengan metode mengajar. Jadi menurut pandangan Hamalik (1989:12) yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.
Untuk lebih jelasnya hubungan media pembelajaran dengan hasil belajar siswa, dapat dilihat pada bagan berikut :
Kelas Eksperimen
PBM Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Chart
Hasil Belajar
Post Test
Kelas Kontrol
PBM Melalui Penggunaan Pembelajaran Konvensional
- Media Chart - Komunikasi - Kesimpulan
Hasil Belajar
Gambar 2.1. Karangka Berpikir
2.5
Hipotesis Penelitian Berdasarkan dari judul penelitian, rumusan masalah serta kerangka teoritik
yang telah diuraikan di atas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “ Terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan media chart dibandingkan dengan model konvensional pada mata pelajaran ekonomi di Madrasah Aliah Negeri Model Gorontalo.