BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi Dipasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut di masa yang akan datang. Penelitian ini lebih memfokuskan pada investasi keuangan. Menurut Hartono (1998: 6) terdapat 2 bentuk invetsasi keuangan, yaitu: 1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan yang dapat diperoleh di perusahaan komersial. 2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan invetasi yaitu perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam suatu portofolio.
11
12
Menurut Tandelilin (2001: 6-8) terdapat beberapa hal yang dijadikan dasar bagi seorang investor untuk pengambilan keputusan investasi yaitu: 1. Return, yang menjadi alas an utama orang berinvestasi adalah memperoleh keuntungan atau return. Return yang diharapkan oleh investor ini adalah kompensansi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang diterima merupakan suatu risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam keputusan investasi. 2. Risiko, umumnya semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor dalam berinvestasi maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Sikap investor terhadaprisiko akan sangat tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang memiliki keberanian yang tinggi maka dia akan memilih keberanian yang tinggi dengan harapan memperoleh tingkat return yang tinggi, dan demikian juga sebaliknya. 2.1.2 Manajemen Keuangan Definisi Manajemen Keuangan menurut Bambang Riyanto (2001: 4) adalah “keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.”
13
Sedangkan
menurut
Agus
Sartono
(2001:
8)
mendefinisikan
Manajemen Keuangan sebagai berikut: Manajemen dana baik yang berkaitan dengan mengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Menurut James Van Horne dan J.M Wachowic (2005: 2) definisi Manajemen Keuangan adalah “segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaab aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.” Wiswanto dan Eko Widodo (1998: 2) menguraikan definisi dari Manajemen Keuangan sebagai berikut : Manajemen keuangan adalah manajemen
yang
mengkaitkan
pemerolehan
(acquisition),
pembelanjaan/pembiayaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. Berdasarkan keempat definisi manajemen keuangan tersebut di atas, maka
disimpulkan
bahwa
manajemen
keuangan
merupakan
suatu
keseluruhan aktivitas dalam usaha memperoleh dna, pengelolaan aktiva, kemudian menggunakan dana serta mengalokasikan dana tersebut guna membiayai kegiatan investasi atau pembelajaan yang dilakukan oleh perusahaan secara efektif untuk memperoleh laba yang tinggi dengan tingkat
14
resiko yang sekecil mungkin guna member kemakmuran bagi pemilik perusahaan dan para pemegang saham.
2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan Pada dasarnya fungsi manajemen keuangan terdiri atas (Bambang Riyanto,2001: 6) : 1.
Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana (use/allocation of funds) yang dalam pelaksanaanya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternative investasi atau keputusan investasi.
2.
Fungsi memperoleh dana (obtaining of funds) atau fungsi pendanaan yang dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternative pendanaan atau keputusan pendanaan (financing decision).
2.1.4
Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan utama dari Manajemen Keuangan dalam suatu perusahaan
adalah memaksimumkan laba guna mensejahterakan para pemegang saham yang diukur dari harga saham, dimana didalamnya sudah mencerminkan waktu pengembalian (dalam jangka panjang), besarnya dan resiko. Maka, seoranmg manajer diharuskan focus dalam kegiatannya pada suatu tujuan yakni meningkatkan nilai perusahaan untuk parab pemegang saham
15
semaksimal mungkin. Agus sartono (2001: 7) menggunakan tujuan dari manajemen keuangan sebagai berikut: 1.
Maksimisasi Profit Tujuan pokok pada umumnya yang ingin dicapai oleh seorang manajer keuangan adalah memaksimumkan laba (profit). Namun tujuan seperti ini memiliki banyak kelemahan. Pertama, standar ekonomi memaksimukan laba bersifat statis. Kedua, pengertian dari laba tersebut dapat menyesatkan. Ketiga, merupakan resiko yang berkaitan dengan sikap alternative pengambilan keputusan.
2.
Memaksimumkan
Kemakmuran
Para
Pemegang
Saham
Melalui
Maksimisasi Nilai Perusahaan. Merujuk pada kelemahan – kelemahan tersebut, maka sebaiknya tujuan yang
harus
dicapai
oleh
seorang
manajer
keuangan
bukanlah
memaksimumkan laba, akan tetapi memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham
(maximization
wealthof
stockholders)
dengan
memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang (Present Value) dari semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang. Kemakmuran para pemegang saham akan meningkatkan jika harga saham yang dimilikinya meningkat pula.
16
2.1.5
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu
perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan memberi
informasi
mengenai
posisi
keuangan
yang
telah
dicapai
perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (1992: 1), “Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. Menurut Munawir (2000: 2) menyatakan laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Bambang Riyanto (2001: 327), Laporan keuangan (financial statement) adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
17
Menurut
prinsip-prinsip
Akuntansi
Indonesia
dikatakan
bahwa:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh harga”. ( ikatan Akuntansi Indonesia, 2002). Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses akuntansi yang terdiri neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.
2.1.6
Tujuan Laporan Keuangan Melalui laporan keuangan secara periodic dilaporkan informasi penting
mengenai perusahaan berupa :
18
1.
Informasi mengenai sumber-sumber dan
kewajiban
serta modal
perusahaan 2.
Informasi
mengenai
perubahan-perubahan
dalam
sumber-sumber
ekonomi neto atau kekayaan bersih (modal = aktiva – kewajiban) yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha perusahaan dalam memperoleh laba. 3.
Informasi mengenai kinerja perusahaan perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi (perkiraan) dalam memperoleh laba.
4.
Informasi mengenai perubahan sumber-sumber dan kewajiban sebagai akibat dari pembelanjaan dan investasi.
5.
Informasi yang dapat digunakan perusahaan dalam mengambil kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah :
1.
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2.
Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakaiannya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu.
19
3.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencangkup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.1.7
Jenis – Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari :
a.
Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal
dari
suatu
perusahaan
pada
suatu
saat
tertentu
yang
menunjukkan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan disebut pasiva. Oleh karena itu, dapat dilihat didalam neraca bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu keawajiban kepada pihak luar yang disebut utang dari kewajiban terhadap pemilik
20
perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan dampak bahwa: Aktiva = Pasiva Aktiva = Utang + Modal b.
Laporan Laba Rugi Laporan Rugi Laba adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivasi lainnya.
c.
Laporan Perubahan Modal Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
d.
Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
2.1.8
Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan Teknik-teknik
analisa
laporan
keuangan
ditunjukan
untuk
memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat tiga yang lazim dipakai :
21
a.
Analisa Horinzontal (Horisontal analysis) Analisa horizontal (Horisontal analysis) , yang disebut juga analisis tren (Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis hirozontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif. 1. Menghitung jumlah rupiah jumlah perubahan dari periode dasar ke periode akhir. 2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.
Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam presentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi. b.
Anlisis Vertikal (Vertical Analysis) Adalah teknik yang digunakan untuk mengaevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi presentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dan berbagai periode, trend atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah diindentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis vertikal
terhadap
neraca,
setiap
pos dinyatakan
sebagai suatu
22
presentase dari jumlah keawajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu presentase dari angka penjualan bersih. c.
Analisis Rasio (Ratio analysis) Rasio
menggambarkan
suatu
hubungan
atau
pertimbangan
(mathematical relationshp ip) antara suatu jumlah tertentu terhadap jumlah yang lain. Dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (simamora, 2000 : 552).
2.1.9
Analisis Rasio Keuangan Analisa
rasio
keuangan
merupakan
sebuah
indeks
yang
menghubungan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka lainnya. (James dan John, 200: 202). Prastowo yang diacu dalam Achmad (2003: 57) mengartikan rasio sebagai pengungkapan hubungan matematik suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Rasio
23
keuangan sangat penting bagi analis eksternal yang menilai sutau perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan. Penilaian ini meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis onternal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan. Menurut Mott (1996) rasio meruoakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dihubungkan bersama-sama sebahai suatu presentase atau fungsi, sehingga pada akhirnya terlihat bahwa rasio ini berkaitan dengan pengukuran input dan output. Analsis rasio keuangan, yang menghubungan unsure-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya., dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan meperkirakan reaksi para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kirakira dana dapat diperoleh.
2.1.10 Return On Equity (ROE) Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE (Rate of Return on Equity), merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak
24
(dikurangi dividen saham preferen, jika ada) dengan ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham pada perusahaan. Dimana laba yang diperhitungan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Rasio ini memberitahukan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri. Pengemabalian ekuitas yang tinggi seringkali merefleksikan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Kenaikan dalam rasio ini berarti kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kanaikan harga saham perusahaan. Return on Equity merupakan rasio dari laporan keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahwa rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak stakeholders (Brigham,E.F., 1997).
25
Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khusunya menyangkut profitabilitas perusahaan.
Return
on
equity
(ROE)
untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri (darmadji dan Hendry : 2006). Return on Equity atau tingkat pengembalian ekuitas pemilik mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaa, apabila proposi utang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau ahli perusahaan. Meurut
Riyadi (2006:
155)
Return
on Equity
(ROE) adalah
perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat presentase yang dapat dihasilkan. ROE yang tinggi penting bagi para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham.
26
Return on Equity (ROE) menurut Garrison dan Noreen (2001: 789) adalah, “ ,membagi earning after tax (EAT) yang tersedia untuk pemegang saham biasa pada tahun tersebut”.’ Menurut Sundjaja dan Barlin (2002: 122), “ROE adalah ukuran pengemabalian yang diperoleh para pemilik (baik pemegang saham biasa dan saham oreferen) atas investasi mereka diperusahaan. Meurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen, tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimilki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). Definisi rentabilitas modal sendiri (ROE) menurut Bambang Riyanto (2001: 44) sebagai berikut : Return on Equity adalah perbandingan antara
27
jumlah profit yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba gtersebut di lain pihak. Atau dapat dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri alah kemampuan suatu perusahaan
dengan
modal
sendiri
yang
bekerja
didalamnya
untk
menghasilkan keuntungan. Agnes Sawir (2001: 20) mendefinisikan Return on Equity atau Tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (Neworth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham. Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2004: 64) mendefinisikan Return on Equity atau tingkat Pengembalian Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2004: 64) mendefinisikan Return on Equity atau tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : Tingkat pengembalian ekuitas pemilik ( ROE) merupakan suatu alat ukur dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. J.Freed.Weston dan Thomas E. Copeland (2002: 241) mengatakan bahwa “rentabilitas usaha adalah hasil pengembalian atas ekuitas mengukur
28
pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan, rasio ini merupakan suatu rasio tujuan akhir”. Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian ekuitas pemiliki (ROE) merupakan suatu alat analisis untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan.
2.1.11 Rumus Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik atau ROE Menurut Sartono (125: 127 ) Return on Equity atau Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik merupakan fungsi dari Asset Turn Over, Profit Margin, dan Financial Leverage, yang dapar dirumuskan sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐸 =
Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas Modal Sendiri
x 100%
Rasio tersebut penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba bersih (net income). Perusahaan yang memiliki Return On Equity yanmg rendah atau bahkan negative akan terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan incomenya. Kenaikan Return On Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut (Mulyono, 1995: 74).
29
2.1.12 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik (ROE) 1. Net Income Laba bersih sangat penting bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan karena merupakan sumber dana yang diperoleh dari aktivitas operasi perusahaan tersebut. Laba bersih seringkali dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kinerja suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pernyataan dalam ikatan Akuntan Indonesia (1999: 94). Penghasilan bersih (laba bersih) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti ROE. Unsur-unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran laba adalah pengahasilan atau beban. 2. Hutang Perusahaan Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Hal ini dikarenakan jika hutang perusahaan semakin besar maka akan mengurangi pajak terhadap perusahaan maka akan dapat mengakibatkan meningkatnya laba dari proses operasional, hasil produksi yang
meningkat
serta
pajak
meningkatkan Return On Equity.
yang
berkurang
sehingga
dapat
30
2.1.13 Pengertian Saham Saham dapat dedifinisikan tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas teesebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di persuhaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin,2001: 5). Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap perndapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrument keuangan. (Mishkin 2001: 4). Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau kepemilikan terhadap pendapatan dan asset seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
2.1.14 Jenis-Jenis Saham Menurut Zaki Baridwan (2000: 394), saham dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Saham biasa (common stock) adalah saham yang pelunasannya dilakukan diurutan paling akhir dalam penglikuidasian perusahaan,
31
sehingga
sama
biasanya
mempunyai
resiko
yang
paling
besar
dibandingkan saham lainnya. Oleh karena resiko yang besar inilah, apabila perusahaan berjalan dengan bain, dividen untuk saham biasa akan lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas. 2. Saham prioritas (preferen stock) adalah saham yang dividennya dibagikan paling awal, dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan kepada pemegang saham biasa. 3. Serifikat saham yang dikeluarkan oleh PT. Reksa Dana yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaanperusahaan yang “go public” melalui pasar modal , dan menjualnya kembali pad masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.
2.1.15 Harga Saham Setelah mengetahui pengertian saham dari beberapa para ahli maka selanjutnya adalah penjelasan mengenai pengertian dari harga saham. Berikut adalah pengertian harga saham dari beberapa ahli ekonomi. Menurut Jogiyanto
(2003: 88), “Harga saham merupakan harga
saham yang terjadi dipasar busra pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa”.
32
Pengertian harga saham menurut Widiatmodjo (2000: 45), “harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk memperoleh atas suatu saham”. Menurut Agus Sartono (2001: 9), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk dari kesapakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu.
2.1.16 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Weston dan Brigham (2001: 26),
faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham : 1. Laba perlembar saham Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
33
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat Bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a. Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3. Jumlas Kas Deviden yang diberikan Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
34
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan memepengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.
2.1.17 Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity) Terhadap Harga Saham. Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah pengaruh dividen dengan harga saham, dimana harga saham dianggap sebagai nilai sekarang dari seluruh dividen yang diharapkan di masa mendatang.
35
2.1.18 Hubungan Return On Equity (ROE) dan Harga Saham Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur keuntungan bersih
yang
diperoleh
dari
pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROE dapat dikatakan apabila >12%. Menurut Tambunan (2007: 179) ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) equitas. Para analisis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi yang dihasilkan perusahaan, maka akan semakin tinggi harga sahamnya.
2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana denngan judul “Pengaruh Return On Equity (Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic Value Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengujii secara parsial dan simultan pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)
36
terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI pada tahun 2006-2008. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji F dan uji t. Dari hasil
perhitungan
analisis
regresi
berganda
yang
telah
dilakukan
menunjukkan besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,947. Dengan demikian berarti bahwa pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang listing di BEI sebesar 94,7% sedangkan sisanya sekitar 5,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesis I membuktikan bahwa Variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI. Hendy Arif Setiadi (2011) Dengan judul “Pengaruh Return On Asset, Retun On Equity, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Variabel bebas atau variabel independen yang digunakan pada penelitian ini ialah return on asset (X1), return on equity(X2), dan net profit margin(X3). Sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan ialah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang melakukan merger dan akuisisi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia. Data pada penelitian ini
37
bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia berupa summary performance tiap perusahaan dari tahun 2007 hingga 2010 dengan mengambil populasi sebanyak 17 perusahaan perbankan yang pernah melakukan merger dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 10 perusahaan perbankan. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini, ialah menggunakan regresi linier berganda. Sedangkan cara pengukuran variabel pada penelitian, menggunakan skala rasio. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel return on asset dan return on equity secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,095 dan 0,002 terhadap harga saham perusahaan perbankan yang melakukan merger dan akuisisi. Sedangkan variabel net profit margin, mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang melakukan merger dan akuisisi dengan nilai signifikansi sebesar 0,099.
38
2.3
Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema
sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menunjukkan kondisi keuangan hasil operasi suatu perusahaan. Return On Equity (ROE) merupakan rasio dari laporan keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan yang menjadi hak stakeholders ( Brigham, E.F., 1997) Harga Saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa (Jugiyanto: 2003)
Dasar Teori : Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi.
Peanelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana denngan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2006- judul “Pengaruh Return On Equity (Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic Value Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan 2008) dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji F dan uji T
Return On equity (ROE) Harga Saham Gambar 3.1 Kerangka Pikir
39
Analisis
yang
dilakukan
terhadap
laporan
keuangan
akan
mengarahkan kepada penarikan kesimpulan tentang kondisi keuangan perusahaan. Dlam hal ini peneliti ingin melihat kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran terhadap kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya dan melihat juga sejauh mana perusahaan menghasilkan keuntungan. Salah satu rasio yang berperan dalam kinerja profitabilitas perusahaan adalah Return On Equity (ROE), dimana ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan yang menjadi hak stakeholders Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi. Sedangkan harga saham merupakan Harga Saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa . Studi Efi Nofiana (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008) dengan kesimpulan bahwa Earning Per Share (EPS) Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI.
40
2.4
Pengajuan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu
serta kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Diduga Terdapat Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham pada PT. XL Axiata, Tbk.”