BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORITIS 1.
Hakikat Permainan Bola Voli
Permainan bola voli sering kita lihat di layar televisi maupun di sekitar lingkungan. Permainan beregu ini mengutamakan kerja sama tim untuk memperoleh kemenangan. Bola voli ini termasuk dalam permainan bola besar.
Pencipta bola voli adalah William C. Morgan pada 1895 di Amerika Serikat. Bola voli memiliki organisasi tingkat internasional, yaitu International Volley Ball Federation (IVBF), berkedudukan di Paris, Prancis. Sedangkan di Indonesia organisasi olahraga ini adalah Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia disingkat PBVSI dibentuk pada tanggal 22 januari 1955 dengan ketua PBVSI pertama adalah W.J Latumeten.
Lapangan bola voli berbentuk persegi panjang dengan ukuran 18 x 9 m, di tengah lapangan ada pembatas dengan memakai net. Net ini berfungsi sebagai pemisah antara kedua tim yang sedang bermain.
Aturan main dalam bola voli tidaklah sulit, dengan memasukan bola ke daerah lapangan lawan dan menjaga daerah sendiri dengan menahan serangan lawan. Peraturan bola voli selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan kemajuan teknik-teknik permainan bola voli yang semakin baik. Namun demikian, teknik dasar permainan bola voli harus dikuasai dengan baik. Teknik dasar yang harus dikuasai adalah servis, passing atas, passing bawah, membendung (block), dan smash. ( Edy Sih Mitranto, 2010 : 15 )
Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa ( 2010 : 9 ) Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring di tengah
lapangan dan setiap regu terdiri dari 6 orang yang dibatasi setiap satu setnya terdiri dari 25 poin. Dengan sistem rally point dan dipimpin oleh dua orang wasit.
Lebih lanjut Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa, ( 2010 : 8 ) mengemukakan bahwa pada permainan bola voli regu yang lebih dulu mendapat nilai 25 dinyatakan sebagai pemenang pada set itu dan permainan menggunakan sistem rally point dan pada nilai 8 dan 17 terjadi TTO dan permainan berhenti sebentar.
Permainan bola voli terdiri dari teknik passing bawah, passing atas, servis, spike, (smash). Keempat teknik ini harus dikombinasikan dalam melakukan latihan agar seorang pemain bola voli dapat bermain dengan baik.
Pemain yang berprestasi selain penguasaan teknik harus memiliki daya tahan, kecepatan, kelincahan serta mental yang baik dan disiplin yang tinggi.
Aris Achmad Risqon salah satu pemain Nasional Indonesia, merupakan salah satu pemain yang memiliki kemampuan teknik dan mental yang memadai.
Aris salah satu spiker yang dimiliki Indonesia saat ini, cukup baik dalam hal receive bola ketika sedang bermain bola voli. Aris adalah pemain bola voli nasional dan juga salah satu kekuatan pemain Jawa Timur yang pada PON 2004 ini merebut medali Emas.
Menurut Sarjono ( 2010 : 9 ) Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Sementara, permainan bola voli pantai, masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain.
Pola adalah suatu siasat yang dipergunakan dalam pertandingan bola voli untuk mencari kemenangan secara sportif. Bentuk taktik penyerangan dan pertahanan mencakup teknik individual dan taktik kelompok. Taktik penyerangan di artikan sebagai siasat untuk
mengharuskan regu lawan bertindak menuruti regu yang menjalankan penyerangan. Penyerangan harus dapat dilakukan secara aktif dan progresif untuk mematahkan lawan. Suatu prinsip taktik penyerangan dalam bermain bola voli adalah usaha untuk mematikan bola di lapangan lawan dengan jalan apapun yang diperkenankan dalam peraturan.
Kurnia Tahki, dan Hendrik Herlansyah ( 2010 : 86 ) Dalam bola voli setiap tim terdiri dari enam pemain di lapangan selama pertandingan. Suatu regu tidak boleh beranggotakan lebih dari 12 pemain. Susunan posisi pemain di awal pertandingan menentukan urutan servis selama pertandingan berlangsung. Pemain dari kedua tim harus berada dalam urutan posisi rotasi yang benar pada saat servis dilakukan oleh kedua belah pihak. Meninjau keberadaan olahraga bola voli yang sangat diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, maka perlu usaha untuk meningkatkan prestasi bola voli dipandang sangat perlu. Prestasi yang optimal hanya dapat diperoleh dengan program pembinaan dan peningkatan olahraga yang seksama, teratur, sistematis, dan berkesinambungan. Dalam permainan bola voli yang sebenarnya atau pertandingan resmi, permainan bola voli dilakukan di sebuah lapangan empat persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut : Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah berukuran 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2.43 meter dan untuk net putri 2.24 meter. Garis batas penyerangan untuk pemai belakang, jarak 3 meter dari garis tengah ( sejajar dengan net ). Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5 cm. Permainan bola voli dapat dilakukan di dalam gedung atau di luar gedung, olahraga ini dapat dimainkan disegala bentuk permukaan bisa alas rumput, kayu, pasir, dan berbagai macam permukaan lantai lainnya dan juga di atas pasir pantai yang biasa disebut bola voli
pantai. Dengan alas lantai yang rapi membuat pemain bermain dengan nyaman dan bermain dengan maksimal, dengan menggunakan bola yang terbuat dari karet. Prinsip yang mendasar dalam permainan bola voli adalah bahwa dalam permainan ini dilakukan tidak terdapat kekerasan atau kecurangan.
Permainan bola voli akan lebih menarik apabila pemain-pemainnya menguasai teknik dasar dengan baik dan mengerti seluk beluk permainan. Prinsip bermain voli adalah memukul bola sebanyak-banyaknya tiga kali dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola melewati net dan masuk ke petak lawan. Permainan sederhana ini lebih sulit apabila dimainkan dengan tempo cepat dan dinamis.
Dari penjelasan-penjelasan di atas tersebut penulis simpulkan bahwa teknik adalah cara untuk melakukan sesuatu dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dalam mempertinggi kecepatan bermain voli, teknik mempunyai hubungan erat dengan kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli benar-benar harus dipelajari terlebih dahulu guna mengembangkan mutu prestasi, yang juga menentukan menang kalahnya sebuah tim voli di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
2. Hakikat Passing Bawah
Kurnia Tahki, dan Hendrik Herlansyah ( 2010 : 86 ) Passing bawah merupakan salah satu teknik pertahanan dengan penerimaan bola dengan gaya meruap. Passing merupakan teknik mengoperkan bola pada temannya dengan teman seregunya dengan teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.
Passing bawah telah berkembang dengan pesat sekali, dipergunakan untuk menyerang dan memegang inisiatif pertandingan. Penerimaan servis harus mengimbangi
servis lawan tersebut, sehingga penerimaan servis akan menentukan jalannya pertandingan. Bila penerimaan itu salah, maka akan kemungkinan angka akan diraih oleh lawan.
Passing bawah merupakan salah satu teknik untuk menerima servis yang sulit, hanya dengan cara ini akan bisa berkesempatan mengarahkan bola ke pengumpan. Ini sesuai dengan pendapat passing bawah yang paling top selama permainan berlangsung adalah dengan cara penerimaan passing bawah berbagai kesulitan yang akan dihadapi, sehingga passing bawah tersebut menjadi baik.
Sikap normal passing bawah bola voli adalah tumit diangkat sedikit pada waktu berdiri, berat badan bertumpu pada ujung kaki. Lutut ditekuk dan penempatan tungkai. Bergerak kearah bola dan atur posisi tubuh :
1) genggam jemari tangan, 2) kaki dalam posisi merenggang dengan santai, bahu terbuka lebar, 3) tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah, 4) bentuk landasan dengan lengan, 5) ibu jari sejajar, 6) siku dikunci, 7) lengan sejajar dengan paha, 8) punggung lurus, 9) mata mengikuti bola. Pelaksanaan :
1) Menerima bola di depan badan, 2) sedikit mengulurkan kaki, 3) tidak mengayunkan lengan, 4) berat badan dialihkan kedepan, 5) pukulah bola jauh dari badan, 6) gerakkan landasan ke sasaran, 7) pinggul bergerak kedepan, 8) perhatikan saat bola menyentuh lengan. Gerakan lanjutan :
1) Jari tangan tetap di genggam, 2) siku tetap terkunci, 3) landasan mengikuti bola ke sasaran, 4) lengan harus sejajar di bawah bahu, 5) pindah berat badan kearah sasaran, 6) perhatikan bola bergerak kesasaran.
Passing bawah adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang di mainkan kepada teman seregunya untuk di mainkan di lapangan sendiri. Kegunaan passing bawah ini adalah untuk menerima bola service yang berupa serangan, pengambilan bola setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net, menyelamatkan bola yang terpental jauh di luar lapangan serta pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya. Passing bawah di bagi dalam beberapa tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan seorang pemain berdiri dengan kedua kaki, di buka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan sehingga berat badan bertumpu pada kedua kaki di bagian depan, kedua lengan dirapatkan dan diluruskan didepan badan hingga kedua ibu jari sejajar dari pandangan kearah datangnya bola.
b. Tahap Gerakan
Kedua tangan di dorong kearah datangnya bola bersama kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai, di usahakan kearah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan dan perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan.
c. Tahap Akhir Gerakan
Tumit terangkat dari lantai, pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus, pandangan mengikuti ke arah gerakan bola.
Edy Sih Mitranto ( 2010 : 16 ) membagi langkah-langkah teknik passing bawah adalah :
1) Kaki dibuka selebar bahu, 2) kedua lutut ditekuk, 3) badan condong ke depan, 4) tangan lurus ke depan antara lutut dan bahu, 5) persentuhan bola harus tepat pada pergelangan tangan, 6) ayunkan tangan ketika bola dipertengahan bola.
Sedangkan menurut Aan Sunjata Wisahati ( 2010 : 10 ) passing merupakan teknik dasar gerakan voli yang mutlak harus dikuasai oleh pemain, baik passing bawah maupun passing atas.
Passing bawah adalah memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting. Kegunaan teknik lengan bawah antara lain : (1) untuk menerima bola servis, (2) untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa serangan/smash, (3) untuk mengambil bola setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net, (4) untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh di luar lapangan permainan, (5) untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya. Adapun teknik passing bawah adalah sebagai berikut : Persiapan (1). Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh, (2) genggam jemari tangan, (3) kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar, (4) tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah, (5) bentuk landasan dengan lengan, (6) sikut terkunci, (7) lengan sejajar dengan paha, (8) pinggung lurus, (9) pandangan ke arah bola
Pelaksanaan (1). Terima bola di depan badan, (2) kaki sedikit diulurkan, (3) berat badan dialihkan ke depan, (4) pukulah bola jauh dari badan, (5) pinggul bergerak ke depan, (6) perhatikan bola saat menyentuh lengan, (7) perkenaan pada lengan bagian dalam pada permukaan yang luas di antara pergelangan tangan dan siku. Gerakan lanjutan (1). Jari tangan tetap di genggam, (2) siku tetap terkunci, (3) landasan mengikuti bola ke sasaran, (4) perhatikan bola bergerak ke sasaran. 3. Hakikat Latihan Berpasangan
Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat di capai. Metode juga dapat dirumuskan sebagai cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga proses pembelajaran berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula ( Suryo subroto dalam Yekti Fajar, 2010 : 24 ) Metode adalah bagian dari sistim oleh karena itu metode disebut juga subsistem. Sebuah sistem dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan suatu kesatuan keseluruhan dalam suatu struktur sebagai landasan dalam sistem pendidikan nasional. Dalam proses belajar mengajar keberadaan metode belajar juga sangat di harapkan. Dalalm prakteknya, metode mengajar dapat di artikan sebagai suatu cara yang spesifik untuk melaksanakan tugas-tugas belajar. Secara sistematis yang terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif dan bimbingan yang di fokuskan pada penguasaan isi dari pengalaman belajar yang di arahkan untuk mencapai tujuan di harapkan. Mappa dan Anissa dalam Yekti Fajar, (2010 : 25) menjelaskan bahwa metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Teknik latihan dengan metode berpasangan adalah suatu bentuk latihan antar individu yang satu dengan individu yang lain secara berhadapan. Untuk latihan bermain, teknik latihan ini sering digunakan pada siswa yang ingin melatih dan mengembangkan teknik passing bawah pada cabang olahraga bola voli. Metode berpasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain yang baik. Untuk mengembangkan sebuah hubungan sportif atau untuk mengerjakan aktifitas-aktifitas kompleks yang tidak akan membiarkan mereka pada konfigurasi kelompok besar. Lebih lanjut Hidayat mengatakan latihan praktek berpasangan adalah latihan strategi paling sederhana untuk melatih gladi resik kecakapan atau prosedur dengan partner belajar. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode latihan berpasangan akan lebih memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang akan di ajarkan. Teknik latihan berpasangan dalam permainan bola voli dapat di artikan sebagai teknik latihan yang menggunakan dua orang siswa. Keuntungan teknik ini adalah bahwa dengan dua orang yang saling passing mereka dapat menyajikan bola sesuai dengan arah yang di kehendaki.
4. Hakikat Latihan Mandiri
Haris Mudjiman ( 2009 : 1 ) Belajar Mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang telah dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, sumber belajar, maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pembelajaran sendiri.
Tujuan belajar mandiri adalah mencari kompetensi baru baik yang berbentuk pengetahuan maupun keterampilan untuk mengatasi sesuatu masalah. Untuk mendapatkan
kompetensi baru itu, secara aktif pembelajaran mencari informasi dari berbagai sumber, dan mengolahnya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar dari konsep pendidikan orang dewasa. Namun demikian berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli ternyata belajar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia. Dengan kata lain, belajar mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa. Pengertian tentang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa variasi pengertian belajar mandiri yang diutarakan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri mengintegrasikan self-management (manajemen konteks, menentukan setting, sumberdaya, dan tindakan) dengan selfmonitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya). b. Hargis dan Kerlin, mendefisikan kemandirian belajar sebagai upaya memperdalam dan memanipulasi jaringan asosiatif dalam suatu bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan proses pendalaman yang bersangkutan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar merupakan proses perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan suatu tugas akademik. c. Agak berbeda Bandura
mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kemampuan
memantau perilaku sendiri, dan merupakan kerja-kera spersonaliti manusia. Selanjutnya Bandura menyarankan tiga langkah dalam melaksanakan kemandirian belajar yaitu: (1) Mengamati dan mengawasi diri sendiri: (2) Membandingkan posisi diri dengan standar tertentu, dan (3) Memberikan respons sendiri (respons positif dan respons negatif).
Strategi kemandirian belajar memuat kegiatan: mengevaluasi diri, mengatur dan mentranformasi,
menetapkan tujuan dan rancangan, mencari informasi, mencatat dan
memantau, menyusun lingkungan, mencari konsekuensi sendiri, mengulang dan mengingat, mencari bantuan sosial, dan mereview catatan. Berkaitan dengan kemandirian belajar, melaporkan bahwa peserta didik menunjukkan kemandirian belajar yang tinggi ketika belajar sains melalui internet, dan mereka memperoleh peningkatan skor sains setelah pembelajaran. Demikian pula yang melaporkan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi: (1) cenderung belajar lebih baik dalam pengawasannya sendiri dari pada dalam pengawasan program, (2) mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif; (3) menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya; dan (4) mengatur belajar dan waktu secara efisien. Jika para ahli di atas member makna tentang belajar mandiri secara sepotong-sepotong,
maka Haris Mujiman mencoba
memberikan pengertian belajar mandiri dengan lebih lengkap. Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan di bangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar,
dan cara
pencapaiannya – baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar – dilakukan oleh siswa sendiri. Disini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di atas, maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori-teori diatas maka seorang pemain bola voli harus memiliki teknikteknik passing bawah dengan koordinasi yang baik. Passing bawah adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang di mainkan kepada teman seregunya untuk di mainkan di lapangan sendiri. Dalam latihan berpasang akan lebih memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang akan di ajarkan. Teknik latihan berpasangan dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai teknik latihan yang menggunakan dua orang siswa. Keuntungan teknik ini ialah bahwa dengan dua orang yang saling passing mereka dapat menyajikan bola sesuai dengan arah yang dikehendakinya.
Latihan Belajar Mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang telah dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, sumber belajar, maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pembelajaran sendiri.
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “ terdapat perbedaan yang signifikan hasil latihan berpasangan dengan latihan mandiri terhadap kemampuan passing bawah pada permainan bola voli siswa SMK Negeri 2 Gorontalo.