BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Ketepatan Menangkap Bola 2.1.1.1 Pengertian Penjaga Gawang Penjaga gawang atau kiper merupakan pertahanan yang paling akhir dalam permainan sepak bola. Menjadi kiper butuh ketangguhan fisik dan mental. Seorang kiper harus mencermatisemua arah datangnya bola. Penempatan posisi juga merupakan hal terpenting yang harusdilakoni seorang kiper. Penempatan posisi yang benar dan tepat membantu seorang kiper untuk menangkap bola dengan baik dan sempurna. Kiper harus bergerak cepat keposisi di bawah mistar gawang, memantau kemungkinan arah bola yang datang dan bersiap-siapdiposisi tepat untuk menangkapnya. Satu hal juga yang harus diperhatikan adalah kiper harus berkomunikasi dengan rekan pemain lain. Dia harus membantu rekannya untuk menyuruhmereka mengawal lawan atau berjaga-jaga disekitar gawang ketika timya diserang (Handayani, 2011: 6). Menurut Luxbacher (2008: 125) bahwa kipper atau penjaga gawang adalah satu-satunya spesialis sejati dalam tim sepak bola. Dengan diberi tugas untuk melindungi gawang berukuran tinggi 8 kaki dalan lebar 24 kaki, kiper menyediakan pertahanan terakhir yang harus dilewati lawan untuk mencetak gol. Kiper yang baik kompeten dalam berbagai keterampilan menjaga gawang yang spesifik. Selanjutnya, Luxbacher (2008: 125) mengemukakan keterampilan menjaga gawang mencakup: (1) posisi berdiri dasar, yang biasanya disebut posisi siap; (2) metode untuk 6
menerima bola rendah, sedang, setinggi dada, dan bola tinggi; (3) metode terjun; dan (4) metode membagikan bola dengan menggulirkan, melempar, menendang atau menyepak. 1. Posisi berdiri kiper Lakukan posis siap, jika lawan yang menguasai bola berada dalam jarak tembak gawang. Dari posisi siap akan mampu bergerak cepat ke segala arah. Luruskan bahudengan bola dan kaki direnggangkan kira-kira selebar jarak bahu. 2. Cara menerima bola di atas permukaan lapangan Melakukan permainan yang rutin sebagai dasar yang tetap sama pentingnya dengan melakukan permainan yang spetakuler sekali-kali. Pada kenyataanya, mayoritas dari penyelenggara yang anda lakukan mungkin tidak sama dengan rutinitas kecuali jika tim memutuskan untuk tidak membuat pertahanan di depan anda. Kebanyakan penyelematan yang akan anda lakukan melibatkan bola yang menggelinding diatas permukaan lapangan. Menggunakan tiga tehnik yang berbeda untuk menerima bola tergantung pada sifat tembakan. a. Bola yang menggelinding langsung ke arah kiper. Gunakan tehnik yang biasanya disebut dengan standing save (menyelamatkan bola dengan berdiri). Dari posisi siap dengan cepat berbalik kesamping pada posisi antara bola dan gawang.
b. Tembakan rendah langsung ke arah kiper. Standing save yang biasa tidak tepat digunakan untuk tembakan yang rendah dan kuat yang di arahkan langsung ke kiper atau untuk tembakan yang memantul tepat di depan kiper.
c. Bola yang menggelinding ke samping kiper. Dalam beberapa situasi, anda mungkin mempunyai waktu untuk mengatur posisi standing save. Jenis tembakan seperti ini, biasanya di sebut dengan tweener, cukup jauh sehinggah standing save tidak mungkin di lakukan tapi tidak cukup untuk diving save. 3. Cara menerima bola dari atas Kiper juga harus mampu menerima dan memegang bola yang datang dari atas. Tembakan yang kuat dari luar dari luar daerah finalti dan bola yang di arahkan ke gawang dari sayap lapangan menimbulkan tantangan bagi kiper. Cara anda menerima bola tergantung pada ketinggian dan jalur gerakan tembakan. a. Bola dengan ketinggian sedang Bola yang ketinggianya sedang adalah bola yang tiba diantara pergelangan kaki dan pinggang. Untuk menerima bola yang tiba pada ketinggian perkelangan kaki, gunakan tekhink menyedok yang sama dengan yang digunakan saat menerima bola yang menggelinding langsung ke arah anda. b. Bola dengan ketinggian dada atau kepala Luruskan bahu dengan bola yang akan datang. Letakan tangan anda kira-kira pada ketinggian dada dengan telapak tangan menghadap kedepan dan jari direnggangkan serta mengarah pada bola. Saat bola tiba, tempatkan tangan anda pada posisi yang biasa di sebut dengan posisi W (window atau jendela), dengan jari direnggangkan dan ibu jari habir bersentuhan. c. Bola tinggi Untuk menerima dan mengontrol bola tinggi mungkin merupakan ujian yang paling sulit. Keberhasilan membutuhkan tehhnik yang benar, keseimbangan dan kontrol tubuh,
pengaturan waktu yang tepat, dan penilaian yang baik.berdirilah menghadap bola saat bola mendekati daerah gawang, bahu tetap lurus. 4. Cara terjun untuk menyelamatkan gawang Kiper yang terjun sepenuhnya untuk menyelamatkan gawang merupakan salah satu saat yang menarik dan akrobatis dalam sepak bola. Gerakan terjun di mulai dari posisi siap dengan penglihatan yang difokuskan pada bola. Anda harus mengatur gerakan kaki dan badan untuk membungkuk ketitik di mana anda akan meminta bola. 5. Cara membagikan bola Setelah melalukan penyelamatan, anda harus memulai serangan tim anda dengan menggelinding, melempar, atau menyepak bola ke rekan seregu anda. a. Menggelinding bola Menggelinding bola merupakan cara yang efektif untuk membangkitkan bola dalam jarak 20 yard atau kurang. Gerakanya hampir sama dengan olahraga bowling.letaikan bola pada telapak tangan yang di lekukakan, melangkah kearah target, dan lepaskan bola dengan gerakan bowling. Lepaskan bola sejajar dengan permukaan agar bola tidak memantul. b. Melemparkan bola Anda dapat membagikan bola ke jarak yang jauh dengan melempar atau menendangnya. Pelemparan bola memiliki dua keuntungan melebihi tendangan: ketepatan dan kecepatan. Kiper menggunakan dua teknik pelemparan yang terkenal. Gunakan lemparan baseball untuk melambungkan bola pada jarak medium 20 hinggah 25 yard.lepaskan bola dengan gerakan yang sama dengan gerakan melempar bola pada permainan baseball. c. Menendang bola
Walaupun kurang akurat jika dibandingkan dengan lemparan, tendangan juga merupakan cara yang baik untuk menggerakan bola kie arah akhir lapangan lawan dengan cepat. Teknik menendang yang paling umum adalah tendangan full volley dan dropkick. 2.1.1.2 Permainan Sepak Bola Menurut Luxbacher (2008: 1) bahwa dalam permainan sepak bola dapat membangkitkan luapan keinginan dan emosi yang tidak sama dengan olahraga lainya. Sepak bola adalah sesuatu yang umum diantar orang-orang dengan latar belakang dan keturunan yang berbeda-beda, sebuah jembatan yang menghubungkan jenjang ekonomi, politik, kebudayaan, dan agama dikenal sebagai “bola kaki” hampir di seluruh dunia, sepak bola merupakan olahraga nasional hampir di seluruh negara melakukan permainan ini. Lebih lanjut Luxbacher (2008: 2) menyatakan bahwa permainan sepak bola adalah permainan yang di mainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang, masing-masing tim mempertahankan sebuah gawang dan mencoba menjebolkan gawang lawan. Kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah penalti. Pemain lain tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan mereka untuk mengontrol bola. Tapi mereka dapat mengunakan kaki, tungkai atau kepala. Kamaludin (2008: 4) menjelaskan bahwa sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan meyepak bola, dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, maka pemain dibenarkan mengguunakan seluruh angota tubuh kecuali lengan, hanya penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan dan lenganya di daerah tendangan hukumanya sendiri. Menurut Roji (2008: 2) bahwa sepak bola adalah permainan yang dilakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang pada permukaan yang datar dengan ukuran: panjang garis
samping: 100 – 110 m, lebar lapangan : 64–75 m, daerah gawang : 18,32 x 5,5 m, daerah hukuman: 40,39 x 16,5 m, jari-jari lingkaran tengah: 9,15 m, dan jarak titik tendangan hukuman penalti dari garis gawang: 11 m. Dua penajaga garis mendampingi wasit, penjaga garis menunjukkan ketika bola keluar dan menentukan tim manakah yang harus melakukan lemparan kedalam, tendangan gawang, atau tendangan sudut. Mereka juga mendampingi wasit ketika pelanggaran offside terjadi. Kamaludin (2008: 5) mengemukakan bahwa permainan sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola kian-kemari yang diperebutkan oleh para pemain dengan tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukkan bola. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan, kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan seluruh anggota badan termasuk tangan. Sepak bola merupakan permainan beregu yang yang masing-masing regu terdiri dari 11 pemain. Oleh karena itu, satu regu di dalam permainan sepak bola dinamakan dengan kesebelasan. Biasanya, permainan sepak bola dimainkan dalam dua babak (2 x 45 menit) degan waktu istrahat 15 menit di antara dua babak tersebut. Mencetak gol ke gawang lawan merupakan sasaran dari setiap kesebelasan. Suatu kesebelasan dinyatakan sebagai pemenang, apabila dapat memasukkan bola ke gawang lebih banyak atau kemasukan bola lebih sedikit jika dibandingkan dengan lawannya. Sepak bola dimainkan oleh dua kelompok pemain, dan tiap-tiap kelompok terdiri dari sebelas orang, sehingga dinamakan "Kesebelasan". Kesebelasan dapat bermain dengan baik, jika setiap pemainnya memiliki keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan bermain sepak bola seperti penguasaan teknik dasar dan taktik permainan. Teknik dasar dalam permainan sepak bola meliputi teknik
menendang, teknik menyetop, teknik mengkop (menyundul bola), teknik
menangkap bola (sebagai penjaga gawang), teknik melempar
(throw-in), dan teknik
mengumpan. Para ahli sepak bola sepakat bahwa faktor penting dan berpengaruh serta dibutuhkan dalam permainan sepak bola adalah teknik dasar permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh para pemain lain (Djawad dkk., 2011:1). Penguasaan teknik dasar merupakan suatu prasyarat yang harus dimiliki oleh setiap pemain, agar permainan dapat dilakukan dengan baik. Teknik dasar permainan sepak bola menentukan sampai dimana seorang pemain dapat meningkatkan mutu permainannya. Penguasaan teknik dasar yang baik dan sempurna, pemain dapat melaksanakan taktik permainan dengan mudah karena pemain tersebut mempunyai kepercayaan pada diri sendiri cukup tinggi dan setiap pengolahan bola yang dilakukan tidak banyak membuang tenaga yang tidak perlu. Mengkaji pola gerak permainan sepak bola, di dalamnya meliputi gerakan-gerakan seperti lari, lompat, loncat, menendang, menghentakan dan menangkap bola bagi penjaga gawang (Sucipto, 2009: 8). Semua gerakan-gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya bermain sepak bola. Beradasar pada analisis rumpun gerak da keterampilan dasar, pemain sepak bola memiliki 3 keterampilan dasar gerak yaitu gerak lokomotor, gerak non lokomotor, dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor dalam permainan sepak bola tercermin pada gerakan perpindahan tempat ke segala arah, melompat/meloncat, dan meluncur (Sucipto, dkk., 2009: 8). Gerak non lokomotor dalam permainan sepak bola tercermin pada gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat seperti menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk (Sucipto, dkk., 2009: 9). Gerak manipulatif dalam permainan sepak bola tercermin pada gerakan-gerakan seperti menendang bola, menggiring bola,
menyundul bola, merampas bola dan menangkap bolabagi penjaga gawang, atau lemparan ke dalam untuk memulai permainan setelah bola keluar lapangan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkn bahwa permainan sepak bola Permainan sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu dengan jumlah pemain masing-masing regu sebanyak 11 orang termasuk penjaga gawang. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan boal ke gawang lawan. sebanyak-banyaknya, dan berusaha sekuat tenaga menjaga agar gawangnya tidak kemasukan bola. 2.1.1.3 Fasilitas Alat-Alat dan Perlengkapan Dalam setiap cabang olahraga memang sangat khusus mempunyai fasilitas, alat-alat perlengkapan sendiri. Sebagaimana dalam peraturan, FIFA (2010: 4) menjelaskan sebagai berikut: 1. Lapangan. Lapangan permainan sepak bola harus berbentuk empat persegi panjang, dan garis samping (touch line) harus lebih panjang dari garis gawang (goal line). Lapangan permainan sepak bola di tandai dengan garis. Garis-garis ini termasuk dalam daerah permainan yang di batasi. Dua batas garis yang panjang disebut garis samping. Dua garis pendek disebut garis gawang. Lebar garis-garis ini tidak lebih dari 12 cm. Lapangan dibagi dalam dua bagian oleh sebuah garis tengah, titik tengah terdapat pada pertengahan garis tengah dan dikelilingi oleh sebuah lingkaran dengan radius 9,15 meter. 2. Daerah gawang. Daerah gawang terdapat pada masing-masing ujung lapangan sebagai berikut: dua buah garis tegak lurus dengan garis gawang dibuat pada sisi kiri dan kanan gawang, dengan jarak 5,5 meter, diukur dari bagian sebelah dalam tiang gawang, kedua garis
ini di buat ke dalam lapangan permainan dengan panjang 5,5 meter, dan dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang adalah daerah gawang. Daerah penalti dibuat pada masing-masing ujung lapangan permainan sebagai berikut: dua buah garis tegak lurus dengan garis gawang dibuat pada sisi kiri dan kanan gawang, dengan jarak 16,5 meter, diukur dari bagian dalam tiang gawang, kedua garis ini dibuat ke dalam lapangan permainan dengan panjang 16,5 meter dan dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Daerah yang di batasi oleh garis-garis ini dan garis gawang adalah daerah penalti. Pada daerah penalti dibuat sebuah titik penalti yang berjarak 11 meter dari titik tengah antara kedua tiang gawang, dan sama jaraknya dengan tiang gawang tersebut. Di luar dari daerah penalti dibuat suatu garis lurus/lingkaran dengan radius 19,5 meter, dari masing-masing titik penalti. Tiang bendera dengan tinggi tidak kurang dari1,5 meter yang bagian atasnya tumpul dan terpasang bendera. Di tempatkan pada setiap sudut lapangan. Tiang bendera juga boleh di tempatkan di ujung garis tengah, tidak kurang dari 1 meter diluar garis samping. Di setiap bendera di setiap sudutdi buat seperempat lingkaran dengan radius 1 meter ke dalam lapangan permainan. 3. Gawang. Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang tegak lurus yang sama jaraknya dari tiang bendera sudut dan dihubungkan secara horizontal oleh sebuah mistar/palang gawang. Lebar gawang adalah 7,32 meter dan jarak dari bagian paling bawah mistar/palang gawang ke tanah adalah 2,44 meter. Lebar gawang ke dua tiang gawang dan lebar mistar/palang gawang sama, tidak lebih dari 12 cm.
4. Perlengkapan Pemain. Perlengkapan dasar/utama yng wajib dipakai oleh seorang pemain adalah sebagai berikut: a) Baju kaos atau kemeja olahraga b) Celana pendek, jika memakai celana dalam penghangat warnanya harus sama dengan warna celana pendek utama. c) Kaos kaki d) Pelindung tulang kering e) Sepatu f) Tiap penjaga gawang harus memakai kaos yang warnanya beda dengan warna kaos pemain lainya, wasit, dan asisten wasit. 2.1.1.4 Teknik Dasar dalam Permainan Sepak Bola Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali denganskill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukankeahlian dalam menguasai atau mengontrol bola. Pemain harus merasakan bahwa bola adalah bagian dari dirinya. Pemain yang memiliki skill/teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Menurut (Handayani, 2011: 3-4) menjelaskan bahwa ada beberapa macam skill/teknik dasar yang harusdimiliki seorang pemain sepak bola. Tanpa itu, pertandingan menjadi kurang menarik: 1. Menendang (kicking) Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola yang palingdominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain
secaraefisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing), menembak kegawang (shooting), dan menyapu untuk menggagalkan lawan (sweeping). a) Menendang dengan kaki bagian dalam pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannyaadalah sebagai berikut: 1. Badan menghadap sasaran di belakang bola 2. Kaki tumpu berada di samping bola, lutut sedikt ditekuk 3. Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola 4. Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah bola 5. Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola b) Menendang dengan punggung bagian dalam pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long passing). Analisis gerakannyaadalah sebagai berikut : 1. Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki tumpu diletakan disamping bola 2. Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan 3. Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola c) Menendang dengan punggung kaki Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis geraknya adalah sebagai berikut :
1. Badan dibelakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakan disamping boladengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk. 2. Kaki tendang berada dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran 3. Kaki tendang tarik kebelakang dan ayunkan kedepan.perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola 4. Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola 2. Menerima / menghentikan bolaTujuan menerima / menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing. a) Menerima bola dengan kaki bagian dalam 1. Posisi badan segaris dengan datangnya bola 2. Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk 3. Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan kedepansegaris dengan datangnya bola 4. Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam 5. Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah badan (terkuasai) b) Menghentikan bola dengan punggung kaki 1. Posisi badan menghadap datangnya bola 2. Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk 3. Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit kedepan menjemput datangnya bola 4. Bola menyentuh kaki persis di punggung kaki c) Menghentikan bola dengan telapak kaki
1. Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola 2. Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk 3. Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap kesasaran 4. Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan d) Menghentikan bola dengan paha 1. Posisi badan menghadap datangnya bola 2. Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk 3. Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus dengan paha 4. Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal pahaf. menghentikan bola dengan dada 5. Posisi badan menghadap datangnya bola 6. Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk 7. Dada sedikit dibusungkan kedepan menghadap arah datangnya bola 8. Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada 3. Menggiring bola (dribbling) Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola, antara lain: b) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam c) Menggiring bola dengan kaki bagian luar d) Menggiring bola dengan punggung kaki
4. Menyundul bola Tujuan menyundul bola dalam permainan sepak bola adalah untuk mengoper, mencetak boladan mematahkan serangan lawan / membuang bola. Banyak gol tercipta dalam permainansepak bola dari hasil sundulan kepala. Pemain harus belajar untuk menyundul bolamenggunakan dahi, bukan ubun-ubun kepala. Pemain harus sadar bahwa mereka yang akanmenyundul bola, bukan bola yang membentur mereka. Ditinjau dari posisi tubuhnya,menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri dan sambil meloncat / melompat.
5. Lemparan kedalam (throw in) Ketika bola melewati garis lapangan, pemain akan melakukan lemparan kedalam. Berikutaturan tentang lemparan kedalam yang benar : a) Pelempar harus memegang bola dan melemparnya dengan kedua tangan b) Posisi bola harus berada dibelakang kepala dan dilepas melewati kepala c) Kedua kaki tidak boleh bergerak selama melakukan lemparan d) Posisi badan harus sesuai dengan arah lemparan 6. Merampas bola (tackling) Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasaan lawan. Merampas boladapat dilakukan dengan sambil berdiri (standing tackling) dan sambil meluncur (sliding tackle) Bila dilihat dari cara mempergunakan kaki waktu menendang bola, dapat dibagi atas tiga cara yaitu: cara menendang bola dengan punggung kaki, kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar (Kamarudin, 2008: 8). 1) Cara menendang bola dengan punggung kaki (kura-kura kaki)
Sikap permulaan: Kaki tumpu diletakkan di samping bola jaraknya kiran-kira kepal, badan condong kedepan, lutut kaki tumpu agak ditekuk, kaki yang akan digunakan untuk menendang lurus ke belakang. 2) Cara menendang bola dengan kaki bagian dalam Sikap permulaan : Kaki tumpu diletakkan di samping bola jaraknya kira-kira satu kepal, badan condong kedepan, lutut kaki tumpu agak ditekuk, kaki yang akan digunakan untuk menendang lurus ke belakang.
3) Cara menedang bola dengan kaki bagian luar Kaki tumpu diletakkan disamping bola jaraknya kira-kira satu kepal, badan condong kedepan, lutut kaki tumpu agak ditekuk, pada waktu menendang akan bola segera pergelangan kaki ditekuk ke bawah dan diputar ke dalam. Beradasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik dasar sepak bola adalah: 1) teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari: (a) lari cepat dan mengubah arah; (b) melompat dan meloncat; (c) gerak tipu tanpa bola. 2) Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola, terdiri dari: (a) menendang bola; (b) menerima bola; (c) menggiring bola; (d) menyundul bola; (e) melempar bola; (f) gerak tipu dengan bola; (g) merebut bola; (h) teknik-teknik khusus penjaga gawang. 2.1.2 Hakikat Latihan Reaksi 2.1.2.1 Pengertian Latihan Pentingnya Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam suatu program latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis, ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh
sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik (Mutholib, 2010: 2) Jika kondisi fisik baik maka: 1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen kondisi fisik lainnya. 3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5. Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respondemikian diperlukan (Mutholib, 2010: 4). Sukardiyanto (2010: 9) mengemukakan bahwa dalam bidang olahraga tujuan latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk mencapai tujuan utama latihan yaitu memperbaiki tingkat terampil maupun petunjuk kerja dari atlit diarahkan pelatihnya untuk mencapai tujuan umu latihan. Sehubungan dengan uaian di atas, maka Bompa (dalam Liputo, 2009: 23) memberikan batasan bahwa latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Sukadiyanto (20010: 6) mendefinisikan latihan terdiri dari beberapa pengertian, yakni: (1) pengertian latihan yang berasal dari kata practice, adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya; (2) pengertian latihan yang berasal dari exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan kerakannya;
dan (3) pengertian latihan berasal dari kata training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi, teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur sehingga tujuan latihan dapat tercapai pada waktunya. Setiap cabang olahraga memerlukan status kondisi fisik yang bervariasi perbedaannya satu dengan yang lain.Untuk menentukan status kondisi pemain perlu latihan kondisi fisik dasar dan bersifat umum yang harus diberikan jauh sebelum program khusus. Kamaludin (2008: 21) mengemukakan bahwa daya ledak otot (explosive streght, muscvilar power) adalah kemampuan untuk melakukakn aktifitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengarahkan seluruh kemampuan dalam waktu yang singkat. 2.1.2.2 Latihan Rekasi Latihan olahraga menurut Harre (dalam Anindya, 2009: 23) adalah proses penyempurnaan olahraga yang dilaksanakan secara sistematis untuk meningkatkan kesiapan dan keterampilan dari seorang olahragawan. Sedangkan menurut Martin, latihan olahraga adalah proses terencana yang berguna untuk mengembangkan penampilan olahraga yang kompleks dengan memakai metode latihan, isi latihan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Misalnya ingin mengembangkan kecepatannya, maka harus diberi latihan kecepatan. Tujuan dari latihan adalah untuk meningkatkan kondisi fisik dan keterampilan dalam melakukan suatu respond dan proses pemulihan dari suatu stimulus. Menurut Simkin, waktu reaksi dapat memendek 10-20% dengan diberikan latihan. Dengan adanya pengulangan, stimulus dapat diadaptasi oleh atlit dengan syarat tertentu. Stimulus yang berulang-ulang dapat merubah kapasitas fisik dan adaptasi biologis. Sebagai hasil dari latihan jangka pendek dapat menyebabkan peningkatan kecepatan dan kekuatan. Sedangkan hasil latihan jangka panjang akan
menyebabkan peningkatan kapasitas aerobik yang diukur dengan pengambilan oksigen maksimum. Latihan fisik adalah latihan yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang dituangkan dalam program latihan. Latihan ini akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata, tapi dapat pula menurunkan kemampuan fisik.
Tujuan latihan fisik adalah untuk
mencapai penyesuaian biologi, agar dapat menampilkan keterampilan secara optimal, meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Dalam membina atlet-atlet muda, hendaknya melalui 3 fase, Bompa (dalam Anindya, 2009: 24) adalalah sebagai berikut: Fase 1 : Perkembangan menyeluruh (All Round) Membiasakan anak untuk melakukan sebanyak mungkin ragam aktivitas olahraga dan permainan. Dilakukan untuk umur 11-13 tahun. Fase 2 : Pemantapan kondisi Yaitu dengan mengikutkan anak dalam berbagai macam pertandingan atletik bagi kelompok usianya. Dilakukan pada usia 14-16 tahun. Pada fase ini, perhatian mereka akan terbagi secara seimbang pada kekuatan, daya tahan, dan mobilitas. Fase 3 : Memilih Pada umur 16-17 tahun, diharapkan atlet dapat memilih cabang olahraga. Berkaitan dengan penjelasan di atas, maka latihan yang dikaji dalam penelitian ini adalah latihan reaksi Menurut Bompa (dalam Anindya, 2009: 20-21) bahwa dalam meningkatkan waktu reaksi latihan sederhana adalah sebagai berikut: a) Reaksi berulang-ulang
Berdasarkan atas kesiapan individu terhadap datangnya stimulus, baik visual maupun pendengaran atau perubahan kondisi dalam melaksanakan suatu keterampilan. Contohnya pada pengulangan start dengan jarak waktu yang berbeda antara siap dan aba-aba start. Perubahan jarak waktu yang dilakukan oleh pelatih akan menyebabkan reaksi yang berbedabeda. b) Metode analitis Lebih diarahkan pada pelaksanaan keterampilan atau elemen teknik untuk mencapai kondisi yang lebih ringan (lebih mudah) c) Metode sensomotor Waktu reaksi seseorang pada jarak yang sangat kecil (micro interval). Setiap latihan seharusnya dapat dibedakan ke dalam tiga fase: Fase 1 : Aba-aba dari pelatih, atlit akan melakukan start dengan kecepatan maksimum pada jarak yang pendek (5m). Setelah pengulangan, pelatih memberitahu atlit kecepatannya. Fase 2 : Aba-aba dari pelatih, atlit akan melakukan start dengan kecepatan maksimum tetapi atlit memperkirakan waktu reaksinya sebelum pelatih memberitahu waktu sebenarnya. Atlit belajar mengetahui waktu reaksinya. Fase 3 : Atlit melakukan start dengan waktu reaksi yang ditentukan. Waktu reaksi berhubungan erat dengan konsentrasi atlit. Bila konsentrasi atlit tertuju pada gerakan yang akan dilakukan pada aba-aba start, maka waktu reaksinya memendek. Waktu reaksi juga memendek beberapa detik bila otot dalam keadaan siap. Selanjutnya Bompa (Anindya, 2009: 21-22) bahwa untuk meningkatkan waktu reaksi kompleks adalah sebagai berikut : b) Reaksi terhadap objek berjalan
Melibatkan suatu tim olahraga dan melibatkan dua lawan. Contohnya, tim bola kaki melakukan tendangan bola dan kiper harus melihat datangnya bola, menentukan arah dan kecepatannya, mengetahui rencana tindakannya, dan melaksanakannya dalam waktu yang singkat. Zatzyorsk (dalam Anindya, 2009: 21) mengatakan bahwa elemen-elemen tersebut harus dilakukan dalam waktu 0,25-1 detik Jarak waktu terpanjang terdapat pada waktu melihat datangnya bola. Oleh karena itu pada saat latihan, pelatih banyak menekankan pada elemen tersebut yaitu kemampuan untuk memvisualkan objek bergerak. Sedangkan elemen yang lain biasanya dilakukan tanpa dipikir oleh pemain. c) Reaksi selektif Seleksi dari respon motorik yang tepat dari respon yang mungkin terjadi terhadap pola gerakan lawan. Sebagai contoh, petinju mengambil sikap bertahan dan memilih reaksi yang terbaik terhadap tindakan lawan. Pengembangan reaksi selektif harus dilakukan dengan progresif. Pertama, atlit dilatih untuk melakukan reaksi standar, setelah itu atlit dilatih untuk mengoptimalkan reaksi otomatis. Atlit professional memiliki kecepatan reaksi yang sama baiknya antara waktu reaksi sederhana dan waktu reaksi kompleks. Ia menyarankan bahwa setiap gerakan memiliki dua tahap, yaitu : 7. Tahap isometrik atau dimana tonus otot tinggi dan didistribusikan ke seluruh otot dan siap melakukan gerakan. 8. Tahap isotonik atau dimana gerakan sebenarnya berlangsung. 2.2 Kerangka Berpikir Untuk menunjang keberhasilan dalam ketepatan menangkap bola bagi kiper pada posisi berdiri dasar, yang biasanya disebut posisi siap; metode untuk menerima bola rendah, sedang, setinggi dada, dan bola tinggi; metode terjun; dan
metode membagikan bola dengan
menggulirkan, melempar, menendang atau menyepak dengan baik maka diperlukan suatu latihan yang memadai, seperti melakukan latihan reaksi. Latihan merupakan merupakan aktivitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan, dan latihan reaksi merupakan latihan yang dilakukan secara terencana dengan tujuan untuk mengembangkan penampilan olahraga yang kompleks dengan memakai metode latihan yang berulang dalam mengembangkan ketepatan. Dengan adanya latihan reaksi yang terprogram, maka ketepatan menangkap bola dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh altit pada saat menangkap bola.
2.3 Pengajuan Hipotesis Menurut Arikunto (2009: 64) hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah “Terdapat pengaruh latihan reaksi terhadap
ketepatan menangkap bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas IX SMP Negeri 6 Kota Gorontalo”.