BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Motivasi Belajar 2.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. (Uno, 2012:3) Mc. Donald (dalam Sadiman, 2004:73), berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling Dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pernyataan ini mengandung tiga pengertian, yaitu bahwa (1) motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu; (2) motivasi ditandai oleh adanya rasa berupa rasa senang, afeksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku seseorang; (3) motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Skinner (dalam Sagala, 2009:14), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Gagne belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah setelah kejadian tersebut. Motif asali yang muncul karena pengaruh pengalaman dan pembelajaran, ternyata dapat berkembang dan berubah. Hal itu terjadi karena selama perkembangannya, individu selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ia selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Keinginan untuk menyesuaikan diri sesungguhnya berpangkal pada dorongan, kebutuhan dan motif asalai untuk hidup bersama dengan lingkungannya, terutama dengan manusia (uno, 2012:25) Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengambil suatu pengertian tentang motivasi belajar yaitu segala sesuatu yang datang dari luar diri yang dapat menumbuhkan gairah kepada siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. 2.1.2. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, dengan kata lain mativasi dalam hal ini sebagai motor atau penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yaitu berhubungan denga tujuan yang akan disapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan atau dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dengan demikian, seseorang yang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang pelajar akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Berdasarkan hal-hal yang menyangkut motivasi maka indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Hasrat, atau keinginan untuk melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu. Contoh hasrat dihubungkan dengan hasil belajar, berarti siswa berkeinginan belajar lebih giat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 2. Dorongan, yaitu pemicu untuk berbuat sesuatu, jika dihubungkan dengan proses belajar menjadi pembelajaran dengan tanya jawab di kelas memicu siswa untuk giat belajar 3. Harapan, adanya harapan untuk berhasil artinya setiap siswa berharap dapat belajar dengan baik agar memperoleh hasil belajar yang baik pula. 4. Tekun, artinya giat dalam belajar. Jika guru memberikan tugas-tugas yang menantang maka siswa akan giat dalam belajar. 5. Senang, adanya perasaan senang dalam mengikuti pelajaran. Jika seorang siswa merasa senang dalam belajar maka ia akan tertarik untuk terus belajar. Contoh siswa merasa senang dengan tugas-tugas dari guru walaupun tugas itu sulit untuk dikerjakan. 2.1.3.
Macam-macam Motivasi Berbicara tentang macam atau jenis motivasi, dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervasriasi. Berikut ini adalah macam motivasi dari berbagai sudut pandang. 1.
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif bawaan : motif jenis ini merupakan motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. b) Motif-motif yang dipelajari : yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari. c) Cognitive motives : motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual.
d) Self-expresssion : penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana suatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. e) Self-enhancement : yaitu melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. 2.
Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a) Motif atau kebutuhan organis : misalnya kebutuhan minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. b) Motif-motif darurat : seperti dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu. Dengan kata lain motif ini timbul karena rangsangan dari luar. c) Motif-motif objektif : menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan untuk menaruh minat. 3.
Motivasi jasmaniah dan rohaniah Motivasi jasmania seperti reflex, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan motif
rohaniah adalah kemauan yang terbentuk melalui empat momen (momen timbulnya perencanaan, momen pilih, momen putusan, dan momen terbentuknya kemauan). 4.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, dan ahli dalam bidang studi tertentu. b) Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. (Sadiman, 2011:84-90) 2.2. Media Berbasis Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Sadiman. Dkk, 2011:6). Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011:3) mengatakan bahwa, media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Berdasarkan pengertian media di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelaran merupakan segala alat fisik yang ada dilingkungan siswa yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan penggunaan media tersebut dapat merangsang atau memotifasi siswa untuk belajar. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan banyak, rancangan, dan penelitian. Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan
penentuan bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimaa video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Media pembelajaran gabungan slide dan audio dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang
melibatkan gambar-gambar guna
menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar bias disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran. Keefektifan penyajian pelajaran melalui multimedia seperti ini memerlukan perhatian khusus kepada faktor-faktor seperti berikut ini. a) Sajikan konsep-konsep dan gagasan satu per satu. b) Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pelajaran. c) Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur itu, dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar. d) Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis. e) Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian. f) Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian. g) Jangan terlalu banyak narasi. h) Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat penyajian lebih dinamis. Kelebihan dari media audio-visual: a) Perpaduan teks, gambar dan suara dapat menambah daya tarik belajar siswa b) Menampilkan obyek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawah ke dalam kelas.
c) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa. d) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme. e) Khusus pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus member respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun. Kekurangan dari media berbasis audio-visual: a) Menyita waktu banyak dalam pembuatannya. b) Selama penayangan bisa jadi siswa bersikap pasif karena guru tidak berkontak langsung dengan siswa. c) Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman. Arsyad (2011:154-155) 2.3. Microsoft Power Point 2007 Dalam Power Point, seperti halnya perangkat lunak pengolah presentase lainnya terdapat objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan slide. Istilah slide dalam Power Point ini memiliki analogi yang sama dengan slide dalam proyektor biasa. Langkah-langkah praktis penggunaan power point sebagai berikut : 1) Menjalankan Microsoft powerpoint 2007 Klik Start
All Programs
Microsoft Office
Microsoft Office Powerpoint 2007
Gambar 1. Langkah menuju Microsoft poser point Setelah langkah di atas. Akan tampak lembar kerja Microsoft power point seperti tampak pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2. Lembar kerja Microsoft power point 2007 2) Membuat presentase baru Untuk menuliskan teks sebagai judul, kita dapat mengetikkan judul presentasi pada kotak Click to add title. Demikian juga untuk mengetikkan subjudul presentasi pada kotak Click to add subtitle. 3) Menambahkan slide Untuk menambahkan slide, klik menu insert, klik new slide, kemudian ketikkan apa yang akan di presentasekan. 4) Memilih layout slide Pemilihan layout disesuaikan dengan objek (teks, gambar, video, dan sound) yang akan dimuat ke dalam slide. klik slide tertentu, klik icon layout pada slides toolbar dalam ribbon home, pilih salah satu layout yang diinginkan yang tampak pada jendela office theme. 5) Memilih background slide Klik slide tertentu, klik menu design, pilih salah satu background yang diinginkan pada themes toolbar. 6) Menyisipkan gambar
Tentukan layout dan background slide, klik menu insert, pilih icon picture pada illustration toolbar. Pilih folder penyimpanan file gambar, klik gambar yang diinginkan kemudian klik tombol insert.
Gambar 3. Kotak dialog insert picture 7) Menyisipkan music/sound Klik menu insert, pilih icon sound pada media clips toolbar, klik sound from file. Pilih salah satu file di kotak dialog insert sound kemudian klik ok. Untuk mengatur volume suara, klik tanda sound
menu option slide show volume.
8) Menambah efek/animasi pada objek Tentukan layout dan background slide, klik menu animations, klik custom animasi pada animations toolbar. Klik add effect, pilih efek yang diinginkan dan akan tampak modify. Tentukan cara mulai jalannya efek pada bagian start dan kecepatan efek pada bagian speed 9) Menjalankan presentase Setelah selesai membuat sebuah presentase yang memuat beberapa slide, langkah selanjutnya adalah menjalankan atau menayangkan presentase. Ada tiga pilihan dalam menayangkan slide. Yaitu : 1. Klik menu slide show
from beginning, pada start slide show tollbar, untuk
memulai penayangan dari slide pertamaa.
2. Klik menu slide show
from current slide, pada start slide show tollbar, untuk
mulai penayangan dari slide aktif. 3. Klik menu slide show
custom slide show, pada start slide show tollbar, untuk
penayangan sesuai dengan urutan slide tertentu (di atur sebelumnya). Widada (2010:1-20) 2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Roger dan Johnson (dalam suprijono, 2013:58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran koop[eratif harus diterapkan, yaitu : 1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif). 2.
Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).
3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif). 4. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota). 5. Group processing (pemrosesan kelompok). Banyak guru hanya membagi peserta didik dalam kelompok kemudian memberi tugas untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai hal yang dikerjakan. Akhirnya, peserta didik merasa ditelantarkan. Karena mereka belum pernah berpengalaman, mereka merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut.
Akibatnya kelas gaduh. Supaya hal ini tidak terjadi, guru harus memahami sintak model pembelajaran kooperatif. Berikut sintak model pembelajaran kooperatif. Tabel 1. Sintak model pembelajaran kooperatif FASE-FASE Fase 1: present goals and set Menyampaikan tujuan dan
PERILAKU GURU Menjelakan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
mempersiapkan peserta didik Fase 2: present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan
informasi
kepada
peserta didik secara verbal
Fase 3: organize students into learning
Memberikan penjelasan kepada peserta
teams
didik tentang tata cara pembentukan tim
Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar Fase 4: assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Fase 5: test on the materials Mengevaluasi
belajar
dan
membantu
kelompok
melakukan transisi yang efisien
Membantu
tim-tim
belajar
selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Menguji
pengetahuan
peserta
didik
mengenai berabagai materi pembelajaran atau
kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6: provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
Suprijono (2013:65)
2.5. Gelombang Elektromagnetik A. Terjadinya Gelombang Elektromagnetik Faraday menyatakan bahwa perubahan medan magnetik menyebabkan muatan listrik mengalir dalam loop kawat atau ekivalen dengan bangkitnya medan listrik (Gambar4a). Maxwell mengusulkan proses kebalikan yaitu Suatu perubahan medan listrik akan membangkitkan medan magnetik (gambar4b). B
E
t
t
(a)
(b)
Gambar 4. (a) menurut hukum faraday (b) menurut hipotesis maxwell Jika perubahan medan magnetiknya sinusoida, maka dibangkitkan medan listrik yang juga berubah secara sinusoida. Selanjutnya, perubahan medan listrik secara sinusoida ini membangkitkan medan magnetik yang berubah secara sinusoida. Demikian seterusnya, terjadinya proses berantai pembentukan medan listrik dan medan magnetik yang merambat ke segala arah. Merambatnya medan listrik dan medan magnetik ke segala arah inilah yang disebut gelombang elektromagnetik. (kanginan, 2007:290) B. Cepat Rambat Gelombang Elektromagnetik Selain mengemukakan hipotesis tentang terjadinya gelombang elektromagnetik, maxwell juga berhasil menghitung capat rambat gelombang elektromagnetik. Persamaan yang berhasil diturunkannya untuk menghitung cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam cakum, c adalah (Persamaan 1 )
Jika nilai permeabilitas magnetik vakum µ o = 4π × 10-7 Wb A-1 m-1 dan permeabilitas listrik vakum εo = 8,5418 × 10-12 C2 N-1 m-2 dimasukkan ke dalam persamaan 1, maka di peroleh c = 2,99792 × 108 m/s; untuk mempermudah sering dinyatakan c = 3 × 108 m/s. Hasil perhitungan cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam vakum c oleh Maxwell ini tepat sama dengan cepat rambat yang telah diukur untuk gelombang cahaya dalam vakum. Dengan demikian Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya termasuk salah satu dari spektrum gelombang elektromagnetik. Persamaan dasar gelombang untuk gelombang elektromagnetik yaitu cepat rambat = panjang gelombang × frekuensi, c = λf. Dengan c = 3 × 108 m/s. (ruwanto, 2006:155) B. Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari berbagai jenis gelombang elektromagnetik yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya yaitu yaitu mulai dari gelombang radio, infra merah, cahaya tampak, ultra violet, sinar-x hingga sinar gamma.
Tabel 2. Spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi menaik Frekuensi dari kiri ke kanan makin tinggi (f) Panjang gelombang dari dari kiri ke kanan makin rendah (λ) Gelombang (low
radio Infra frequency, merah
Cahaya
Ultra
tampak
violet
Sinar -X
Sinar gamma (γ)
medium
frequency,
(merah
high frequency, very
jingga
high ferquency, ultra
kuning
high frequency, dan
hijau biru
gelombang mikro)
nila ungu) (kanginan. 2007:291)
2.6. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan konten media berbasis audio-visual (suara penjelasan materi dari guru) dengan motivasi belajar siswa di kelas yang menggunakan konten media berbasis audio-visual (suara musik).