6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Kajian Teoritis 2.1.1
Disiplin Belajar Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggungjawab. Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh. makna kata disiplin dapat dipahami dalam
kaitannya dengan latihan yang
memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan, dan sistem aturan tata laku (Susilowati, 2005). Sistem tata laku di maksudkan bahwa setiap kelompok manusia, masyarakat, atau bangsa selalu terikat kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya maupun hubungannya dengan masyarakat, bangsa atau negara. Rachman (dalam Susilowati 2005) menyatakan sebagai berikut, disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. 6
7
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang dengan suatu peraturan yang sedang diberlakukan. Hal ini 2.1.1.2 Pengertian disiplin belajar Suatu hal yang menjadi titik tolak dalam disiplin adalah sikap tindakan yang senantiasa taat dan mau melaksanakan keteraturan dalam suatu peraturan atau tata tertib yang ada. Jika dikaitkan dengan belajar, maka disiplin belajar adalah sikap yang senantiasa taat melaksanakan tata tertib
yang menunjang
aktivitas belajarnya (Slameto, 2003). Apabila sesesorang telah mengetahui dan memahami makna disiplin, maka sebagai manifestasi dari tindakan disiplin akan timbul dari kesadarannya sendiri, bukan merupakan suatu keterpaksaan atau paksaan dari orang lain, sehingga individu tersebut akan berlaku tertib dan teratur dalam belajar baik di manapun. Slameto (2010) mengemukakan bahwa “Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus lebih disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan”. Dari pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa disiplin dapat membuat siswa atau mahasiswa belajar lebih maju dan dengan kemajuan yang diperoleh tersebut maka akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Disiplin belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disiplin belajar mahasiswa biologi di kampus dan di rumah/kost. 1. Disiplin belajar di kampus Ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para mahasiswa dalam kegiatan belajarnya di perkuliahan. Hal ini disesuaikan dengan
8
pendapat Slameto (2003), yang menyatakan bahwa perilaku disiplin belajar di sekolah dapat dibedakan menjadi tiga macam ialah: a) Disiplin dalam menaati tata tertib di kampus; Disiplin dalam menjalankan tata tertib di kampus adalah kesesuaian tindakan mahasiswa dengan tata tertib atau peraturan yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib dengan penuh kesadaran. b) Disiplin dalam masuk kelas; yang dimaksud disiplin dalam masuk kelas ialah kepatuhan dan ketaatan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. c) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di kelas; mahasiswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin mahasiswa dalam mengikuti pelajaran di perkuliahan menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar. 2. Disiplin belajar di rumah/kos Disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat
konsistensi dan
konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya sebagai mahasiswa di rumah tanpa atau dengan dukungan orang tua yang mengawasi, mengarahkan, serta berupaya untuk membuat individu menyadari kesadaran untuk berdisiplin diri. (Sujanto, 2000) Menurut Wijaya dalam (Susilowati, 2005) dikemukakan bahwa ada beberapa hal tentang disiplin belajar yang dapat dibina dan dilaksanakan seusai jam sekolah/kuliah telah berakhir yaitu :
9
a)
Memiliki jadwal belajar dan menaatinya, keteraturan merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan disiplin belajar, karena dengan belajar yang teratur individu akan menemukan sendiri cara belajar yang baik dan tentunya akan berpengaruh terhadap efektivitas belajar siswa. Olehnya, jika setiap mahasiswa memiliki jadwal belajar di rumah/kos, serta senantiasa menaati segala agenda yang telah dijadwalkan, menandakan mahasiswa tersebut belajar secara teratur dan terarah di setiap harinya. serta selalu memiliki kesiapan belajar yang lebih dari cukup.
b) Mengerjakan tugas/laporan, mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam maupun di luar jam perkuliahan. Tujuan dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata kuliah
yang disampaikan di
perkuliahan, agar mahasiswa berhasil dalam belajarnya. 2.1.2
Motivasi Belajar Menurut Donald dalam (Sutikno, 2007), motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi timbul dan tumbuh berkembang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik) dan datang dari lingkungannya (ekstrinsik). Meskipun banyaknya definisi tentang motivasi, namun menurut Makmun (2005) esensi dari definisi motivasi selalu menuju kepada maksud yang sama, ialah bahwa motivasi
10
itu merupakan suatu kekuatan (power), tenaga (forces) dan daya (energy) atau suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi merupakan dinamika psikologis yang lebih rumit, karena melibatkan kerangka berfikir individu terhadap aspek perilaku. Dalam proses pembelajaran menurut Iskandar (2012), ada beberapa peran motivasi yang penting diantarannya : (1) Peran motivasi dalam penguatan belajar, (2) Motivasi dapat memperjelas tujuan belajar, dan (3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Dalam bahasa sederhana motivasi adalah apa yang membuat seseorang dapat melakukan sesuatu dan menentukan arah mana yang harus dilakukan, sehingganya seseorang tidak mungkin dapat melakukan aktivitas belajar jika motivasi untuk belajar tidak dimilikinya. Menurut Hamalik (2004), dari segi motifnya motivasi terbagi dua, (1) motif yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik), (2) motif yang berasal dari luar diri atau berasal dari lingkungan (ekstrinsik). Dalam menilai motivasi pada mahasiswa diperlukan aspek-aspek yang terukur. Menurut Aritonang (2008), motivasi belajar yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi lima dimensi yakni ketekunan, keuletan, minat, kemandirian dan prestasi. Djamarah (2008) mendefinisikan ketekunan dalam belajar dapat di artikan merupakan suatu keseriusan kita dalam belajar yang bertujuan untuk meraih nilai yang sebaik-baiknya. Keuletan, atau ulet berarti tahan uji, tidak mudah menyerah jika mengalami hambatan seperti kesulitan dalam belajar. dan minat, minat belajar
11
adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dituntunnya. Sumarmo (2004), mengemukakan, kemandirian belajar dapat diartikan sebagai suatu proses seseorang berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain, mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, dan mengevaluasi hasil belajarnya. Prestas adalah hasrat atau tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan sebaik mungkin (Slameto, 2003). Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang tersebut. Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat tentang ciri-ciri dalam motivasi belajar. 1. Supriyadi dalam (Primanti 2012), berpendapat bahwa motivasi belajar dapat
diamati
dari
beberapa
aspek
yaitu:
memperhatikan materi,
ketekunan dalam belajar, ketertarikan dalam belajar, keseringan belajar, komitmennya dalam memenuhi tugas-tugas yang diberikan, semangat dalam belajar dan kehadiran. 2. Sardiman (2000) mengemukakan ciri-ciri orang yang bermotivasi adalah sebagai berikut: a
Tekun menghadapi tugas
b
Ulet menghadapi kesulitan
c
Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
d
Lebih senang bekerja mandiri
e
Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
f
Dapat mempertahankan pendapatnya
g
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
12
h
Senang memecahkan masalah soal-soal
2.1.2 Hasil Belajar Uno (2009) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Dengan kata
lain, belajar merupakan
perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh proses perubahan. Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang terdiri dari sejumlah aspek, dimana hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada
aspek-aspek tersebut.
Aspek-aspek
yang
dimaksud
antara
lain
pengetahuan , pemahaman, kebisaaan, keterampilan, apresiasi, emosional dan sikap. Menurut Hamalik (2002) hasil belajar adalah menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi
belajar merupakan indikator adanya
derajat
perubahan tingkah laku peserta didik. Prestasi belajar seorang peserta didik di perguruan tinggi dapat digambarkan dengan Indeks Prestasi (IP), yaitu nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu proses belajar mengajar tiap semester, atau secara singkat dapat diartikan sebagai besaran/angka yang menyatakan prestasi (keberhasilan proses belajar mengajar) mahasiswa pada satu semester. Sedangkan, untuk mengetahui perkembangan belajar mahasiswa selama mengikuti pendidikan dapat diketahui dengan melihat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK adalah tingkat keberhasilan mahasiswa pada akhir keseluruhan program pembelajaran yang merupakan rata-rata terimbang dari seluruh mata kuliah yang ditempuh.
13
Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan hasil dari pengolahan hasil test. Dalam pengolahan hasil test terdapat dua pendekatan yang berlaku dalam penilaian hasil pembelajaran, yaitu Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai sekelompok mahasiswa dalam satu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya, pemberian nilai mengacu pada perolehan skor dari kelompok itu. Sedangkan penilaian PAP merupakan suatu cara menentukan kelulusan seseorang dengan menggunakan sejumlah patokan. Seseorang dinyatakan berhasil bilamana seseorang tersebut telah memenuhi patokan yang telah ditentukan (Surya, 2009). 2.2. Penelitian yang Relevan Kiswanto
(2012)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Pengaruh
Kecerdasan Emosional, Efikasi Diri dan Motivasi Belajar terhadap Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta” mendapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan motivasi belajar terhadap belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (5,394>1,960) dan signifikansi 0,000 (p<0,05). Selain itu, Penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran 2009/2010” yang dilakukan oleh Natalia Siwi Samawati. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran 2009/2010 yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (rx 1y) 0,208 dan
14
koefisien determinan (r2) 0,048 dan thitung lebih besar dari ttabel (0,456 > 0,207) pada taraf signifikansi 5%. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Terhadap Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2010/2011” yang dilakukan oleh Devia Nur Fitriana. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Lingkungan Teman Sebaya terhadap Belajar Akuntansi. Melalui analisis regresi sederhana harga rx1y sebesar 0,209, koefisien determinan (rx1y2) sebesar 0,044, pada uji signifikansi menggunakan uji t diperoleh thitung 2,264 lebih besar dari ttabel 2,000 pada taraf signifikansi 5%. 2.3. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir dalam penelitian disamping berfungsi sebagai pedoman yang memperjelas jalan, arah dan tujuan penelitian juga akan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesis. Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut :
15
EKSTERNAL
HASIL BELAJAR
INTERNAL
LAIN-LAIN
DISIPLIN 1. Disiplin di Kampus 2. Disiplin di rumah/kost
Keterangan :
MOTIVASI 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tekun Ulet Minat Mandiri Prestasi
Parameter yang dianalisis Parameter yang tak dianalisi Jalur yang diikuti Jalur tak dianalisi Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
16
2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka untuk selanjutnya dapat diuraikan hipotesis sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Biologi. 2) Terdapat hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Biologi.